Anda di halaman 1dari 71

TUGAS

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA


PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP
PUSKESMAS KEMBARAN 1

DISUSUN OLEH

1. Yusvita Ariani Rahayu (P1337433216032)

2. Saly Fazaya (P1337433216038)

3. Mahya Fatia Wulan Nafisah (P1337433216053)

4. Anggara Sigit Sebastian (P1337433216054)

5. Dani Aditya Pratama (P1337433216059)

6. Syifa Darmawan (P1337433216061)

Kelas : 3 C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ( UKL – UPL)

Berdasarkan PeraturanBupati Nomor 35 Tahun 2016 tentang Jenis Usaha dan/atau


Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, bahwa puskesmas ( dengan rawat inap dan/atau rawat jalan)
tidak termasuk puskesmas pembantu wajid dilengkapi dengan Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Selanjutnya, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Pasal 2 menyebutkan
bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Dokumen UKL-UPL wajib wajib
memiliki Izin Lingkungan yang diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi;
penyusunan Dokumen UKL-UPL; pemeriksaan Dokumen UKL-UPL; Permohonan dan
Penerbitan Izin Lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya sebutan Puskesmas adalahn fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencpai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan
Unit Pelayanan Teknis Daerah ( UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada pembangunan kesehatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bersangktan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pemerintah Kabupaten Banyumas, melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas


berencana untuk melakukan pembangunan gedung Puskesmas Kembaran 1. Dengan
demikian, maka Dinas Kesehatan kabupaten Banyumas menyusun Dokumen Upaya
pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Penyusunan
Dokumen UKL-UPL baru yang kami ajukan mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Lingkungan Hidup.

1
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Nama Pemrakarsa : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
2. Alamat Pemrakarsa : Jl. RA Wiryaatmadja
Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten
Banyumas.
3. Nama Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas Kembaran 1
Operasional
4. Alamat : Jl. Raya Sokaraja – Sumbang
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.

B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN


1. Nama Rencana Usaha dan atau Kegiatan
Puskesmas Kembaran 1
2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. Jalan : Raya Sokaraja
b. Kelurahan : Sumbang
c. Kecamatan : Kembaran
d. Kabupaten : Banyumas
e. Provinsi : Jawa Tengah

2
Gambar 1. Lokasi Kegiatan Puskesmas Kembaran 1

3. Skala Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


a. Peruntukan Lahan
Pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas kembaran 1 berada di desa
linggasari kecamatan kembaran. Kecamatan kembaran merupaakan bagian
dari wilayah kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
25,92 km2 dan berada pada ketinggian 73,6 M dari permukaan laut dengan
curah hujan 2.834 mm per tahun. Puskesmas kembaran melayani 8 desa yang
terdiri dari 31 dukuh, 35 RW, dan 182 RT di kecamatan kembaran. Desa
terluas adalah desa Linggasari yaitu 229.548 ha dan desa tersempit adalah
Desa Karangsoka dengan luas wilayah 73.367 ha. Sedangkan dilihat dari jarak
desa terjauh adalah desa Tambaksari yaitu berjarak 3,5 km dari pusat kota
Kembaran dan desa terdekat dengan jarak 0,5 km.

3
Tabel 1. Peruntukan Lahan

No Nama Luas

1. Ruang Pendaftaran dan Administrasi 20


Pembayaran

2. Ruang Rekam Medik 20

3. Ruang Pemeriksaan Umum 16

4. Ruang Tindakan 16

5. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 16

6. Ruang Pelayanan Prolaris 16

7. Ruang Promosi Kesehatan dan Konseling 18

8. Ruang Gawat Darurat 24

9. Ruang Persalinan 24

10. Ruang Nifas 22

11. Ruang IVA dan KB 18

12. Ruang Kesehatan Ibu 14

13. Ruang Kesehatan Anak dan MTBS 14

14. Ruang Imunisasi dan Konsultasi 14

15. Ruang Laktasi 8

16. Ruang Laboratorium 13

17. Ruang Sterilisasi 11

18. Ruang DOTS 6

19. Ruang Batuk 3

20. Ruang farmasi 18

21. Dapur 4

22. Gudang Umum 10

23. Toilet Karyawan 13

24. Toilet Pengunjung 22

25. Drop Off Pengunjung Rawat Jalan 14

4
26. Drop off Gawat Darurat /R. Persalinan 15

27. Selasar dan Ruang Tunggu 5

28. Rumah Dinas Petugas Kesehatan 16

29. Ruang Genset 23

30. Garasi Ambulance 30

31. Mushola 13

32. Ruang Kepala Puskesmas 24

33. Ruang Tamu 21

34. Ruang administrasi dan Kepala TU 45

35. Ruang Rapat 45

36. Gudang Obat 12

37. KM/WC 8

38. Area Parkir 140

39. Lahan Terbuka 900

40. Taman 140

5
b. Visi dan Misi Puskesmas Kembaran 1
Visi Puskesmas Kembaran 1
“ Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna Menuju Masyarakat Sehat Mandiri”
Misi Puskesmas Kemabaran 1
 Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat
 Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan
 Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Kesehatan (SDM)
 Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
 Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan
c. Fasiitas Puskesmas Kembaran 1
Dalam melakukan pelayanan kesehatan pertama kepada masyarakat sekitar,
Puskesmas Kembaran 1 dilengkapi dengan peralatan-peralatan:
 Dental Unit 1 Buah
 Foto Meter 1 Buah
 Sanitarian Kit 1 Buah
 Autoclave/Sterilisator 1 Buah
 Sterilisator Kering 1 Buah
 Lemari es Vaksin 1 Buah
 Genset 13.000 watt 1 Buah
 Microscope Biokuler 1 Buah
 Kulkas 2 Buah
 Safety cabinet 1 Buah
 Centrifuse 1 Buah
 Mikro Pipet 1 Set
 KIA 2 Buah
 Tabung oksigen 1 Buah
Dalam melakukan pelayanan kesehatan pertama kepada masyarakat sekitar,
Puskesmas Kembaran 1 dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas :
 Sepeda Motor 2 Unit
 Mobil Ambulance 2 Unit
 Genset 13.000 watt 1 Unit

d. Pelayanan dan Fasiltas Puskesmas Kembaran 1


Pelayanan yang dimiliki oleh puskesmas Kembaran 1 adalah ;
 Pemeriksaan Umum
 Pemeriksaan Kesehatan Spesialis Gigi
 Pelayanan Persalinan Normal
 Pelayanan KB
 Pelayanan Kesehatan Ank
 Pelayanan Program Layanan Penyakit Kronis
 Pemeriksaan Laboratorium Standar

Tabel 3
Jadwal Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kembaran 1

No. Jenis Pelayanan Hari Pelayanan

6
1. Unit Gawat Darurat Senin - Sabtu

2. Persalinan Senin – Sabtu

3. Klinik Umum Senin – Sabtu

4. Klinik Gigi Senin - Sabtu

5. Klinik KIA Senin – Sabtu

6. Klinik KB –IUD Senin – Sabtu

7. Klinik KB ( Selain IUD) Senin – Sabtu

8. Imunisasi Bayi Sabtu ( Minggu ke-4)

9. Imunisasi Calon Pengantin Senin – Sabtu

10. Laboratorium Senin – Sabtu

11. Konseling Senin – Sabtu

12. Klinik Sanitasi Senin – Sabtu

13. Klinik Gizi Senin s/d Jum’at

14. Klinik MTBM / MTBS Senin – Sabtu

15. Obat Senin – Sabtu

7
16. Tindakan Senin – Sabtu

17. Ploralis Kamis (Minggu ke-2)

Fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmas Kembaran 1 dalam memberikan pelayanan


kepada masyarakat adalah :
 Laboratorium Standar
 Instalasi Gizi
Secara lebih jelas, alur pelayanan Puskesmas Kembaran 1 dapat dilihat pada diagram
berikut ini :

8
Gambar 2. Alur Pelayanan Puskesmas Kembaran 1

PASIEN

MENGAMBIL R.TINDAKAN
ANTRIAN

R.PEMERIKSAAN
UMUM
LOKET

PASIEN DIPANGGIL
SESUAI ANTRIAN

PASIEN LAMA

PASIEN BARU

TIDAK BAWA BAWA KARTU


MENUNJUKKAN KARTU BEROBAT BEROBAT
KTP/KARTU JAMINAN
KESEHATAN
TIDAK BAWA TIDAK BAWA
KARTU BEROBAT KARTU BEROBAT
REKAM MEDIK

PASIEN BARU

KARTU BEROBAT CATAT DI BUKU REGISTER


KUNJUNGAN CARI DATA DI
SIMPUS

PASIEN LAMA DISTRIBUSI


AMBIL MAP
REKAM MEDIK
SERAHKAN RM

MENUNGGU
PANGGILAN

9
BAWA KE
RUMAH SAKIT

YA
PERLU
PASIEN PENDAFTARAN & PELAYANAN: TDK PERLU TDK YA POJOK GIZI
PERLU KONSULTASI
DATANG PEMBAYARAN 1. BP. UMUM PEMERIKSAAN PENUNJANG KLINIK SANITASI
RUJUK KLINIK IMS
ADMINISTRASU 2. KIA / IMUNISASI LANJUTAN
3. KB
4. BP.GIGI

TIDAK TDK
PERLU PASIEN
OBAT? PULANG

YA
APOTIK
KAMAR OBAT

10
e. Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Kembaran 1
adalah :

 Tenaga medis, yang dimiliki kewenangan praktik kedokteran di


Puskesmas Kembaran 1 sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kefarmasian Puskesmas Kembaran 1.
 Tenaga Keperawatan, dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan Puskesmas Kembaran 1.
 Tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan Puskesmas Kembaran 1.

Tabel 3. Data Kepegawaian Puskesmas Kembaran 1


Jumlah
PNS Non PNS
No. Jabatan Jumlah Keterangan
1. Dokter 2 1 3

2. Perawat 3 4 7

3. Bidan 6 0 6

4. Sanitarian 1 0 1

5. Asisten Apoteker 1 0 1

6. Petugas Gizi 1 0 1

7. Promosi Kesehatan 0 1 1

8. Analis Laboratorium 0 1 1

9. Administrasi 7 2 9

10. Pengemudi Ambulance 0 1 1


11. Penjaga Kantor 2 0 2

12. Petugas Kebersihan 0 1 1

Jumlah 23 14 37
Gambar 3.

Struktur Organisasi Puskesmas Kembaran 1


4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan /atau Kegiatan

a. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang


1. Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun
2011 tentang RTRW Kabupaten Banyumas 2011 – 2013, lokasi yang
dimohon berada dalam kawasan permukiman perkotaan. Pada pasal 84
ayat 9 tentang ketentuan umum kawasan permukiman perkotaan
disebutkan pada huruf (a) bahwa kawasan tersebut memiliki fungsi utama
berupa pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, perdagangan dan jasa maupun permukiman dengan cirri
permukman.

2. Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan


Permukiman Kabupaten Banyumas Nomor : 050/885/PR/2017 tanggal 17
Juli 2017 perihal Keterangan Rencana Daerah ( Advice Planning) bahwa
sesuai Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Rencana Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyumas Tahun 2011 –
2031 disebutkan bahwa lokasi yang dimohon masuk ke dalam kawasan
permukiman perkotaan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
rencana kegiatan pembangunan Puskesmas Kembaran 1 masih sesuai
dengan rencana ketentuan pemanfaatan tata ruang yang ada dan pemohon
harus memenuhi ketentuan teknis lainnya, antara lain:

 KDB : Maksimal 60% dan menyediakan lahan parker sesuai


dengan aturan yang berlaku

 KDH : Minimal 10%

 GSB : Dengan rekomendasi dari Instansi terkait yang


membidangi jalan. Gedung Puskesmas Kembaran 1 menempati
lahan seluas 2.750 m2, dengan luas bangunan 1.356 m2. Dengan
demikian, maka dapat dikatakan bahwa KDB Puskesmas
Kembaran 1 sebesar 49,31%. Luas Ruang terbuka Hijau
Puskesmas Kembaran 1 adalah 275 m2 atau sebesar 10% dari
luas lahan yang tersedia.
b. Penjelasan mengenai persetujuan prinsip atas rencana kegiatan
1. Berdasarkan surat dari Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten
Banyumas Nomor 028/1470/2017 tanggal 24 Maret 2017 tentang
Pembangunan Puskesmas Kembaran 1 yang menerangkan bahwa
pembangunan Puskesmas Kembaran 1 dapat dilaksanakan di komplek dan
alamat yang tertera dengan pertimbangan:

 Akses menuju ke lokasi sangat representative

 Mendekatkan layanan kepada masyarakat.

