NIM : 113170048
Kelas : E
TUGAS 1
Teknik Eksploitasi Gas Bumi
(Terbentuknya Reservoir Gas Bumi)
Sedimen yang tertua dan terdalam kaya akan material organik terrestrial. Di atasnya
terdapat sedimen laut yang mengandung lebih banyak air, sehingga secara vertikal material
organik penghasil gas berada di bagian bawah dan material organik penghasil minyak berada
di bagian atas.
Minyak dan gas bumi dapat berpindah tempat setelah terbentuk di reservoir.
Perpindahan ini di sebut sebagai migrasi sekunder yang sering disebabkan karena kondisi
regional dan dapat menyebabkan pemisahan antara minyak dan gas.
Temperatur akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman dimana
ditemukannya tempat terakumulasinya hidrokarbon. Sehingga temperature dan kedalaman
memiliki peranan penting dalam menentukan komposisi dari minyak dan gas bumi yang
terperangkap.
Crude oil bukanlah campuran yang seimbang, dan temperatur hidrokarbon akan
meningkat menyesuaikan kesetimbangan pada laju dan tingkat peningkatan. Peningkatan ini
menyebabkan redistrubusi hydrogen yang menghasilkan metana dan solid carbon residue.
Minyak pertama kali berubah menjadi kondensat, kemudian berubah menjadi gas basah (wet
gas) dan yang terakhir adalah gas kering (dry gas).
Jumlah metana yang ada di pengaruhi oleh lithologi dari reservoir. Gas bumi dapat di
temukan di reservoir yang memiliki sifat porous dan permeable seperti halnya di temukannya
minyak bumi.
Komposisi Gas
Komposisi dari gas bumi dapat bervariasi, bahkan dua sumur gas yang diproduksi dari
reservoir yang sama mungkin memiliki komposisi yang berbeda. Komposisi dari gas yang
diproduksikan dari reservoir dapat berubah seiring waktu jika cairan terkondensasi di reservoir
karena penurunan tekanan. Kejadian ini disebut sebagai retrograde condensate reservoir,
Gas Konvensional
Keterdapatan gas bumi yang selama ini sudah dikenal secara konvensional sering
berasosiasi dengan minyak bumi. Gas ini akan berada pada batuan berpori. Gas ini akan
mengisi pori-pori batupasir. Sama seperti terdapatnya minyak bumi yang berada pada sela-sela
butiran (pori-pori) batuan reservoir yang berupa batu pasir ataupun batu gamping.
Karena terbentuknya pada suhu tinggi, maka gas konvensional ini berada ditempat yang sangat
dalam dan tentu saja memiliki tekanan tinggi.
Karena gas ini terkumpul pada batuan berpori, maka lebih mudah mengeluarkan gas
ini. Sehingga walaupun sering dijumpai bersama-sama dengan minyak bumi, gas konvensional
lebih mudah diproduksi.
Yang termasuk gas bumi konvensional adalah liquefied natural gas, coal gasification
and substitute natural gas. Teknologi yang diperlukan untuk menangani dan mengangkut gas
tersebut setelah gas diproduksi pada dasarnya sama dengan gas bumi.
Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan gas bumi yang telah diproses untuk
menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat.
Kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar
-160° celcius.
Coal Gasification merupakan gas yang berasal dari batubara yang derajat
pemanasannya rendah dibandingkan dengan gas bumi. Batu bara di proses untuk mengubah
batubara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Dengan mengubah batubara menjadi
gas, maka material yang tidak diinginkan yang terkandung di dalam batubara seperti senyawa
sulfur dan abu, dapat dihilangkan dari gas dengan menggunakan metode tertentu sehingga
dapat dihasilkan gas bersih dan dapat dialirkan sebagai sumber energi.
Substitute Natural Gas (SNG) berasal dari minyak bumi seperti naptha, crude oil,
propane, and butane.
Gas from Devonian Shale merupakan source yang beropotensi dari bahan bakar gas.
Tight Formation Gas merupakan gas yang berasal formasi yang memiliki permeabilitas
rendah.
Referensi
https://geologi.co.id/2010/07/22/sumberdaya-gas-alam-1/
https://www.academia.edu/5481775/Coal_Gasification_dan_Coal_Liquefaction
https://www.scribd.com/doc/293731541/Ringkasan-bab-13-buku-coal-gasification