Anda di halaman 1dari 5

57

Lampiran 1
FORMAT WAWANCARA

A. Jatidiri
1. Nama dan Jenis Kelamin : T. D (Laki-laki)
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 2010
3. Status dalam keluarga : Anak kedua dari 2 bersaudara
4. Nama/Umur/Pekerjaan
Ayah : T. N / 43 tahun / Housekeeping
Ibu : S / 41 tahun/ Ibu Rumah Tangga
5. Suku Bangsa : Aceh
6. Agama : Islam
7. Alamat : Jl. Kesatrian 10 no 21

B. Rujukan
Pada usia 2,5 tahun ibu sudah mulai curiga karena klien belum bisa bicara
tapi ibu bingung mau kemana. Lalu pada usia 3 tahun ibu membawa anak kebidan
tempat ia melahirkan, lalu di rekomendasikan untuk terapi. Setelah terapi, ada
juga yang merekomendasikan klien untuk tes pendengaran. Setelah itu klien mulai
terapi di RSCM.

C. Pemeriksaan Ahli
Pemeriksaan dokter anak, psikolog dan dokter THT

D. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Ibu klien melahirkan pada usia 35 tahun. Jarak antara klien dan kakaknya
sekitar 9 tahun. Jarak usia kakak dan klien jauh karena ibu klien belum ingin
memiliki anak lagi sehingga menggunakan alat kontrasepsi. Pada saat hamil ibu
klien tidak pernah mengalami sakit. Ibu klien merasa mual akan tetapi masih
normal, ibu klien masih mau makan. Ibu klien pernah minum jamu saat hamil
58

seperti beras kencur. Ibu klien tidak pernah minum obat-obatan saat hamil, hanya
minum vitamin dari bidan dan minum susu hamil. Pada saat hamil, makanan yang
dikonsumsi ibu adalah makanan biasa, ibu tidak begitu suka makan ikan dan
lalapan. Ketika sedang hamil selain mengurus keluarga, ibu klien juga mengurus
ibu dan kakak kandungnya yang sedang sakit, akan tetapi klien mengaku kalau ia
tidak merasa stress pada saat itu. Keluarga klien tidak memiliki binatang
peliharaan.

E. Riwayat Kelahiran
Klien lahir normal di bidan dengan usia kandungan 9 bulan. Proses kelahiran
juga cepat, hanya sekitar 2 jam dari ibu merasakan sakit. Berat bayi saat lahir
3500 gr dan panjang 52 cm. Bayi langsung menangis. Tidak ada masalah apapun
pada proses kelahiran.

F. Riwayat Setelah Kelahiran


Klien tidak pernah mengalami sakit yang serius. Terkadang klien pernah
mengalami sakit panas tapi hanya demam biasa yang cepat sembuh, klien tidak
pernah kejang atau dirawat. Klien tidak pernah mengalami benturan pada kepala.
Ibu klien mengatakan bahwa setelah kelahiran, ibu kurang banyak mengajak anak
berbicara karena kesibukannya mengurus nenek klien dan tante klien.

F. Riwayat Perkembangan Motorik


Tahap perkembangan motorik anak sebagai berikut:
- Tengkurap : Tidak ingat tapi seperti anak normal
- Merangkak : Tidak melewati
- Duduk : Tidak ingat tapi seperti anak normal
- Berdiri : Tidak ingat tapi seperti anak normal
- Berjalan : 23 bulan
59

G. Riwayat Perkembangan Bahasa Bicara


Tahap Perkembangan Bahasa Bicara Anak sebagai berikut:
Reflek Vocalization : Orang tua tidak memperhatikan
Babbling : Orang tua tidak memperhatikan
Lalling : Orang tua tidak memperhatikan
Echolalia : Orang tua tidak memperhatikan
True Speech : Sekitar 3 tahun
Keterangan lain :-

1. Segi Reseptif : Anak paham akan suatu kebiasaan, seperti saat


anak mulai merasa sakit ia akan langsung mengambil kompresan dan
mengompres diri sendiri. Anak paham saat ingin makan ia akan langsung
mengambil piring dan sendok sendiri. Jika anak ingin buang air, ia akan
langsung membuka celananya dan kekamar mandi. Jika diminta untuk
mengambil sesuatu seperti sendok jatuh dengan beberapa kali instruksi
anak bisa melakukannya. Jika ia ingin meminta jajanan dan tidak diberi,
ia memiliki akal dengan menjatuhkan sandalnya agar orang tua kembali
lagi dan membelikan apa yang ia inginkan.

2. Segi Ekspresif : Jika menginginkan sesuatu klien langsung


mengambil apa yang dia inginkan atau menarik tangan ibu dan
mengarahkan kearah sesuatu yang ia inginkan atau teriak. Jika ingin
mengajak jalan orang tua, anak akan mengambilkan sandal dan kunci
motor kepada orang tua.

3. Bicara
- fone : /s/, /z/
- fonem : terkadang keluar kata /mamama/, /papapa/,
/kakak/, /abang/, bu/, /aduh/, /mbah/
60

H. Riwayat perilaku anak dan hubungan sosial


1. Sekolah/ lingkungan anak tinggal (rumah)
Klien kurang dapat bermain bersama anak-anak lain. Klien cukup
aktif. Jika disekolah, klien sering lari kewarung. Klien lebih tertarik
pada makanan dari pada bermain bersama.

2. Perilaku anak yang tidak normal


Klien kurang dapat duduk tenang. Klien kurang sabar melakukan
suatu dan mudah bosan. Jika diberi mainan banyak, klien kurang
fokus. Atensinya masih mudah beralih. Ia akan memainkan semuanya
akan tetapi tidak sampai selesai. Klien suka mengambil makanan
orang lain tanpa izin. Jika sedang bermain diluar, klien sering kabur
kewarung.

3. Kegiatan orang tua di masyarakat


Ayah klien bekerja dan ikut menjadi sekertaris RW. Ibu klien seorang
ibu rumah tangga.

4. Hubungan orang tua dengan anak


Klien dekat dengan ayah, ibu dan kakaknya. Akan tetapi klien lebih
dekat dengan ibunya yang mengurus dan menjaga klien setiap saat.

I. Riwayat Keluarga
1. Kesehatan keluarga?
Orang tua klien tidak pernah mengalami sakit yang serius.

2. Bahasa yang dipergunakan?


Bahasa Indonesia
61

3. Kemungkinan adanya kelainan bahasa bicara dalam keluarga?


Kakak dari ibu klien tidak bisa berbicara karena cidera otak (terjatuh
dan panas)

4. Tanggapan keluarga terhadap kelainan bahasa bicara anak


Awalnya orang tua merasa bingung masalah yang dimiliki anak, tapi
orang tua mau melakukan berbagai cara agar anaknya bisa terapi.
Klien diterapi dan akan masuk sekolah. Keluarga lain juga
memberikan support untuk ibu dan klien.

Jakarta, 25 Maret 2016

(Amartiwi Utami)

Anda mungkin juga menyukai