Afifah Fps
Afifah Fps
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
AFIFAH
NIM : 207070000127
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP
ORIENTASI MASA DEPAN DALAM AREA PEKERJAAN
PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
AFIFAH
NIM : 207070000127
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing 1 Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP
ORIENTASI MASA DEPAN DALAM AREA PEKERJAAN PADA REMAJA
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2011. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program
Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqasyah
Anggota :
Gazi, M.Si
NIP. 197112142007011014
iii
PERNYATAAN
Nama : Afifah
NIM : 207070000127
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-
Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan
dari karya orang lain.
Afifah
NIM : 207070000127
Email : fifah_psyco@yahoo.co.id
iv
MOTO
Satu-
Satu-satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah
dengan menciptakannya.
menciptakannya. (Alan Kay)
Your future
future depends on many things, but mostly on you
( frank Tyger)
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat
bimbingan, arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru
bagi penulis, membuat penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.
2. Pembimbing Skripsi Bapak, Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi, serta Gazi,
M.Si, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.
4. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan
penuh kerelaan dan kesabaran mau berbagi informasi akademik.
5. Kepala Sekolah SMA dan SMK DUA MEI Yayat Ruhiyat, S.Pd, beserta
Drs.E.Kosasih, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
melakukan penelitian di Yayasan Pendidikan Dua Mei.
6. Seluruh Siswa-siswi SMK dan SMA di Yayasan Pendidikan Dua Mei, yang
telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis dalam melakukan
penelitian di Yayasan Pendidkan dua Mei.
7. Yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku,
H. Abdullatif, Ibuku tercinta Hj. Nasiyah, kakaku tersayang nida, naïf, anti,
aan, wasih, dan nurul, serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus
memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat terbaiku dikosan pintu kuning yang berubah menjadi PKW
yaitu: ferandut, dyni, utet, maya, angis, tirta, serta teman2 green 2007 ugi,
yati, atun, ela, atas hari-hari yang telah kita lalui baik dalam keadaan senang
maupun sedih serta kebersamaan kita yang tidak akan pernah penulis lupakan.
vii
9. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Non Reguler khususnya angkatan
2007 yang selalu kompak dan solid. Teman seperjuangan skripsiku, mala,
sinta, ika, afit, yang tak pernah bosan mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan
& terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan
skripsi penulis.
10. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas
segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini
memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang
terkait.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 8
1.2.1 Pembatasan Masalah .......................................................... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ............................................................... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 10
1.3.2 Manfaat Penelitian .............................................................. 10
1.3.2.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 10
1.3.2.2 Manfaat Praktis ...................................................... 10
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 11
ix
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Orientasi masa depan .................................................................. 12
2.1.1 Pengertian Orientasi masa depan ..................................... 12
2.1.2 Remaja dan orientasi masa depan ..................................... 14
2.1.3 Perkembangan orientasi masa depan ............................... 15
2.1.4 Proses pembentukan orientasi masa depan ...................... 18
2.1.5 Orientasi sebagai sistem ................................................... 23
2.1.6 Cara mengukur orientasi masa depan .............................. 24
2.1.7 Faktor-faktor yang orientasi masa depan .......................... 25
2.2 Dukungan orang tua ..................................................................... 29
2.2.1 Pengertian dukungan orang tua ........................................ 29
2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan orang tua ................................. 30
2.2.3 Sumber-sumber dukungan orang tua ................................ 32
2.3 Kerangka Berfikir ......................................................................... 34
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 38
x
3.6 Metode analisa data................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Sejarah telah banyak mencatat bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang
untuk dapat mencapai tujuan hidupnya tersebut. Mereka yang tidak mempunyai
mimpi atau tujuan hidup beserta perencanaanya akan merasa bingung dan hanya
mengikuti arus kehidupan. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nurmi
(1991) bahwa secara umum, pikiran dan tingkah laku manusia mengarah pada
kejadian dan hasil yang nanti akan didapatkanya. Apa yang akan terjadi dimasa
kehidupanya berjalan seperti air mengalir. Mereka berprinsip bahwa hidup harus
pencapaian bukan menjadi suatu hal yang diprioritaskan. Di sisi lain, era globalisasi
menuntut individu untuk bisa menjadi individu yang berprestasi, kompeten, dan
1
2
menunjukan hampir setengah dari calon siswa perguran tinggi mengatakan bahwa
pilihan perguruan tinggi adalah hal yang membingungkan karena tidak ada dasar
yang jelas untuk membuat keputusan, banyak siswa senior SLTA Memilih perguraun
tinggi dengan menutup mata. Ketika mereka masuk kuliah, mereka tidak menjadi
puas dengan pilihanya sehingga memutuskan untuk pindah tempat kuliah yang
terkadang dengan alas an yang salah. Pada akhirnya, kondisi ini berpengaruh pada
poduktivitas mereka dibangku kuliah dan lebih jauh, menambah angka pengangguran.
