Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya
1. Pengertian lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula) Sebagai acuan penerapan langkah–langkah penanganan pasien 2. Tujuan Impetigo Surat Keputusan Kepala Puskesmas no.445/.../SK/PKM-BD/II/2019 3. Kebijakan Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 4. Referensi KMK 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di Faskes Primer 5. Alat dan 1. Tensimeter Bahan 2. Pengukur tinggi badan 3. Timbangan 4. Thermometer 5. Jam 6. Stetoskop 7. Peralatan laboratorium Rutin 6. Langkah- 1. Dokter melakukan anamnesa pada pasien dengan keluhan langkah adanya koreng atau luka di kulit seperti ; a) Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri. b) Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang mengering,keras dan sangat lengket. 2. Dokter melakukan Pemeriksaan fisik pada pasien dengan ditemukan lesi kulit : Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya berupa papul, vesikel atau pustule eperifolikuler dengan eritema di sekitarnya dan disertai rasa nyeri. Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar. Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di beberapa puncak. Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesiko bulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus). Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal). 3. Dokter melakukan Penatalaksanaan dengan : a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh. b. Farmakoterapi dilakukan dengan: 1. Topikal: • Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000. • Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari. 2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini: • Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti: oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin. a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari. b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari. • Amoksisilin dengan asam klavulanat. a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20- 50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari. 3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik. 4. Dokter melakukan edukasi Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh. 1. Diagram Alir -
2. Unit Terkait - Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis
- Ruang BP - Ruang Obat - Ruang Rawat Inap 3. Dokumen Terkait 4. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai Historis diberlakukan Perubahan 1 Perubahan Perubahan sesuai KMK 21/02/2019 referensi No.514 tahun 2015 tentang panduan praktek klinis dokter di faskes primer