Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN DIAGNOSA MEDIS TB RESISTEN

OBAT YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI


DI UPTD PUSKESMAS KUWARASAN

A. IDENTITAS PASIEN

Inisial : Tn. A
Tanggal Pengkajian :13 Mei 2019
Alamat : Kuwaru RT 3 RW 2
Umur : 30 th
RM No. :-
Dx.Medis : TB RESISTEN OBAT

B. ALASAN MASUK PUSKESMAS


Pasien batuk berdarah
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
Istri pasien mengatakan orang tua dan anggota keluarga pasien tidak ada yang
menderita penyakit seperti yang diderita pasien, ataupun yang mengalami batuk lama
dan juga tidak ada riwayat penyakit keturunan. Pasien juga tidak mengalami masalah
pada proses dalam kandungan ibunya sampai dengan dilahirkan oleh ibunya dalam
keadaan normal. Pasien tidak ada kelainan fisik dan tidak ada riwayat jatuh , tidak
pernah mengalami ada kekerasan dari siapapun ataupun trauma pada bagian
tubuhnya. Sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan dalam pola makannya /
nutrisi, pasien makan nasi, sayur dan lauk pauk 3x sehari. Pasien juga selama
sebelum sakit merasa tidak pernah mengalami seperti pucat ataupun Hb turun, karena
memang tidak pernah di cek darahnya. Hanya saja kalau sakit periksa di bidan dan
dokter praktek mandiri dan diberi obat.Kemudian pasien mengatakan pernah
menderita penyakit TB paru tahun 2014 dan berobat di RS di Jakarta, pasien
dinyatakan sembuh. Tahun 2017 pasien dinyatakan sakit TB paru kembali dan harus
pengobatan selama 9 bulan, tetapi pasien hanya minum obat selama 6 bulan dan tidak
kontrol kembali karena pasien merasa sudah sembuh.
2. Psikologis
Pada awal terdiagnosis penyakit TB Paru yang ketiga kalinya dan dinyatakan
terkena TB Resisten obat pasien merasa takut, dan khawatir memikirkan keadaan
ekonomi keluaraga, karena dia seorang kepala keluarga dengan 2 anak yang masih
kecil, sebelum sakit pasien bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta, selama sakit
dia tidak bekerja.
Pasien juga mencoba pengobatan alternatif dengan melakukan pijat refleksi kurang
lebih 1 bulan, kemudian berobat ke puskesmas karena pasien ingin sembuh dan dia
percaya terhadap pengobatan medis.Pasien termotivasi untuk sembuh karena anak
dan istrinya yang masih memerlukan sosok dan kasih sayang seorang ayah dan suami.
Pasien juga pernah merasa putus asa terhadap penyakitnya, tetapi dia tidak sampai
berpikir negatif, pasien hanya merasa malas untuk berobat lagi, karena jumlah
obatnya yang banyak dan pengobatannya lama serta efek samping obat yang muncul (
mual, pusing)..
3. Sosial budaya
Pasien berusia 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir pasien SMK.
Selama sakit pasien tidak bekerja, untuk biaya hidup sehari-hari istri pasien bekerja
dengan jualan on line serta bantuan dari mertua, serta saudara.
Pasien mengatakan tetangga dan lingkungan sekitar sekarang menjauh karena takut
ketularan,tetangga tidak ada yang mau mengajak bicara saat membesuk pun tidak
mau masuk kamar hanya di ruang tamu saja.
Pada awalnya keluarga besar juga tidak mendukung pasien, pasien disuruh kembali
ke daerah asalnya yaitu Klaten,tetapi istri tidak memperbolehkan dan bersedia untuk
merawatnya.
Pasien beragama Islam, saat ini pasien tidak bisa menjalankan puasa, dan sejak sakit
pasien tidak pernah sholat karena merasa lemas. Selama sebelum sakit karena pasien
bekerja di Jakarta jadi tidak aktivitas di kegiatan lingkungan rumahnya, sehingga
selama sakit pasienpun merasa sudah menjadi hal yang biasa tidak pernah mengikuti
kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya.
D. FAKTOR PRESIPITASI
P: Pasien saat ini mengeluh pusing berputar,pusing terjadi setelah diberikan obat
(peningkatan TIK)
Q: Pusingnya kepala terasa muter –muter dan terus menerus
R: kepala bagian kepala sampai dengan tengkuk
S: skala nyeri antara 7-8
T: pusing akan semakin bertambah bila dalam kondisi duduk yang terlalu lama, sehingga
pasien akan merasa lebih nyaman kalau sambil tiduran, pusing akan akan mulai hilang
setelah waktu habis maghrib
E. PENGKAJIAN FISIK
 Keadaan umum : Cukup
 TTV : TD: 99/75 MmHg, N: 103x/mt, RR: 28x/mt, BB: 32,7 kg
 Pemeriksaan fisik : mata cowong (- / - ), sclera : unikterik, conjungtiva:
unanemis, abdomen: supel, BU: normal, paru: ronchi: (+/+), wheezing : (-),
dahak: (+) warna:hijau kekuningan
 Pengkajian psikososial: pasien tampak merasa takut setelah didiagnosis TB
MDR, karena pengobatan yang lama dan merasa bahwa dengan penyakitnya
pasien merasa dikucilkanoleh keluarga besarnya dan lingkungan sekitar, pasien
pun merasa bosan dan malas untuk berobat karena efek pengobatan yang tidak
enak . score kecemasan: sedang
 Genogram