(Santrock, 2003).
tingkat pengangguran adalah karena kalangan terdidik tidak memiliki rencana hidup.
Sejak kecil, mereka belum terlatih untuk merencanakan masa depan sehingga tidak
mampu melihat hubungan antara apa yang dipelajari di bangku pendidikan dengan
Hal ini serupa yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data statistik BPS April
9.132.104 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 41% (3.763.971 jiwa) adalah tamatan
jumlah pengangguran tersebut, 2.615 jiwa tergolong hopless job ( merasa tidak yakin
3
Indonesia di antaranya ialah kaum pelajar. Oleh karena itu, untuk menaggulangi
masalah tersebut perlu adanya perencanaan dan orientasi masa depan yang jelas
dalam hal pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan dengan membuat
pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas ketidakpastian dunia orang dewasa
pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja menjadi sesuatu yang penting, agar
pekerjaan yang akan ditekuninya sesuai dengan minat, kemampuan, dan peluang
yang mereka miliki. Sehingga masa depan mereka terutama dalam bidang pekerjaan,
Menurut Nurmi (1991) orientasi masa depan dapat dijelaskan melalui tiga
proses didalamnya yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Ketiga proses ini
merupakan satu kesatuan, bersifat hirarki dan terjadi secara bertahap. Proses motivasi
meliputi pemilihan individu terhadap hal-hal yang diminati dimasa depan. Proses
keyakinan dan harapan bahwa tujuan dimasa depan yang direncanakanya terealisasi.
4
Orientasi masa depan memiliki manfaat lain. Locke dan Lathman (dalam
bahwa perilaku yang diarahkan oleh tujuan (goal directed behavior) lebih
yang memiliki tujuan yang jelas, akan lebih memfokuskan dirinya untuk
dicapainya.
memasuki dunia kerja bukanlah suatu hal yang terjadi dengan sendirinya.
pekerjaan.
orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, yaitu: evaluasi diri,
masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, keluarga merupakan sarana
dan dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua. Mengingat banyaknya
dalam membuat keputusan yang bersifat jangka panjang, yang penting tetapi
Hal ini dikarenakan orang tua dapat dijadikan sebagai role model bagi
Nurmi, 1989).
Dengan adanya dukungan orang tua atas keputusan dan rencana yang
disusun oleh individu dapat tercermin dari berbagai perlakuan yang diberikan
masukan mengenai pilihan mana yang terbaik, serta mengawasi segala usaha
yang anak lakukan untuk meraih pekerjaan yang telah dipilihnya dimasa
6
kepercayaan kepada anak untuk memilih bidang studi yang disukainya setelah
lulus SMA/SMK dan pada giliranya anak diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan pekerjaan sesuai dengan basic studinya ketika lulus dari perguruan
tinggi.
dimasa depanya sehingga pemikiran dan persiapannya pun terarah pada tujuan
adanya dukungan dari orangtuanya, ia akan merasa tidak percaya diri akan
2000) melihat adanya keterlibatan orang tua dan menemukan bahwa remaja
yang memandang adanya dukungan dan keterbukaan dari orang tua mereka
akan mendapatkan orientasi masa depan yang lebih positif dari pada remaja
dukungan dari orang tua nya, akan mengembangkan rasa percaya dan sikap
yang positif terhadap masa depan, percaya akan keberhasilan yang akan
dukungan dari orang tua, akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis,
dukungan dari berbagai pihak, orang tua sebagai institusi awal tempat
individu belajar untuk tumbuh dan berkembang dari sejak masa kanak-kanak
hingga mencapai masa dewasa. Oleh karena itu, sebagai sosok yang masih
penting dalam menciptakan suatu situasi yang mendukung bagi remaja untuk
hasil dari penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi semua orang,
Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan pembatasan
masalah mengenai dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area
pemberian perhatian, dorongan, kasih sayang, barang, informasi dan jasa dari
2. Orientasi masa depan dalam area pekerjaan adalah gambaran tentang masa
depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, sikap atau asumsi dari
9
tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada pekerjaan dimasa
depan. Dalam hal ini orientasi masa depan tersebut meliputi 3 proses, yaitu
3. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang berusai 15-18 tahun. Hal ini
atas).
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, perumusan masalah yang muncul
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dukungan orang tua terhadap
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dukungan orang tua (dukungan
dukungan jaringan), jenis kelamin, sosioekonomi, dan usia, dari variabel dukungan
orang tua terhadap terhadap variabel orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada
remaja.