 Untuk menghindari pemakaian barang milik daerah yang tidak


sesuai prosedur.

2. Berdasarkan keputusan Bupati Banyumas Nomor 440/1340/Tahun 2014


tanggal 22 November 2014 tentang Izin Operasional Tetap Pusat
Kesehatan Masyarakat Kembaran 1 Kabupaten Banyumas yang
menerangkan bahwa memberikan Izin Operasional Tetap Pusat Kesehatan
Masyarakat kepada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kembaran 1
yang beralamat di Jl.Raya Sokaraja Kelurahan Sumbang Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas sebagai Puskesmas rawat jalan.

3. Berdasarkan Keputusan Bupati Banyumas Nomor 440/1049/Tahun 2015


tanggal 12 November 2015 tentang kategori Pusat Kesehatan Masyarakat
di Kabupaten Banyumas yang menerangkan bahwa Puskesmas Kembaran
1 masuk dalam kategori Puskesmas Wilayah Perkotaan di kabupaten
Banyumas.

4. Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten banyumas Nomor 10 Tahun


2011 tentang RTRW Kabupaten Banyumas 2011 – 2031, lokasi yang
dimohon berada dalam kawasan permukiman perkotaan. Pada pasal 84
ayat 9 tentang ketentuan umum kawasan permukiman perkotaan
disebutkan pada huruf (a) bahwa kawasan tersebut memiliki fungsi utama
berupa pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
social, perdagangan dan jasa maupun permukiman dengan ciri
permukiman.

5. Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan


Permukiman Kabupaten Banyumas Nomor: 050/885/PR/2017 juli 2017
perihal Keterangan Rencana Daerah (advice Planning) bahwa sesuai
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Rencana Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyumas Tahun 2011 – 2031
disebutkan bahwa lokasi yang dimohon masuk ke dalam kawasan
permukiman kota.

6. Berdasarkan Surat Rekomendasi dari Dinas Pekerja Umum Kabupaten


Banyumas Nomor: 503/5639/2017 tanggal 1 Agustus 2017 perihal
Rekomendasi garis Sempadan Sungai/Saluran yang menerangkan bahwa
Garis Sempadan Sungai (GSS) adalah 1.00 (satu) m 2 dari kaki tanggul
terluar pada saluran daerah Irigasi Bogor. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemrakarsa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Bangunan yang ada disesuaikan terhadap ketentuan Garis


Sempadan;

 Tidak Mengurangi penampangan basah Saluran Daerah Irigasi


Bogor;

 Tidak membuang limbah (cair maupun padat) ke Saluran Daerah


Irigasi Bogor;

 Menjaga sarana dan Prasarana pengairan yang ada disekitarnya;

 Apabila dalam pelaksaan kegiatan tidak sesuai butir “1” sampai


dengan “4” di atas pemohon telah melanggar Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor: 08/PRT/M2015 sehingga Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Banyumas berhak melaksanakan tindakan lebih lanjut
sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka secara prinsip kegiatan Puskesmas
Kembaran 1 dapat dilaksanakan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
C. Uraian mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan
Tahap Perkontruksi
1. Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi pembangunan Puskesmas Kembaran 1 berada pada lahan seluas
229.548 ha, yaitu berdasarkan Sertfikat Hak Pakai No.00003 atas nama
Pemerintah Kabupaten Banyumas yang berkedudukan di Purwokerto. Gedung
Puskesmas Kembaran 1 menggunakan sebagian tanah di kompleks Kantor
Kecamatan Kembaran dengan luas 2.750 m². Lokasi berada di Jl. Raya Sokaraja -
Sumbang desa linggasari kecamatan kembaran Kabupaten Banyumas pada titik
koordinat 7° 25’ 14,69” S, 109° 12’ 44,49” E. Batas tapak kegiatannya adalah
sebagai berikut:
Sebelah timur : Kabupaten Purbalingga
Sebelah barat : Kecamatan Purwokerto Timur
Sebelah utara : Kecamatan Sumbang
Sebelah selatan : Kecamatan Sokaraja
Jenis dampak yang ditimbulkan dari penetapan lokasi kegiatan dapat berupa
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan adalah
persepsi positif masyarakat sekitar perihal harapan turut serta pemrakarsa secara
aktif terhadap kegiatan masyarakat sekitar. Sedangikan dampak negatif yang
ditimbulkan adalah persepsi negatif terhadap kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkan dari kegiatan puskesmas. Untuk meminimalisir adanya dampak
negatif yang muncul dari kegiatan penetuan lokasi gedung Puskesmas Kembaran
1, maka dilakukan sosialisasi dengan dihadiri oleh warga di sekitar lokasi
Puskesmas Kembaran 1, tokoh-tokoh masyarakat, dan instansi-instansi yang
terkait.
2. Survei Daya Dukung Tanah
Kegiatan survei daya dukung tanah merurupakan kegiatan lapangan guna
menunjang kegiatan perencanaan, baik berupa pengukuran lahan dan penyelidikan
tanah. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan dapat digunakan untuk
menentukan arah jalur aksesibilitas, batasan tapak proyek, maupun berbagai
analisis daya dukung tanah maupun kelayakan teknis terhadap bangunan yang
akan digunakan untuk penetapan site plan maupun perencanaan teknis, yang
meliputi pembuatan gambar kerja; estimasi biaya, dan spesifikasi bahan dan
material yang digunakan untuk pembangunan puskesmas tersebut.
Tahap Konstruksi (Pembangunan Puskesmas Kembaran 1)
Kegiatan konstruksi bangunan, juga memberikan dampak terhadap
lingkungan. Jenis dampak yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi adalah
timbulan sampah, penurunan estetika lingkungan, dan penurunan kualitas air tanah
yang diakibatkan dari kegiatan MCK pekerja konstruksi. Perilaku pekerja
konstruksi yang kurang disiplin mengakibatkan timbulan sampah di berbagai
tempat yang dapat memberikan dampak penurunan estetika lingkungan. Upaya
yang dilakukan untuk meminimalisir dampak penurunan estetika lingkungan
adalah dengan menyediakan tempat sampah di tempat-tempat yang representatif
dan memberikan pengarahan dan himbauan kepada pekerja konstruksi untuk
membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak
kontraktor untuk mengatasi kebutuhan MCK pekerja konstruksi adalah dengan
menyediakan toilet portabel di lokasi konstruksi.
Pembangunan Gedung Puskesmas Kembaran 1 dilaksanakan di Jl. Raya
Sokaraja - Sumbang desa linggasari kecamatan kembaran Kabupaten Banyumas.
Kegiatan pembangunan Gedung Puskesmas Kembaran 1 meliputi kegiatan cut and
fill, pematangan lahan, pebuatan konstruksi mulai dari pondasi sampai dengan
finishing konstruksi. Luas tanah yang akan digunakan untuk pembangunan Gedung
Puskesmas Kembaran 1 adalah 2.750 m² dari luas lahan 229.548 ha yang
merupakan hak pakai atas nama Pemerintah Kabupaten Banyumas. Dalam
melaksanakan pembangunan Gedung Puskesmas Kembaran 1, pihak manajemen
Puskesmas Kembaran mengacu kepada gambar DED (Detail Engineering Design)
yang sudah disyahkan oleh dinas-dinas terkait. Pelaksaan Pembangunan Gedung
Puskesmas Kembaran 1 pada tahap konstruksi ini meliputi seluruh kegiatan tahap
konstruksi, beberapa kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak yaitu:
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakakukan pada area tapak proyek yang akan dibangun
Gedung Puskesmas Kembaran 1, Lokasi yang akan digunakan merupakan
lahan ksosong yang ditumbuhi tanaman non pertanian. Kontur tanah yang ada
di tapak proyek pembangunan Gedung Puskesmas Kembaran 1 adalah
semakin ke timur semakin rendah. Cut and fill dilakukan dengan tujuan untuk
perataan lahan dan pematangan lahan. Dalam pelaksaannya, cut and fill
dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Hal ini bertujuan agar tidak
menggunakan kepada warga masyarakat di sekitarnya. Kegiatan pematangan
lahan dilaksanakan dengan memperhatikan kemungkinan tidak terbentuknya
genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk yang
dapat menularkan wabah penyakit ke permukiman penduduk dan lingkungan
sekitar.
2. Rekrutmen Tenaga Keja Konstruksi
Pemerintah Kabupaten Banyumas, melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas sebagai pemrakarsa kegiatan akan menerapkan sistem pengelolaan
dengan sasaran efisiensi yang tinggi. Pemerintah bersifat mengatur dan
mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Untuk tenaga
konstruksi, pihak kontraktor akan memberikan prioritas utama kepada tenaga
kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar sesuai dengan keahlian dan
kualifikasi yang dibutuhkan. Mengingat bahwa ketersediaan dan keterbatasan
tenaga kerja lokal, maka tidak menutup kemungkinan apabila pihak kontraktor
juga akan menggunakan tenaga kerja pendatang dari daerah lain.
Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi digunakan pada saat
pelaksaan pembangunan fisik, baik untuk pekerjaan sipil terhadap bangunan
maupun pekerjaan sipil yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
penunjang. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk berbagai bidang pekerjaan
sipil-konstruksi tersebut meliputi tenaga kerja sipil bangunan dan elektrikal
mekanikal.
Dalam proses rekrutmen tenaga kerja akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat dengan terbukanya kesempatan kerja terutama pekerjaan
nonformal. Kondisi tersebut tentu akan memberikan peluang bagi peningkatan
pendapatan masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan ini. Dengan
meningkatnya kesempatan kerja, akan memberikan persepsi positif terhadap
rencana pembangunan Puskesmas Kembaran 1 tersebut. Sedangkan dampak
negatif dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja adalah timbulnya kecemburuan
masyarakat sekitar yang tidak masuk ke dalam tenaga konstruksi.
Bentuk upaya pengelolaan yang dilakukan untuk mengantisipasi hal negatif
adalah dengan melakukan penerimaan tenaga kerja bangunan dengan
mengutamakan tenaga kerja lokal yang tinggal di sekitar kegiatan. Hal ini
untuk menjaga supaya tidak terjadi kecemburuan sosial. Pekerja bangunan
adalah warga sekitar yang mampu melakukan pekerjaan bangunan dan diawasi
oleh pengawas dari pihak kontraktor. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
sekitar ± 20 orang.
3. Pembangunan dan Pengoperasian Barak Kerja
Kegiatan pembangunan dan pengoperasian barak kerja adalah berupa
pembangunan barak kerja untuk para tenaga pelaksana dan tenaga kerja di
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan. Selain itu, barak kerja juga dapat
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan bahan materialdan peralatan.
4. Mobilisasi Material dan Peralatan
Mobilisasi dalam konteks ini adalah pemindahan peralatan/material menuju ke
lokasi kegiatan/proyek. Kegiatan mobilisasi peralatan akan dilakukan pada
awal tahap konstruksi, sedangkan mobilisasi material dilakukan secara
bertahap selama kegiatan pada tahap konstruksi. Mobilisasi peralatan dan
material akan dilakukan melalui Jl. Raya Sokaraja - Sumbang desa linggasari.
Pengangkutan material menggunakan kendaraan pengangkut dari luar proyek
ke dalam proyek. Kapasitas kendaraan pengangkut material disesuaikan
dengan kelas jalan yang akan dilalui dengan frekuensi diperkirakan sehari ± 3
kali. Jalur pengangkutan material menuju lokasi proyek dari lokasi asal
material di sekitar Kabupaten Banyumas melalui Jl. Raya Sokaraja - Sumbang
desa linggasari. Dengan demikian, maka kegiatan tersebut akan sangat
tergantung pada kondisi lalu lintas yang ada, prasarana jalan yang dilalui serta
alat angkut yang digunakan.
Jenis dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan material
diantaranya : rusaknya sarana dan prasarana terutama jalan dan trotoar akibat
dilewati kendaraan pengangkut material.
Untuk menghindari gangguan kelancaran lalu lintas, maka dilakukan
pengaturan jam pengangkutan yaitu tidak pada jam-jam sibuk kendaraan dan
pengaturan frekuensi pengangkutan, pengaturan tonase kendaraan sesuai
peruntukan jalan, serta proses pembangunan dilakukan secara bertahap.
5. Pekerjaan Sipil
Mempersiapkan kondisi di lapangan untuk melakukan pembangunan dan
berkoordinasi dengan dinas teknis terkait. Pekerjaan sipil yang dilakukan oleh
pemrakarsa yaitu :
a. Pembangunan bangunan dan utilitasnya
Pembangunan Puskesmas Kembaran 1 menempati lahan seluas 229.548
ha. Sebagai panduan pembangunan gedung akan mengikuti site plan dan
DED yang sudah disahkan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman
Kabupaten Banyumas. Bangunan direncanakan terdiri dari bangunan
permanen berlantai 2 dengan luas 1.608 m². Bangunan akan dilengkapi
dengan utilitas kelistrikan yang bersumber dari PLN sebesar 22.000 watt.
Sebagai cadangam energi, pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1
menggunakan genset dengan kapasitas 13.000 Watt. Sedangkan, untuk
kebutuhan air bersih pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1
menggunakan air yang bersumber dari Sumur Gali dengan kedalaman
20m, sebelum air bersih tersebut digunakan untuk kegiatan operasional
Puskesmas Kembaran 1, terlebih dahulu pihak manajemen Puskesmas
Kembaran 1 melakukan pre-treatment agar air yang digunakan untuk
kegiatan operasional sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah. Selain itu, bangunan juga akan dilengkapi dengan hydrant 1
unit dan alat pemadam api ringan yang digunakan untuk mengantisipasi
kebakaran.
Pembangunan fasilitas di Puskesmas Kembaran 1 meliputi ruang rawat
inap, ruang kesehatan gigi dan mulut, ruang prolanis, ruang farmasi, ruang
kantor, ruang rekam medik, ruang laboratorium, ruang tindakan, ruang
IGD, ruang tunggu, ruang periksa, ruang laktasi, ruang strerilisasi, ruang
gudang, ruang administrasi, ruang kepala puskesmas, ruang rapat, dapur,
ruang linen, dan garasi ambulance.
Jenis dampak yang ditimbulkan dari proses pembangunan Puskesmas
Kembaran 1 adalah meningkatnya intensitas kebisingan, menurunnya
kualitas udara, dan menurunnnya sanitasi lingkungan di sekitar lokasi
kegiatan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak
adalah dengan melaksanakan kegiatan pembangunan Puskesmas
Kembaran 1 adalah dengan membuat pagar pembatas tapak proyek
kegiatan dengan lingkungan. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Desain bangunan Puskesmas, yang meliputi:
a) Bentuk denah bangunan Puskesmas simtris dan sederhana untuk
mengantisipasi kerusakan apabila terjadi gempa.
b) Massa bangunan mempertimbangkan sirkulasi udara dan
pencahayaan.
c) Tata letak bangunan-bangunan (site plan) dan tata ruang dalam
bangunan mempertimbangkan zonasi berdasarkan tingkat risiko
penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi
berdasarkan kedekatan fungsi antar ruang pelayanan.
d) Tinggi rendah bangunan dibuat tetap menjaga keserasian
lingkungan dan peil banjir.
e) Aksesibilitas di luar dan di dalam bangunan
mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat dan lansia.
f) Bangunan Puskesmas menyediakan area parkir kendaraan
dengan jumlah area yang propordional disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
g) Perancangan pemanfaatan tata ruang dalam bangunan dibuat
seefektif mungkin sesuai dengan fungsi-fungsi pelayanan.
2) Pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
prundang-undangan.
Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana Puskesmas meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Persyaratan keselamatan struktur bangunan, kemampuan
bangunan menanggulangi bahaya kebakaran, bahaya petir
bahaya kelistrikan, persyaratan instalasi gas medik, instalasi
uap, dan instalasi bahan bakar gas.
b) Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi air, instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), dan bahan bangunan.

