Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah perbincangan
umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan pejabat-pejabat
Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus meningkat dari tahun ke
tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang bahwa masalah ini bisa
mempengaruhi kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan ekonomi Negara.

Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan memberikan sanksi
pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang paling menyedihkan adalah sikap rakyat
menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-praktik korupsi oleh beberapa oknum pejabat
lokal, maupun nasional.

Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan demonstrasi.
Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”. Mereka
memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor. Hal ini cukup
berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan
manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha
rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerintahan secara menyeluruh, mencita-citakan
keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.

Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya membudaya tetapi sudah
membudidaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di Indonesia menunjukkan bahwa kegagalan
demi kegagalan lebih sering terjadi terutama terhadap pengadilan koruptor kelas kakap
dibanding koruptor kelas teri.

Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi dan sinkronisasi telah dilakukan, akan
tetapi hal itu belum juga dapat menggeser kasta pemberantasan korupsi. Seandainya saja kita
sadar, pemberantasan korupsi meski sudah pada tahun keenam perayaan hari antikorupsi ternyata
masih jalan ditempat dan berkutat pada tingkat “kuantitas”. Keberadaan lembaga-lembaga yang
mengurus korupsi belum memiliki dampak yang menakutkan bagi para koruptor, bahkan hal
tersebut turut disempurnakan dengan pemihakan-pemihakan yang tidak jelas.

Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman yang setengah-setengah
sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan masalah besar, karena boleh
dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit birokrasi. Hal ini tentu saja sangat
memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti
melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang korupsi di
Indonesia dan upaya untuk memberantasnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?


2. Gambaran umum tentang korupsi di Indonesia dan jenis – jenis korupsi ?
3. Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?
4. Kebijakan pemerintah dalam pemberantasan korupsi ?
5. Peran serta semerintah dalam memberantas korupsi
6. Peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia ?
7. Upaya – upaya yang harus di lakukan dalam pemberantasan korupsi di indonesia .?
8. Kendala/hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi di
Indonesia ?
9. Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan dalam memberantas korupsi di Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari korupsi.


2. Mengetahui gambaran umum tentang korupsi dan jenis – jenis korupsi.
3. Mengetahui fenomena korupsi di Indonesia.
4. Mengetahui kebijakan pemerintah dalam pemberantasan korupsi.
5. Mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantasan korupsi.
6. Mengetahui peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi.
7. Mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.
8. Mengetahui kendala atau hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.
9. Mengetahui Upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan dalam memberantas korupsi di
Indonesia.

Sumber dari makalah kita.com


KATA PENGANTAR

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk
luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem
perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan,
dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan
korupsi yang telah dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi
dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari
kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap
kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini.
Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena
itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.

Upaya pemberantasan korupsi – yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan (2)
pencegahan tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa
melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa
sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan
diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Keterlibatan
mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya penindakan yang
merupakan kewenangan institusi penegak hukum.

Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut
membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai
agen perubahan dan motor penggerak gerakan anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat
berperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan
aktif mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam
kehidupan sehari-hari.

Sumber dari : Buku Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai