KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kerja
Praktek ini. Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana .
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah
dilakukan pada hari Sabtu, 6 Desember 2014.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis dan juga literature-literatur yang didapat
penulis dari internet maupun modul dan buku-buku teknik mesin. Untuk itu penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Firman, selaku Kepala Laboratorium Proses Produksi
2. Asisten Laboratorium yang telah mengajarkan tentang cara-cara penggunaan mesin-
mesin produksi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis
dan juga waktu yang diberikan oleh dosen pengampu yang lumayan singkat. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna untuk perbaikan penulis
kedepannya.
Penulis
Zaidun Arfa
DAFTAR ISI
2. Landasan Teori............................................................................................................................ 4
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................................... 15
1. Tujuan Praktikum...................................................................................................................... 16
2. Landasan Teori.......................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 25
B. Saran ..................................................................................................................................... 25
1. Tujuan Praktikum...................................................................................................................... 26
2. Landasan Teori.......................................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 39
B. Saran ..................................................................................................................................... 39
1. Tujuan Praktikum...................................................................................................................... 40
2. Landasan Teori.......................................................................................................................... 40
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 55
B. Saran ..................................................................................................................................... 55
BAB I
PENGERJAAN BUBUT
1. Tujuan praktikum
Dalam praktikum proses bubut ini mahasiswa dapat mempelajari tentang bagaimana
proses pengerjaan bubut yang benar. Mahasiswa juga dapat mempelajari tentang mesin bubut
dan alat-alat yang digunakan dalam proses bubut,tentang feeding,ptaran mesi ,dept of cut
pemakanan dan semua hal yang berhubungan dengan mesin bubut. Tujuan lain adalah agar
supaya mahasiswa bias lebih mandiri dan aktif dalam pelajaran proses produksi karena proses
praktikum ini merupakan basic mahasiswa sebagai mahasiswa jurusan teknik mesin
2. Landasan Teori
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses
turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda
kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan
kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan (feeding).
Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley
bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata. Dengan
demikian kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda apabila hubungan diantara roda
tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur kecepatan (A), (C) dan (F). Roda
(Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang
berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu
putaran cepat dan putaran lambat. Putaran cepat
biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk
membubut benda dengan sayatan tipis sedangkan
putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk
membubut dengan tenaga besar dan pemakananya
tebal (pengasaran). Arah putaran mesin dapat dibalik
menggunakan tuas pembalik putaran (C), hal ini
diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah
berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.
3. Eretan (carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang
alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan
atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan d atas eretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur
menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada
roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa
semua eretan dapat dijalankan secara
otomatis ataupun manual.
Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung
benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai
menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus
sehingga memudahkan tangkai bor untuk
dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan
tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri
dari terdapat dua bagian yaitu alas dan
badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat
(A) yang terpasang pada kedua sisi alas
kepala lepas sekaligus berfungsi untuk
pengatur pergeseran badan kepala lepas
untuk keperluan agar dudukan senter
putar sepusat dengan senter tetap atau
sumbu mesin, atau tidak sepusat yaitu
pada waktu membubut tirus diantara dua
senter. Selain roda pemutar (B), kepala
lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang
dipasang mur, dimana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak
terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang
pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi
pergerakan longitudinal sewaktu membubut.
6. Pelat table
Pelat tabel adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut yang
menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi
ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock). Tabel ini sangat berguna
untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan yang sesuai dengan besar
kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan
Tuas pembalik putaran digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal
ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun
membubut permukaan
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 25, menunjukkan angka-angka
besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.
Eretan atas sebagaimana gambar 28, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang
sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir,
alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros
kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur
dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut.
Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau
mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.
Dalam praktikum pengerjaan dengan mesin bubut ini ada beberapa alat dan bahan
yang harus kita siapkan terlebih dahulu sebelum kita memulai proses praktikum. Disini kita
akan membuat tangkai atau gagang palu besi yang sudah kita buat dalam praktikum kerja
bangku sebelumnya. Adapun alat dan bahan yang harus kita siapkan diantaranya adalah :
2. Kunci chuck
Kunci chuck digunakan untuk memasang dan melepas benda kerja
3. Besi
Benda kerja yang akan kita gunakan adalah dari
bahan besi berbentuk bulan karena kita akan
membuaat diameter sesuai yang diinginkan
4. Jangka sorong
Vernier caliper atau yang sering kita sebut
jangka sorong ini merupakan alat ukur yang
akan kita gunakandalam praktikum proses
bubut ini.
5. Pahat
Pahat merupakan cutting tool yang digunakan untuk
melakukan proses pemakanan diameter dari diameter
awal menjadi diameter yang yang diinginkan.
6. Pahat kartel
Sedangkan jenis pahat kartel ini digunakan untuk
pembuatan knurling pada tangkai atau bagian yang kita
pegang sehingga hasi menjadi keset dan tidak licin dan
lebih rapi.
A. Kesimpulan
Dalam praktikum tentang proses pengerjaan dengan mesin bubut kali ini banyak
kesimpulan yang dapat kita paparkan. Diantaranya adalah bahwa dalam praktikum
pengerjaan bubut harus menyiapkan semua perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan
mulai dari pahat yang akan digunakan,alat ukur,bahan baku, dan design produk yang akan
kita buat. Hal lain yang dapat disimpulkan adalah bagaimana cara pengerjaan bubut yang
baik dengan penentuan feeding,dept of cut/pemakanan,pahat yang digunakan dan material
yang digunakan juga. Hal lain yang tak kalah penting adalah tentang safety diri dari semua
praktikum yang dilakukan agar selain menghasilkan produk yang bermutu tapi keselamatan
diri yang terjaga juga.
B. Saran
Pada praktikum pengerjaan menggunakan mesin bubut ini saran dari penulis adalah
tntang penyediaan alat yang diperlukan dalam proses. Banyak pahat bubut yang sudah aus
tetap dipaksa untuk digunakan sehingga hasilnya kurang maximal. Harusnya pahat yang
sudah aus dilakukan pengasahan ulan atau penyediaan pahat baru agar supaya hasil proses
yang dikerjakan biasa maximal.
BAB II
PENGERJAAN LAS
1. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum kita diproses pengelasan ini kita akan mnyambungkan 2 plat dengan
menggunakan las listrik,praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui tentang
bagaimana proses pengelasan listrik yang benar dan mengetahui juga tentang macam-macas
las dan semua yang berhubungan dengan proses pengelasan
2. Landasan Teori
Klasifikasi pengelasan
Fusion welding adalah proses penyambungan logam dengan cara mencairkan logam
yang tersambung.
Fungsi Fluks:
a. Melindungi logam cair dari lingkungan udara
b. Menghasilkan gas pelindung
c. Menstabilkan busur
d. Sumber unsur paduan (V, Zr, Cs, Mn).
Oxyacetylene Welding
Suatu pengelasan dengan menggunakan nyala api yang diperoleh dari pembakaran gas
acetylene (C2H2) dengan oksigen (O2). Hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang
tinggi, dan umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, dan hard surfacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CaC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CaC2 dihasilkan
dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CaO) dalam dapur api yang
memancarkan bunga api listrik.
CaO + 3C Þ CaC2 + CO
CaC2 + H2O Þ C2H2 + Ca(OH)2
Setelah CaC2 dileburkan, Karbida didinginkan, dihancurkan dan dimasukkan dalam keadaan
kering ke dalam wadah yang hampa udara. Dimana wadah yang hampa udara ini merupakan
salah satu bagian dari generator Acetylene.
Dalam generator tersebut, Karbida yang telah dihancurkan diletakkan dalam wadah yang
hampa udara yang terletak di atas tangki besar yang berisi air. Kemudian sedikit demi sedikit
Karbida ini dijatuhkan ke dalam air. Carbon yang terkandung dalam CaC2 melepaskan diri
dan kemudian bergabung dengan Hidrogen membentuk C2H2 yang berupa gelembung-
gelembung gas, pada akhirnya akan menguap menjadi gas dan meninggalkan endapan
Ca(H)2.
