2. Rumah sakit tipe B memiliki jumlah mitra yang cukup banyak namun terbatas jika
dibandingkan rumah sakit tipe A. Hal ini tentunya memberikan dampak bagi jumlah
modal yang diperoleh. Akan tetapi rumah sakit tipe ini memiliki kemampuan
ekspansi yang cukup baik kedepannya. Dengan pemilihan cara reimbursement yang
tepat akan menghasilkan keseimbangan yang menguntungkan. Rumah sakit tipe C
memiliki jumlah mitra yang lebih sedikit dibandingkan tipe B yaitu hanya
setengahnya. Hal ini akan mempengaruhi jumlah modal dan memberikan
keterbatasan dalam melakukan ekspansi. Namun diharapkan dengan pengelolaan
yang baik, modal yang tersedia dapat digunakan untuk mempertahankan operasional
rumah sakit dan melakukan ekspansi minimal
3. Rumah sakit tipe D memiliki sumber modal yang paling terbatas. Hal ini
menyebabkan aktivitas finansial memiliki fokus yang lebih pada pertahanan
operasional rumah sakit untuk menjaga keberlangsungan tanpa memikirkan
kemungkinan untuk melakukan ekspansi. Dengan kemungkinan yang kecil untuk
melakukan ekspansi tentunya juga akan mengurangi minat para penanam saham
untuk menanam sahamnya di rumah sakit tipe ini