Ayah ibu Ayah Ibu


Tn.A Ny.A

=Anak
penghubung
I Anak II
= pasien

F. STATUS MENTAL
 Pasien tampak bersih dengan menggunakan pakaian bersih, pasien selalu
menggunakan masker, pasien mampu mandi sendiri , istri hanya mengantar pasien
sampai kamar mandi, pasien mampu mengenakan pakaian sendiri, istri hanya
menyiapkan pakaian nya saja.
 Pasien bisa diajak komunikasi dengan baik dan kooperatif dan pembicaraan
pasien : koheren, namun tidak mampu berkomunikasi lama, karena akan terasa lelah
untuk berbicara( ngos-ngosan)
 Pasien mampu makan dan mandi sendiri, namun tidak mampu berdiri terlalu
lama
 Pasien merasa sedih karena penyakitnya tidak kunjung sembuh , khawatir
kalau tidak mampu memenuhi kebutuhan anak istrinya dan merasa takut kalau tidak
akan sembuh, namun pasien tetap semangat berobat karena merasa masih dibutuhkan
oleh anak dan istrinya.
 Selama dilakukan wawancara pasien dan keluarga berkenan untuk
menyampaikan keluhan dan perasaan yang dialami saat ini dan merespon positif atas
wawancara yang dilakukan perawat
 Pada saat wawancara pasien dalam kondisi sadar penuh ( Compos mentis)
dan tidak mengalami disorientasi ruangan
 Pasien mampu menceritakan semuanya baik masa sekarang maupun masa-
masa yang sudah lampau
 Pasien juga menyadari akan sakitnya karena ketidakpatuhannya pasien dalam
pengobatan karena pasien merasa suda berobat lama dan menganggapnya sudah
sembuh meskipun pada dasarnya pengobatan yang belum selesai secara medis
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Dalam pengobatan untuk di rumah, istri yang selalu mengawasi dan menyiapkan obat
tn.A, karena istri bekerja di rumah dengan penjualan barang secara online, sehingga Ny.A
tetap mampu mengurus suami , memasak dan kebersihan rumah . Di rumah pasien hanya
tiduran dan melihat TV, karena masih lemas, jika berjalan belum bisa jauh, hanya bisa
sekitar 2 m
H. MEKANISME KOPING
Meskipun pasien merasa sedih, takut dan khawatir namun pasien masih ada rasa ingin
tetap berobat ke medis karena anak dan istri yang menjadi motivasi untuk tetap berobat
dengan teratur dan menganggap mereka masih membutuhkannya.dan pasien menganggap
medislah yang paling tepat dalam pengobatan penyakitnya.
I. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis: TB Resistensi Obat
Terapi yang diberikan ; Kanamicin inj 0.5 gr, levofloxasin 750 mg, Etionamid 500 mg,
Cyclocerin 500 mg, Etambutol 800 mg, Pirazinamid 1.000 mg, INH 300 mg, Vit B6 100
mg
Pemeriksaan penunjang : Tes TCM hasil MTB Detected Hight, Rif Resistance Detected
J. ANALISA DATA

