MEMUTUSKAN :
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi Kementerian Keuangan merupakan
konsekuensi logis dari pelaksanaan reformasi keuangan negara. Tujuan
reformasi birokrasi Kementerian Keuangan adalah menciptakan
birokrasi yang efisien dan efektif, serta aparatur negara yang bersih,
profesional, dan bertanggung jawab sehingga dapat memberikan
pelayanan publik yang prima.
Program reformasi birokrasi Kementerian Keuangan meliputi
penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan
manajemen sumber daya manusia (SDM). Dalam implementasinya,
program reformasi birokrasi mengidentifikasi adanya masalah di bidang
SDM, antara lain distribusi pegawai yang tidak merata, baik dari segi
komposisi, maupun kompetensi. Pada suatu unit terdapat kelebihan
pegawai, sebaliknya pada unit lain terdapat kekurangan pegawai.
Kondisi ini terjadi karena pola penempatan pegawai belum sepenuhnya
berdasarkan analisis kebutuhan.
Kelebihan atau kekurangan pegawai adalah kondisi dimana
jumlah pegawai lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan
kebutuhan organisasi. Jumlah ideal kebutuhan pegawai diperoleh dari
perbandingan jumlah pegawai yang ada dengan kebutuhan pegawai
sesuai beban kerja. Sedangkan di lain pihak dapat ditemukan kondisi
yang dari sisi pendidikan, pangkat/golongan, dan usia (komposisi
pegawai) tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga belum
sepenuhnya mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
Optimalisasi kinerja menyaratkan hard competency maupun soft
competency pegawai sesuai dengan persyaratan jabatan. Pada satu sisi,
terdapat kondisi pegawai yang memiliki kompetensi, namun level
penguasaannya belum sesuai dengan tuntutan tugas. Pada sisi lain,
terdapat pegawai yang memiliki kompetensi yang tidak dipersyaratkan
oleh jabatan, sementara kompetensi yang dipersyaratkan oleh
jabatannya belum dikuasai.
-4-
BAB II
PERSIAPAN PENATAAN PEGAWAI
Persiapan Penataan Pegawai meliputi pengumpulan data pendukung,
pemetaan pegawai, penyusunan alternatif strategi Penataan Pegawai, dan
penetapan strategi penataan terhadap pegawai sesuai kedudukannya dalam
Box pemetaan.
A. PENGUMPULAN DATA PENDUKUNG
1. Analisis Organisasi
Analisis organisasi dilaksanakan dalam rangka membangun
organisasi yang efektif dan efisien, mampu beradaptasi dengan
dinamika lingkungan serta dapat melaksanakan tugas dan fungsi
yang diemban dalam situasi dan kondisi yang semakin kompleks.
Prinsip-prinsip organisasi yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan analisis organisasi antara lain pembagian habis tugas
dan pemisahan tugas dan fungsi yang jelas sehingga tidak terjadi
overlaping dalam pelaksanaan tugas. Analisis organisasi merupakan
proses yang terpisah dari kegiatan Penataan Pegawai dan dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009
tentang Pedoman Penataan Organisasi di Lingkungan Departemen
Keuangan.
2. Analisis dan Evaluasi Jabatan
Berdasarkan hasil analisis organisasi dilaksanakan analisis dan
evaluasi jabatan untuk menghasilkan informasi jabatan (uraian
jabatan). Informasi jabatan ini bertujuan untuk memperjelas
kedudukan, tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
jabatan pada setiap unit organisasi.
Analisis dan Evaluasi Jabatan didasarkan pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.01/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Jabatan di Lingkungan
Departemen Keuangan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 70/PM.1/2007.
-10-
3. Analisis Beban Kerja
Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume
kerja. Analisis Beban Kerja dilaksanakan terhadap pelaksana untuk
mengetahui kebutuhan pelaksana dalam menyelesaikan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi.
Analisis beban kerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan
Departemen Keuangan.