Acetylene tidak berwarna, tidak berbau dan lebih ringan daripada udara. Tapi yang ada di
pasaran sudah dicampur degnan belerang dan Phofor sehingga berbau. Gas Acetylene tidak
stabil di atas tekanan 30 psig (1435 F). Di atas batas-batas tersebut bisa menimbulkan
ledakan. Karena ketidakstabilan dari Acetylene ini, maka tidak boleh digunakan di atas
tekanan 15 psig atau dikenai kejutan listrik, panas yang berlebihan dan perlakuan yang keras.
Untuk mengatasi hal ini, kalau gas ini akan disimpan dalam botol baja dengan tekanan
di atas 2 atm maka harus dilarutkan lebih dahulu dalam Aceton cair. Aceton ini digunakan
untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya dengan melapisi
dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan penambahan
Aceton cair. Aceton ini digunakan untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi
stabil. Caranya dengan melapisi dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan
diakhiri dengan penambahan Aceton cair.
Pemakaian gas dari silinder tidak boleh lebih dari 1/7kapasitas total silinder.
Alat – alat yang diperlukan dalam praktikum proses pengelasan ini diantaranya adalah:
1. Las listrik
Alat ini diperlukan karena dalam praktikum ini kita akan menggunakan las listik untuk
menyambungkan 2 potong plat menjadi satu
2. Elektoda
Elektoda merupakan pelengkap dari las listri,digunakan sebagai penempel 2 potong plat
sehingga bias tersambung
3. Plat besi
4. Palu
palu digunakan untuk membersihkan keras hasil proses pengelasan
5. Kacamata las
Dalam proses pengelasan kacamata las sangatlah pentik karena
melindungi mata kita dari sinar yang dihasilkan dari proses las listrik
karena sinar itu sangatlah berbahaya bagi kesehatan mata.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam proses pengelasan ini mungkin saran yang disampaikan penulis tidak terlalu
banyak karena memang dalam proses praktikum pengelasan ini alat dan bahan yang tersedia
sudah bagus, ungkin saran ditujukan tentang masalah kebersihan area praktek yang kurang.
Mungkin dari itu sehabis praktikum selesai untuk lebih rajin lagi dalam pembersihan area
praktek.
BAB III
PENGERJAAN KERJA BANGKU DAN BOR
1. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum kerja bangku ini ada beberapa tujuan mengapa praktikum ini kita
lakukan. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah agar mahasiswa lebih mengerti tentang
alat-alat kerja dan cara penggunaanya seperti penggunaan gergaji,penggunaan kikir,proses
pengerjaan pengeboran dan lain-lain. Dalam praktikum kerja bangku ini kita akan membuat
sebuah produk yaitu palu besi. Dari bahan awal sebuah besi berbentuk segi empat panjang.
Dari bahan tersebut kita akan menggergaji sesuai ukuran yang telah ditentukan setelah itu
kita akan memulai proses pengeboran pad titik tengan benda kerja. Dalam proses pengeboran
kita tidak boleh mengebor langsung sesuai diameter terbesar namun harus dimulai dengan
pengeboran awalan yaitu dengan diameter dibawah diameter terbesar. Setelah itu pada
bagian-bagian yang tajam harus dikikir dan seterusnya hingga akan menyelesaikan sesuai
produk yang kita buat yaitu sebuah palu besi.
2. Landasan Teori
Dalam salah satu matakuliah yang diajarkan dalam jurusan teknik mesin ada salah
satu matakuliah tentang praktek yaitu matakuliah praktikum kerja bangku atau dalam teknik
otomotif disebut praktikum kerja bengkel. Dalam matakuliah ini ada beberapa kompetensi
keahlian yang akan diajarkan dan kompetensi-kompetensi tersebut harus dikuasai oleh
mahasiswa sebagai pra syarat untuk mendapat predikat lulus dari matakuliah ini.
Kompetensi-kompetensi tersebut adalah mengikir, menggambar di atas permukaan benda
kerja (logam), menggergaji, mengebor, sney dan tap serta penggunaan jangka sorong. Dalam
dunia teknik mesin atau teknik otomotif praktikum kerja bengkel ini menjadi dasar untuk
mengolah benda-benda kerja menjadi bentuk yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Banyak
hal yang didapat melalui proses pengerjaan benda kerja, menurut Pahlevianto (2011)
“Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan
yang menggunakan mesin-mesin produksi”. Selain itu banyak pula mahasiswa yang belum
mengetahui cara-cara dalam melakukan praktikum kerja bengkel yang baik sesuai dengan
standar kerja.
