Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Lengkap Kerajaan Malaka Kerajaan Islam di Indonesia

Friday, January 1st, 2016 - Sejarah

Advertisement

Sejarah Lengkap Kerajaan Malaka Kerajaan Islam di Indonesia – Setelah membahas mengenai sejarah
Kerajaan Samudera Pasai, maka pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Kerajaan
Malaka. Kerajaan Malaka sekarang termasuk wilayah negara Malaysia, tetapi karena Malaka memainkan
peranan penting dalam pertumbuhan kerajaankerajaan Islam di Indonesia maka kerajaan Malaka perlu
dibahas dalam sejarah Islam di Indonesia.

Pertumbuhan Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh ramainya perdagangan internasional Samudera Hindia.
Pelabuhan Malaka sebelumnya tidak memiliki kekuasaan politik, kecuali sebagai tempat persinggahan
para pedagang dari berbagai bangsa, terutama pedagang yang beragama Islam. Tidak diketahui dengan
pasti bagaimana awal berdirinya Kerajaan Malaka ini. Menurut beberapa versi, kerajaan ini didirikan
oleh seorang pangeran Wilayah kekuasaan kerajaan Malaka dari Palembang bernama Parameswarayang
lari ke Malaka ketika terjadi serangan dari Majapahit. Ia mendirikan kerajaan Malaka sekitar tahun 1400.
Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang beragama Hindu. Setelah memeluk Islam, dia
mengganti namanya dengan nama Islam, Muhammad Syah(1400-1414) . Raja pertama ini kemudian
digantikan oleh Sultan Iskandar Syah (1414-1424).

kerajaan malaka

Selanjutnya raja-raja yang berkuasa di Malaka adalah Sultan Muzaffar Syah (1424-1444), Sultan Mansur
Syah(1444-1477), danSultan Mahmud Syah(1477-1511). Malaka didirikan melalui dua kali kekalahan
dalam perang yang dialami oleh pendirinya Parameswara, ia merupakan pangeran dari kerajaan Hindu,
Sriwijaya yang menikah dengan seorang putri dari Majapahit dan kemudian harus turut serta dalam
perang saudara yang terjadi di kerajaan Majapahit setelah pemimpinnya, Hayam Wuruk meninggal
dunia. Parameswara yang kalah dalam perang,akhirnya melarikan diri ke daerah yang kita kenal
sekarang sebagai Singapura dan mendirikan sebuah Kerajaan bernama Tumasik. Namun tak lama
setelah berdiri,kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut Majapahit. Untuk yang
kedua kalinya Parameswara kalah dalam peperangan yang ia alami.

Melihat kerajaanya hancur begitu saja, akhirnya Parameswara memutuskan melarikan diri dan mencari
daerah sebagai harapan baru untuk kedua kalinya. Setelah mencari-cari akhirnya Parameswara
memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya, kerajaan ini kemudian
dikenal sebagai Kerajaan Malaka. Dengan semangat baru Parameswara kemudian berupaya untuk
mengembangkan kerajaanya dengan membangun sebuah pelabuhan sebagai pusat perdagangan
mengingat lokasi Kerajaan Malaka berada di lokasi yang strategis. Dari pelabuhan inilah harapan untuk
Malaka yang jaya muncul. Pedagang dari bangsa – bangsa hebat pada masa itu seperti Gujarat, Arab,
Tiongkok dan sebagainya bermunculan di pelabuhan Malaka. Pembangunan pelabuhan inilah kemudian
yang menjadi faktor utama kejayaan kerajaan Malaka.

Bermunculan pedagang – pedagang dari Arab dan Gujarat yang notabene sebagian besar beragama
Islam menyebabkan perekonomian Kesultanan semakin baik dan agama Islam juga semakin kental di
wilayah Kesultanan Malaka. Kuatnya pengaruh Islam di wilayah kesultanan juga menyebabkan
Parameswara memeluk Islam,mengganti namanya menjadi Iskandar Syah dan kemudian menjadikan
Malaka sebagai kesultanan kedua yang ada di Nusantara setelah Samudra Pasai.

Dalam eksistensinya yang hanya mencakup satu abad, Kesultanan Malaka mengalami pergantian
pemimpin hingga empat kali setelah wafatnya sang pendiri, Iskandar Syah. Tak lama setelah Iskandar
Syah wafat, kepemimpinan Kesultanan Malaka dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Muhammad
Iskandar Syah atau lebih dikenal sebagai Megat Iskandar Syah.Di masa pemerintahanya yang hanya
sepuluh tahun ia berhasil memajukan Kesultanan Malaka di bidang pelayaran dan berhasil menguasai
jalur perdagangan di kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan politik. Muhammad Iskandar Syah
bahkan berhasil menguasai Samudra Pasai dengan mudah.Dengan menikahi seorang putri Samudra
Pasai,kerajaan Islam pertama di Nusantara itu pun akhirnya tunduk pada Malaka.

Kerajaan Malaka memiliki peran yang sangat besar di bidang perdagangan. Perdagangan menjadi
sumber utama penghasilan Kerajaan Malaka. Terdapat beberapa ciri mengenai perdagangan di Malaka.

Raja dan pejabat tinggi kerajaan terlibat dalam kegiatan dagang. Mereka memiliki kapal, nakhoda, dan
awak kapal yang bekerja kepadanya. Selain itu, mereka juga menanamkan modalnya kepada perusahaan
pelayaran.

Pajak bea cukai yang dikenakan terhadap setiap barang dibedakan atas asal barang. Barang yang
berasal dari Asia Barat, seperti India, Persia, Arab, dan lain-lain, dikenakan bea sebesar 6%. Sedangkan
barangbarang dari Asia Timur, termasuk pedagang dari kepulauan Nusantara tidak dikenakan bea cukai,
namun mereka harus memberikan upeti kepada raja dan para pembesar pelabuhan.

Perdagangan dijalankan dalam dua jenis. Pertama, pedagang memasukkan modal dalam bentuk
barang dagangan yang diangkut dengan kapal untuk dijual ke negeri lain. Kedua, pedagang menitipkan
barang atau meminjamkan uang kepada nakhoda yang akan membagi keuntungannya dengan pedagang
pemberi modal.

Kerajaan mengeluarkan berbagai undang-undang yang mengatur perdagangan di Kerajaan Malaka,


agar perdagangan berjalan lancar.

Kerajaan ini mengalami keruntuhan setelah Malaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque,pada tahun 1511. Dengan demikian, kekuasaan politik Kerajaan Malaka hanya
berlangsung kurang lebih satu abad.[pi]

Tags:

kerajaan malaka, sejarah kerajaan malaka, pendiri kerajaan malaka, peranan penting dari kerajaan
malaka, kesultanan malaka, peranan penting kerajaan malaka, Sumber sejarah kerajaan malaka,
kerajaan islam malaka

Advertisement

Anda mungkin juga menyukai