Tgl/Jam Data Fokus Diagnosis Paraf


13/05/19 DS: pasien mengatakan dan Perfusi jaringan tidak efektif ,
Pk: 13.00wib
mengeluh kepala terasa cerebral berhubungan dengan
pusing muter-muter aliran darah terhambat
setelah diberikan
pengobatan ( suntik +
minum obat)
DO: pasien nampak memegang
kepala, pasien nampak
meringis saat menahan
nyeri. TD: 99/75 mmHg,
N: 102x/mt, RR: 28x/mt
13/05/19 DS: Pasien mengatakan sering Ketidakefektifan bersihan
Pk: 13.10 wib
batuk dan sesak nafas kalau jalan nafas berhubungan
malam hari, dan terasa dahak dengan akumulasi sekret
ada di dada sulit dikeluarkan.
DO: pasien tampak sesak
nafas, batuk (+), pasien
memakai masker , auskultasi:
terdengar ronchi (+/+), RR:
28x/mt, wheezing (-), nafas :
vesikuler, dahak (+), warna
kuning kehijauan.
13/05/19 pk: 13.17 DS: Pasien mengatakan merasa Ketidakseimbangan nutrisi :
mual, pengin muntah dan tidak kurang dari kebutuhan tubuh
nafsu makan, kalau makan berhubungan dengan asupan
hanya habis ½ porsi diet kurang
DO: pasien tampak lemes,
terbaring di tempat tidur, badan
tampak kurus, BB:32,7 kg, BB
sebelumnya : 34 kg

13/05/19 DS: - Pasien mengatakan Isolasi social : menarik diri


Pk: 13.25 wib
selama sakit pasien hanya di berhubungan dengan harga diri
dalam rumah, tidak melakukan rendah
interaksi dengan tetangga /
orang lain karena merasa
penyakitnya dapat menular.
-istri pasien mengatakan
tetangga tidak ada yang
menengok, dan apabila
menengok hanya di ruang tamu
saja, tidak mau menemui
suaminya.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4. Isolasi social : menarik diri
L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam Diagnosis Rencana Keperawatan


Tujuan Tindakan Rasional
13/05/19 1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif Setelah dilakukan  Monitor
Pk: 13.10 wib
tindakan keperawatan tingkat
selama 2x kesadaran
pertemuan , pasien
 Monitor TTV
diharapkan :
 Monitor
- Nyeri kepala/
keluhan nyeri
vertigo
nyeri kepala,
berkurang
- TTV stabil mual, muntah
 Monitor respon
klien terhadap
pengobatan
 Hindari
aktivitas jika
TIK meningkat
 Anjurkan dan
lakukan terapi
music
13/05/19 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan  La  Mengeta
Pk: 13.10 wib
tindakan keperawatan kukan hui obstruksi
selama 2xpertemuan , auskultasi pada saluran
diharapkan : suara nafas dan
Pasien dapat
setelah 2 manifestasinya
menunjukaan fungsi jam pada suara nafas
 Penurun
pernafasan normal
an diafragma
 Be
dapat
rikan
menurunkan
posisi
ekspansi paru
kepala
lebih maksimal
lebih
tinggi dari  Batuk
posisi merupakan
badan dan mekanisme
kaki alamiah untuk
 La
mengeluarkan
tih dan
benda asing dari
anjurkan
saluran nafas
pasien
dengan baik dan
untuk
benar
batuk  Dengan
efektif dan aroma terapi
teknik bermaksud agar
nafas udara disekitar
dalam enak dan
membuat nafas
lega
 Mengha
 An
jurkan dan ngatkan dada
berikan
penggunaa
n aroma
terapi

 An
jurkan dan
berikan
penghanga
t dada
dengan
minyak
kayu putih
campur air
hangat
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan  Ka  Memban
nutrisi : kurang dari tindakan keperawatan ji status tu mengkaji
kebutuhan tubuh selama 2xpertemuan , nutrisi keadaan pasien
diharapkan: pasien
1. Terja
dengan
di
tanda-
peningkatan
tanda vital,
berat badan
sensori
sesuai dan bising  Meningk
batasan usus atkan selera
 Sa
waktu makan dan
2. Penin jian
intake makan
gkatan status makanan
nutrisi yang
mudah
dicerna,
dalam
keadaan
hangat,
tertutup,
dan
 Observa
sedikit-
si kebutuhan
sedikit tapi
nutrisi
sering  Mengura
 Ti
ngi rasa nyaman
mbang BB
 An
jurkan
pasien
untuk
menghinda
ri makanan
yangbanya
k
mengandu
ng gas
4. Isolasi social : menarik Setelah dilakukan  
diri tindakan keperawatan
selama 2x
pertemuan ,
diharapkan :
M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N. EVALUASI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai