PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kita temui. Salah satu trauma pada bagian kaki yang cukup penting kita
ketahui adalah fraktur talus. Fraktur talus memang jarang terjadi, namun
fraktur ini dapat ditemui sebagai akibat dari cedera seperti benturan yang
mengingat kembali apa itu fraktur, fraktur atau patah tulang adalah
trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya.
Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat
disebut fraktur terbuka. Jika kulit diatasnya masih utuh maka disebut
dengan fraktur tertutup. Patah tulang yang didekat sendi atau mengenai
sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut
fraktur dislokasi.
Tulang talus seperti tulang skapoid pada tangan, tidak dilekati oleh otot
1
mendapat perdarahan yang tidak cukup banyak. Talus yang
apabila mengenai leher talus, pembuluh ini dapat terpisah, dan jika fraktur
bergeser maka pleksus ekstraoseosa juga dapat rusak dan tubuh talus
karena itu, fraktur talus ini harus di treatment secara tepat karena tingginya
pada hampir 50% dari seluruh kejadian patah tulang dengan dislokasi leher
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
fraktur talus.
2
e Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis pada pasien
fraktur talus.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
tertera pada Laporan Kasus ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan teori mengenai konsep dasar penyakit berupa definisi,
medis pada kasus fraktur talus, dan teori mengenai konsep dasar asuhan
Bab ini berisikan penelitian kasus yang telah penulis lakukan kepada klien
RSHS Bandung.
BAB IV PENUTUP
3
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Penyakit
Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and
tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur talus yaitu adanya rudapaksa yang
yaitu:
menyebabkan fraktur pada leher talus yaitu tarikan kaki yang kuat
5
2) Tipe 2 : frsktur yang bergeser dengan dislokasi parsial atau total
ankle)
6
Disebabkan karena kecelakaan snowboarding dimana kaki
kaki depan terdepresi lebih rendah dari tumit (plantar fleksi) seperti
atau serpihan badan talar di tempat artikulatio tibial dan paling sering
2. Anatomi Fisiologi
e. Femur: 2 buah
f. Patela: 2 buah
g. Tungkai bawah
7
h. Fibula: 2 bh
i. Tibia: 2 bh
j. Tulang2 Kaki :
1) Tarsal: 14 buah
2) Metatarsal: 10 buah
3) Falangus: 28 buah
3) Perlengketan otot
4) Pengungkit
makrofag
marrow)
8
3. Etiologi
pegelangan tangan.
itu sendiri rapuh/ ada “underlying disesase” dan hal ini disebut dengan
fraktur patologis.
4. Patofisiologi
tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang,
terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks,
9
leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan
dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (Black, J.M, et al, 2013).
5. Manifestasi Klinik
a. Nyeri
b. Perubahan bentuk
c. Bengkak
e. Pergerakan abnormal.
f. Krepitasi
g. Kehilangan fungsi
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
1) X- Ray
10
5) Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara
yang rusak.
b. Pemeriksaan Laboratorium
penyembuhan tulang.
c. Pemeriksaan lain-lain
2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan
diakibatkan fraktur.
7. Penatalaksanaan Medis
11
Pengelolaan patah tulang secara umum mengikuti prinsip pengobatan
a. Diagnosis tepat
individu
(imobilisasi).
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
12
Meliputi pengkajian nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
b. Riwayat Kesehatan
1) Alasan Masuk RS
c. Data Biologis
1) Pemeriksaan Umum:
13
d) Pengkajian BB dan TB.
a) Aktifitas/Istirahat
c) Eliminasi
d) Nutrisi
3) Pemeriksaan Fisik
5) Data Penunjang
14
Pemeriksaan laboratorium :
dll)
c) Radiologi :
d) Esophagoscopy
e) Endoscopy
f) USG
g) CT Scan
2. Diagnosa Keperawatan
imobilisasi.
kemandirian.
15
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan, dan
imobilisasi.
Kriteria Hasil :
ketidaknyamanan.
Intervensi :
diagnosa selanjutnya.
penyebab nyeri
mengurangi nyeri.
terpimpin.
16
b. Risiko perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
Kriteria hasil :
Intervensi :
mengurangi nyeri
kemandirian
17
Tujuan pasien mampu melaksanakan tugas secara mandiri
Kriteria hasil :
Intervensi :
decubitus.
pembatasan susu.
diberikan
Kriteria hasil :
18
3) Mematuhi pembatasan pembebanan sesuai anjuran
Intervensi :
mengurangi nyeri
sebelum digerakkan.
mobilisasi
Intervensi :
19
R/ Peningkatan suhu tubuh di atas normal menunjukkan adanya
tanda-tanda infeksi
20