4. Penentuan Jumlah Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan hasil Analisis organisasi, analisis dan evaluasi
jabatan dan analisis beban kerja, ditentukan jumlah kebutuhan
pegawai dengan ketentuan:
a. bagi pejabat struktural, diperoleh dari formasi yang ada dalam
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang organisasi
dan tata kerja unit;
b. bagi pelaksana, diperoleh dari hasil Analisis Beban Kerja pada
masing-masing unit organisasi; dan
c. bagi pejabat fungsional, sesuai kebutuhan unit.
Berdasarkan hasil seluruh tahapan dalam pengumpulan data
pendukung Penataan Pegawai sebagaimana tersebut di atas, dapat terjadi
kemungkinan :
a. kelebihan pegawai, yaitu kondisi dimana jumlah pegawai saat ini
lebih banyak dari jumlah kebutuhan.
b. kekurangan pegawai, yaitu kondisi dimana jumlah pegawai saat ini
lebih sedikit dari jumlah kebutuhan.
c. ketidaksesuaian komposisi, yaitu kondisi dimana pegawai yang ada
tidak memenuhi kualifikasi, kompetensi/potensi maupun kinerja
yang dibutuhkan oleh organisasi.
-11-
B. PEMETAAN PEGAWAI
Pemetaan pegawai adalah pengelompokan pegawai berdasarkan
Kompetensi/Potensi dan Kinerja dengan tujuan untuk memudahkan
dalam:
1. mengidentifikasi pegawai yang menjadi target Penataan Pegawai;
2. mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan
oleh pegawai untuk menjamin pengembangan karirnya;
3. mengidentifikasi pegawai sebagai kandidat yang sesuai untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi;
4. memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan komposisi,
Kompetensi/Potensi dan Kinerja pegawai yang diperlukan untuk
mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pemetaan Pegawai dilakukan melalui pengukuran Kompetensi/
Potensi dan penilaian Kinerja. Pegawai dikelompokkan berdasarkan jenis
jabatan yang terdiri dari pejabat struktural, pejabat fungsional dan
pelaksana.
1. Pengukuran Kompetensi/Potensi
a. Pejabat Struktural
Terhadap pejabat struktural dilakukan pengukuran
kompetensi. Pengukuran kompetensi pejabat struktural
dilaksanakan melalui Assessment Center sebagaimana telah
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen
Keuangan dan Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor
55/SJ/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Assessment Center.
Terhadap para pejabat struktural yang sudah mengikuti
Assessment Center dan hasilnya masih berlaku, maka hasil
Assessment Center yang bersangkutan dapat digunakan untuk
melakukan Pemetaan Pegawai.
-12-
b. Pejabat Fungsional
Terhadap pejabat fungsional dilakukan pengukuran
kompetensi melalui Assessment Center atau potensi melalui
Psikotes. Pelaksanaan Assessment Center atau Psikotes
dilaksanakan oleh masing-masing unit Eselon I dan
dikoordinasikan dengan Sekretariat Jenderal c.q Biro Sumber
Daya Manusia dan unit pembina jabatan fungsional terkait di
lingkungan Kementerian Keuangan.
c. Pelaksana
Terhadap pelaksana dilakukan pengukuran potensi.