b. Pembuatan area parkir dan rmbu-rambu lalu lintas


Fasilitas parkir yang disediakan seluas ± 152 m² yang terdapat di bagian
depan, samping kanan bangunan puskesmas untuk parkir pengunjung.
Sedangkan area parkir karyawan berada di bagian belakang bangunan
Puskesmas Kembaran 1. Lantai area parkir direncanakan akan
menggunakan paving block sehingga dapat berfungsi untuk penyerapan air
hujan. Rencana area terbuka di dalam lokasi sebagian akan menggunakan
pasanagan paving block dan sebagian lagi ditanami rumput. Hal ini
dilkukan dengan pertimbangan agar air hujan yang jatuh tidak langsung
hilang, namun dapat terserap ke dalam tanah melalui sela-sela pasangan
paving block sehingga secara tidak langsung turut menjaga persediaan air
di lokasi kegiatan. Satuan Ruang Parkir untuk mobil penumpang golongan
II adalah 11,5 m² dan kendaraan roda dua adalah 1,5 m². Sehingga apabila
tersedia lahan parkir seluas 152 m² dengan pembagian 60 m² untuk parkir
kendaraan roda 2 maka akan dapat menampung 40 sepeda motor.
Sedangkan lahan parkir kendaraan penumpang golongan II adalah seluas
92 m² akan dapat menumpang 8 mobil.
c. Pembuatan Sarana Buangan Air Limbah dan MCK
Sebagai sarana untuk pembuangan air limbah dibuat KM/WC sebanyak 13
buah. Air limbah dari kegiatan MCK akan disalurkan ke dalam septic tank
kemudian diolah lebih lanjut dengan instalasi pengolahan air limbah
sistem biofiltration yang berada di belakang gedung Puskesmas Kembaran
1. Debit air limbah untuk setiap tempat tidur pasien sekelas rumah sakit
umum diperkirakan sekitar 340 liter/hari (Soufyan M,dkk,1991). Jika
jumlah tempat tidur sebanyak 4 bed maka volume air limbah yang
dihasilkan adalah 1.360 liter/hari. Jumlah total pemakaian untuk kegiatan
operasional Puskesmas Kembaran 1 adalah sekitar 4.46 m³/hari.
Pengelolaan air limbah yang berupa limbah cair dan tinja di Puskesmas
Kembaran 1 dipusatkan di satu Instansi Pengolahan Air Limbah. Untuk
mengolah air limbah tersebut, dibutuhkan instalasi pengolahan air limbah
dengan kapasitas ± 7 m³/hari.
d. Pembuatan Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tempat penampungan samapah sementara direncanakan akan dibuat di
belakang gedung Puskesmas Kembaran 1 sehingga mempermudah proses
pengelolaannya untuk selanjutnya dibawa menuju ke tempat pengolahan
sampah akhir yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas. Sebelum sampah dikumpulkan di dalam tempat pembuangan
sementara, pihak manajemen Puskesmas kembaran 1 melakukan
pemilahan samapah menjadi 5 kategori yaitu sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun, sampah yang mudah terurai, sampah
yang dapat didaur ulang, sampah yang dapat digunakan kembali,
sampah lainnya. Tempat pembuangan sampah dibuat 5 (lima) ruang, yang
dilengkapi dengan tutup supatya tidak bau dan mencegah berkembangnya
vektor penyakit. Sampah dibuang setiap hari ke TPS terdekat untuk
menghindari perindukan vektor penyakit. Pihak manajemen Puskesmas
Kembaran 1 melakukan pengelolaan sampah dengan bekerjasama dengan
Bank Sampah yang ada di wilayah Kelurahan Rejasari.
e. Pembuatan TPS Limbah B3 Puskesmas
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Puskesmas akan dibangun di
dalam gudang umum. Bangunan TPS dibuat dengan pencahayaan dan
penghawaan yang cukup, lantai kedap air, dan tertutup untuk menghindari
masuknya dan berkembangnya vektor penyakit. TPS dilengkapi dengan
log book untuk mencatat neraca limbah B3 Puskesmas. Dalam
Pengelolaan limbah B3 Infeksius, pihak Puskesmas Kembaran 1 bekerja
sama dengan pengumpul limbah B3 yang sudah mendapatkan izin
pengumpul limbah B3 dari Instansi yang berwenang.
f. Pengumpul Sumur Gali
Kebutuhan air bersih untuk operasional Puskesmas menggunakan air yang
bersumber dari air tanah yaitu dari sumur gali. Sumur gali direncanakan
pada kedalaman 20 m dan sampai diperoleh kualitas air yang memenuhi
baku mutu air bersih. Sebelum air sumur itu digunakan untuk kegiatan
operasional Puskesmas Kembaran 1, terlebih dahulu pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 melakukan pre treatment terhadap air tersebut
agar memenuhi baku mutu sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Konstruksi sumur gali akan mengikuti saran dan arahan dari dinas
teknis terkait.
g. Pembuatan Ruang Terbuka Hijau
Area terbuka sebagai area penghijauan direncanakan akan ditanami pohon
di sekitar bangunan yaitu area terbuka. Area terbuka seperti ruang parkir
dibuat taman. Taman disamping untuk memperindah lingkungan gedung
Puskesmas juga berfungsi sebagai penyerap polusi udara dan mencegah
perubahan iklim mikro di sekitarnya. Luas area terbuka yang dimanfaatkan
untuk ruang terbuka hijau adalah seluas 275 m² yang tersebar di halaman
gedung Puskesmas Kembaran 1 dan di halaman Rumah Dinas Petugas
Kesehatan.
Pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 akan membuat taman di sekitar
Puskesmas Kembaran 1 dengan menanam pohon-pohon yang dapat
menyerap emisi kendaraan yang dikeluarkan oleh kendaraan-kendaraan
yang lalu lalang di Jl. Raya Sokaraja - Sumbang desa linggasari. Jenis-
jenis pohon yang cukup bagus untuk menyerap radikal bebas dan
merupakan jenis pohon penuduh antara lain pohon biola cantik, pohon
sakura jawa, pohon asem jawa, pohon ketapang laut.
h. Pembuatan Sumur Resapan Air Hujan
Untuk mengalirkan air hujan (run off), dibangun jaringan saluran drainase
untuk menampung air hujan yang jatuh di atap dan dihubungkan dengan
sumur resapan air hujan. Luas tutupan lahan oleh bangunan adalah 1.356
m² sehingga berdasarkan Peraturan Buoati Nomor 38 tahun 2007 tentang
Ketentuan Teknis Pembuatan Peresapan Air Hujan, dibutuhkan sumur
resapan air hujan dengan volume 60 m². Resapan air hujan akan dibuat di
sekitar bangunan Puskesmas.
Pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1, akan membangun sumur
resapan sebanyak 16 unit yang tersebar di halaman gedung Puskesmas
Kembaran 1 dengan kedalaman 5 meter dan diameter 1 m
Volume Sumur Resapan
= (3,14)*(0.52)*(5)
= 3,93 m³
Volume Total sumur Resapan = 3,93 * 16
= 62,86 m³

Tahap Operasi
1. Penyediaan Sarana Air Bersih
Air bersih di Puskesmas Kembaran 1 bersumber dari sumber air yang
berasal dari air tanah (sumur gali) yang kemudian dimpompa dan
menampung di dalam ground tank, sedangkan pemantauan air bersih
yaitu dengan menganalisa air bersih di laboratorium. Untuk menjaga
kualitas dan hygiene air, pihak Puskesmas Kembaran 1 akan
melakukan pemeriksaan secara rutin parameter fisika, kimia maupun
bakteriologi di Laboratorium. Sumur gali yang digunakan oleh
Puskesmas Kembaran 1 mempunyai kedalaman 20 m.
Berdasarkan SNI 03-7065-2005, pemakaian air bersih untuk klinik
rawat inap adalah 340lt/tempat tidur/hari. Puskesmas Kembaran 1
memiliki jumlah tempat tidur 4 bed, sehingga kebutuhan air bersih
pada keadaan hunian Puskesmas Kembaran 1 penuh diperkirakan
adalah 1.360 lt/hari atau 1,36 m³/hari. Kebutuhan air bersih karyawan
Puskesmas kembaran diperkirakan sebanyak 1.600 lt/hari atau 1,6
m³/hari. Sedangkan kebutuhan air bersih pasien rawat jalan Puskesmas
Kembaran 1 berkisar sejumlah 1.500 lt/hari atau 1,5 m³/hari. Sehingga
kebutuhan air bersih Puskesmas Kembaran 1 sejumlah ± 3,46 m³/hari
(1,36+1,6+1,5).
2. Penggunaan Sumber Energi Listrik
Sumber energi listrik untuk memenuhi operasional Puskesmas
Kembaran 1 disediakan PLN sebesar 22.000 Watt. Pemasangan
instalasi dan material instalasi listrik mengacu kepada SNI yang
berlaku. Untuk mengunjungi kelancaran dan keberlangsungan kegiatan
operasional Puskesmas Kembaran 1 disamping menggunakan sumber
energi dari PLN sebagai sumber energinya juga disediakan sumber
energi cadangan yaitu menggunakan genset sebanyak 1 unit dengan
kapasitas 13.000 Watt. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
penyediaan sumber energi genset ini adalah meningkatnya tingkat
kebisingan dan pencemaran udara di sekitar Puskesmas Kembaran 1.
Upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1
untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari penyediaan energi
genset ini adalah menempatkan genset di ruangan tertutup kedap suara
yang dilengkapi dengan cerobong asap.
3. Sarana Sanitasi Lingkungan
Setiap orang rata-rata mengeluarkan beban limbah organik sebesar 40
gram BOD per hari, yaitu dari limbah toilet 1,3 gram/orang/hari dan
dari limbah non toilet sebesar 27 gram/orang/hari. Jika air limbah toilet
yang diolah dengan sistem tanki septic tank dengan efisiensi
pengolahan 65%, maka hanya 22,5% dari total beban polutan organik
yang dapat dihilangkan, sisanya 77,5% masih tebuang keluar.
Untuk mengolah air limbah tersebut, seluruh air limbah baik air toilet
maupun air limbah non toilet harus diolah dengan unit pengolahan air
limbah di tempat (on site treatment), selanjutnya air olahannya dibuang
ke saluran umum. Jika efisiensi pengolahan on site treatment rata-rata
90% maka tinggal 10% dari beban total polutan yang masih terbuang.
Apabila diasumsikan bahwa seluruh pemakaian air menjadi air limbah,
maka jumlah limbah maksimum Puskesmas Kembaran 1 adalah
sebagai berikut :
Jumlah pemakaian air pasien 4 x 340 ltr/bed/hari = 1,36 m³/hari
Jumlah pemakaian air karyawan 38 x 80 ltr/org/hari = 3,04 m³/hari
Jumlah pemakaian air pasien rawat jalan = 1,50 m³/hari