Mengikir
Menurut Eko (2012) “Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir.
Biasa dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga
menghaluskan benda kerja”. Bisa dikatakan bahwa mengikir berfungsi untuk meratakan,
membuat siku, bahkan menghaluskan permukaan bidang kerja. Mengikir adalah mengurangi
jumlah partikel-partikel benda kerja dengan menggesekkan kikir pada permukaan benda kerja
agar terbentuk atau agar sesuai dengan target pencapaian. Alat yang dipergunakan dalam
mengikir disebut kikir. Ada banyak sekali alat-alat kikir yang tersedia di pasar dengan fungsi
yang berbeda-beda pula. Berikut adalah macam-macam alat kikir beserta fungsinya.
Tebal seluruh permukaan kikir sama, berbentuk persegi panjang dan lebar ujungnya
berkurang daripada pangkalnya. Fungsinya untuk meratakan benda kerja dan membuat benda
kerja lebih siku.
2. Kikir setengah bulat
Di satu bagian memiliki bentuk persegi empat rata dan pada bagian sebaliknya membentuk
setengah lingkaran. Fungsi dari kikir ini adalah untuk meratakan, menghaluskan dan
membuat bidang cekung pada benda kerja.
Memiliki empat sisi dan membentuk persegi empat. Fungsinya untuk meratakan permukaan
dan menyiku antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.
4. Kikir bulat
Bentuknya bulat seperti tabung dan ujungnya semakin mengecil. Berfungsi untuk
menghaluskan permukaan bidang yang berbentuk lingkaran atau cekungan serta untuk
menambah ukuran diameter lubang bidang.
5. Kikir segitiga
Memiliki tiga sisi yang membentuk segi tiga dan pada ujungnya lebih mengecil daripada
pangkalnya. Berfungsi untuk mengikir bidang yang memiliki sudut 60° atau lebih besar.
6. Kikir pisau
Memiliki bentuk seperti pisau, terdapat tiga sisi dan di salah satu sisi membentuk sudut
lancip. Fungsinya adalah untuk meratakan permukaan bidang yang memiliki sudut 60° atau
bahkan yang lebih kecil.
1. Posisi badan di sebelah kiri ragum, dengan lutut dibentangkan dan jarak antara kaki
seukuran panjang kikir, sementara sudut antara poros ragum dan kaki kiri membentuk sudut
30° sementara kaki kanan membentuk sudut 75°.
1. Penggores
Menurut Pahlevianto (2011) “Penggores adalah alat yang berfungsi untuk memberi garis atau
goresan pada benda kerja”. Penggores memiliki bentuk runcing pada ujung-ujungnya, pada
umumnya penggores memiliki dua bentuk ujung yang berbeda. Penggores terbuat dari bahan
baja yang kuat bahkan lebih kuat dari pada benda kerja yang akan di gores. Penggores
berfungsi seperti pensil yang akan di gunakan untuk menggambar di atas kertas. Cara
menggunakan penggores ini adalah dengan menggoreskan ujung runcing penggores terhadap
permukaan benda kerja yang di tandai atau digambar.
2. Penitik
Penitik memiliki bentuk mirip sebuah obeng dan memiliki ujung runcing. Bahan penyusun
dari penitik ini adalah dari baja karbon kuat yang lebih kuat dari bahan yang akan di beri
tanda. Fungsi dari penitik ini adalah untuk memberikan tanda pada benda kerja yang akan
dibor.
Selain itu penitik juga berfungsi untuk memberikan lubang kecil pada benda kerja yang akan
dibor sehingga mata bor yang akan digunakan untuk mengebor tidak akan meleset atau tidak
tepat sasaran.