Pengukuran potensi dilaksanakan melalui psikotes untuk
memperoleh gambaran mengenai potensi kemampuan dan
kepribadian setiap pegawai. Potensi kemampuan dan
kepribadian tersebut selanjutnya dikelompokan menjadi 3
(tiga), yaitu :
1) Inteligensi
Inteligensi menggambarkan potensi kemampuan
seseorang untuk memahami, mengklasifikasikan objek,
menalar secara logis, baik induktif maupun deduktif,
beradaptasi atau belajar dan mengembangkan konsep-
konsep tentang sesuatu dan menggunakannya untuk
menerangkan dan menginterpretasikan kejadian-kejadian
dilingkungannya. Inteligensi dijabarkan kembali dalam
bentuk aspek psikologis berdasarkan tingkat pendidikan
sebagai berikut:
- Aspek psikologis untuk tingkat SD sampai dengan D1
NO ASPEK DEFINISI
1. Kecerdasan Kapasitas kecerdasan yang
Umum dimiliki oleh individu yang
bersangkutan
2. Daya Kemampuan untuk
Tangkap menangkap inti suatu
permasalahan
-13-
NO ASPEK DEFINISI
3. Logika Kemampuan untuk
Berpikir menemukan pola hubungan
antara beberapa hal
4. Kemampuan Kemampuan melakukan
Numerik pengolahan terhadap suatu
hal berupa logika matematis
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO ASPEK DEFINISI
NO KATEGORI NILAI
1 Luas 0-3 aspek dibawah persyaratan
minimal
2 Sedang 4-6 aspek dibawah persyaratan
minimal
-19-
NO KATEGORI NILAI
3 Terbatas > 6 aspek dibawah persyaratan
minimal
NO KATEGORI NILAI
NO KATEGORI NILAI
4. Penyusunan Box
Nilai Kompetensi/Potensi dan Nilai Kinerja Pegawai
berdasarkan kategori yang telah ditetapkan disusun ke dalam Box
Pemetaan Pegawai untuk setiap jabatan sebagai berikut :
-20-
a. Box Pemetaan Pegawai bagi Pejabat Struktural
BAB III
PELAKSANAAN PENATAAN PEGAWAI
Pelaksanaan Penataan Pegawai Kementerian Keuangan terdiri dari
tahap pembentukan tim penangan penataan pegawai dan pelaksanaan
strategi Penataan Pegawai.
A. Tahap Pembentukan Tim Penangan Penataan Pegawai
Untuk melaksanakan Penataan Pegawai maka dibentuk tim
penangan Penataan Pegawai.
Tim Penangan Penataan Pegawai, meliputi:
1. Tim penangan Penataan Pegawai Tingkat Pusat
Tim penangan Penataan Pegawai tingkat pusat mempunyai
tugas dan wewenang:
a. melaksanakan mutasi atau penempatan pejabat struktural
eselon II, dan eselon III;
b. melaksanakan mutasi atau penempatan pejabat struktural
eselon IV, pejabat fungsional, dan pelaksana yang mendapat
mutasi antar unit eselon I atau ke luar Kementerian Keuangan.
c. menerima usul PAPS pejabat eselon II, eselon III, eselon IV,
pejabat fungsional, dan pelaksana yang telah dikaji dan
disetujui oleh pimpinan unit eselon I;
d. memberikan rekomendasi terhadap usul PAPS yang diajukan
oleh unit eselon I kepada Menteri Keuangan dan Sekretaris
Jenderal;
e. melaksanakan proses pemberhentian pejabat struktural eselon
II, eselon III, eselon IV, pejabat fungsional, dan pelaksana
sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Melaksanakan pemberian GHS;
g. menyusun laporan pelaksanaan program Penataan Pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan.
-30-
Tim penangan Penataan Pegawai tingkat pusat beranggotakan
sekurang-kurangnya:
1. Ketua merangkap anggota : Sekretaris Jenderal
2. Wakil Ketua merangkap : Inspektur Jenderal
anggota
3. Sekretaris merangkap : Kepala Biro SDM
anggota
4. Anggota : Pimpinan unit eselon I
: Kepala Biro Perencanaan dan
Keuangan
: Kepala Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan
: Kepala Biro Hukum
: Kepala Biro Bantuan Hukum
: Kepala Biro Komunikasi dan
Layanan Informasi
Pembentukan tim penangan Penataan Pegawai tingkat pusat
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.