Jumlah total pemakaian air Puskesmas = 5,90 m³/hari


Jadi, jumlah limbah cair maksimum yang dibutuhkan oleh Puskesmas
Kembaran 1 pada tingkat kunjungan penuh adalah ± 7 m³/hari.
Buangan limbah cair dari kegiatan Puskesmas Kembaran 1 bersumber
dari:
 Buangan air limbah dari kegiatan MCK tamu Puskesmas dan
karyawan
 Buangan air limbah dari kegiatan MCK kegiatan rawat inap
persalinan
 Buangan air limbah dari kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut
 Buangan air limbah dari kegiatan laboratorium
 Buangan air limbah dari kegiatan sterilisasi
 Buangan air limbah dari kegiatan pemeriksaan kesehatan
 Buangan air limbah dari kegiatan dapur
 Buangan air limbah dari kegiatan loundry
Pengelolaan air limbah domestik yang berupa limbah cair dan tinja di
Puskesmas Kembaran 1 dipusatkan di satu instalasi pengolahan air
limbah dengan kapasitas 7 m³/hari.
Asumsi buangan limbah padat pada Puskesmas Kembaran 1 sekitar
32,2 kg/hari. Asumsi buangan limbah padat kegiatan operasional
pengunjung dan karyawan Puskesmas Kembaran 1 adalah sekitar 25,2
kg/hari, dan asumsi buangan limbah padat dapur adalah sekitar 5
kg/hari. Sedangkan asumsi buangan limbah padat halaman adalah 2
kg/hari. Untuk sampah domestik padat ditampung ditempat sampah
yang terpisah menjadi 5 kategori dan selanjutnya diangkat oleh truk
sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Bidang Kebersihan Dan
Pertamanan Kabupaten Banyumas untuk selanjutnya dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Selain itu, pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 juga bekerja sama dengan bank sampah yang
ada di Kecamatan Kembaran dalam melakukan pengelolaan sampah.
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja karyawannya dengan mendaftarkan tenaga kerjanya ke
Jaminan Sosial Tenaga Kerja melalui BPJS, baik BPJS Kesehatan
maupun BPJS Ketenagakerjaan. Para karyawan Puskesmas Kembaran
1 dalam menjalankan aktivitasnya mengacu pada SOP yang ada.
5. Tenaga Kerja/Karyawan Puskesmas Kembaran 1
Dalam menjalankan kegiatannya, Puskesmas Kembaran 1 mempunyai
karyawan sebanyak 38 orang dengan pembagian 24 karyawan
merupakan PNS dan 14 orang lainnya masih berstatus honorer.
6. Limpasan Air Hujan
Untuk mengalirkan air hujan, perlu dibangun jaringan saluran drainase
untuk menampung air hujan yang jatuh diatap dan disalurkan ke sumur
resapan air hujan. Saluran drainase lokal dibangun ditepi masing
masing bangunan dan dialirkan ke saluran irigrasi yang ada di sebelah
timur bangunan Puskesmas Kembaran 1. Luas tutupan lahan oleh
bangunan ±1.356 m2 dibutuhkan sumur resapan air hujan dengan
volume total 60 m3 sumur resapan akan dibuat beberapa unit yaitu
diarea terbuka seperti area taman dan area parkir Puskesmas Kembaran
1.
7. Mobilitas Kendaraan Tamu dan Karyawan Puskesmas
Area parkir yang tersedia adalah seluas 152 m2 yang terbagi menjadi
92 m2 untuk parkir kendaraan roda 4 dan 60 m 2 untuk kendaraan roda
2. Area parkir mobil seluas 92 m2 dapat menampung sekitar 40
kendaraan roda 2. Lantai area parkir direncanakan menggunakan
paving blok sehingga dapat berfungsi sebagai peresapan air hujan.
Untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan lalu lintas akan dibuat rambu-
rambu berupa warning light di depan jalan masuk Puskesmas
Kembaran 1 yang pada saat pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas.
8. Ruang Pendaftaran, Administrasi Pembayaran dan Rekam Medik
Pada ruang ini, jenis limbah adalah yang dihasilkan berupa limbah-
limbah non klinik, antara lain: sisa kertas, sisa makanan, dan limbah
non medis lainnya. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan pemilahan
limbah menjadi 5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di TPS
Sementara yang ada di belakang gedung Puskesmas Kembaran 1.
9. Ruang Pemeriksaan Umum dan Ruang Tindakan
Pada ruang ini, jenis limbah yang dihasilkan berupa limbah padat
antara lain kapas, perban, bekas jarum suntik, ampul obat, hand scoen,
sisa makanan. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan pemilahan
limbah menjadi 5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di TPS
Sementara yang ada di belakang gedung Puskesmas Kembaran 1.
10. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
Pada ruang Kesehatan Gigi dan Mulut, jenis limbah yang dihasilkan
antara lain adalah limbah umum, limbah benda tajam, limbah
patologis, limbah infeksius, limbah farmasi, limbah kimiawi dan
limbah radioaktif. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Puskesmas kembaran 1 adalah dengan mengalirkan limbah
cair ke IPAL yang tersedia di Puskesmas Kembaran 1. Selain itu, pihak
manajemen Puskesmas Kembaran 1 juga memilah limbah padat
menjadi 5 kategori sebelum dikumpulkan di TPS Sementara.
11. Ruang Pelayanan Prolanis
Program Pelayanan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
integrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS
Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien. Pada ruang pelayanan prolanis, jenis limbah yang dihasilkan
antara lain adalah sisa kertas, sisa makanan, dan limbah non medis
lainnya. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan pemilahan limbah menjadi
5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di TPS Sementara yang ada di
belakang gedung Puskesmas Kembaran 1.
12. Ruang Gawat Darurat
Pada ruangan ini, limbah yang dihasilkan berupa kapas, bekas perban,
bekas jarum suntik, bekas infus, ampul obat, hand scoen, kertas, bekas
jaringan tubuh. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan penilaian
limbah menjadi 5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di TPS.
Sementara yang ada dibelakang Gedung Puskesmas Kembaran 1.
Untuk limbah padat yang mengandung limbah B3, pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 memisahkan dalam kantong tersendiri dan
menyimpannya di TPS Limbah B3.
13. Ruang Persalinan dan Nifas: Ruang IV A dan KB; Ruang
Kesehatan Ibu
Pada ruangan ini, jenis limbah yang dihasilkan berupa kapas, bekas
perban, bekas jarum suntik, bekas infus,ampul obat, hand scoen, kerta,
dan sisa makanan. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Puskesmas 1 Kembaran adalah melakukan pemilahan
limbah menjadi 5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di TPS
Sementara yang ada di belakang Gedung Puskesmas Kembaran 1.
Untuk limbah padat yang mengandung limbah B3, pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 memisahkan dalam kantong tersendiri dan
menyimpannya di TPS Limbah B3.
14. Ruang kesehatan Anak dan MTBS
Pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 juga menyediakan fasilitas
kesehatan anak dan MTBS, MTBS atau Manajemen Terpadu Balita
Sakit adalah suatu pendekatan yang terintregasi/terpadu dalam tata
laksana balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun
(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/ cara menata laksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/ cara menata laksana balita sakit. Kegiatan MTBS
merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan
kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak
balita di unit rawat jalan kesehatan dasar. Jenis limbah yang dihasilkan
dari ruang kesehatan anak dan MTBS adalah sisa makanan, sisa kertas,
dan limbah non medis lainnya. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh
pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan
pemilahan limbah menjadi 5 kategori sebelum imbah dikumpulkan di
TPS Sementara yang ada dibelakang Gedung Puskesmas 1 Kembaran.
Untuk limbah padat yang mengandung limbah B3, pihak manajemen
Puskesmas Kembaran 1 memisahkan dalam kantong tersendiri dan
menyimpannya di TPS Limbah B3.
15. Ruang Imunisasi dan Konsultasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan system kekebalan
tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang
sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian- bagian dari bakteri (virus)
yang telah dimodifikasi. Vaksin dimasukkan kedalam tubuh melalui
suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk kedalam tubuh,
system pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibody. Reaksi
ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang
sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas
terhadap jenis virus atau bakteri tersebut. Jenis limbah yang dihasilkan
dari kegiatan imunisasi dan konsultasi adalah sisa kertas, sisa makanan,
benda tajam (jarum suntik), dan limbah medis lainnya. Upaya
pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen Puskesmas 1
Kembaran adalah melakukan pemilahan limbah menjadi 5 kategori
sebelum limbah dikumpulkan di TPS sementara yang ada dibelakang
Gedung Puskesmas 1 Kembaran . Untuk limbah padat yang
mengandung limbah B3, pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1
memisahkan dalam kantong tersendiri dan menyimpannya di TPS
Limbah B3.
16. Ruang Laboratorium
Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional diruang
laboratorium adalah air bekas cucian dari washtafel yang biasanya
mengandung detergent dari limbah padat yang berasal dari ruang
pemeriksaan misalnya kapas, perban, bekas jarum suntik, sampul obat,
hand scoen, sisa sampel darah, sisa sampel urine, reagen, dan kertas.
Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen Puskesmas
1 Kembaran adalah melakukan pemilahan limbah menjadi 5 kategori
sebelum limbah dikumpulkan di TPS sementara yang ada dibelakang
Gedung Puskesmas 1 Kembaran .

