BAB 1
PENDAHULUAN
dapat bersaing dalam dunia usaha yang semakin ketat ini tetapi hal tersebut tidak
alat-alat listrik seperti MCB (Miniature Circuit Breaker) dan panel listrik. Sebagai
perusahaan besar dari Prancis, PT. Schneider Electric Indonesia dituntut untuk
menjalankan sistem secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari sistem SPS
(Schneider Production System) yang diadopsi dari TPS (Toyota Production System).
Selain sistem yang bagus, perusahaan harus didukung oleh tenaga kerja yang
Manusia memiliki akal, budi, pikirin, kemauan serta latar belakang yang
berbeda-beda tetapi manusia tidak dapat lepas dari kesalahan. Manusia sangat rentan
handal apabila dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai ketentuan tanpa
berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, tidak ada biaya yang
2
terbuang karena tidak ada rework maupun reject akibat kesalahan manusia. Terjadinya
kerugian akibat keterlambatan pengiriman maupun material dan tenaga yang terbuang sia-sia.
Oleh karena itu, keandalan manusia (human reliability) perlu dipertimbangkan dalam
keandalan sistem penting untuk mengetahui seberapa jauh sistem tersebut dapat berjalan
tidak dapat dihindarkan yang pada dasarnya seorang manusia adalah sebuah variabel,
dalam arti tidak ada seorangpun yang dapat mengerjakan sesuatu sama persis untuk
kedua kalinya Selain itu, Kepuasan kerja seseorang juga dapat mempengaruhi
merasa puas, maka karyawan tersebut akan merasa senang dalam melakukan
pekerjaannya dan bebas dari tekanan yang timbul dari pekerjaannya sehingga akan
Hersey dan Blanchard (1988) berpendapat bahwa perilaku seseorang pada saat
tertentu biasanya ditentukan oleh kekuatan tuntutan kebutuhannya. Untuk itu para
pemimpin atau atasan perlu memahami tingkat kebutuhan seorang pekerja atau
bawahannya sebagai suatu hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
terlambat, mengurangi upaya (effort) dalam bekerja sehingga tingkat kesalahan dalam
bekerja akan meningkat. Upaya tersebut dilakukan sebagai jalan keluar untuk
karyawan dalam bekerja. Namun hal tersebut harus diperhatikan karena jika salah
satu kebutuhan tertentu terpenuhi maka kekuatan motivasi dari kebutuhan tersebut
cenderung berkurang. Oleh karena itu untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang
mana dari Teori Maslow yang akan memberikan dampak motivasi yang tinggi bagi
terjadi pada proses perakitan produk MC Set yang dilakukan oleh operator. Salah satu
hal yang dapat memberikan pengaruh terhadap terjadinya kesalahan operator adalah
permasalahan kepuasan kerja. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga akan dibahas
mengenai kepuasan kerja yang didasarkan pada teori hierarki kebutuhan Maslow.
dan membantu penulis agar penelitian menjadi lebih terarah. Adapun perumusan
1. Uraian dan jenis pekerjaan apa saja yang dilakukan dalam proses perakitan
saja yang dapat terjadi dan apakah efek dari kesalahan-kesalahan tersebut?
2. Berapakah nilai indeks kritis dan keandalan operator untuk setiap uraian
pekerjaan?
pekerjaan?
operator PT. Schneider Electric Indonesia dalam proses pembuatan MV Primary (MC
Set) dengan menggunakan metoda Human Error & Criticality Analysis (HECA), serta
pengukuran tingkat kepuasan kerja operator berdasarkan teori hierarki Maslow. Agar
pembahasan tidak meluas dan lebih terarah sesuai tujuan, maka perlu dilakukan
produksi yang rumit dan juga karena keterbatasan waktu maka penelitian
dilakukan pada salah satu produk saja, yaitu MC Set. Pemilihan produk tersebut,
dihasilkan.
3. Data jumlah defect yang digunakan adalah data jumlah defect selama 12 bulan,
kesalahan yang dilakukan oleh operator selama 6 bulan, yaitu sejak Juli 2009
5. Setiap operator diasumsikan memiliki beban kerja dan keahlian yang sama rata
1. Untuk mengidentifikasi jenis kesalahan operator (human error mode) dan efek
kesalahan (error effect) pada proses perakitan MC Set, beserta nilai probabilitas
kerja operator.
5. Untuk mengidentifikasi urutan prioritas jenis kebutuhan yang harus diperhatikan
oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja operator yang akan
perakitan MC Set.
operator.
5. Dengan memperbaiki tingkat kepuasan kerja operator, maka akan berdampak juga
memproduksi panel listrik. Produknya masuk ke Indonesia sejak tahun 1973 dengan
merk Merlin Gerin dan pada tahun 1978 memperoleh izin untuk memproduksi MV
(Medium Voltage) dan LV (Low Voltage) di Surabaya. Kemudian, pada tahun 1985
Breaker) di Surabaya dan pada tahun 1995 pindah dari Surabaya ke Cikarang. Luas
lahan PT. Schneider Electric Indonesia yang berlokasi di Cikarang adalah 48.110 m2,
di mana 9.675 m2 digunakan untuk area produksi dan 3.290 m2 dimanfaatkan sebagai
kantor.
alat-alat listrik seperti MCB (Miniature Circuit Breaker) dan panel listrik. Secara
umum, terdapat dua jenis panel listrik yang dihasilakn PT. Schneider Electric
Indonesia, yaitu MVP (Medium Voltage Panel) dan LVP (Low Volatge Panel). MVP
dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu MV Primary (MC-Set) dan MV
dan metal shop. Namun, sejak Juni 2009, keduanya disubkontrakkan kepada pihak
lain.