2. Tim Penangan Penataan Pegawai Tingkat Unit Eselon I
Tim penangan Penataan Pegawai tingkat unit eselon I
mempunyai tugas dan wewenang:
a. melaksanakan sosialisasi terhadap pegawai dan memastikan
bahwa informasi tentang Penataan Pegawai tepat diketahui oleh
setiap pegawai pada unit eselon I masing-masing;
b. melaksanakan Analisis Organisasi dan Analisis Beban Kerja;
c. menghitung kebutuhan pejabat struktural, pejabat fungsional,
dan pelaksana;
d. melaksanakan Pemetaan Pegawai;
e. menetapkan pejabat struktural, fungsional, dan pelaksana ke
dalam Box pemetaan;
-31-
f. menetapkan sasaran Penataan Pegawai, strategi Penataan
Pegawai dan mengusulkan rencana Penataan Pegawai kepada
Menteri Keuangan;
g. setelah menerima persetujuan dari Menteri Keuangan, unit
eselon I melakukan koordinasi internal untuk mempersiapkan
pelaksanaan Penataan Pegawai;
h. menyiapkan development strategy bagi pejabat struktural,
pejabat fungsional, dan pelaksana yang masuk Box VI, VII, VIII,
dan IX;
i. mengirimkan hasil pemetaan pada setiap pegawai sesuai
dengan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II;
j. menerima dan meneliti usul PAPS bagi pejabat struktural
eselon II, eselon III, eselon IV, pejabat fungsional, dan
pelaksana;
k. menetapkan rekomendasi usul PAPS;
l. meneruskan usul PAPS pejabat struktural eselon II, eselon III,
eselon IV, pejabat fungsional, dan pelaksana yang telah
disetujui kepada tim penangan Penataan Pegawai tingat pusat;
m. melaksanakan solusi Penataan Pegawai yang lain sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Kementerian Keuangan;
n. menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada
Menteri Keuangan c.q. Sekretaris Jenderal.
Tim penangan Penataan Pegawai tingkat unit eselon I
beranggotakan sekurang-kurangnya:
1 Ketua merangkap anggota : Pimpinan Unit Eselon I
2 Sekretaris merangkap : Sekretaris Unit Eselon
anggota I/Kepala Biro SDM untuk
Sekretariat Jenderal
3 Anggota : Pejabat Eselon II terkait
: Pejabat Eselon III yang
membidangi Keuangan
: Pejabat Eselon III yang
membidangi Kepegawaian
-32-
Mekanisme Penjelasan
Identifikasi Berdasarkan data yang diperoleh dari :
Permasalahan 1. Kontrak kinerja, manual indikator kinerja
Kinerja oleh utama, hasil penilaian kinerja pegawai,
Atasan daftar riwayat hidup, uraian jabatan, dan
Langsung data pendukung lainnya;
2. Wawancara awal dan/atau observasi, yang
bertujuan untuk menentukan penyebab
rendahnya kinerja.
Development Training terkait ketrampilan yang dibutuhkan
Strategy oleh pekerjaan yang menjadi target mutasi.
-47-
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
Mekanisme Penjelasan
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk memastikan pelaksanaan
Penataan Pegawai pada unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan
telah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dan memberikan umpan
balik bagi upaya perbaikan program Penataan Pegawai selanjutnya.
A. MONITORING
Monitoring merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan
untuk memantau dan mengawasi proses serta perkembangan
pelaksanaan program Penataan Pegawai, yang didalamnya termasuk
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan Penataan Pegawai. Monitoring
Penataan Pegawai bertujuan agar semua informasi yang diperoleh dari
hasil pengamatan tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk
mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan dalam
perkembangan pelaksanaan program selanjutnya.
a. Sasaran Monitoring
Tersusunnya laporan berdasarkan proses pemantauan
sebagai bahan evaluasi terkait dengan penyempurnaan proses
pelaksanaan program Penataan Pegawai.
b. Waktu Monitoring
Monitoring dilakukan selama program Penataan Pegawai
dilaksanakan.
c. Objek Monitoring
Objek monitoring adalah seluruh kegiatan pada tahap
persiapan dan pelaksanaan Penataan Pegawai baik tingkat pusat
maupun tingkat unit eselon I. Adapun kegiatan yang menjadi objek
monitoring pada tahap persiapan Penataan Pegawai adalah:
1) Analisis organisasi;
2) Analisis dan evaluasi jabatan;
3) Analisis beban kerja;
-55-
4) Penentuan jumlah kebutuhan pegawai.