Untuk limbah padat yang mengandung limbah B3, pihak manajemen


Puskesmas Kembaran 1 memisahkan dalam kantong tersendiri dan
menyimpannya di TPS Limbah B3.
17. Ruang Sterilisasi
Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan sterilisasi di Puskesmas 1
Kembaran adalah limbah cair sisa hasil pencucian alat-alat kesehatan
di Puskesmas 1 Kembaran. Upaya pengelolaan yang dilakukan oelh
pihak manajemen Puskesmas 1 Kembaran adalah dengan mengalirkan
limbah cair hasil sterilisasi alat ke IPAL yang tersedia di Puskesmas.
18. Ruang DOTS
Ruang DOTS adalah ruang yang disediakan oleh pihak manajemen
Puskesmas 1 Kembaran untuk melakukan sosialisi kepada masyarakat
tentang penyakit tuberculosis (TB). DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse) merupakan strategi penanggulangan
Tuberculosis (TB) di Puskesmas melalui pengobatan jangka pendek
dengan pengawasan langsung. Jenis limbah yang dihasilkan dari
kegiatan di ruang DOTS adalah sisa kertas, sia makanan dan limbah-
limbah non medis lainnya. Upaya pengelolaan yang dilakukan oleh
pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah melakukan
pemilahan limbah menjadi 5 kategori sebelum limbah dikumpulkan di
TPS Sementara yang ada dibelakang Gedung Puskesmas Kembaran 1.
19. Ruang Farmasi

Instalasi farmasi adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di


Puskesmas Kembaran 1, merupakan tempat penyelenggaraan semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan
Puskesmas itu sendiri. Tugas utama Instalasi Farmasi Puskesmas
adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai
dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan
digunakan dalam Puskesmas. Berkaitan dengan pengelolaan tersebut,
Instalasi Farmasi Puskesmas harus menyediakan obat untuk terapi yang
optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi
dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal. Jadi, Instalasi
Farmasi Puskesmas adalah satu-satunya unit di Puskesmas yang
bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada pengelolaan
semua aspek yang berkaitan dengan obat/perbekalan kesehatan yang
beredar dan digunakan dipuskesmas tersebut . Instalasi Farmasi
Puskesmas bertanggung jawab mngembangkan suatu pelayanan
farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk
memenuhi kebutuhan berbagai bagian atau unit diagnosis dan terapi,
unit pelayanan keperawatan, staff medik dan puskesmas secara
keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.
Untuk pelayanan tersebut Puskesmas Kembaran 1 akan bekerja sama
dengan Apotek yang berada didalam lingkup kegiatan puskesmas.
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan farmasi adalah pencemaran air
dan tanah akibat pembuangan limbah farmasi yang berupa obat
kadaluara, ceceran obat, obat yang tidak memenuhi syarat/kemasan
rusak, sisa obat pasien, dan sisa kemasan obat. Besaran dampak dari
kegiatan farmasi ini diperkirakan 0,25-0,5 m3/hari tergantung dari
tingkat kunjungan pasien, terutama untuk pasien rawat inap. Upaya
yang dilakukan oleh pihak manajemen Puskesmas 1 Kembaran dalam
hal perlindungan konsumen adalah dengan melakukan pemeriksaan
secara berkala tentan kemasan obat, tanggal kadaluarsa obat,
pengaturan keluar masuk obat dengan system first in first out (obat
yang pertama masuk, obat itu yang dikeluarkan terlebih dahulu),
pencatatan obat didalam logbook.
20. Dapur dan Ruang Saji Makanan (Kegiatan Pelayanan Gizi
Puskesmas)
Klinik dalam hal ini Puskesmas 1 Kembaran merupakan salah satu
tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
dengan inti pelayanan medis. Agar dapat menunjang kegiatan
pelayanan medis diperlukan tempat pengolahan makanan yang
kegiatannya berada di instalasi gizi puskesmas.
Untuk mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak berbahaya
bagi yang mengkonsumsi, perlu adanya suatu usaha penyehatan
makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian factor yang
memungkinkan terjadinya kontaminasi yang akan mempengaruhi
pertumbuhan kuman dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan
minuman yang berasal dari proses pengolahan makanan dan minuman
yang disajikan dipuskesmas agar tidak menjadi mata rantai penularan
penyakit dan gangguan kesehatan. Pelayanan makanan diberikan untuk
mencapai pelayanan gizi pasien, untuk keperluan metabolisme
tubuhnya, peningkatan kesehatan ataupun untuk mengoreksi kelainan
metabolism dalam upaya penyembuhan pasien.
Prinsip-prinsip dasar sanitasi penyelenggaraan makanan
dipuskesmas pada dasarnya tidak berbeda dengan tempat-tempat
penyelenggaraan makanan lain akan tetapi standar kebersihan dan
hygiene pelayanan makanannya lebih tinggi karena rentannya pasien
yang masuk puskesmas dan ancaman penyebaran kuman pathogen
yang tinggi di lingkungan puskesmas yang memungkinkan jika
sanitasinya kurang terjaga akan memudahkan kuman berpindah dari
individu yang satu ke individu yang lain. Perilaku karyawan
penyehatan makanan dalam penyehatan makanan dipuskesmas yang
harus diperhatikan meliputi kebiasaan cuci tangan, kebersihan tangan,
penggunaan pakaian pelindung, pemakaian sandal dan pembersihan
peralatan masak/makan. Peran dan perilaku tenaga pengolah makanan
sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan, sehingga baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap
penyebaran penyakit. Pengelolaan sanitasi oleh penjamah makanan dan
minuman dipuskesmas terdiri dari :
a. Pengawasan dan Pengamanan bahan makanan
b. Penyimpanan bahan makanan
c. Pengolahan bahan makanan
d. Penyimpanan makanan matang
e. Pengangkutan makanan
f. Penyajian makanan

Makanan yag tidak dikelola dengan baik dan benar dapat


menimbulkan dampak negative seperti penyakit dan keracunan akibat
bahan kimia, mikroorganisme , tumbuhan atau hewan, serta dapat pula
menimbulkan alergi. Terdapat 4 (empat) factor yang memungkinkan
terjadinya penularan penyakit dipuskesmas melalui makanan, yaitu
perilaku yang tidak higenis; adanya sumber penyakit menular, adanya
media (makanan dan minuman), dan resepienal. Limbah yang
dihasilkan dari dapur unit instalasi gizi puskesmas berupa sisa sayuran,
sisa makanan, sisa buah-buahan, kertas pembungkus, daun-daunan,
dan plastic pembungkus, air dari sisa pencucian alat-alat dapur yang
berupa detergent.
21. Kegiatan Loundry dan Linen
Meskipun linen tidak digunakan secara langsung dalam proses
pengobatan, namun dapat dilihat pengaruhnya jika penanganan linen
tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan terjadinya penularan
penyakit yaitu melalui infeksi silang atau infeksi nosocomial. Jenis
linen secara umum antara lain: sprei, duk, taplak meja, selimut lorek,
sarung bantal, baju operasi, stik laken, handuk, masker, selimut lorek,
sarung bantal, baju operasi, stik laken, handuk, masker, selimut tebal,
tirai dan tampon/daplok. Kegiatan penanganan linen meliputi
a) Proses pengangkutan linen kotor
b) Proses pencucian linen infeksius dan lini non-infeksius;
c) Proses penyetrikaan
d) Proses penyimpanan linen bersih.
Berdasarkan Dirjen PPM dan PLP tentang Pedoman Sanitasi
Puskesmas di Indonesia bahwa linen bersih setelah keluar dari semua
proses pengelolaan linen tidak boleh mengandung 6xX 10 spore spesies
bacillus per square inch. Dampak lingkungan dari kegiatan laundry
adalah berupa pencemaran air permukaan dan air tanah akibat
pembuangan air limbah dari kegiatan laundry. Upaya yang dilakukan
oleh pihak manajemen Puskesmas Kembaran 1 adalah dengan
mengalirkan air limbah ke IPAL yang tersedia di Puskesmas
Purwokerto 1 Kembaran.
22. Penanganan Limbah Puskesmas
Pada tahap awal, Puskesmas Kembaran 1 akan melakukan
pencegahan pada sumbernya. Semaksimal mungkin harus diupayakan
pencegahan terhadap timbulnya limbah yang seharusnya tidak terjadi.
Upaya pencegahan pencemaran dan minimalisasi limbah yang sering
dikenal dengan produksi bersih (cleaner production) akan
memberikan keuntungan bagi Puskesmas dan lingkungan. Dengan
berkurangnya jumlah limbah yang harus dimusnahkan dengan
incinerator maka akan mengurangi jumlah biaya operasionalnya dan
akan mengurangi emisi yang dikeluarkan dilingkungan. Berikut
adalah beberapa upaya Puskesmas 1 Kembaran dalam melakukan
pencegahan timbulan sampah
Tahap Pertama
a. Pelaksanaan house keeping yang baik, dengan menjaga kebersihan
lingkungan, mencegah terjadinya ceceran bahan. Dengan pelaksanaan
good house keeping yang baik dilaboratorium dan kamar rawat
persalinan akan menghindarkan ceceran bahan kimia.
b. Pemakaian air yang efisien akan mengurangi jumlah air yang masuk
kedalam instalasi pengolahan air limbah
c. Kalaupun timbulan sampah tidak dapat dihindari maka perlu
dilakukan segresi atau pemilahan limbah sehingga limbah yang masih
bisa dimanfaatkan atau didaur ulang tidak terkontaminasi oleh limbah
infeksius. Contoh lainnya adalah pemilahan limbah kimia dengan
limbah kegiatan non-klinis.
d. Pelaksanaan preventif maintenance yang ketat akan menghindarka
terjadinya kerusakan alat yang pada akhirnya dapat mengurangi
jumlah limbah yang terjadi.
e. Pengelolaan bahan-bahan atau obat-obatan yan tepat, rapi dan selalu
terkontrol sehingga tidak terjadi ceceran dan kerusakan bahan atau
obat, berarti mengurangi limbah yang terjadi.
Tahap kedua
Tahap selanjutnya terhadap limbah yang tidak bisa dihindari adalah
langkah segresi atau pemilahan. Pemilahan dilakukan dengan tujuan untuk
memisahkan limbah berdasarkan karakteristiknya. Limbah fasilitas
pelayanan kesehatan adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan dala bentuk padat, cair dan gas. Pengelolaan
limbah padat, cair dan gas mengacu kepada Permen LHK No. P/56/Men
LHK-Setjen/2016 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Deskripsi dan pengelolaan limbah B3 yaitu:
a. Limbah padat fasilitas pelayanan kesehatan adalah semua limbah
fasilitas pelayanan kesehatan yang berbentuk padat sebagai akibat
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari limbah B3 padat
dan non medis
 Limbah padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah benda tajam, limbah bahan kimia kadaluarsa, sisa kemasan,
limbah patologis, limbah radioaktif, limbah farmasi, limbah
sitotoksik, limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi dan
limbah tabung gas (container bertekanan).
Yang termasuk kedalam kategori limbah infeksius adalah :
1. Darah dan cairan tubuh
2. Limbah laboratorium yang bersifat infeksius
3. Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi
4. Limbah yang berasal dari kegiatan yang menggunakan hewan uji
Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
1. Urin, kecuali terdapat darah
2. Feses, kecuali terdapat darah
3. Muntah, kecuali terdapat darah
Limbah benda tajam, yaitu limbah yang dapat menusuk dan/atau
menimbulkan luka dan telah mengalami kontak dengan agen penyebab
infeksi. Termasuk limbah benda tajam antara lain jarum hypodermis,
jarum intravena, vial, lanset (lancet), siringe, pipet Pasteur, kaca preparat,
scalpel, pisau, dan kaca.

 Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari


kegiatan difasilitas pelayanan kesehatan diluar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya

b. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas berasal dari
kegiatan pembakaran di fasilitas pelayanan kesehatan seperti insenerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitotoksik.
c. Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan, yang selanjutnya disebut
limbah B3 adalah limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan dan atau kegiatan sejenis
Limbah domestic harus terpisah dari limbah B3 ataupun limbah infeksius.
Hal ini bertujuan agar jumlah ataupun limbah yang harus diperlakukan
secara khusu (limbah B3) tidak terlalu banyak. Limbah kimia dari
laboratorium dan sisa racikan obat harus memiliki tempat penampungan
tersendiri agar tidak mengkontaminasi limbah cair lainnya yang bukan
limbah B3.
Dalam pengelolaan limbah padatnya, pihak Puskesmas 1 Kembaran akan
melakukan pemilahan limbah dan menyimpannya dalam kantong plastic
yang berbeda-beda berdasarkan karakteristik limbahnya.
 Limbah domestic dimasukkan kedalam plastic berwarana hitam
 Limbah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastic berwarna
kuning
 Limbah sitotoksik dimasukkan kedalam kantong plastic berwarna
kuning
 Limbah kimia/farmasi dimasukkan kedalam kuning plastic berwarna
coklat
 Limbah radioaktif dimasukkan kedalam kantong plastic berwrna merah
 Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna
yaitu satu untuk limbah klinik dan satu untuk limbah non-klinik
 Kantongkantong dengan warna harus dibuang jika sudah terisi ½
bagian kemudian diikat bagian atsnya dan diberi label yang jelas,
 Kantong harus diangkat dengan memegang lehernya, sehingga jika
diharus menjauhi badan dan diletakkan ditempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan
 Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantong-kantong dengan
warna yang sama telah dijadikan satu dan dikirim ketempat yang sesuai
 Kantong harus disimpan pada tempat yag kedap terhadap kutu dan
hewan perusak serta vector penyakit seperti kecoa, tikus dan kucing
sebelum diangkat ketempat pembuangan.
Tata Cara Pengurangan dan Pemilahan
Pengurangan dan pemilahan limbah dipusatkan terhadap eliminasi atau
pengurangan alur limbah medis. Hal ini dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Pengurangan Pada Sumber
Kegiatan pengurangan dapat dilakukan dengan eliminasi keseluruhan
material berbahaya atau material yang lebih sedikit menghasilkan limbah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
a. Perbaikan tata kelola lingkungan (house keeping) melalui eliminasi
penggunaan penyegar udara kimiawi
b. Mengganti thermometer merkuri dengan thermometer digital atas
elektronik
c. Bekerjasama dengan pemasok untuk mengurangi kemasan produk
d. Melakukan substitusi penggunaan bahan kimia berbahaya dengan bahan
yang tidak beracun untuk pembersih (cleaner), dan
e. Penggunaan metode pembersihan yang lebih tidak berbahaya, seperti
menggunakan desinfeksi uap bertekanan daripada menggunakan
desinfektan kimiawi.

