Disusun Oleh:
Alan Fahrizal
KELAS B
PROFESI NERS
JAWA BARAT
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir salah satunya adalah bayi
rewel, bayi kolik, gumoh, cradle cap (kerak kepala), mongolian spot (bercak
kebiruan), Miliaria, Diaper rash, oral trush, diare. Diaper rash atau ruam popok
(penyakit kulit popok) adalah ruam merah terang disebabkan oleh iritasi merah
terang disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang
berlangsung lama di bagian mana saja di bawah popok anak. Ruam popok bisa
merah terang pada lipatan kulit dan bercak kecil merah. Ruam popok sering
Ada beberapa penyebab ruam popok, salah satunya yaitu kontak yang lama
dan berulang dengan bahan iritan, terutama urine dan feses. Bahan kimia
pencuci popok seperti sabun, detergen, pemutih, pelembut pakaian, dan bahan
kimia yang dipakai oleh pabrik membuat popok disposable juga dapat
terjadinya ruam popok. Kontak yang lama antara kulit dan popok yang basah
mempengaruhi beberapa bagian kulit. Gesekan yang lebih sering dan lama
dapat diberi baby oil, bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn starch), VCO
(Virgin Coconut Oil), atau dengan olive oil (minyak zaitun). Banyak pakar
italia. Minyak zaitun merupakan salah satu perawatan khusus yang berkhasiat
melawan terbakar matahari atau ruam pada pantat bayi. Minyak obat yang
digunakan adalah minyak zaitun extra virgin. Extra virgin olive oil (EVOO)
merupakan jenis minyak perasan pertama dengan proses perasan dingin, yaitu
perasan buah zaitun dengan digiling menggunakan batu atau baja dalam waktu
sekitar dua hari. Minyak zaitun ekstra memiliki keasaman oleat 0,8 gram per
100 gram (0,8%). Unsur penunjang dalam extra virgin olive oil (EVOO) antara
strerol. Extra virgin olive oil (EVOO) dianggap sebagai minyak zaitun dengan
antioksidannya, terutama fenol dan vitamin E, sangat tinggi. Fenol dan vitamin
akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh
pemakaian popok (Wong, 2012) dapat juga disebut dengan diaper rash atau
diaper dermatitis.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)
2014, diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia dengan 1,5 juta
anak meninggal setiap tahunnya. Sementara itu Badan PBB untuk anak-anak
30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena penyakit ini.
Di Amerika Serikat terdapat sekitar satu juta kunjungan bayi dan anak
dengan ruam popok yang berobat jalan setiap tahun. Penelitian di Inggris
menemukan, 25% dari 12.000 bayi berusia 4 minggu mengalami ruam popok.
Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-
laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun. Staf Ahli Menteri Kesehatan
persen dari populasi penduduk. Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa,
maka setidaknya ada 22 juta balita di Indonesia, dan 1 /3 dari jumlah bayi di
Jumlah balita di Jawa Barat 2011 kurang lebih 3.2 juta jiwa (Pusat Data dan
minggu hingga 18 bulan (terbanyak terjadi di usia bayi 6-9 bulan) (Hidayat,
2011).
medis yang dimilikinya, termasuk masalah yang sering dijumpai adalah tentang
pasien anak yang mengalami diare dan menggunakan pampers sehingga
mengalami diapers rash. Salah satu ruang rawat inap anak yang ada di RSUD
Soreang adalah Ruang Melati, dari Ruang Melati didapatkan data jumlah pasien
yang mengalami diare selama dua bulan terakhir pada tahun 2018 adalah
dokumentasi yang dilakukan oleh tim peneliti pada tanggal 11 November 2018
dan mengalami diapers rash (80%). Adapun hasil wawancara dengan seorang
perawat di ruang melati mengatakan bahwa pasien anak yang menjalani rawat
inap banyak yang menggunakan diapers dikarenakan orang tua anak tidak mau
repot untuk selalu mengganti celana dan supaya lebih praktis, sedangkan
karena dapat mengakibatkan iritasi. Maka dari itu sebaiknya anak tidak perlu
diapers karena orangtua tidak mau repot dan lebih praktis daripada sering
hangat kemudian dikeringkan dan hanya 3 orangtua pasien yang melakukan hal
tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka tim peneliti tertarik untuk
Farmakologi pada Pasien Diare dengan diapers rash untuk dijadikan kasus
B. Rumusan Masalah
Bandung?
C. Keaslian Penelitian
D. Tujuan
non farmakologi pada pasien diare dengan diapers rash yang digunakan
diapers rash.
jika diterapkan.
A. TAHAP I
B. TAHAP II: PICOT INTERVENSI
P : Ibu menyusui
N: 2189
Jumlah
z Artikel yang di exclude
(berdasarkan kriteria ekslusi)
N= 1
D. TAHAP IV
Dilap
orkan
arasi rancangan
Hasil/outcom √ penelitian
e cohort
2 Apakah Bagaimana √ Populasi dalam
dan pasien
penelitian pasien di √
dicatat analisis
di kelompok
a? mereka acak
4 Apakah √
pasien,
petugas
kesehatan dan
responden
pada
penelitian ini
“Blind”
terhadap
intervensi
yang
dilaksanakan
5 Apakah √ Waktu
waktu pelaksanaan
Agustus
intervensi diperlakukan
apakah setiap
group
diperlakukan
sama atau
adil?
dijelaskan disimpulka
secara n bahwa
sfesifik rata-rata
yang panjang
√
Apa hasil neonatus
outcome meningkat
kelompok
yang
diberikan
ASI
eksklusif
yaitu pada
hari ke 14.
intervensi
9 Bisakah Apakah √
hasilnya karakteristi
diterapkan k pasien
populasi sama
dilingkukan populasi
sekarang? anda?
Jika
√
berbeda apa
perbedaann
ya
apakah pada
akan pemberian
berpengaru ASI
h terhadap eksklusif.
pengambila
n keputusan
anda
Analisis Jurnal
Intervensi
Penulis, tahun Tujuan Penelitian Jenis penelitian Hasil Skor CAPS
Ade Devriany Tujuan penelitian ini Jenis penelitian yang Pemberian ASI eksklusif dan Rata-rata perubahan ukuran 20
Zenderi adalah menganalisis digunakan adalah metode non eksklusif panjang badan bayineonatus yang
Wardani perbandingan status penelitian survei analitik mendapatkan ASI eksklusif dan
Yunihar pemberian ASI dengan rancangan penelitian non eksklusif pada akhirnya sama
(2017) eksklusif dan non cohort. Rancangan cohort ini (3.00 cm) selama 0-28 hari, tetapi
eksklusif terhadap mempelajari dinamika kolerasi pada kelompok bayi neonatus
perubahan panjang antara status pemberian ASI yang diberikan ASI eksklusif
badan bayi neonatus eksklusif dan non eksklusif perubahan panjang badan nya
terhadap perubahan berat lebih cepat meningkat yaitu pada
badan dan panjang badan bayi hari ke-14 sedangkan pada
neonatus melalui pendekatan kelompok non eksklusif panjang
longitudinal. badan bayi neonatus meningkat
pada hari ke-28.
E. TAHAP V
PENUTUP
A. Kesimpulan
panjang badan bayi neonatus lebih cepat meningkat pada kelompok bayi
kelompok bayi neonatus yang diberikan ASI eksklusif dan kelompok yang
B. Saran
memiliki bayi agar dapat memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. ASI