Berikut adalah beberapa masalah potensial yang mungkin ditemukan pada pasien
nifas.
1. Gangguan Perkemihan
Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali
normal pada akhir minggu keempat pascapartum.
Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima
pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml perhari diuresis adalah rute utama
tubuh untuk membuang kelebihan cairan intertisiral dan kelebihan volume darah. Hal ini
merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi selama hari-
hari pertama pascapartum.
2. Gangguan BAB
Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi
dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris. Bila
terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksans per os. Dengan diadakannya
mobilisasi sedini-dininya, tidak jarang retensio urine et alvi dapat diatasi. Ditekankan bahwa
wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam berjam-jam pertama postpartum,
akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin
itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita.
3. Gangguan hubungan seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Pada pelaksanaannya, bidan kadang dihadapkan pada beberapa situasi yang darurat,
yang menuntut bidan segera melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien. Kadang pula
bidan dihadapkan pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera padahal sedang
menunggu instruksi dokter. Bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi
pada tim kesehatan lain. Disini, bidan haru dituntut kemampuannya untuk dapat selalu
melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman.
1. Gangguan perkemihan
b. Beri keyakinan bahwa jongkok waktu kencing tidak akan mengakibatkan luka jahitan
membuka .
d. Dampingi pasien kencing dikamar mandi jika keadaan pasien masih lemah
f. Jika pasien benar-benar mengalami kesulitan untuk kencing maka pertimbangkan untuk
dilakukan kateter non permanen namun selanjutnya lakukan kencing sendiri dikamar
mandi dengan memberikan rangsangan terlebih dahulu yaitu siram kemaluan dengan
air hangat kemudian dengan air dingin secara bergantian dan membuka keran pada saat
sebelum buang air kecil (BAK)
2. Gangguan Buang Air Besar
a. Beri penjelasan pada pasien mengenai arti pentingnya buang air besar sedini mungkin
stelah bersalin atau melahirkan
b. Yakinkan pasien bahwa jongkok dan mengedan ketika buang air besar tidak akan
menimbulkan kerusakan pada luka jahitan
c. Anjurkan kepada pasien untuk banyak minum air putih serta makan sayuran dan buah