Termasuk kegiatan pengurangan pada sumber adalah


a. Melakukan sentralisasi pengadaan bahan kimia berbahaya
b. Memantau aliran atau distribusi bahan kimia beberapa fasilitas atau
unit kerja sampai dengan pembuangannya sebagai Limbah B3
c. Menerapkan system “pertama masuk pertama keluar” dalam
penggunaan produk atau bahan kimia
d. Melakukan pengadaan produk atau bahan kimia dalam jumlah yang
kecil dibandingka membeli sekaligus dalam jumlah besar, terutama
untuk produk atau bahan kimia yang tidak stabil (mudah kadaluarsa)
atau frekuensi penggunaannya tidak dapat ditentukan
e. Menggunakan produk atau bahan kimia sampai habis
f. Selalu memastikan tanggal kadaluarsa seluruh produk pada saat diantar
oleh pemaok yang disesuaikan dengan kecepatan konsumsi terhadap
prok tersebut.
Salah satu hal penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
pengurangan pada sumber yaitu melakukan penataan prosedur kerja
penanganan medis yang baik. Hal ini berlaku pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan pengobatan da perawatan terhadapa
pasien. Sebagai contoh, terhadap pasien yang akan mendapatkan suntikkan
3 ml obat, maka peralatan suntik yang digunakan harus memiliki volume
tepat 3 ml. Apabila digunakan peralatan suntik yang tidak tepat maka tidak
dapat digunakan dan akan menjadi limbah yang harus dikelola lebih lanjut.
2. Penggunaan Kembali
Penggunaan kembali tidak hanya mencari penggunaan lain dari suatu
produk, tetapi yang paling penting yaitu menggunakan kembali suatu
produk berulang-ulang sesuai fungsinya. Dorongan untuk melakukaan
penggunaan kembali akan lebih mengarahkan pada pemilihan produk yang
dapat digunakan kembali dibandingkan dengan produk sekali pakai.
Pemilihan produk yang dapat digunakan kembali akan turut meningkatkan
standar desinfeksi dan sterilisasi terhadap peralatan atau material yang
digunakan kembali.
Peralatan medis atau peralatan lainnya yang digunakan difasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat digunakan kembali antara lain scalpel, dan botol atau
kemasan kaca. Setelah digunakan, peralatan tersebut harus dikumpulkan
secara terpisah dari limbah yang tidak dapat digunakan kembali, dicuci dan
disterilisasi mengggunakan peralatan atau metode yang telah disetujui atau
memiliki izin seperti autoclave. Sebagai catatan, jarum suntik dan kateter
tidak dapat disterilisasi secara thermal atau kimiawi, atau tidak dapat
digunakan kembali, tetapi harus dibuang sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Daur Ulang
Daur ulang merupakan upaya pemanfaatan kembali kompoen yang
bermanfaat melalui proses tambahan secara kimia, fisika dan/ atau biologi
yang menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang berbeda.
Beberapa material yang dapat didaur ulang antara lain bahan organic,
plastic, kaca, kertas, dan logam. Daur ulang terhadap material berbahan
plastik umumnya dilakukana terhadap jenis plastic berbahan dasar
Polyethylene Terephthalate dan High Density Polyethylene.
Limbah terkontaminasi zat radioaktif seperti gelas plastic atau kertas,
sarung tangan sekali pakai, dan jarum suntik tidak dapat digunakan kembali
atau didaur ulang, kecuali tingkat radioaktifitasnya berada dibawah tingkat
klierens sesuai peraturan perundang-undangan di bidang ketenaganukliran.
Daur ulang limbah medis akan menghindari terbuangnya sumber daya
berharga kefasilitas penmbunan akhir (landfill).
4. Pemilahan
Pemilahan merupakan tahapan penting dalam pengelolaan limbah.
Beberapa alas an untuk dilakukan pemilahan antara lain :
a. Pemilahan akan mengurangi jumlah limbah yag harus dikelola sebagai
limbah B3 atau sebagai limbah medis karena limbah non infeksius
telah dipisahkan
b. Pemilahan akan mengurangi jumlah limbah karena akan menghasilkan
alur limbah padat (solid waste stream) yang mudah,aman, efektif biaya
untuk daur ulang, pengomposan atau pengelolaan selanjutnya.
c. Pemilahan akan mengurangi jumlah limbah B3 yang terbuang bersama
limbah non B3 kemedia lingkungan. Sebagai contoh adalah
memisahkan merkuri sehingga tidak ikut terbuang bersama limbah non
B3 lainnya; dan
d. Pemilahan akan memudahkan untuk dilakukannya penilaian terhadap
jumlah dan komposisi berbagai alur limbah (waste stream) sehingga
memudahkan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki basis data,
mengidentifikasi dna memilih upaya pengelolaan limbah sesuai baya,
dan melakukan penilaian terhadap efektivitas strategi pengurangan
limbah.
Pemilahan dilakukan sedekat mungkin dengan sumber limbah
dan harus tetap dilakukan selama penyimpanan, pengumpulan, dan
pengangkutan. Untuk efisiensi pemilahan limbah dan mengurangi
penggunaan kemasan yang tidak sesuai, penempatan dan pelabelan
pada kemasan harus dilakukan dengan tepat. Penempatankemasan
secara bersisian untuk libah non infeksius dan limbah infeksius akan
menghasilkan pemilahan limbah yang lebih baik.
5. Pengomposan
Pengomposan merupakan salah satu cara penting untuk mengurangi
limbah seperti makanan buangan, limbah dapur, karton bekas dan
limbah taman. Dalam hal pengomposan, akan dilakukan, maka
memberikan lahan yang cukup serta jauh dari ruang perawatan fasilitas
kesehatan dan daerah yang dapat diakses oleh masyarakat. Teknik
pengomposan dapat dilakukan dari cara yang sederhaana melalui
penumpukan limbah tida teraerasi hingga dengan Teknik pengomposan
menggunakan decomposer.
Tahap Ketiga
Tahap ketiga adalah pemanfaatan limbah
 Limbah yang masih bisa dimanfaatkan dipisahkan dari limbah yang
tercemar oleh limbah B3 ataupun limbah infeksisus;
 Limbah dosmetik yang dapat didaur ulang ataupun dimanfaatkan
dipisah dalam tempat terpisah
 Limbah dosmetik berupa kertas/karton, plastic, gelas, dan logam
masih mempunyai nilai jual untuk digunakan kembali
 Limbah plastic bekas pengobatan, seperti bekas infus yang tidak
terkontaminasi limbah B3 atau limbah-limbah infeksius dapat didaur
ulang.
Tahap Keempat
Selanjutnya adalah penghancuran terhadap limbah infeksius dan padatan
limbah B3. Limbah klinik yang termasuk kedalam kategori limbah B3
setelah dipilah dan dimasukkan kedlaam wadah plastic yang berbeda
warna kemudian dimasukkan kedalam wadah plastic yang berbeda warna
kemudian dimasukkan kedalam Tempat Penyimpanan Sementara. Limbah
B3 (TPS Limbah B3). Pendataan limbah B3 dilakuka dengan membuat
logbook dan neraca limbah B3. Pengelolaan selanjutnya yaitu diangkut
dan diolah oleh pihak pengelola yang sudah mendapatkan izin dari
Instansi Terkait.
23. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Upaya K3 di Puskesmas Kembaran 1 menyangkut tenaga kerja, cara
atau metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya
ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja. Bahaya potensial di Lingkungan Kerja Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dalam hal ini Puskesmas 1 Kembaran dapat
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja yaitu disebabkan
oleh:
 Faktor biologi (virus, bakteri dan jamur)
Yaitu kuman pathogen yang berasal dari pasien
 Faktor kimia (antiseptic, gas anestesi)
Yaitu meliputi pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus
seperti antiseptic pada kulit, gas anestasi pada hati
 Faktor ergonomic (cara kerja yang salah)
Yaitu cara duduk yang salah, cara mengangkat pasien yang salah
 Faktor fisika (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi)
Yaitu factor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus, seperti
panas pada kulit, tegangan tinggi pada system reproduksi, radiasi
pada system produksi darah
 Faktor psikologis
Yaitu seperti ketegangan di Instalasi Gawat Darurat dan Klinik
Persalinan
24. Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan
Promosi hygiene dan sanitasi adalah penyampaian pesan tentang
hygiene dan sanitasi klinik kepada pasien/keluarga pasien dan
pengunjung; karyawan serta masyarakat sekitarnya agar
mengetahui, memahami, menyadari dan mau membiasakan diri
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat
memanfaatkan fasilitas sanitasi klinik dengan benar. Promosi
kesehatan lingkungan adalah penyampaian pesan tentang yang
berkaitan dengan PHBS yang sasarannya ditujukan kepada
karyawan.
Setiap klinik atau rumah sakit wajib melaksanakan upaya promosi
hygiene dan sanitasi yang pelaksanaanya dilakukan oleh tenaga/
unit organisasi yang menangani promosi kesehatan lingkungan
klinik. Promosi hygiene dan sanitasi dapat dilaksanakan dengan
menggunakan cara langsung, media cetak, maupun media
elektronik.
 Secara langsung : konseling, diskusi, ceramah, demonstrasi,
partisipasif, pameran, melalui pengeras suara dan lain-lain.
 Media cetak : penyebaran, pemasangan poster, gambar,
spanduk, tata tertib, pengumuman secara tertulis,pemasangan
spanduk.
 Media elektronik : radio, televisi (televisi khusus lingkungan
klinik), eye-catcher.
Pelaksana promosi hygiene sanitasi supaya dilaksanakan oleh
seluruh karyawan Puskesmas Kembaran I dibawah koordinasi
tenaga/unit organisasi penanggung jawab penyelenggara
kesehatan lingkungan klinik yang menangani promosi kesehatan
lingkungan Puskesmas Kembaran I.
Sasaran promosi hygiene dan sanitasi puskesmas adalah
pasien/keluarga pasien, pengunjung, karyawan puskesmas, serta
masyarakat sekkitarnya. Pesan promosi hygiene dan sanitasi
hendaknya disesuaikan dengan sasaran. Pesan promosi kesehatan
lingkungan unutk karyawana berisi hubungan fasilitas-fasilitas
sanitasi dengan kesehatan, syarat-syarat fasilitas sanitasi,
pentingnya pengadaan/ pemeliharaan/ pemberian fasilitas
sanitasi, pentingnya memberi contoh terhadap pasien atau
keluarga pasien dan pengunjung tentang memanfaatkan fasilitas
sanitasi serta fasilitas lainnya dengan benar.
Pesan promosi kesehatan lingkungan untuk pasien, keluarga
pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya berisi tentang
cara-cara dan pentingnya membiasakan diri hidup bersih dan
sehat, memanfaatkan fasilitas sanitasi dan fasilitas kesehatan
lainnya dengan benar. Materi promosi kesehatan lingkungan
sangat penting untuk diketahui oleh seluruh karyawan Puskesmas
Kembaran I, untuk itu dapat disampaikan pada waktu orientasi
karyawan baru atau pada saat pertemuan secara berkala.
25. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Tindakan yang paling utama dalam mengatasi bahaya kebakaran
adalah “tindakan preventif”. Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-
langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut mejadi
kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan pelatihan dan
pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat
dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya,
inspeksi/pemeliharaan, penyediaan dan penempatan yang baik
dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik
segi siap pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