PT. Schneider Electric Indonesia memiliki visi menjadi Global Specialist in
Energy Management agar penggunaan energy listrik menjadi Safe (lebih aman),
(ramah lingkungan).
sisi pembangkitan dan sisi pengguna. Jadi PT. Schneider Electric Indonesia tidak
bergerak pada energy production (misal: produsen sistem pembangkitan) dan Energy
dipergunakan secara: Safe, Reliable, Efficient, Productive and Green seperti telah
disebutkan di atas.
1.5.2. Struktur Organisasi
Proses perakitan MC Set terdiri dari 9 line, yaitu LV Box Line; Cassette Line;
Basic Housing Line; VT Assy Line; Gravier Line; Prewiring and Wiring Line; CB
LV Assy Assy
2. Fix semua hexagonal nut pada base plate gunakan avdel nutsert.
4. Fix semua hexagonal nut pada frame kanan kiri, gunakan avdel nutsert.
6. Ambil pigura.
7. Fix semua hexagonal nut pada pigura, dan mur tempel M6 2mm.
8. Pasang pigura pada pada base plate dan fix dengan VIS TH M6x20 dan
washer D6.
1. Siapkan base plate G-Tray dan pasang karet list pada sisi lubang pada
4. Join cable Duct di atas base plate G-Tray, setelah itu join mounting rail
LV Door Preparation
1. Ambil pintu LV Box dan letakkan di atas LV Box Door Assy Jig.
2. Pasang karet pada sisi-sisi pintu, gunakan palu nylon untuk membantu
pemasangan.
3. Pasang pin pada bagian samping pintu dengan bantuan palu besi.
diantara handel pintu dan lubang kunci dan kencangkan dengan kunci
torsi 6Nm.
8. Pasang handel pintu yang kedua, join menggunakan washer D6 dan nut
10. Pasang mekanis pintu pada kedua lidah kunci dan kencangkan dengan
1. Ambil LV Door.
Assy Cassette
drive crank.
4. Ambil 2 pcs holding rod, kemudian assembly spring dan spring blade.
Assy Frame to
Cassette
1. Siapkan earthing switch link dan part yang lain (rod, stick, coil).
buah nut.
3. Pasang earthing switch link dengan rod di atas axe yang ada pada box.
6. Beri grease pada axe sebelum di assembly dengan earthing switch link.
Base Plate Preparation
4. Letakkan bottom plate di atas base plate, fix kan dengan 6 buah screw
Nm.
5. Assembly base plate dibawah cubicle, kencangkan dengan rivet pada sisi
samping.
6. Ambil trolley.
7. Letakkan trolley pada bagian bawah base plate, sesuaikan base plate
1. Siapkan box.
a. Support d. Screw
b. Coils e. Nuts
6. Pasang screw, contact washer, dan nuts. Cek kembali funsi slide block.
a. Lock g. Nuts
c. Coils i. Spring
d. Spacer j. Spacer
f. Screw l. Washer
10. Pasang locking panel pada box. Gunakan screw, washer, spacer dan
nuts.
11. Pasang spring dan cek fungsinya.
b. Wires
c. 2 Screws
d. Grommet
16. Cable way berada di dapan box, kemudian pindahkan earthing screw.
earthing cable.
koneksi.
2. Pasang earthing box pada cubicle dan fixing dengan 2 buah screw dan 2
buah washer.
3. Pasang cover pada earthing box dan fixing dengan 4 buah screw dan 4
Assy Roof
3. Ambil partisi.
4. Posisikan partisi pada cubicle. Sesuaikan lubang yang ada pada cubicle
yang sudah dipasang mur tempel dan fix menggunakan screw M6 dan
washer M6.
torsi 8 Nm.
7. Assembly flap.
8. Fixing flap dengan 18 screw M6, 18 washer M6, dan 9 plastik rivet.
Door MV Preparation
4. Fix rod dengan 3 guiding axles dan 3 nylstop nuts dan kencangkan
5. Pasang centring axle dan coil pada rod, fix dengan rivet dari bagian
dalam cubicle.
8. Ambil spring dan spring support, beri paku rivet sebagai penekan
spring.
