Anda di halaman 1dari 4

IMPETIGO

No. Dokumen : 445/…./SOP/C/PKM-


BD/II/2019

SOP No. Revisi : 01

Tanggal Terbit : 21/02/2019

Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS Sairun, S.Kep.MH


BARADATU NIP. 19810601 200501 1 011

Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya


1. Pengertian lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula)
Sebagai acuan penerapan langkah–langkah penanganan pasien
2. Tujuan Impetigo
Surat Keputusan Kepala Puskesmas no.445/.../SK/PKM-BD/II/2019
3. Kebijakan Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi KMK 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di
Faskes Primer
5. Alat dan 1. Tensimeter
Bahan 2. Pengukur tinggi badan
3. Timbangan
4. Thermometer
5. Jam
6. Stetoskop
7. Peralatan laboratorium Rutin
6. Langkah- 1. Dokter melakukan anamnesa pada pasien dengan keluhan
langkah adanya koreng atau luka di kulit seperti ;
a) Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi
cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny
kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak
disertai dengan rasa nyeri.
b) Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang
mengering,keras dan sangat lengket.
2. Dokter melakukan Pemeriksaan fisik pada pasien dengan
ditemukan lesi kulit :
 Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
 Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan
sekitarnya berupa papul, vesikel atau pustule eperifolikuler
dengan eritema di sekitarnya dan disertai rasa nyeri.
 Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
 Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai
dengan beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk
nodus bersupurasi di beberapa puncak.
 Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan
yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat
berubah menjadi pustule dan pecah sehingga menjadi krusta
kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi
terdapat disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus.
 Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan
gambaran vesiko bulosa dengan lesi bula hipopion (bula
berisi pus).
 Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan
jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal).
3. Dokter melakukan Penatalaksanaan dengan :
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan
stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
• Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim
asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari
selama 7-10 hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di
bawah ini:
• Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari,
selama 5-7 hari.
b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis,
selama 5-7 hari.
• Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
• Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam
3 dosis, selama 5-7 hari
• Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-
50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik.
4. Dokter melakukan edukasi
Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh.
1. Diagram Alir
-

2. Unit Terkait - Ruang Pendaftaran dan Rekam Medis


- Ruang BP
- Ruang Obat
- Ruang Rawat Inap
3. Dokumen
Terkait
4. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan 1 Perubahan Perubahan sesuai KMK 21/02/2019
referensi No.514 tahun 2015
tentang panduan
praktek klinis dokter di
faskes primer

Anda mungkin juga menyukai