LAPORAN PENDAHULUAN Melena
LAPORAN PENDAHULUAN Melena
PENYAKIT MELENA
Disusun Oleh :
Mahasiswa
Mengetahui,
( Ns. Atik Pramesti Wilujeng, S.Kep., M.Kep. ) (Ns. Atik Pramesti Wilujeng, S.Kep., M.Kep . )
(Ns. Atik Pramesti Wilujeng, S.Kep,. M.Kep) (Fajri Andi Rahmawan, S.Kep,. Ners)
PENYAKIT MELENA
A. Definisi
Melena adalah pengeluaran feses atau tinjayang berwarna hitam seperti ter yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas.Warna hematemesis
tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan
besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan
dan bergumpal-gumpal.Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah
proksimal jejunun dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis.Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai
keadaan melena.Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena sulit
dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian
atas. Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan
perawatan segera di rumah sakit ( Andy Yudhistira, 2014 ).
Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang ,mengandung
campuran darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal. ( Grace dan
Borly, 2007 ).
Hematemasis melena merupakan perdarahan saluran cerna bagian atas ( SCBA )
yang termasuk dalam keadaan gawat darurat yang dapat terjadi karena pecahnya varises
esophagus, gastritis erosis, atau ulkus peptikum ( Arief Masjoer, 2000: 634 ).
B. Etiologi
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas :
1) Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
2) Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan
lain-lain.
3) Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation), purpura
trombositopenia dan lain-lain.
4) Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
5) Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid,
alkohol, dan lai-lain.
6) Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan
bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam
perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan
bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises
esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan bagian atas
(Hilmy 1971: 58 %).
C. Manifestasi klinis
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan
yang terjadi pada etiologinya.Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :
1) Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anorexia, mual, muntah, dan diare.
2) Demam, berat badan menurun, lekas lelah.
3) Ascites, hidratonaks, dan edema.
4) Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
5) Hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, icterus dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab
lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya
prekoma dan koma hepatikum.
6) Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput medusa, wasir
dan varises esophagus.
7) Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestroggenisme yaitu :
- Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis.
- Amenora, hiperpigmentasi areola mamae.
- Spider nevi dan eritema.
- Hiperpigmentasi.
8) Gagal hepar sirosis kronis.
D. Patofisiologi
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan vena porta.Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan
darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar.Dengan meningkatnya teklanan dalam vena
ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah
(disebut varises).Varises dapat pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal
masif.Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik
vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka
akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan
curah jantung, tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba
mempertahankan perfusi.Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama
yang terlihat pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan
perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi
metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan
memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi
sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
PATHWAY MELENA
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula,
biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai
antibiotika (pada diare persisten).
2) Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca dan
Potassium serum pada diare yang disertai kejang).
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4) Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
F. Pemeriksaan Diagnosti
1) Pemeriksaan fisik
1. Penurunan berat badan
2. Anemia
3. Demam
2) Pemeriksaan khusus
1. Colon rektal
2. Rektosigmoideskopi
3. Kolonoskopi
4. Barium enema
5. Foto dada
6. Barium meal
3) Pemeriksaan laboratorium
1. LED
2. Hipokalsemia
3. Avitaminosis D
4. Serum albumin tinggi
4) Radiologis
5)Kolonoskopi
G. Penatalaksanaan Melena
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti dan
pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian
atas meliputi :
DAFTAR PUSTAKA
Kupra, ridwan. 2013. Laporan Pendahuluan Melena. ( Online ) http : // ridwan kupara
.blogspot.com/ 2013b/07/laporan-pendahuluan-melena.html.diakses 12 desember
2017.20.00.
Yudhistira Kristanto, Andy. 2014. Teori Askep Melena. ( Online ). http://
andyjudith.Blogspot.co.id/ 2014/07/lp- teoti-askep-melena.html.
Majoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.