The Language of New Media
The Language of New Media
New Media Art atau dalam bahasa Indonesianya dapat diartikan menjadi Seni Media
Baru. Menilik daripada pengertian berdasarkan arti dari Seni Media Baru dapat dijabarkan
menjadi karya seni yang menggunakan media atau material terbaru-kan saat ini, seperti
komputer, televisi, benda yang dapat bergerak, suara yang ditimbulkan oleh sistem dan
sebagainya. Namun, ketika kita kemudian mencoba untuk memahami lebih lanjut tentang
pengertian Seni Media Baru maka akan menjadi bertanya apa yang disebut dengan media
baru.
Sebelum kita memahami apa itu media baru, dapat kita jabarkan daripada bagian
prolog buku “The Language Of New Media Baru”. Pada tahun 1929, Dziga Vertov, membuat
film yang berjudul “Man with a Movie Camera”. Film ini termasuk sebagai the avant-garde
masterpice. Didalam film ini, Vertov mencoba menyajikan bahasa dari media baru. Beratus
tahun setelah Cinema lahir, Komputer mengadaptasi hampir semua hal yang disajikan oleh
Cinema. Termasuk dengan adanya film karya Vertov tersebut, mampu memberi sisi
pandangan baru tentang media baru yang telah diciptakan oleh tekhnologi.
Hal yang membuat film Vertov termasuk dalam avant-garde masterpiece adalah dia
berhasil menunjukkan kemungkinan mengganti “efek” menjadi penuh dengan pengertian dari
bahasa yang artistik. Hal ini disebabkan film Vertov dimotivasi oleh beberapa teknik, seperti
teknik baru dalam menghasilkan film dan memanipulasinya. Vertov mengistilahkan
tekniknya dengan “Kino-eye”. Yang ingin dicapainya dengan teknik tersebut adalah agar kita
mampu mengagumi jalannya dalam melihat dan berpikir, membagi kegembiraan kita, seperti
dalam proses pencariannya menemukan bahasa baru untuk filmnya. Yang paling penting,
Vertov menunjukkan sesuatu bahwa desainer dan seniman media baru masih bisa untuk
dipelajari-bagaimana menggabungkan database dan naratif menjadi bagian baru.
Dalam penelitiannya tentang “Kino-eye interface”, Vertov secara sistematik mencoba
cara yang berbeda untuk mencapai yang difikirkannya tentang batasan dari pandangan
manusia. Man with a Movie Camera tidak hanya menyajikan database kehidupan di kota
pada tahun 1920-an tetapi juga database operasi antar muka baru yang memiliki tujuan
bersama menuju masa depan yang melampaui navigasi manusia sederhana melalui ruang
fisik. Avant garde strategi kolase muncul kembali sebagai perintah “cut dan paste”, operasi
yang paling mendasar yang digunakan dalam digital data.
Daftar Pustaka
http://www.manovich.net/LNM/index.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Lev_Manovich