UU Sinas Dan Probis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 36

Sosialisasi 7 Peran Pengkajian dan

Penerapan Teknologi sesuai


UU Sinas IPTEK No 11 tahun 2019
dalam Penyusunan Proses Bisnis BPPT

Jakarta, September 2019


PENYELENGGARAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan Penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi dapat dilakukan oleh: dan Teknologi dikoordinasikan oleh
a. perseorangan; Pemerintah Pusat melalui:
b. kelompok; a. Pendidikan;
c. Badan Usaha; b. Penelitian;
d. lembaga pemerintah atau swasta; c. Pengembangan;
dan/atau d. Pengkajian; dan
e. perguruan tinggi. e. Penerapan.

2
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pemerintah Pusat menjamin kemandirian dan kebebasan ilmiah dalam melaksanakan


Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dilaksanakan untuk penguatan penguasaan ilmu dasar dan ilmu terapan,
termasuk di dalamnya ilmu sosial yang digunakan untuk menciptakan dan/atau
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta dapat menjadi solusi
permasalahan pembangunan.

Pengembangan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Penelitian untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dan memajukan peradaban.

Hasil Penelitian dan Pengembangan wajib dipublikasikan dan didiseminasikan oleh


sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan/atau Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, kecuali dinyatakan lain oleh peraturan perundang-
undangan.
3
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Pengkajian ditujukan untuk memastikan Penerapan wajib dilaksanakan dengan


manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berbasispada hasil Penelitian,
dalam menyelesaikan permasalahan Pengembangan, dan/atau Pengkajian
pembangunan
Penerapan dapat dilakukan melalui:
Pengkajian dilakukan melalui: 1. Alih Teknologi;
1. Perekayasaan; 2. Intermediasi Teknologi;
2. Kliring Teknologi; dan 3. Difusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Audit Teknologi dan
4. komersialisasi Teknologi

4
7 Peran BPPT DaLam UU SISNAS IPTEK
PERAN LEMBAGA KAJI TERAP TEKNOLOGI
PENGKAJIAN
Pasal 23 Ayat 1

PENERAPAN
Pasal 28
Konsep Penyusunan Proses Bisnis BPPT
Berbasis Peran Berbasis Peran & Berbasis Struktur
Struktur Organisasi Organisasi

Balai Besar, Balai dan Pusyantek

Proses Bisnis Pendukung


Pusat-pusat pada Kedeputian

• Kliring Teknologi • Komersialisasi • Sesuai dengan


• Audit Teknologi Teknologi Struktur Organisasi
• Perekayasa Teknologi • Alih teknologi pada Perka BPPT no
• Intermediasi 12 tahun 2017
• Kecuali Kedeputian
PKT • Difusi IPTEK
• Sesuai dengan
Struktur Organisasi
pada Perka BPPT
• Sesuai dengan
Layanan yg diberikan

• Semua proses bisnis diturunkan dari level yang lebih tinggi


• Proses Bisnis level terendah harus dibuatkan Pool Data dan Pool Aplikasi serta
diberikan notasi start, gateway dan end
http://eabppt.braindev.com
(userid eabppt; passwd: bppt123
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

PENGKAJIAN (PASAL 1 poin 8)


Kegiatan untuk menilai atau mengetahui kesiapan,
kemanfaatan, dampak, dan implikasi sebelum
dan/atau sesudah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
diterapkan.

TUJUAN PENGKAJIAN
(PASAL 23 Ayat
1)
DILAKUKAN MELALUI
(PASAL 23 Ayat 2)
Pengkajian ditujukan
untuk memastikan manfaat a. Perekayasaan;
Ilmu Pengetahuan dan b. Kliring Teknologi;
Teknologi dalam &
MENYELESAIKAN c. Audit Teknologi.
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN.
Penurunan Proses Bisnis Pengkajian Teknologi Level Nol
Sudah membuat Probisnya L2

• Setiap Pusat
sudah
diberikan
rumah untuk
gambar
probisnya
• Diberikan
contoh Probis
Perekayasaan
Teknologi
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

PEREKAYASAAN (PASAL 1 poin 10) Automatic Dependent Surveillance-Broadcast


(ADS-B)
Kegiatan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam bentuk desain atau rancang bangun untuk
menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi
yang lebih baik dan/atau efisien dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau
konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial, budaya,
lingkungan hidup, dan estetika.

TUJUAN DILAKUKAN MELALUI


(PASAL 24 Ayat 1) (PASAL 24 Ayat 2)

Menghasilkan nilai, a. Pengujian;


proses produksi, b. Pengembangan Teknologi;
dan/atau Produk c. Rancang Bangun; dan Aplikasi
DPT
yang Lebih Aman dan d. Pengoperasian. KTP
elektronik
ePembac
a
KTP el
Baik bagi kesejahteraan
masyarakat.
KTP El diterima dari pemilih KTP El dibaca dan diverifikasi serta
Status HADIR
• Setiap
Pusat
sudah
diberikan
rumah
untuk
gambar
probisnya
• Diberikan
contoh
Probis
kliring
teknologi
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

KLIRING TEKNOLOGI (PASAL 1 poin 17)


Proses penyaringan kelayakan atas suatu Uji Materi UU Pemilu ke MK
“Coblos/Contreng” menjadi SENTUH
teknologi melalui kegiatan pengkajian untuk PANEL KOMPUTER
menilai atau mengetahui dampak dari
penerapannya pada suatu kondisi tertentu.
Kliring
Teknologi
TARGET E-VOTING
(PASAL 25 Ayat 1)
KLIRING TEKNOLOGI
Kliring dan Audit Teknologi dilakukan
MAS MERKURI PENINGKATAN KECEPATAN
terhadap Teknologi yang bersifat
KERETA API
strategis dan/atau yang Sumber
Pendanaannya berasal dari Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

PELAKU
(PASAL 25 Ayat 2)
Dilakukan oleh Pemerintah
Pusat
• Setiap Pusat
sudah diberikan
rumah untuk
gambar
probisnya
• Diberikan
contoh Probis
Audit teknologi
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

AUDIT TEKNOLOGI (PASAL 1 poin 16) infrastruktur audit teknologi di bppt


Proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif terhadap
aset teknologi dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian Teknologi dengan kriteria
dan/atau standar yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasil kepada pengguna yang
bersangkutan.
TARGET
(PASAL 25 Ayat 1) • Audit Teknologi :
Kliring dan Audit Teknologi
Performance/ unjuk kerja pabrik
dilakukan terhadap Teknologi gula, Audit TKDN, Life
yang bersifat strategis dan/atau Assessment
yang Sumber Pendanaannya berasal
dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

PELAKU
(PASAL 25 Ayat 2)
Dilakukan oleh Pemerintah Pusat
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

PENERAPAN (PASAL 1 poin 9)


Pemanfaatan hasil Penelitian, Pengembangan, dan/atau
Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ke dalam
kegiatan perekayasaan, inovasi, dan/atau difusi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.

WAJIB TUJUAN PENERAPAN DAPAT


(PASAL 27 Ayat (PASAL 27 Ayat
1) 2)
DILAKUKAN MELALUI
(PASAL 28)
Penerapan wajib Penerapan dilaksanaka
dilaksanakan untuk mendorong Inovasi a. Alih Teknologi;
dengan berbasis sebagai upaya b. Intermediasi Teknologi;
pada hasil peningkatan c. Difusi Ilmu Pengetahuan
Penelitian, produktivitas
Pengembangan, pembangunan,
& Teknologi; dan
dan/atau Kemandirian, dan Daya d. Komersialisasi Teknologi.
Pengkajian. Saing bangsa.
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

ALIH TEKNOLOGI (PASAL 1 poin 15)


PLTSA BANTAR GEBANG
Pengalihan kemampuan memanfaatkan dan KAPASITAS 100 TON/HARI
menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi antarlembaga, badan atau orang,
baik yang berada dalam lingkungan dalam
negeri maupun yang berasal dari luar
negeri ke dalam negeri atau sebaliknya.

DILAKUKAN DILAKSANAKAN PENGADAAN


SECARA MELALUI BARANG HASIL IMPLAN TULANG
(PASAL 29 Ayat 1) (PASAL 29 Ayat 3) ALIH TEKNOLOGI
(PASAL 29 Ayat 4)
Komersial atau 1. Lisensi;
Harus dilakukan melalui
Non-Komersial. 2. Kerja sama;
3. Layanan Jasa IPTEK Kliring Teknologi dan
Audit Teknologi.
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

INTERMEDIASI DENGAN PT
INTERMEDIASI TEKNOLOGI (PASAL 30) ZENITH INTERNASIONAL
Merupakan upaya untuk menjembatani proses
terjadinya Invensi dan Inovasi antara penghasil dan
calon pengguna Teknologi.

DILAKUKAN DENGAN DAPAT BERUPA


(PASAL 31 Ayat 1) BISKUIT PANGAN DARURAT
(PASAL 31 Ayat 2)
PT. MAKINDO PERDANA

a. Mendorong Implementasi Hasil Invensi a. Inkubasi Teknologi; PUNA ALAP-ALAP


dari lembaga penghasil Teknologi b. Temu Bisnis Teknologi; PT. ANDHU ADHA PERKASA
kepada calon pengguna; & c. kemitraan; dan/atau TECHMILLL
b. Mengidentifikasi kebutuhan calon d. Promosi Hasil Invensi. PEMBUAT PRODUK PASTA
pengguna terhadap Teknologi yang PT. BARATA INDONESIA
dibutuhkan.
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Difusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PASAL 32)

DIFUSI TEKNOLOGI

MAKSUD : TARGET PELAKSANAAN :


Calon pengguna ilmu pengetahuan
(Pasal 32 ayat 1)
dan teknologi melalui kegiatan:
Upaya pemerintah
a. Peningkatan kapasitas ilmu
pusat untuk
pengetahuan dan teknologi;
meningkatkan b. Evaluasi kesiapan pengguna
efektivitas adopsi teknologi; dan
ilmu pengetahuan dan c. Pembinaan peningkatan
teknologi kapasitas daya serap pengguna
teknologi.
BAGIAN KEEMPAT: PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

(PASAL 33) KOMERSIALISASI BPPT:


 GARAM INDUSTRI (PT. KIMIA FARMASI)
Komersialisasi Teknologi  PUNA ALAP-ALAP (PT. ANDHU ADHA PERKASA
TECHMILL)
Komersialisasi dilaksanakan Melalui:  BISKUIT NEO (PT. MAKINDO)
a. Inkubasi teknologi;  DRONE WULUNG (PT. DIRGANTARA INDONESIA)
 PROTASE UNTUK APLIKASI DI INDUSTRI KULIT (PT
b. Kemitraan industri; dan/atau PETROSIDA GRESIK)
c. Pengembangan kawasan ilmu  OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOESTROGEN (PT.
pengetahuan dan teknologi. INDOFARMA)
 MESIN SANGRAI KOPI (PT. ASINDO TECH)
 PAKRIR VERTIKAL SISTEM ROTARY (PT. PABRIL
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
KREATIVITAS INDONESIA)
bersinergi dalam memfasilitasi  MIE DAN BERAS BERBASIS TEPUNG LOKAL (PT.
SOLUTEK INDONESIA)
pengembangan inkubasi Teknologi, KAPSUL RUMPUT LAUT
kemitraan industri, dan/atau
pengembangan kawasan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi sesuai
dengan kesiapan dan keunggulan daerah.
INVENSI DAN INOVASI

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Invensi dan Inovasi dihasilkan dari:
wajib mengembangkan Invensi dan Inovasi. a. Penelitian dasar, Penelitian terapan,
Invensi dan Inovasi ditujukan untuk: dan Pengembangan;
a. menjadi solusi permasalahan nasional; b. Alih Teknologi;
c. rekayasa balik;
b. memadukan sudut pandang dan/atau d. intermediasi Teknologi;
konteks teknis, fungsional, bisnis, sosial e. Difusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
budaya, dan estetika; dan
dan/atau
c. menghasilkan nilai tambah dari produk f. komersialisasi Teknologi.
dan/atau proses produksi bagi
kesejahteraan masyarakat

25
INVENSI DAN INOVASI

INVENSI DAN INOVASI


BAG 1 (PASAL 34 ayat 1) Pasal 35
1) Pemerintah Pusat wajib memfasilitasi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
pelindungan KI dan pemanfataannya
Daerah wajib mengembangkan
sebagai hasil invensi dan Inovasi nasional
Invensi dan Inovasi
(PASAL 34 ayat 2) 2) Pelindungan KI dan Pemanfaatannya
INVENSI DAN INOVASI DITUJUKAN UNTUK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
a. Menjadi solusi permasalahan nasional;
b. Memadukan sudut pandang dan/atau konteks teknikal,
fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika; dan
c. Menghasilkan nilai tambah dari produk dan/atau proses
produksi bagi kesejahteraan masyarakat.

(pasal 36)
INVENSI DAN INOVASI DIHASILKAN DARI .. Pemerintah Pusat dan Pemerintah
(PASAL 34 ayat 3) a. Penelitian dasar, penelitian terapan, dan Daerah wajib menggunakan hasil
pengembangan;
Invensi dan Inovasi nasional.
b. Alih teknologi;
c. Rekayasa balik;
d. Intermediasi teknologi;
e. Difusi ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau
f. Komersialisasi teknologi.
INVENSI DAN INOVASI

Badan Usaha yang menghasilkan Invensi dan Inovasi nasional dari


pemanfaatan hasil Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan
Penerapan diberi insentif.
Insentif diberikan dalam bentuk:
a. jaminan pembelian produk Inovasi tertentu; dan/atau
b. jaminan pencantuman produk Inovasi dalam katalog elektronik
pengadaan barang/jasa pemerintah.