Gambaran jenis kebakarannya adalah sebagai berikut :


a. Kebakaran Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya
kertas, kayu, plastik, karet, busa, dan lain-lainnya. Maka media
pemadaman kebakaran yang digunakan adalah berupa air, pasir,
karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP).
b. Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah
terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah,
spirtus, dan lain-lainnya. Maka media pemadam kebakaran yang
digunakan untuk kebakaran kelas ini adalah berupa pasir dan Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering (DCP). Untuk jenis kebakaran ini dilarang menggunakan
air karena berat jenis air lebih berat dari berat jenis bahan diatas
sehingga apanila menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana.
c. Kebakaran Kelas C
Kebakaran ini disebabkan oleh listrik. Media pemadam
kebakaran untuk kelas ini berupa Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kering (DCP). Matikan dahulu
sumber listrik agar aman dalam memadamkan kebakaran.
Beberapa bahan, alat pencegahan kebakaran dan langkah-langkah
pencegahan kebakaran adalah sebagai berikut :
1) Penyediaan APAR
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna
karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran kelas A, B, dan C.
peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya risiko kebakaran yang
mungkin timbul dari daerah tersebut. Bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang terbuat dari bahan kimia kering dan
foam/busa CO2.
2) Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran
Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman, dan
perlengkapan pemadaman suatu kebakaran, maka pihak manajemen
Puskesmas Kembaran I harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi
suatu system manajemen/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah bahaya kebakaran
di Puskesmas Kembaran I adalah :
 Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada
Puskesmas Kembaran I dan bangunan pendukung, seperti kertas,
sisa plastic, stereofoam, dan lain-lain.
 Sumber panas, seperti listrik, listrik statis, nyala api rokok, dan
lain-lain.
 Penilaian risiko: risiko tinggi, karena merupakan bangunan
dengan banyak orang.
 Penyediaan hidrant 1 buah yang diletakkan di sebelah barat pos
jaga.
 Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dengan kapasitas
5kg sebanyak 5 buah.
SUMBER JENIS BESAR BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI PERIODE INSTITUSI KET
DAMPAK DAMPAK AN UPAYA PENGELO PENGELO UPAYA PEMANT PEMANT PENGELOLAA .
DAMPA PENGELOLA LAAN LAAN PEMANTA AUAN AUAN N DAN
K AN LINGKUN LINGKUN UAN LINGKU LINGKU PEMANTAUA
LINGKUNGA GAN GAN LINGKUN NGAN NGAN N
N HIDUP HIDUP HIDUP GAN HIDUP LINGKUNGAN
HIDUP HIDUP

TAHAP PRAKONSTRUKSI

Penentuan -Persepsi Sejumlah Melakukan Warga Sebelum Pengamatan Warga Pada saat Pelaksana :
Dinas Kesehatan
lokasi negative warga sosialisasi disekitar ada dan Tanya disekitar sosialisasi
Kabupaten
pembangu kekhawatiran yang kepada warga lokasi kegiatan jawab lokasi
Banyumas
nan akan dampak tinggal di mengenai gedung gedung gedung
Gedung negative yang dekat kegiatan Puskesmas Puskesmas Puskesmas Institusi
Puskesmas timbul. lokasi gedung Kembaran I Kembaran Kembaran pengawas :
-Persepsi -DLH Kab
Kembaran gedung Puskesmas I I
positif adalah Banyumas
I Puskesm Kembaran I
-Kecamatan
terjalinnya
as
Kembaran
hubungan baik
Kembara -Kelurahan
dan peran serta
nI Larangan
pengelola
Instansi
gedung
Puskesmas
Kembaran I Penerima :
Laporan
akan kegiatan
-DLH Kab
masyarakatnya
Banyumas
.

TAHAP KONSTRUKSI

Pengadaan Kesempatan Dibutuhk - Tapak Selama Observasi Tapak Selama Pelaksana :


Dinas Kesehatan
tenaga kerja dan an Menginformasi proyek masa dan proyek tahap
Kabupaten
kerja peningkatan sekitar kan secara pembangun proyek pengamatan pembangu konstruksi
Banyumas
konstruksi pendapat 20 orang terbuka kepada an gedung konstruksi jumlah nan
tenaga lingkungan Puskesmas tenaga kerja gedung Institusi
kerja sekitar perihal Kembaran I lokal dan Puskesmas pengawas :
-DLH
banguna kebutuhan kebutuhan Kembaran
Kab.Banyumas
n tenaga tenaga kerja I
-Kelurahan
-
larangan Dinas
Mengutamaka
kertranskop
n tenaga lokal
Kab. Banyumas
-Kelurahan
Larangan

Instansi
Penerima :
Laporan
-DLH Kab
Banyumas

Pembangu Gangguan Relatif Penganggkutan Disekitar Selama Pengamatan Di sekitar Selama Pelaksana :
Dinas Kesehatan
nan kelancaran lalu tergantun material yang lokasi kegiatan langsung lokasi kegiatan
Kabupaten
gedung lintas karena g jenis digunakan pembangun pembangu pembangu pembangu
Banyumas
Puskesmas adanya pekerjssn untuk an gedung nan nan nan
Kembaran kegiatan dsn pembangun Puskesmas Puskesmas gedung gedung Institusi
I pembangunan waktu gedung Kembaran I Kembaran Puskesmas Puskesmas pengawas :
-DLH Kab
gedung pelaksan Puskesmas I Kembaran Kembaran
Banyumas
aannya Kembaran I I I
-Dinas
tidak
Perhubungan
dilakukan pada
Kab. Banyumas
jam-jam sibuk -Dinas
Perumahan dan
Kawasan
Pemukiman
Kab. Banyumas

Instansi
Penerima :
Laporan
-DLH Kab
Banyumas
-Dinas
Perhubungan
Kab Banyumas

Aktifitas -Meningkatnya Relatif -Melakukan Tapak Selama Melakukan Tapak -Sekali Pelaksana :
Dinas Kesehatan
kegiatan larian air hujan tergantun pembuatan proyek masa pemantauan proyek saat
Kabupaten
fisik (run off), g kepada sumur resapan pembangun konstruksi kualitas pembangu aktivitas
-Melakukan Banyumas
konstruksi polusi udara, pengawa an gedung pembangu udara, nan tertinggi
penyiraman air -Setiap
kebisingan dan s dan Puskesmas nan melakukan gedung Institusi
pada lokasi saat
penyebaran metode Kembaran I Puskesmas pengamatan Puskesmas pengawas :
yang selama -DLH Kab
debu kerja Kembaran run off, Kembaran
-Meningkatnya berpotensi konstruksi Banyumas
yang I melakukan I
-Setiap -Dinas
kepadatan lalu menimbulkan
digunaka pengamatan
saat Pekerjaan
lintas debu
n lalu lintas,
-Risiko -Pemasangan selama Umum
melakukan
kecelakaan pagar keliling konstruksi Kab.Banyumas
-Penggunaan pengamatan -Dinas
lalu lintas
-Risiko alat bangunan pelaksanaan Perumahan dan
terjadinya dan kendaraan K3 Kawasan
kecelakaan angkut yang Pemukiman
kerja laik jalan Kab. Banyumas
-Menggunakan
Instansi
material
bangunan yang Penerima :
Laporan
sesuai dengan
-DLH Kab
standar yang
Banyumas
dipersyaratkan. -Dinas
-Membuat
Pekerjaan
rambu-rambu
Umum
peringatan lalu
Kab.Banyumas
lintas
-Mematuhi
prosedur kerja
secara disiplin
dan hati-hati
serta
penerapan K3
-Menjaminkan
pekerja ke
dalam asuransi
kecelakaan
kerja

Mobilisasi Peningkatan Tingkat -Pemasangan Tapak Selama Melakukan Tapak Pengujian Pelaksana :
Dinas Kesehatan
kendaraan intensitas kebising pagar keliling proyek masa uji tingkat proyek intensitas
-Kegiatan Kabupaten
penganggk kebisingan an pembangun konstruksi kebisingan pembangu kebisingan
konstruksi
ut material mengacu bangunan an gedung Tolak ukur : nan setiap 6 Banyumas
Kep-
pada dilakukan Puskesmas gedung bulan
Institusi
48/MENLH
Kep- secara bertahap Kembaran I Puskesmas sekali
pengawas :
/11/1996
48/MEN mulai 08.00 Kembaran selama -DLH Kab
(baku mutu
LH/11/1 WIB sampai I ptoyek Banyumas
tingkat -Dinas
996 dengan pukul berlangsun
kebisingan Perhubungan
17.00 WIB, g
70 dBA) Kab.Banyumas
dan tidak
melakukan Instansi
kegiatan Penerima :
Laporan
konstruksi
-DLH Kab
pada malam
Banyumas
hari -Dinas
-Menggunakan
Perhubungan
kendaraan
Kab.Banyumas
pengangkut
alat dan bahan
material yang
kondisi
mesinnya
cukup baik
untuk
mengurangi
suara bising
-Menggunakan
kendaraan dan
peralatan
bangunan yang
layak dan baik
-Pengangkutan
material tidak
pada jam-jam
sibuk
-Pembatasan
kecepatan
kendaraan
pengangkut
material

Mobilisasi Potensi 5-10 -Pengangkutan Tapak Selama Pengamatan Tapak Setiap hari Pelaksana :
Dinas Kesehatan
kendaraan hambatan lalu kendaraa alat dan bahan proyek proyek kelancaran proyek selama
Kabupaten
operasio- lintas dan n keluar material pembangun berlangsun lalu lintas pembangu proyek
Banyumas
nal dan kecelakaan dan dilakukan pada an gedung g jalan nan berlangsun
Konsen
pengang- lalu lintas masuk jam tidak sibuk Puskesmas gedung g Institusi
terutama
kut kendaraa agar tidak Kembaran I Puskesmas pengawas :
pada jam -DLH Kab
mateial n proyek mengganggu sibuk Kembaran Banyumas
-Dinas
dalam 8 kelancaran lalu I
Tolak
Perhubungan
jam kerja lintas sekitar
Ukur :
-Menempatkan Kab.Banyumas
Tidak tejadi
jumlah petugas
hambatan Instansi
parkir untuk
lalu lintas Penerima :
mengatur Laporan
dan tidak
-DLH Kab
keluar
terjadi
Banyumas
masuknya
kecelakaan -Dinas
kendaraan
lalu lintas Perhubungan
proyek pada
disekitar Kab.Banyumas
pintu masuk
lokasi
dan pintu
proyek
keluar untuk
mengontrol
kendaraan agar
tidak parker di
badan jalan
-Menyediakan
tempat untuk
membersihkan
roda kendaraan
sebelum
meninggalkan
lokasi proyek
-Menjaga
kebersihan
badan jalan
sekitar proyek
dari ceceran
sampah padat
dengan
menutup bak
kendaraan
angkutan
dengan terpal
-Memasang
rambu dan
lampu proyek
di pintu
masuk/keluar
sebagai tanda
adanya
kegiatan
proyek
-Pengangkutan
bahan material
tidak melebihi
tonase
-Menggunakan
kendaraan
yang layak
pakai

TAHAP OPERASIONAL

Operasi -Persepsi Relatif -Menghadiri Disekitar Selama -Mengikuti Tapak -Selama Pelaksana :
Puskesmas
gedung negatif tergantu- pertemuan lokasi operasional pertemuan kegiatan operasiona
Kembaran I
Puskesmas kekhawatiran ng antar warga gedung gedung RT/RW pembangu l gedung
Kembaran akan penyamp sehingga Puskesmas Puskesmas untuk nan Puskesmas Instansi
I kebisingan aian terjalin Kembaran I Kembaran mendeteksi gedung Kembaran pengawas :
-Persepsi -DLH Kab
informas komunikasi I adanya Puskesmas I
positif adalah -Frekuensi Banyumas
i yang baik keluhan Kembaran
-Dinas
terjalinnya pemantaua
kegiatan antara warga I
Kesehatan Kab
hubungan baik n setiap
ketika pengelola masyarakat
Banymas
dan peran serta bulan
sosialisas gedung sekitar -Kelurahan
pengelola -Bersama
i Puskesmas Larangan
gedung tokoh
Kembaran I
Puskesmas dengan warga masyarakat
-Membantu
Kembaran I melakukan
program warga
akan kegiatan antisipasi
masyarakat
kemasyarakata kemungkina
sekitar tapak
n n adanya
kegiatan (HUT
keluhan
RI dll)
masyarakat