3. Stampel Angka
Stampel angka menurut Pahlevianto (2011) “Alat ini dibuat dari bahan baja perkakas
yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka maupun symbol
pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan” stampel angka ini memiliki bermacam-macam
ukuran mulai dari 0,5 mm sampai 5,0 mm. Fungsi dari alat ini adalah untuk memberikan
tanda berupa nomor pada benda kerja.
Cara menggunakan stempel angka ini sama dengan cara menggunakan penitik yaitu dengan
dipukul satu kali.
Menggergaji
Menggergaji benda kerja yang terbuat dari logam atau besi berbeda dengan
menggergaji benda yang lebih lunak seperti kayu. Selain itu gergaji yang digunakan untuk
menggergaji besi berbeda pula dengan gergaji pada umumnya.
Gergaji yang digunakan untuk memotong bahan-bahan besi biasanya disebut dengan
gergaji besi. Konstruksi dari gergaji besi ini terdiri dari bingkai atau frame gergaji yang
terbuat dari pipa besi yang keras dan kuat. Pada daun gergaji terdapat tempat untuk
mengaitkan gerigi pemotong. Jumlah dari gerigi pemotong juga harus diperhatikan saat
melakukan penggergajian.
Mengebor
Mengebor merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membuat lubang pada benda
kerja dengan diameter tertentu menggunakan mesin bor atau mesin bubut. Ada dua macam
mesin bor yang bisa digunakan yaitu mesin bor tangan dan mesin bor duduk atau bor meja
(Milling, Drilling).
Cara penggunaan mesin mesin bor duduk atau mesin bor meja (Milling, Drilling) adalah
1. Setelah benda yang akan dibor diberi tanda dengan penitik maka jepitlah benda
menggunakan ragum yang terdapat di meja bor dengan kencang dan rapat.
2. Pastikan mata bor yang akan digunakan telah sesuai dan terpasang dengan benar dan
kencang.
3. Posisikan benda kerja yang telah dijepit ragum tadi lurus dengan mata bor dengan
menempelkan ujung dari mata bor terhadap lubang penanda dari penitik.
4. Setelah dirasa sudah tepat, nyalakan mesin bor untuk memulai proses pengeboran.
5. Saat mata bor mulai melubangi benda kerja tekan perlahan-lahan dan angkat kembali
mata bor kemudian tekan kembali mata bor, ulangi hingga berlubang atau hingga sesuai
dengan ketentuan.
Saat mengebor harus diperhatikan mata bor dan benda kerja. Karena kebanyakan pada
saat mengebor terjadi kejadian mata bor yang patah karena tekanan yang diberikan terlalu
besar. Selain itu banyak juga yang terjadi seperti pengeboran yang tidak lurus dengan tanda
yang telah diberikan.
Cara penggunaannya :
1. Pastikan ukuran tap dan lubang hasil bor sesuai.
2. Pasang benda kerja pada ragum, usahakan tidak miring dan terpasang kencang.
3. Pasang batang tap terhadap pemegang tap, pastikan telah terpasang dengan benar dan
terpasang rapat.
4. Tancapkan ujung batang tap terhadap lubang pada benda kerja
5. Setelah dikira posisi tap lurus maka proses pengetapan bisa mulai
6. Pegang pemegang tap pada masing-masing batangnya, usahakan tekanan yang
diberikan oleh tangan kiri dan tangan kanan besarnya sama.
7. Putar tap searah jarum jam perlahan lahan dengan momen setiap satu putaran ke
kanan maka harus diulangi dengan setengah putaran ke kiri.
8. Begitu seterusnya dilakukan hingga ulir dalam mencapai ketentuan.
9. Dalam proses pengetapan apabila putaran terasa berat maka bisa diberi cairan sabun
untuk meringankan putaran tap.
B. SNEY
Sney hampir sama dengan tap. Sney merupakan alat yang digunakan untuk membuat
ulir luar. Bahan penyusun sney adalah baja karbon yang sangat keras da kuat. Sney berfungsi
untuk membuat baut sebagai pasangan dari benda kerja yang telah di tap. Menurut Comet Go
(2013) “Kebanyakan snei hanya digunakan untuk membuat baut ukuran kecil, karena
pembuatan baut kecil sulit dilakukan pada penguliran mesin bubut karena ditakutkan benda
kerja patah”.