27
ALUR KERJA MENUJU INOVASI

28
KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas :


a
lembaga penelitian dan pengembangan;
b
lembaga pengkajian dan penerapan;
c
perguruan tinggi;
d
Badan Usaha; dan
e
lembaga penunjang.
29
LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Lembaga pengkajian dan penerapan berfungsi


menumbuhkembangkan penguasaan Teknologi dan meningkatkan
pendayagunaan Teknologi.

Dalam melaksanakan fungsi, lembaga pengkajian dan penerapan


bertanggung jawab menghasilkan Inovasi dan mendorong
keberhasilan penerapannya

30
SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diklasifikasikan:


a. peneliti;

b. perekayasa;

c. dosen; dan

d. sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi lainnya.


Sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki hak dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dikelola oleh Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
Untuk menjamin akuntabilitas profesi sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dibentuk organisasi profesi ilmiah.
31
PANGKAT DAN JABATAN
 Pangkat : kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan tingkat
kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang
digunakan sebagai dasar penggajian.

JABATAN PIMPINAN TINGGI

UTAMA

MADYA
PRATAMA

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
 Utama  Penyelia
ADMINSTRATOR
 Madya  Mahir
 Muda  Terampil
PENGAWAS
 Pertama  Pemula
PELAKSANA
32
KEAHLIAN KETERAMPILAN
KETENTUAN PENUTUP

• Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang- Undang Nomor 18


Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219),
dicabut dan dinyatakan tidak Berlaku Pada saat Undang-Undang ini mulai
berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219), dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
• Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama
2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan

33
MATERI PERATURAN PEMERINTAH YANG MERUPAKAN
PERATURAN PELAKSANAAN UU SISNAS IPTEK (1)
1. Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai landasan dalam perencanaan pembangunan nasional
di segala bidang kehidupan yang berpedoman pada haluan ideologi Pancasila dan kedudukan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 7)
2. Rencana induk pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 12)
3. Pelaksanaan Kliring Teknologidan Audit Teknologi (Pasal 25 ayat (3))
4. Pengukuran tingkat kesiapterapan Teknologi (Pasal 26 ayat (3))
5. Alih Teknologi (Pasal 29 ayat (5))
6. Invensi dan Inovasi (Pasal 34 ayat (4))
7. Kode etik Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan dan komisi etik (Pasal 39 ayat (6))
8. Wajib serah dan wajib simpan (Pasal 40 ayat (9))
9. Hasil Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan yang wajib digunakan sebagai landasan
ilmiah dalam perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan nasional (Pasal 41 ayat (2))
10. Batas usia pension peneliti dan perekayasa dan syarat pengaryaan dalam Penelitian, Pengembangan,
Pengkajian, dan Penerapan, serta Invensi dan Inovasi (Pasal 53 ayat (3))
11. Kualifikasi profesi bagi peneliti, perekayasa, dan sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi lainnya (Pasal 56 ayat (4)
34
MATERI PERATURAN PEMERINTAH YANG MERUPAKAN
PERATURAN PELAKSANAAN UU SISNAS IPTEK (2)

12. Pelindungan sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 57 ayat (3))
13. Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 70)
14. Pengelolaan Invensi dan Inovasi sebagai hasil Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan
(pasal 73 ayat (3))
15. Pemberian izin Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan (Pasal 75 ayat (4))
16. Pengalihan material (Pasal 77 ayat (3))
17. Registrasi lembaga penelitian dan pengembangan serta lembaga pengkajian dan penerapan (Pasal
82 ayat (4))
18. Pembinaan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 83 ayat (5))
19. Perizinan Pelaksanaan kegiatan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan serta Invensi
dan Inovasi yang berisiko tinggi dan berbahaya (Pasal 85 ayat (5))
20. Pengawasan Penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pasal 86 ayat (4))
21. Peran dan tanggung jawab masyarakat (Pasal 90)
22. Tata cara pengenaan sanksi administratif (Pasal 91 ayat (3))
35
MATERI PERATURAN PRESIDEN YANG MERUPAKAN
PERATURAN PELAKSANAAN UU SISNAS IPTEK

1
Badan riset dan inovasi nasional (Pasal 48 ayat (3))

2
Pengelolaan dana abadi Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan
Penerapan untuk menghasilkan Invensi dan Inovasi (Pasal 62 ayat (6))

3
Sistem informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi nasional (Pasal 78
ayat (5))

36

Anda mungkin juga menyukai