Kemudian kegiatan pada tahap pelaksanaan Penataan Pegawai yang
menjadi obyek monitoring adalah:
1) Pengukuran kompetensi/potensi;
2) Penilaian Kinerja;
3) Kategorisasi Hasil Pengukuran Kompetensi/Potensi dan
penilaian Kinerja;
4) Penyusunan Box Pemetaan Pegawai;
5) Penyusunan strategi Penataan Pegawai.
d. Pelaksana Monitoring
Pelaksana Monitoring untuk kegiatan Penataan Pegawai di
pusat dilakukan oleh Inspektorat Jenderal. Kemudian monitoring
untuk Penataan Pegawai di unit Eselon I dilakukan oleh masing-
masing unit Eselon I.
e. Mekanisme Monitoring
Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh Inspektorat Jenderal
dan masing-masing unit Eselon I selaku pelaksana monitoring.
B. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu kegiatan menilai hasil monitoring program
Penataan Pegawai yang sedang atau sudah dilaksanakan untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan pedoman yang
telah ditetapkan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program Penataan Pegawai dalam 1 (satu) tahun
pelaksanaan dan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan
pelaksanaan Penataan Pegawai pada periode selanjutnya.
a. Sasaran Evaluasi
1) Teridentifikasinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
efektivitas pelaksanaan program Penataan Pegawai.
2) Membuat analisis pencapaian program dari waktu yang lalu
secara berkesinambungan dan periodik.
-56-
b. Waktu Evaluasi
Kegiatan evaluasi program Penataan Pegawai dilakukan setiap
1 (satu) tahun pelaksanaan.
c. Objek Evaluasi
Objek evaluasi adalah hasil-hasil yang sudah dicapai dari 1
(satu) tahun pelaksanaan program Penataan Pegawai yang telah
dimonitor sebelumnya oleh tim penangan Penataan Pegawai tingkat
pusat dan tingkat unit eselon I.
d. Pelaksana Evaluasi
Evaluasi kegiatan Penataan Pegawai yang dilaksanakan di
pusat dilakukan oleh Inspektorat Jenderal. Sedangkan pelaksana
evaluasi untuk Penataan Pegawai yang diselenggarakan di masing-
masing unit Eselon I adalah masing-masing unit Eselon I.
e. Mekanisme Evaluasi
Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh Inspektorat Jenderal
dan masing-masing unit Eselon I selaku pelaksana evaluasi.
C. HASIL MONITORING DAN EVALUASI
Hasil monitoring dan evaluasi akan dimasukkan dalam laporan
pelaksanaan Penataan Pegawai yang disampaikan kepada Menteri
Keuangan.
-57-
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 130/KMK.01/2013
TENTANG PENATAAN PEGAWAI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN
LAPORAN
TENTANG
PELAKSANAAN PENATAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN ……..
KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ……
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
a) Keputusan Menteri Keuangan tentang Penataan Pegawai;
b) Nota Dinas Usulan Penataan Pegawai di Lingkungan Unit
Eselon I;
c) Persetujuan Menteri Keuangan;
d) Keputusan Pembentukan Tim penangan Penataan Pegawai di
Lingkungan Unit Eselon I.
B. HASIL PEMETAAN
NILAI KINERJA :
NILAI POTENSI/KOMPETENSI :
POSISI DALAM BOX :
C. ALTERNATIF SOLUSI YANG DAPAT DIAMBIL
1.
2.
3.
D. ALTERNATIF SOLUSI YANG DISARANKAN
Jakarta, 201-
a.n Pimpinan Unit Eselon I
Sekretaris Unit/Kepala Biro SDM
Nama
NIP
-2-
A. DATA PEGAWAI
NAMA : Badu
NIP : 19600101985011010
PANGKAT (GOL.) : Penata (III/c)
PERINGKAT JABATAN : 10
USIA : 53 TAHUN 1 BULAN
MASA KERJA : 28 TAHUN
JABATAN : Pelaksana
UNIT : Bagian Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Biro Sumber Daya Manusia
Sekretariat Jenderal
B. HASIL PEMETAAN
NILAI KINERJA : 70% (RENDAH)
NILAI POTENSI/KOMPETENSI : SEDANG (SEDANG)
POSISI DALAM BOX : BOX II
C. ALTERNATIF SOLUSI YANG DAPAT DIAMBIL
1. Penurunan Peringkat Jabatan ke peringkat 8
2. Mengambil program PAPS plus GHS
D. ALTERNATIF SOLUSI YANG DISARANKAN
Mengambil program PAPS plus GHS
-3-