Tolak ukur
dampak
selama
operasional
tidak
adanya
keluhan
warga
sekitar
lokasi

Aktifitas Penurunan Volume -Menyalurkan Di dalam Selama Pemeriksaa Tapak -Selama Pelaksana :
Puskesmas
gedung kualitas air air semua limbah lokasi operasional n kualitas kegiatan operasiona
Kembaran I
Puseksmas tanah ditandai limbah cair ke IPAL gedung gedung air tanah pembangu l gedung
Kembaran dengan yang yang berada di Puskesmas Puskesmas dan nan Puskesmas Instansi
I meningkatnya dihasilka belakang Kembaran I Kembaran pemeriksaa gedung Kembaran pengawas :
-DLH Kab
parameter n dari gedung I n limbah Puskesmas I
-Frekuensi Banyumas
kimia dan kegiatan Puskesmas cair dengan Kembaran
-Dinas
pemantaua
mikrobiologis operasio Kembaran I tolak ukur I
Kesehatan Kab
n setiap
melebihi baku nal dengan Peraturan
Banymas
bulan
mutu Puskesm kapasitas 7 Menteri LH
Instansi
lingkungan as m3/hari Nomor 56
-Pemeliharaan penerima
yang Kembara Tahun 2015
saluran limbah laporan :
ditetapkan n I dan
-DLH Kab
cair secara
dari
Banyumas
rutin agar tidak
kegiatan -Dinas
merembes ke
domestik Kesehatan Kab
tanah
berjumla Banyumas
-Pemeriksaan
h 5,90
outlet IPAL
3
m /hari
Puskesmas
Kembaran I
secara berkala

Bangunan Berkurangnya Kebutuh -Membuat Didalam Selama - Sumur di Waktu Pelaksana :


Puskesmas
menutup kandungan air an sumur sumur resapan lokasi operasional Pengamatan sekitar pemantaua
-Limpasan air Kembaran I
tanah, tanah akibat air resapan gedung gedung langsung gedung n pada
hujan (dari
penggunaa hujan tidak akibat Puskesmas Puskesmas permukaan Puskesmas saat Instansi
n air untuk dapat masuk tutupan atap dan Kembaran I Kembaran air sumur Kembaran musim pengawas :
-DLH Kab
aktifitas ke lapisan lahan halaman parkir I warga I penghujan
Banyumas
kamar tanah dan banguna luar) dialirkan sekitar dan pada
-Dinas PU Kab
mandi/toil menipisnya n gedung langsung gedung saat
Banymas
et gedung kandungan air Puskesm menuju sumur Puskesmas musim
Instansi
Puskesmas tanah serta as resapan air Kembaran I kemarau
- penerima
Kembaran peningkatan Kembara hujan dengan
Pengamatan laporan :
I iklim mikro n I volume 60 m3
-DLH Kab
-Pemeliharaan fungsi
adalah
Banyumas
saluran hujan sumur
sebanyak -Dinas PU Kab
sehingga resapan air
60 m3 Banyumas
sumur resapan hujan dan
air hujan saluran
berfungsi limpasan air
dengan baik hujan
-Penanaman Tolak ukur :
Level
tanaman keras
permukaan
untuk menahan
air tanah
air tanah
-pembuatan rata-rata
lubang biopori pada musim
penghujan
dan musim
musim
kemarau di
tapak
kegiatan
dan
sekitarnya

Mobilitas, Adanya Relatif -Pembuatan Di akses Selama Pemantauan Tapak Selama Pelaksana :
Puskesmas
keluar gangguan tergantun akses jalan jalan raya operasional situasi lalu kegiatan operasiona
Kembaran I
masuk transportasi g keluar masuk dan gedung gedung lintas did pembangu l gedung
kendaraan dan frekuensi
yang memadai Puskesmas Puskesmas epan pintu nan Puskesmas Instansi
-Akses pintu
pedagang, keselamatan kendaraa Kembaran I Kembaran masuk dan gedung Kembaran pengawas :
keluar masuk -DLH Kab
karyawan lalu lintas di n yang I keluar Puskesmas I
di buat lebar Banyumas
dan sekitar lokasi keluar terutama Kembaran
-Pembuatan -Dinas
pengunjun kegiatan masuk pada jam- I
rambu dilarang Perhubungan
g gedung gedung jam sibuk
parkir di depan Kab Banymas
Puskesmas Puskesm
gedung
Instansi
Kembaran as
Puskesmas
penerima
I Kembara
Kembaran I
laporan :
n I dan -Adanya
-DLH Kab
cara petugas yang
Banyumas
pengeola mengatur -Dinas
an lalulintas Perhubungan
bangkita Kab Banyumas
n lalu
lintasnya

Aktifitas Berkembangny Total -Penyediaan Disekitar Selama - Tempat -Selama Pelaksana :


Puskesmas
karyawan a vektor sampah tempat sempah lokasi operasional Pengamatan sampah operasiona
Kembaran I
yang penyakit yang padat tertutup dan gedung gedung langsung yang l gedung
menghasil disebarkan dari terpilah untuk Puskesmas Puskesmas kebersihan disediakan Puskesmas Instansi
kan oleh tikus, kegiatan 5 kategori Kembaran I Kembaran atau pada Kembaran pengawas :
-DLH Kab
sampah lalat, nyamuk, operasio yaitu sampah I pengambila masing- I
-Frekuensi Banyumas
domestik dan kecoa. nal ysng n sampah masing
-Dinas
pemantaua
Puskesm mengandung oleh ruang
Kesehatan Kab
n setiap
as limbah B3, petugas
Banymas
hari
Kembara sampah yang kebersihan
-Observasi Instansi
n I mudah terurai,
perkembang penerima
perhari sampah yang
an vektor laporan :
adalah muddah didaur
-DLH Kab
penyakit di
sekitar ulang, sampah
Banyumas
lokasi
32,5 kg yang mudah -Dinas
kegiatan
digunakan Kesehatan Kab
dan
kembali, dan Banyumas
sekitarnya
sampah-
sampah
lainnya.
-Menerapkan
prinsip reduce,
reuse, recycle
-Pengumpulan
sampah di TPS
kemudian
setiap hari
dibuang di
TPA

Timbulan Penurunan Tergantu -Limbah Di sekitar Selama - Tempat - Selama Pelaksana :


Puskesmas
limbah B3 sanitasi ng infeksius dan lokasi operasional Pengamatan sampah operasiona
Kembaran I
yang lingkungan jumlah limbah B3 gedung gedung langsung yang l gedung
berasal dan sampah infeksius bekas Puskesmas Puskesmas kebersihan disadiakan Puskesmas Instansi
dari berkembang- dan jarum Kembaran I Kembaran atau pada Kembaran pengawas :
-DLH Kab
limbah nya vektor pengelol suntik,ampul I pengambila masing- I
-Frekuensi Banyumas
medis dari penyakit, aan obat, limbah n sampah masing
-Dinas
pemantaua
ruang banyanya lalat, sampah, farmasi dan oleh ruang
Kesehatan Kab
n setiap
periksa, kecoa, dan ada limbah petugas
Banymas
hari
ruang nyamuk tidaknya sitotoksik yang kebersihan
rawat tempat masing-masing -Observasi Instansi
inap, penampu akan perkembang penerima
ruang ngan dipisahkan an vektor laporan :
-DLH Kab
bersalin, sampah sesuai penyakit di
Banyumas
ruang domestik kategorinya lokasi
-Dinas
nifas, dan TPS dengan kegiatan
Kesehatan Kab
ruang Limbah oembedaan dan
Banyumas
UGD, B3. warna kantong sekitarnya
-Berkerjasama
labratoriu
dengan pihak
m, dan
pengelola
dapur
limbah B3
puskesmas
yang sudah
Kembaran
mendapatkan
I
izin dari
Kementerian
Lingkungan
Hidup

Pembuang Penurunan Volume Pembuatan Di sekitar Selama Melakukan IPAL -Selama Pelaksana :
Puskesmas
an air kualitas air air Instalasi lokasi operasional uji Puskesmas operasiona
Kembaran I
limbah permukaan limbah Pengolahan gedung gedung laboratoriu Kembaran l gedung
yang diperkira Air Limbah Puskesmas Puskesmas m kualitas Puskesmas Instansi
berasal kan (IPAL) dengan Kembaran I Kembaran air limbah I Kembaran pengawas :
-DLH Kab
dari ruang sejumlah kapasitas yang I dengan I
-Freuensi Banyumas
rawat 5,90 disesuaikan tolak ukur
-Dinas
pemantaua
inap, m3/hari dengan jumlah baku mutu
Kesehatan Kab
n setiap
laundry, air limbah air limbah
Banymas
hari
laboratoriu yang Puskesmas
Instansi
m, dan dihasilkan sesuai
penerima
dapur yaitu ±5,90 m3 dengan
( laporan :
Puskesmas akan Permen LH
-DLH Kab
Kembaran dibuatkan No. 56
Banyumas
I IPAL dengan Tahun 2015 -Dinas
kapasitas 7 tentang Kesehatan Kab
m3/hari) Baku Mutu Banyumas
Air Limbah
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan

Penangana Infeksi silang Relatif -Melakukan Di dalam Selama -Dipantau Tempat -Selama Pelaksana :
Puskesmas
n pasien akibat tidak tergantun sterilisasi Puskesmas operasional apakah sampah operasiona
Kembaran I
dan melaksanakan g sanitasi ruang rawat Kemaran I gedung ruangan yang l gedung
sanitasi sanitasi ruangan inap sebelum Puskesmas yang akan disediakan Puskesmas Instansi
ruangan, puskesm dan sesudah Kembaran digunakan pada Kembaran pengawas :
-DLH Kab
sanitasi as, digunakan I sudah steril masing- I
-Dipantau -Freuensi Banyumas
peralatan, sanitasi pasien masing
-Dinas
- penanganan pemantaua
sanitasi linen, peralatan ruang
Kesehatan Kab
Pengelompoka linen mulai n setiap
sanitasi , sanitasi
Banymas
n ruang dengan dari proses hari
makanan, linen (>6
zonasi umum, pengangkut Instansi
sanitasi alat x X10
semi umum, an, penerima
makan dan spore
dan steril pencucian, laporan :
lingkungan species
-Seluruh lantai -DLH Kab
penyeteriaa
puskesmas bacillus
puskesmas Banyumas
n,
dengan benar per -Dinas
harus rutin
penyimpana
serta kondisi square Kesehatan Kab
dibersihkan
n, pekerja
tenaga inch), Banyumas
dengan
yang
kesehatan yang sanitasi
menggunakan
menangani
tidak sehat makanan
antiseptic
linen
, sanitasi
-Pematauan
alat
K3 petugas
makan
medis
dan -Uji usap
lingkung alat makan,
an linen, dan
puskesm
as medis
dengan
benar
serta
kondisi
tenaga
kesehata
n dan
penanga
nan
pasien

Operasion Peningkatan Relatif -Pembuatan Di dalam Selama Pengukuran Di dalam Selama Pelaksana :
Puskesmas
al genset kebisingan, tergantun ruang genset lokasi operasional kebisingan lokasi operasiona
Kembaran I
ketika peningkatan g dan yang kedap Puskesmas genset dan uji Puskesmas l genset
sumber zat pencemar jenis suara Kemaran I laboratoriu Kemaran I Instansi
-Pemasangan
energy udara genset m kualitas pengawas :
silencer dan -DLH Kab
listrik dari dan emisi genset
saringan pada Banyumas
PLN pengelol
-Dinas
knalpot genset
terputus aan
Kesehatan Kab
atau
genset.
Banymas
menggunakan
Kebising
genset jenis Instansi
an silent penerima
-Perawatan
diperkira laporan :
secara rutin -DLH Kab
kan >55
pada noczel Banyumas
dbA dan
-Dinas
dan boshpom
emisi
Kesehatan Kab
genset
genset
-Penanaman Banyumas
diperkira
tanaman
kan
perlindungan
CO>10.0
yang dapat
00
meredam suara
µg/m3;
disamping juga
CO2>1
akan
ppm
menyejukkan
NO2>200
µg/m3;
SO2>125
µg/m3,
Pb>0,5
µg/m3

Kegiatan Kebakaran Relatif -Menggunakan Di dalam Selama Pengamatan Di dalam Selama Pelaksana :
Puskesmas
operasiona tergantu- material listrik lokasi operasional langsung lokasi operasiona
Kembaran I
l ng bagai- standar SNI Puskesmas Puskesmas Puskesmas l
Puskesmas mana 04-0225-2000 Kemaran I Kembaran Kemaran I Puskesmas
-Penyediaan Instansi
Kembaran system I Kembaran
APAR pengawas :
I mana- I
-DLH Kab
kapasitas 5kg
jemen
Banyumas
sebanyak 5
yang -Dinas
unit
digunaka Kesehatan Kab
-Penyediaan
n oleh Banymas
hydrant
pihak
sebanyak 1 Instansi
manajem
unit penerima
en
laporan :
Puskesm -DLH Kab
as Banyumas
-Dinas
Kembara
Kesehatan Kab
nI
Banyumas

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Izin terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) yang dibutuhkan pada tahap operasional kegiatan ini adalah :

1. Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3


2. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC).

Anda mungkin juga menyukai