Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

1.2 RumusanMasalah
1. Apa bahan pakan dan bahan penyusun ransum?
2. Bagaimana Prosessing pakan dan evaluasi mutu pakan satwa?
3. Bagaimanastandartoperasionalprosedurpenyimpananpakansatwa?
4. Bagaimana penerimaan pakan satwa?
5. Bagaimana pendistribusian pakan satwa?
1.3 Manfaat
1. Mengetahui bahan pakan dan bahan penyusun ransum
2. Dapat mengerti bagaimana Prosessing pakan dan evaluasi mutu pakan satwa?
3. Memahami mengenai standart operasional prosedur penyimpanan pakan satwa?
4. Mengetahui penerimaan pakan satwa?
5. Memahami mengenai pendistribusian pakan satwa?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahan Pakan dan Bahan Penyusun Ransum

Zat nutrien adalah zat-zat gizi di dalam bahan pakan yang sangat diperlukan untuk hidup
ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Bahan pakan adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu
kesehatan ternak yang memakannya. Bahan pakan terdiri dari 2 kelompok, yaitu bahan pakan
asal tanaman dan asal non tanaman (ternak atau ikan). Berdasarkan sifat fisik dan kimianya
dibedakan menjadi 8 klas yaitu : kering dan jerami, tanaman padangan rumput, hijauan segar,
silage dan haylage; sumber energi; sumber protein; suplemen vitamin, mineral; aditif dan non
aditif. Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrient atau komposisi
kimianya, serta tinggi rendahnya zat anti-nutrisi yang terkandung di dalamnya. Kualitas suatu
bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrient atau komposisi kimianya, serta tinggi
rendahnya zat anti-nutrisi yang terkandung di dalamnya

Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang
diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam. Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan
zat nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok,
produksi maupun reproduksi Pada umumnya ransum untuk ternak ruminansia terdiri dari pakan
hijauan dan pakan konsentrat. Pakan pokok (basal) dapat berupa rumput, legum, perdu, pohon–
pohonan serta tanaman sisa panen. Sedangkan pakan konsentrat antara lain berupa biji-bijian,
bungkil, bekatul dan tepung ikan.

Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24 jam yang mengan ung semua
zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak. Pengetahuan tentang kualifikasi bahan
pakan diperlukan untuk menyusun ransum seimbang. Penyusunan ransum seimbang yang sesuai
dengan kebutuhan ternak, diharapakan akan dapat menghasilkan produksi yang optimal.

Dalam mencapai ransum yang seimbang harus sesuai dengan kebutuhan ternak
merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak
boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target,
salah pemberian pakan karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan
ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Untuk menyusun ransum seimbang yang dapat memenuhi
kebutuhan nutrien sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan status faali sapi potong diperlukan
tahapan antara lain

1. Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrient


Bahan pakan harus dapat menyediakan nutrien yang diper ukan sebagai komponen
pembangun serta pengganti sel–sel tubuh yang rusak serta menciptakan hasil produksinya.
Kebutuhan nutrien dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: tingkat pertumbuhan (status
faali); ukuran tubuh ternak, lingkungan, keturunan, penyakit, parasit, jenis ternak,
ketidakserasian pakan dan kekurangan nutrien. Kebutuhan zat nutrien ini dinyatakan dengan
kandungan energi, protein, vitamin dan mineral. Pakan harus mampu menyediakan hampir
semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh ternak dalam suatu perbandingan g serasi sesuai
dengan status faali; pakan tidak perlu berlebihan bahkan harus efisien sehingga dapat
memberikan keuntungan. Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam
menentukan kebut han zat nutrien pada sapi potong,yaitu: jenis kelamin (jantan atau betina),
berat badan, taraf pertumbuhan/status fisiologis (pedet, sapihan, bunting dan lain–lain) serta
tingkat produksi.
2. Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrien bahan pakan
Pakan seimbang, selain harus dapat memenuhi kebutuhan nutrien ternak harganya juga
harus murah oleh sebab itu sebaiknya menggunakan bahan pakan lokal yang tersedia di
tempat. Hindari atau minimalkan bahan pakan yang berasal dari luar daerah yang pada
umumnya mahal karena ada tambahan biaya transport; nam n bias digunakan bila memang
harganya murah. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah penggunaan bahan pakan
utama ya berasal dari import. Pengunaannya harus dihindari ataupun dibatasi seperti jagung,
bungkil kedelai, tepung ikan maupun tepung tulang. Sebanyak 40%-60% kebutuhan jagung
untuk pakan, 60 – 70 % tepung ikan dan 100% bungkil kedelai masih berasal dari impor.
3. Penyusunan formula ransum
Terdapat tiga (3) macam metode yang biasa digunakan dalam penyusunan formula
ransum yaitu pearson square method, least cost formulation dan adalah metode penyusunan
pakan yang berasal dari perhitungan 4 macam bahan. Least cost formulation adalah
penyusunan ransum ekonomis dengan dasar linear programming. Metode dapat dilakukan
peternak dengan cara mengubah – ubah komposisi (persentase) bahan pakan dalam ransum
dengan mempertimbangkan criteria rasional, ekonomis dan aplikatip. Saat ini telah pula
beberapa soft ware atau program yang dapat digunakan untuk peny nan formula ransum
seperti MIXID atau aplikasi EXCEL.
4. Pencampuran Bahan Pakan
Dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin pencampur.

2.2 Management Pakan Satwa


2.2.1 Prosessing pakan
Sangat berpengaruh terhadap kualitas pakan bila terjadi kerusakan fisik maupun kimia
dalam pakan.
 Pemotongan (Chopping) : Dapat meningkatkan konsumnsi dan nilai kecernaan nya.
Dilakukan dengan menggunakan pisau, arit dan sebagainya.
 Pengeringan : untuk mengurangi kadar air bahan pakan. Untuk mengurangi
pembusukan pada pakan serta tumbuh nya mikroorganisme seperti jamur.
 Penggilingan : mebantu meningkatkan nilai kecernaan nya sehingga saluran
pencernaan cepat kosong dan meningkatkan konsumsi pakan.
 Perendaman : untuk bijian yang keras dan sulit dicerna
 Pemasakan : untuk memberikan keuntungan bagi pakan yang memiliki kandungan
beracun.
 Pembuatan Pelet : memiliki keuntungan pakan tidak berdebu, kandungan zat gizi
pada pelet seragam serta kepadatan nya tinggi.
 Crumbling : yakni proses penggilingan.
 Pembuatan Silase : yakni proses pengawetan hijauan pakan.
2.2.2 Evaluasi Mutu
 Evaluasi secara fisik : Dilakukan jika tidak memiliki fasilitas yang memadai dan
dilakukan melalui panca indra. Dapat di speseifikasi berdasarkan warna, bau, tekstur,
kadar air, keseragaman, suhu, keberadaan mikroorganisme.
 Evaluasi secara mikroskopik : yakni dengan tersedia nya mikroskop. Dikaji
berdasarkan adanya penyimpangan warna, ukuran dan penampilan nya.
 Analisis Kimiawi : Dilakukan uji kimiawi terhadap komposisi kimia bahan pakan.
Meskipun cukup mahal, akan tetapi uji ini cukup penting. Pada umumntya dilakukan
pada kadar air, kadar mineral, kadar protein, kadar serat kasar.

2.3 Standar Operasional Prosedur Penyimpanan Pakan Satwa


Proses penyimpanan dilakukan setelah proses seleksi pakan. Penyimpanan terbagi
menjadi dua jenis yakni penyimpanan kering dan penyimpanan basah.
2.3.3 Penyimpanan Kering
Menggunakan 2 medium yaitu rak penyimpanan dan tool box. :
 Rak Penyimpanan : Jenis pakan olahan tahan lama, buah seperti pepaya dan pisang.
 Tool box : jenis pakan biji bijian
Mekanisme penyimpanan : Pakan disimpan ditempat yang kering dan sejuk, tempat
penyimpanan harus bebas dari hama, tempat mudah dijangkau, tempat pakan minimal
diatas 15 cm dari lantai, tempat penyimpanan rutin dilakukan pembersihan.

2.3.4 Penyimpanan Basah


Menggunakan 2 medium yakni freezer dan chiller.
 Frozen food : Jenis pakan ikan, daging, DOC, Mencit.
Mekanisme penyimpanan nya dengan disimpan pada suhu -18oC atau lebih. Stok
pakan diambil dengan konsep first in first out.
 Refrigerated food : Jenis pakan buah buahan, sayur sayuran.
Mekanisme penyimpanan dengan suhu 4oC. Tidak meletakkan pakan dalam keadaan
panas kedalam chiller, stok pakan diambil secara first in first out, chiller harus dalam
keadaan fungsional, chiller dibersihkan secara rutin, pakan dikelompokkan sesuai
dengan jenisnya.

2.4 Penerimaan Pakan Satwa


1. Pengiriman

Suplier mengirimkan bahan pakan ke dapur ransum satwa dengan pengawasan staff.

2. Seleksi
Dilakukan pada beberapa jenis bahan pakan dengan standar tertentu. Standart setiap jenis
pakan yakni :
 Buah : dalam keadaan segar, tidak busuk dan tidak cacat, tidak terdapat jamur,
memenuhi ukuran minimal.
 Sayur : Warna segar, sayur tidak layu, tidak berjamur.
 Umbi umbian : Tidak terlalu tua, warna segar, tidak busuk, tidak berjamur.
 Biji bijian : Kering dan tidak berjamur, bebas dari kutu, tidak berakar, tidak berbau
apek.
 Olahan tahan lama : Kemasan utuh dan tidak rusak, tidak berjamur, kering.
 Olahan tidak tahan lama : Produk baru, tidak berjamur, segar.
 Hewan hidup : Hewan dalam keadaan sehaat dan tidak berpenyakit.
 Hewan mati : Tidak berpenyakit, bersih, kemasan utuh dan tidak cacat.
 Rumput : Kondisi segar dan tidak layu.
3. Penimbangan
Ketentuan penimbangan ialah pakan hasil seleksi, berat harus sesuai dengan ketentuan
yang disepakati. Dan dilakukan penaandatanganan penerimaan barang sesuai dengan
kesepakatan bersama.

2.5 Distribusi Pakan Satwa


1. Packing : pakan dimasukkan kedalam karung yang tersedia. Pakan harus sesuai
kebutuhan satwa. Kiper akan menghubungi pihak ransum apabila satwa membutuhkan
pakan lebih ataupun pakan tambahan dihari itu.
2. Pengangkutan : pakan akan diangkut dengan menggunakan kendaraan pickup agar
memudahkan mengangkut barang banyak sehingga pengantaran pakan dapat lebih efektif
tidak perlu bolak balik.
3. Pengantaran Pakan : pakan akan diantarkan sesuai dengan tempat satwa berada. Pakan
akan diterima oleh kiper dan akan diberikan pada satwa.

Anda mungkin juga menyukai