10
perencanaan pekerjaan yang tepat dimasa depan, serta menjadi landasan bagi
keluarga khusunya orang tua agar lebih memberikan perhatian yang lebih
(APA) Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:
BAB 1 : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi
skripsi, yaitu: teori tentang orientasi masa depan, teori tentang dukungan
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian ini yaitu:
BAB II
KAJIAN TEORI
representasi mental tentang masa depan, yang dibangun oleh individu pada
bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan yang
terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman
(1989), sebagai definisi paling komprehensif dan sesuai untuk penelitian ini.
mengenai masa depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap
dan asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi
kejadian di masa depan. Ekspektansi, tujuan, inspirasi, dan makna pribadi itu
Trommsdroff, Lam & Schmidt dalam McCabe & Bernett, 2000). Oleh karena
itu, remaja membutuhkan orientasi masa depan karena akan membantu remaja
diharapkan.
orientasi masa depan pada remaja (Metha et, al dalam Nurmi, 1986). Bidang
aktualisasi diri. Dalam penelitian ini, hanya satu bidang yang ditelitia ialah
mengenai pekerjaan.
14
Oleh karena itu, definisi orientasi masa depan dalam area pekerjaan,
pekerjaan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu. Skemata, sikap, dan
bahwa masa remaja awal merupakan waktu dimana orientasi masa depan
Dengan kata lain orientasi masa depan sangat erat kaitanya dengan masa
remaja.
Dalam penelitian ini dominan orientasi masa depan yang akan diteliti
Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus
menerus. Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan (Nurmi, 1991)
untuk membentuk minat dan rencana masa depan, dan hubungan antara
2. Minat, rencana dan keyakinan yang berkaitan dengan masa depan dipelajari
Perkembangan orientasi masa depan, dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
Kesempatan Tujuan
Perkembangan
kontekstual
Perencanaan
Atribusi dari
efek
Gambar 2.1 Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang Terdapat di
Dalamnya (Nurmi,1991).
Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa lingkungan konteks sosial yang meliputi
Hal ini akan mempengaruhi orientasi masa depan seseorang baik dalam tahapan
(Nurmi, 1991)
3. Standar dan tenggang waktu dan solusi evaluasi dari tugas perkembangan
masa depan.
berinteraksi dengan skemata yang ada dalam diri individu (internal) sebagai
kontekstual dan konsep diri. Skemata yang terbentuk akan berinteraksi dengan
ketiga tahapan orientasi masa depan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi
Orientasi masa depan dilihat sebagai tiga proses psikologis yaitu motivasi,
perencanaan, dan evaluasi. Proses itu berlangsung secara bertahap dan saling
1991). Ketiga proses ini akand dijelaskan lebih detail sebagai berikut:
1. Motivasi
orientasi masa depan. Tahap ini mencakup motif, minat dan tujuan yang
hidup yang dapat di antisipasi. Ketika keadaan masa depan beserta faktor
umum dan abstrak, begitu juga sebaliknya. Prinsip utama dari tingkatan kerja
ini adalah tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang semakin tinggi
beberapa tujuan kecil. Dengan kata lain, untuk mencapai satu tujuan besar
besar individu terlebih dahulu harus mencapai tujuan perantara dan ini
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nurmi (dalam
yaitu:
1) Pertama, munculnya pengetahuan baru yang relevan dengan motif umum atau
2. Perencanaan
terwujud. Kedua hal ini didasari oleh pengetahuan individu tentang konteks
dari aktifitas di masa depan, dan sekaligus menjadi dasar dari subtahap
berikutnya.
untuk mencapai tujuan dalam konteks yang dipilih. Dalam menyusun suatu
pada pencapaian tujuan dan menentukan cara mana yang paling efisien.
21
Untuk menilai sebuah perencanaan yang dibuat oleh individu, dapat dilihat
proses perencanaan. Perencanaan ini berkaitan dengan hal-hal yang telah ada
3. Evaluasi
orientasi masa depan. Tahap evaluasi ini adalah derajat dimana minat dan
terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta memberikan penguat bagi diri
sendiri. Jadi, meskipun tujuan dan perencanaan orientasi masa depan belum
diwujudkan, tetapi pada tahap ini individu telah harus melakukan evaluasi
22
tersebut.
Dalam mewujudkan tujuan dan rencana dari orientasi masa depan, proses
waktu dan tanpa disadari (Nurmi, 1989). Menurut Weiner (dalam Nurmi, 1989)
Model Weiner ini pada dasarnya digunakan untuk mengevaluasi hasil dari
kejadian dimasa lalu. Namun pada kenyataannya model ini juga dapat
dimanfatkan untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat individu akan
Orientasi masa depan merupakan sebuah kesatuan yang terkait dalam satu
teorinya bahwa tujuan dan standar pribadi menjadi dasar bagi individu dalam
yang positif dan atribusi internal. Selain itu, efektivitas dari rencana yang dibuat
evaluasi diri. Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
orientasi masa depan sebagai sistem adalah bentuk dasar pemikiran manusia
Adapun cara pengukuran orientasi masa depan (dalam Nurmi, 1989) yaitu;
dan tujuan
Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan orientasi masa
depan, kedua faktor itu adalah faktor individu (person related factor) dan faktor
Beberapa faktor ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
Konsep diri
Individu dengan konsep diri yang positif dan percaya dengan kemampuan
masa depan dibandingkan individu dengan konsep diri yang rendah. Konsep
diri juga dapat mempengaruhi penetapan tujuan. Salah satu bentuk dari
konsep diri yang dapat mempengaruhi orientasi masa depan adalah diri ideal.
Diri ideal terdiri atas konsep individu mengenai diri ideal mereka yang
26
Perkembangan kognitif
ini karena masa remaja berada dalam tahap formal operation. dalam tahap ini
remaja mampu mengenali berbagai kemungkinan. Selain itu, dalam tahap ini
2. Faktor Kontekstual
Status sosial ekonomi. Kemiskinan dan status sosial ekonomi yang rendah
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (dalam
Usia. Penelitian yang dilakukan oleh Seginer (2000). Pada remaja wanita
dan pendidikan).
orientasi masa depan dengan cara yang bervariasi. Teman sebaya berarti
teman sepermainan dengan jenjang usia yang sama dan berada pada
Hubungan dengan orang tua. Semakin positif hubungan orang tua dengan
Keluarga merupakan model bagi remaja dan merupakan wadah yang tepat
Keluarga sebagai tempat yang pertama kali dikenal oleh individu, keluarga
didalam masyarakat. Oleh karena itu, dukungan orang tua sangat penting bagi
kelompok lain.
sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan
komunikasi dan kewajiban timbal balik bagi orang tua, kekasih, kerabat, teman,
sosial terdiri dari informasi verbal maupun nonverbal atau nasehat, bantuan
yang nyata atau terlihat, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang
yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat
30
penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial
secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan
orang tua adalah dengan memberikan penguatan moral bagi remaja. Persepsi
koping. Dalam hal ini remaja mempersepsi adanya dukungan dari orang tua
akan merasa aman dan lebih percaya diri untuk menghadapi situasi-situasi atau
tantangan baru.
dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu yang
yang positif untuk ndividu, dorongan untuk maju dan pemberian semangat,
dan juga perbandingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini
menitik beratkan pada adanya ungkapan penilaian yang positif atas individu
Dukungan ini dapat diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran,
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai anggota dari
efek yang sangat besar bagi fungsi psikologi seseorang (Taylor, 2009).
34
Setiap individu memiliki keinginan untuk dapat hidup lebih baik dari pada
kehidupanya saat ini. Hal ini memang merupakan manifestasi dari sifat manusia yang
tidak pernah putus asa dengan apa yang sudah dimilikinya. Keinginan-keinginan
inilah yang nantinya berubah menjadi minat, harapan, cita-cita dan tujuan hidup.
Untuk dapat mencapai hal tersebut, dibutuhkan suatu perencanaan untuk masa yang
akan datang. Bagi remaja, perencanaan masa depan ini tidak hanya suatu cara untuk
bisa mencapai hal-hal yang lebih baik, tetapi juga merupakan suatu hasil dari adanya
Perencanaan merupakan salah satu tahapan dari proses pembentukan orientasi masa
depan.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi remaja adalah memiliki
orientasi masa depan dalam area pekerjaan. Pembentukan orientasi masa depan dalam
terbatas. Untuk itu, remaja sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan dari
Dalam hal ini (Nurmi, 1991), menjelaskan bahwa meskipun teman sebaya dan
remaja, namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi
kehidupan mereka. Orang tua masih sangat dibutuhkan remaja dalam memberikan
saran dan nasehat ketika hendak membuat suatu keputusan yang bersifat jangka
panjang, yang penting tetapi sulit dilakukan, seperti keputusan tentang jenis pekerjaan
yang hendak ditekuninya dimasa depan. Singkatnya, dukungan orang tua masih
Mengacu pada Pendapat Gottlieb (dalam Desmita, 2005), dukungan orang tua
pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau tindakan
yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja. Sementara itu, sesuai dengan
pendapat Sarafino (2002), dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam lima bentuk,
perhatian orang tua terhadap remaja; kedua, dukungan penghargaan; terjadi lewat
persetujuan dengan gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja;
pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja, (seperti: pemberian dana, pemenuhan
buku-buku sarana pendidikan lainya, serta kesediaan orang tua meluangkan wakttu
untuk berdialog atau senantiasa siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan oleh
remaja).
36
bertindak, mengenali dan menyelesaikan masalah secara lebih mudah, sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang tua. Kelima dukungan
Seperti yang telah diungkapkan oleh Trommsdroff (dalam Desmita, 2005) telah
menunjukan betapa dukungan dan interaksi sosial yang terbina dalam keluarga akan
Remaja yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang tua nya, akan
mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depan, percaya
akan keberhasilan yang akan dicapainya, serta lebih termotivasi untuk mencapai
Sebaliknya, remaja yang kurang mendapat dukungan dari orang tua, akan tumbuh
menjadi individu yang kurang optimis, kurang memiliki harapan tentang masa depan,
kurang percaya atas kemampuannya merencanakan masa depan, dan pemikiranya pun
menjadi kurang sistematis dan kurang terarah. Berdasarkan pemahaman diatas, dapat
dilihat bahwa ada kecendrungan pengaruh antara dukungan orang tua terhadap
Hal ini dikarenakan orang tua merupakan lembaga pertama dalam kehidupan remaja
sehingga dukungan orang tua dapat menumbuhkan sikap optimis dalam memandang
masa depanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini adalah skema dari kerangka berpikir
D. Emosi
D.Penghargaan
D. Orang tua
D. Instrument
D. Informasi
D. Jaringan
Orientasi masa
depan
Usia
sosioekonomi
38
Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis nihil yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:
Hipotesis Mayor: Tidak ada pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa
Hipotesis Minor:
H01: Tidak pengaruh dukungan emosi terhadap orientasi masa depan dalam area
H02: Tidak ada pengaruh dukungan penghargaan terhadap orientasi masa depan
H03: Tidak ada pengaruh dukungan instrumental terhadap orientasi masa depan
H04: Tidak ada pengaruh dukungan insformasional terhadap orientasi masa depan
H05: Tidak ada pengaruh dukungan jaringan terhadap orientasi masa depan dalam
H06: Tidak ada pengaruh variabel usia terhadap orientasi masa depan dalam area
H07: Tidak ada pengaruh variabel jenis kelamin terhadap orientasi masa depan dalam
H08: Tidak ada pengaruh variabel sosioekonomi terhadap orientasi masa depan dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA & SMK di Yayasan
Pendidikan Dua Mei yang berjumlah 400 orang yang berusia sekitar
15-18 tahun. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 35%
dari jumlah populasi siswa-siswi SMA & SMK Dua Mei yaitu berjumlah 140
orang.
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Sevilla, 1993). Teknik yang
untuk pemilihan wilayah dan random sampling digunakan dalam dua tahap,
Variabel dalam penelitian ini adalah orientasi masa depan dalam area pekerjaan
pada remaja, dukungan orang tua (terdiri dari 5 aspek), usia, jenis kelamin, dan
sosioekonomi.
40
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan
positif atau kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negatif atau
Setuju (S)
Tabel 3.1
Bobot Nilai
Kategori Respon SS S TS STS
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:
Nurmi (1989). Penelitian ini akan difokuskan pada salah satu prosepective life
Table 3.4
Blue Print Try Out Skala Orientasi masa depan
No Aspek Indikator No item Total
F (+) UF (-)
1 Motivasi Adanya dorongan dari 1,6,11 16,21,26
individu untuk mencapai
tujuanya 31,36,41 46,2,7 16
Skala orientasi yang akan di uji terdiri dari 48, terdiri dari 24 item favorabel
menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
Dalam skala dukungan orang tua, peneliti akan membuat pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan dukungan orang tua. Skala ini berdasarkan teori Sarafino (2002)
Tabel 3.3
Blue Print Try Out Skala dukungan orangtua
No Aspek Indikator Item Total
F (+) UF (-)
1 Dukungan a. Mendapatkan 29, 49, 10, 58,56 39,20,59,60
emosional Kepedulian 30,40,50 57,17 14
b. Mendapatkan kasih
sayang.
5 Dukungan
jaringan a. Memperkenalkan 18,28,9 38,48,19 4
dgn saudara atau
kerabat yang
memiliki minat yg
sama.
JUMLAH 33 27 60
45
Skala dukungan orang tua yang akan di uji terdiri dari, 60 item terdiri dari 33
responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju
reliabilitas alat (try out) terhadap 40 Remaja di SMK YMJ yang berusia 15-18 tahun.
pengisian instrumen.
skor total.
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu dapat
mengukur (Anastasi dan Urbina, 2007). Untuk mengetahui apakah skala yang telah
dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka
diperlukan pengukuran validitas. Oleh karena itu, untuk menguji validitas dari skala
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur tentang
pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993) reliabilitas
merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh
instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes
itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan. Adapun uji reliabilitas alat tes atau
skala dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan SPSS versi 17.