9. Pasang spring support, handle nut, dan latch kemudian kunci dan
12. Letakkan locking rod pada MV Door dan fix dengan coil, pada bagian
Assy Door MV
dengan engsel pintu. Mulai dari engsel yang bawah kemudian engsel
Label
VT Comp Assy
2. Pasang frame kanan dan kiri, kemudian pasang screen dan rear plate.
8. Pasang part Entrelec operating lever CTC dan auxiliary contact CTC
8. Pasang kabel pada socket VT, kemudian join dengan cover VT.
10. Pasang limit switch dan support limit switch, kemudian pasang
Gravier Process
1. Lihat list CB dan panel yang akan di grafir, kemudian form CB dan
2. Bawa name plate ke station mesin garfir kemudian masukkan data entry
3. Letakan name plate CB dan panel pada mesin garfir. Setting jig mesin
4. Tekan tombol start pada mesin grafir untuk memulai Letakkan name
Printing Process
Marking Process
2. Masukkan data.
4. Kemudian marking.
1. Pasang rel
1. Ambil dan pasang sepam pada LV Door, dan kencangkan dengan obeng
(+).
2. Pasang push button opening dan closing, kencangkan dengan obeng (+).
obeng (+).
4. Pasang lampu indikator (CB Open, CB closed, CB Tripped), dan
Prewiring
3. Siapkan kabel
5. Potong kabel.
9. Siapkan schoen.
10. Pasang schoen pada ujung kabel yang akan sudah dikupas, kemudian
crimping schoen.
Wiring LV Box
5. Pasang lebel printing pada komponen pintu dan pada belakang pintu.
6. Wiring komponen pada pintu dan rapikan kabel menggunakan cable ties.
1.5.3.7. CB Line
Customized of CB Level P
1. Lepaskan gear .
2. Lepaskan mur dari baut yang ada pada gear , kemudian simpan.
5. Pasang motor pada gear dengan cara mengencangkan baut yang dilepas
6. Assembly kembali gear & motor spring charge ke CB. Gunakan torsi
12Nm.
10. Masukkan under voltage pada CB dan kencangkan pada support under
11. Pasang ujung kabel under voltage ke terminal No 90 & 91, dan
13. Pasang kabel YF1 dan YF2 pada closing coil, posisi di dalam dan
14. Pasang kabel YO1 dan YO2 pada opening release, posisi di bagian luar
dengan closing coil dan kencangkan baut accessories (2 pcs) dengan torsi
12 Nm.
18. Masukkan anti pumping pada posisinya, yang berada pada bagian atas.
4. Siapkan ociloscop.
5. Nyalakan ociloscop, setting program untuk Test CB. Tekan tombol closed
pada alat keyboard dan lihat hasilnya. Save hasil dengan no CB.
6. Hitung presentase tegangan +10% dan -10% dari tegangan awal setting
pada power supply dengan hasil 121. Tekan tombol close pada keyboard,
lihat hasil pada osiloscope dan assyuter. Save hasilnya sesuai no seri CB.
7. Save hasil pengetesan, isi auto control dengan melihat hasil test.
Earthing Truck
M8.
6. Pasang mismatch pada cubicle dan cocokkan pada latch sesuai dengan bus
A atau bus B.
CT Preparation
pada support.
Join CT to Cubicle
Assy Busbar to CT
1. Assembly busbar koneksi pada sisi no1 ke CT dengan screw M12x25, dan
M10x35.
1. Siapkan cubicle.
perlahan-lahan.
5. Beri cukup ruang antara LV Box dengan cubicle untuk jalannya kabel.
6. Pada cubicle bagian dalam, kabel selalu berhubungan diantara kanan dan
4. Masukkan kabel dari komponen yang ada pada G-Tray k bawah LV box.
kabel ties.
CT ke cubicle.
3. Kupas kabel.
Wiring Socket PT
6. Rapihkan kabel.
3. Fixing earth collector (1) dan horizontal connecting (2) pada cubicle.
connecting.
Assy Auxiliary
1. Siapkan auxiliary.
cassette.
Assy Heater
Assy Screne
1. Ambil screne.
2. Rapikan bagian ujung screne dari sisa proses punching menggunakan plat.
3. Join screne dengan cubicle pada bagian samping kanan dan kiri cubicle
4. Fixing dengan hardware baut 6x16 dan gunakan kunci angin 10 atau pas
ring 10.
1. Pasang side plate sebelah kiri dengan cubicle dan fixing dengan rivet 6.5.
2. Pasang side plate sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan rivet
6.5.
3. Pasang side plate upper sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan
rivet 6.5.
4. Pasang side plate upper sebelah kanan dengan cubicle dan fixing dengan
rivet 6.5.
Join CB To Cubicle
1. Siapkan bridle.
5. Pasang pada sisi yang satu lagi. Ikuti step 2 sampai step 4.
12. Pasang 4 screw , 8 washer, 4 nuts di atas box serta 2 screw dan 2 washer
FQC Individual
FQC System
2. Pasang kabel bus wire pada terminal power yang berada di LV Box tiap
drawing.
1. Ambil Vt yang sudah di pepare dan sudah di cek oleh FQC, dan bersihkan
VT.
4. Pasang engsel pintu untuk yang menempel dipintu, pasang pada bagian
samping pintu.
posisi atas
11. Pada saat pintu dikunci, posisi pintu harus rapat dan lurus dengan cubicle.
2nd Finishing
b. Periksa interlock.
mounting.
Accecories
1. Ambil list accessories dari stock control untuk 1 project dan cocokan
accessories.
7. Packing roof.