Table 3.4
Klasifikasi Koefesien Reliabilitas
Kriteria Koefesien
Sangat reliable >0,9
Reliable 0,7-0,9
Cukup reliable 0,4-0,7
Kuarng reliable 0,2-0,4
Tidak reliable <0,2
47
Table 3.4
Hasil Uji Validitas Skala Orientasi masa depan
No Aspek Indikator No item Total
F (+) UF (-)
1 Motivasi Adanya dorongan dari *1, *6,* 11 16,21,26
individu untuk mencapai 31,*36,*41 46, *2,7
tujuanya. *12,*17, 22,*27 16
Waktu pencapian
Tujuan yang ingin dicapai
2 Perencanaan Pengetahuan mengenai
bidang yang dicita-citakan *32,37,*42 *47, *3, 8
Perencanaan yang dibuat *13,18, *23 *28,33,*38
Tingkat realisasi atas *43,*48,4 *9.*14,19
rencana yang telah dibuat 18
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 item skala orientasi masa depan ,
ada 30 item yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 23, 24,
25, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 48, Item-item yang valid
48
itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian dari uji reliabilitas. item yang valid
pada skala orientasi masa depan diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar .799
Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), suatu
Sedangkan pada skala dukungan orang tua , dari 60 item yang di uji cobakan,
terdapat 36 item yang valid sedangkan 24 item lainnya tidak valid. No item yang
Tabel 3.3
Blue Print Try Out Skala dukungan orangtua
No Aspek Indikator Item Total
F (+) UF (-)
1 Dukungan Mendapatkan *29, *49, 39,20,*59,*
emosional Kepedulian 10,*58,*56*3 6
Mendapatkan kasih 0,*40,*50 *57,17 14
sayang.
3 Dukungan
instrumental Bantuan langsung *43,*53,4 14,*24,34
berupa materi 9
Bantuan langsung *5,*54
*4
berupa tindakan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 item skala dukungan orang tua ,
ada 36 item yang valid yaitu item nomor 1, 3,4,5,6,7,15,16, 18, 19, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 3, 31, 33, 34, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 52, 53, 54, 56, 57, 58,
59, 60, Item-item yang valid itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian.
Selanjutnya item yang valid pada skala dukungan orang tua , diperoleh
koefisien alpha cronbach sebesar, 844. Hasil tersebut menunjukan bahwa skala
dukungan orang tua dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2000), suatu
Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh dari
dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja,
merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam hal ini berdasarkan hipotesis
yang akan diukur peneliti menggunakan teknik multiple regression atau analisis
Y= a+b1X1+b2X2+……….+bpXp+e
Dimana :
a : Intercept/konstan
Dalam analisa multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi yaitu:
tentang berapa harga Y jika nilai setiap independen variabel (IV) diketahui.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
Dalam bab ini akan dibahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-30 September 2011 di SMA&SMK Yayasan
Pendidikan Dua Mei. Berikut ini diuraikan gambaran umum subyek dalam penelitian
ini berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sosioekonomi, dengan melibatkan 140 siswa.
Tabel 4.1
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Frekuensi Presentasi
1 Laki-laki 60 42,9%
2 Perempuan 80 57,1%
140 100%
Dari 140 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelmain pada penelitian ini
Tabel 4.2
Berdasarkan tingkat usia
dengan persentase sebesar 24%, berikutnya 46 siswa yang berusia 16 tahun dengan
persentase 32%, berikutnya 47 siswa yang berusia 17 tahun dengan presentase 33%
dan yang terakhir sebessar 13 siswa yang berusia 18 tahun dengan persentase 12%.
Tingkat pendapatan orang tua yang diambil dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan UMR 2011 wilayah Jakarta sehingga dapat digambarkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang tua (sosioekonomi)
No Pendapatan orang tua Frekuensi Presentase
1 <1.290.000 58 41%
2 >1.290.000 82 58%
Total 140 100%
54
pendapatan orang tua < 1.290.000 berjumlah 58 dengan presentase sebesar 41%.
17.00 untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangsih dimensi dukungan orang tua
terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja. Hasil
didapat adalah sebesar 0,239. Hal ini berarti bahwa kedelapan independent variable
depan, sedangkan 76,1 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
variabel terhadap orientasi masa depan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.5
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1844.646 8 230.581 5.145 .000a
a. Predictors: (Constant), usia, D.Penghargaan, jenis kelamin, sosioekonomi, D.emosiI, D.informasional D.jaringansosial, D.Instrumental
Dari tabel Anova, diperoleh nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 5,145.
Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar
0,000. Karena taraf signifikansi < 0,05 maka persamaan regresi yang dipergunakan
dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti Hipotesis mayor menyebutkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan orang tua (seperti
56
demografi (seperti usia, jenis kelamin, dan sosioekonomi) terhadap orientasi masa
positif maupun negative dan signifikan terhadap DV. Adapun penyajiannya pada
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 37,767 13,921 2,713 ,008
sosioekonomi-0,758 Usia
57
Dari tabel 4.6 untuk melihat signifikan atau tidaknya koefesien regresi yang
dihasilkan kita cukup melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan (kolom ke-6),
jika P < 0.05, maka koefesien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya
terhadap orientasi masa depan dan sebaliknya. Penjelasan dari nilai koefesien regresi
1. Aspek dukungan emosi : diperoleh nilai koefesien regresi sebesar -0,055 yang
masa depan dalam area pekerjaan pada remaja tetapi tidak signifikan karena
p=0,404 > 0,05. Jadi semakin tinggi dukungan emosi maka semakin rendah
orientasi masa depan dalam area pekerjaan, tetapi tidak signifikan karena
orientasi masa depan tetapi tidak signifikan karena p= 0,233 > 0,05. Semakin
tinggi dukungan instrumental maka semakin tinggi orientasi masa depan dalam
area pekerjaan.
orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja tetapi tidak signifikan
karena p= 0,078 > 0,05. Semakin tinggi dukungan informasi maka semakin
0,137 yang berarti bahwa aspek dukungan jaringan sosial secara positif
mempengaruhi orientatasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja dan
signifikan karena p= 0,030 < 0,05. Semakin tinggi dukungan jaringan maka
semakin tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.
6. Variabel jenis kelamin : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,994 yang
8. Variabel usia : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,758 yang berarti
dukungan orang tua dan variabel demografi hanya satu dari delapan variabel
Tabel 4.7
Varians untuk masing-masing independen variabel
Model Summary
R2 Sig F
R2 F Change Df Df
IV Change Change
X1 0,024 0,024 3,351 1 138 0,069
0,134 0,110 17,411 1 137 0,000
X12
0,179 0,045 7,458 1 136 0,007
X123
0,205 0,026 4,471 1 135 0,036
X1234
0,228 0,023 3,934 1 134 0,049
X12345
0,231 0,003 0,572 1 133 0,451
X123456
,0231 0,000 0,019 1 132 0,891
X1234567
0,239 0,008 1,348 1 131 0,248
X12345678
0,239
Total
60
Keterangan :
X1 = Dukungan emosi
X2 = Dukungan penghargaan
X3 = Dukungan informasional
X4 = Dukungan instrumental
X5 = Dukungan jaringan
X6 = Jenis kelamin
X7 = Sosioekonomi
X8 = Usia
orientasi masa depan. Kontribusi tersebut signifikan secara statistik karena Sig
orientasi masa depan. Kontribusi tersebut signifikan secara statistik karena Sig
Change = 0,248>0,05
62
Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji
Tabel 4.8
Group statistik
Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
mean skor variabel orientasi masa depan, antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan taraf signifikansi 0,791 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan
tidak terdapat perbedaan orientasi masa depan yang signifikan antara responden yang
responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin
perempuan memiliki orientasi masa depan dalam area pekerjaan yang relative sama.
Uji anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan
perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 16.00. Hasil uji t ini,
didapatkan hasil:
64
a
1 Regression 188.813 1 188.813 3.479 .064
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 3,479 dengan
taraf signifikansi 0,064 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
mean skor variabel orientasi masa depan. Dengan demikian dapat dikatakan tidak
terdapat perbedaan orientasi masa depan yang signifikan antara responden yang
berusia 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun, 18 tahun, Artinya baik responden yang berusia
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 3,479
dengan taraf signifikansi 0,516 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada mean skor variabel orientasi masa depan antara tingkat sosioekonomi. Dengan
demikian, dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan orientasi masa depan yang
signifikan antara responden dengan tingkat sosioekonomi > 1.290.000 ataupun <
1.290.000.
66
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang
penelitian serta saran praktis dan secara teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan
orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.
5.2 Diskusi
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan orang tua memiliki pengaruh yang
signifikan secara posituf terhadap orientasi masa depan pada remaja dalam area
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Trommsdroff (1983) yang menyatakan
bahwa dukungan orang tua dan interaksi sosial yang terbina dalam keluarga akan
memandang masa depanya. Remaja yang mendapat kasih sayang dan dukungan
dari orang tuanya, akan mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif
terhadap masa depan. Percaya akan keberhasilan yang akan dicapainya, serta
lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dimasa depan.
Selain itu Nurmi (1991) juga menjelaskan bahwa interaksi antara orang tua
dan anak memegang peranan penting dalam orientasi masa depan anak. Interaksi
ini memberikan pengaruh dengan cara : (1) penetapan standar normative, orang
tua mempengaruhi perkembangan minat, nilai dan tujuan hidup anak, (2) orang
yang timbul dalam tugas perkembangan anak, (3) dukungan orang tua membantu
area pekerjaan adalah aspek dukungan jaringan sosial. Dukungan jaringan sosial
memiliki nilai koefesien regresi sebesar 0,137 (0,030 < 0,05). Pengaruh pada
jaringan sosial maka semakin tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan
pada remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino,
2002) yang menyatakan bahwa bentuk dukungan ini akan membuat individu
merasa sebagai anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan
aktifitas sosial denganny, sehingga semakin tinggi dukungan jaringan sosial yang
dirasakan oleh remaja maka semakin tinggi pula orientasi masa depan dalam area
regresi sebesar -0,055 (0,404 > 0,05), artinya dukungan emosi secara negatif
mempengaruhi orientasi masa depan. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan remaja
0,107 (0,233 > 0,05), artinya dukungan instrumental secara positif mempengaruhi
orientasi masa depan namun tidak signifikan. Walaupun mungkin dalam aspek Cohen
& McKay (dalam Sarafino, 2002) dukungan instrumental merupakan suatu bentuk
pemberian dana atau pemberian bantuan berupa tindakan nyata atau benda, namun
dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwasanya remaja bukan saja
memerlukan bantuan berupa barang, materi ataupun benda tetapi lebih kepada hal-hal
yang bisa membuat remaja lebih termotivasi dalam merealisasikan masa depanya.
orientasi masa depan, dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,152 (0,062 < 0.05).
Pengaruh pada dukungan penghargaan ini bernilai positif, artinya semakin tinggi
dukungan penghargaan maka semakin tinggi orientasi masa depan, namun tidak
penghargaan atau penilaian yang positif yang diberikan oleh orang tua, sehingga ia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan, dengan nilai
koefesien regresi sebesar 0,152 (0,078 < 0,05). Hal ini mungkin dikarenakan remaja
meluangkan lebih sedikit waktunya bersama orang tua & lebih banyak menghabiskan
waktu untuk berinteraksi dengan dunia yg lebih luas, sehingga remaja lebih banyak
Selanjutnya dari hasil uji T-test untuk variabel jenis kelamin, hasil penelitian
menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin
terhadap orientasi masa depan pada remaja. Dengan kata lain, perbedaan jenis
kelamin tidak secara signifikan mempengaruhi orientasi masa depan dalam area
pekerjaan pada remaja. Artinya responden yang berjenis kelamin laki-laki dan
responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki orientasi masa depan dalam
kelamin yang signifikan antara dominan-dominan pada orientasi masa depan, tetapi
pola perbedaan yang muncul akan berubah seiring berjalanya waktu Nurmi (1991,
kearah masa depan pernikahan dan laki-laki berorientasi ke arah masa depan karir.
Berari tidak ada kesesuaian antara hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
Pertama, hal ini mungkin dapat dikarenakan oleh jumlah sampel dalam penelitian ini
tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan memiliki proporsi
sekarang ini, nilai kultural yang berlaku adalah individual autonomy (kemandirian
individu). Nilai ini mengajarkan dan melatih generasi mudanya untuk mandiri dan
merencankan masa depanya sendiri. Ketika nilai kemandirian dan berfikir kemasa
depan menjadi nilai utama yang berlaku dimasyarakat Indonesia. Terkait dengan
71
peranan budaya dalam orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja ,
peneliti berfikir bahwa persamaan dalam orientasi masa depan dikarenakan adanya
Untuk variabel usia hasil penelitian menunjukan bahwa usia tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan pada remaja dalam area
pekerjaan. Dengan kata lain tidak ada perbedaan secara signifikan antara remaja yang
berusia 15,16,17,18, terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada
remaja. Remaja dengan usia yang lebih dewasa belum tentu secara signifikan
memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja dengan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari status sosioekonomi terhadap
orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja. Artinya tidak terdapat
perbedaan tingkat orientasi masa depan antara remaja dengan status sosioekonomi
Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Poole dan
Conney (1991) yang menunjukan bahwa individu yang memiliki latar belakang status
sosioekonomi yang tinggi cenderung untuk memiliki pikiran mengenai masa depan
karir yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki latar belakang
sosioekonomi yang rendah. Perbedaan hasil penelitian diatas dapat dikarenakan oleh
proposisi sampel yang tidak seimbang antara remaja yang memiliki status
5.3 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak
yang dapat diperoleh. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka
kehidupan. Penelitian ini hanya meneliti orientasi masa depan dalam dominan
Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang positif untuk
para orang tua agar mengambil peran yang besar dalam membimbing dan
Selain itu juga pihak sekolah dapat membuat suatu budaya tertentu atau
Untuk para remaja agar lebih menggali dan mencari informasi yang
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, Kristen M & Douglas Barnett. (2000). The Relation Between Familial
Factors and Future Orientation of Urban, African American Sixth Graders.
Journal of Child and Family Studies Vol. 9, No.4.
McCabe, Kristen M & Douglas Barnett. (2000). First comes work, then comes
marriage future orientation among african american young adolescents.
Journal of Interdisiplinary Journal of Applied Vol. 49. No.1
Nurmi, J.E (1991). How do adolescents see their future? A review of the development
of future orientation and planning. Helsinski Academic Press, Inc.
Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, TG., Regala, B. P., Uriarte, G. G. Penerjemah
Alimuddin Tuwu. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Seginer, Rachel & Schlesineger, Ronit. (1998). The case of the Israeli Kibuiz
international. Journal of behavioral development, Vol 22, No.53.page 151-16