Jangka Sorong
Jangka sorong atau yang biasa disebut
dengan vernier caliper menurut Pramono
(2013) “Dengan menggunakan jangka
sorong / vernier caliper kita mendapatkan
kontrol ukuran dan dimensi yang presisi
dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter”.
1. Gigi luar
Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit.
2. Gigi dalam
Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur
3. Pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan cara
menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.
4. Ukuran utama
Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi
yang analog.
5. Ukuran sekunder
Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.
6. Patokan pembacaan skala utama.
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm.
7. Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch.
8. Pengunci
Pramono (2013) mengatakan “Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki
ketelitian dapat mencapai seperseratus milimeter. Pada versi analog, umumnya tingkat
ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0.01 untuk yang di atas
30cm”
Cara Menggunakan jangka sorong :
2. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan agar nilai ukur
tetap.
3. Perhatikan dan baca skala pada batang jangka, lihatlah angka yang dicapai oleh benda
ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius.
4. Lihat garis skala pada nonius, cari skala utama dan skala nonius yang berhimpit
Dalam praktikum kerja bangku ini kita akan membuat sebuah palu besi. Untuk
pembuatannya alat dan bahan yang kita perlukan diantaranya adalah:
1. Bahan baku dari besi
Kenapa kita menggunakan bahan dari besi adalah
karena sifat besi yang keras jadi sangat cocok
untuk bahan pembuatan palu
2. Gergaji
Alat dan bahan lain yang diperlukan sudah di bahas dalam landasan teori diatas yaitu
antara lain adalah:
3. Penitik
4. Penggores
5. Kikir
6. Sney
A. Kesimpulan
Praktek kerja bengkel merupakan dasar dari praktek-praktek selanjutnya yang akan di
ajarkan dalam matakuliah pada teknik otomotif. Banyak yang perlu di ajarkan dalam teknik
otomotif terutama dalam praktek kerja bengkel di antaranya adalah mengikir yang berfungsi
untuk meratakan atau mengurangi tebal, panjang atau tinggi benda kerja. Menggambar atau
menandai benda kerja menggunakan penggores, Penitik dan Stampel angka. Menggergaji
yang berfungsi untuk memotong benda kerja. Mengebor benda kerja untuk membuat lubang
pada benda kerja yang lurus dan sama. Sney dan Tap berguna untuk membuat ulir pada
bagian dalam dan pada bagian luar secara manual (tanpa mesin). Dan cara menggunakan
jangka sorong, karena jangka sorong merupakan alat ukur yang banyak digunakan untuk
mengukur dalam dunia teknik. Dengan menguasai kompetensi-kompetensi dari matakuliah
praktek kerja bengkel ini maka untuk praktek ke depannya bisa berguna dan bermanfaat.
B. Saran
Dalam praktikum proses produksi khususnya untuk pengerjaan kerja bangku dan
mengebor. Mungkin saran saya sebagai praktikan sekaligus penulis adalah untuk
kelengkapan-kelengkapan alat-alat produksi guna untuk menunjang kegiatan praktikum
khususnya untuk pengerjaan meja bangku. Karena sewaktu saya melaksanakan praktikum
banyak ketersediaan alat yang masih kurang seperti mata gergaji, kikir, dan lain-lain.
BAB 1V
1. Tujuan Praktikum
2. Landasan Teori
Pada tahun 1940, otomatis dengan menggunakancams, seperti halnya screw mesin
danpercekaman chuck otomatis, telah dikembangkandengan baik pada dekade ini. Dengan
berakhirnyaperang dunia ke dua, banyak ide tambahanpengembangan mesin servo yang
dapatdigunakan di udara. Beberapa ide dimana dalamwktu dekat menggabungkan antara
teknologiyang timbul dari digital komputer merubah controlmesin tool sangat drastik.
Pengembangan secararinci sangat maju pada setiap decade setelahperang dunia ke dua.Pada
tahun 1950, pembuatan numerical control(NC) telah muncul.Pada tahun 1960 dan 1970, NC
dikembangkanmenjadi CNC, penyimpanan data dan pemasukanmedia dikembangkan,
computer processing powerdan kapasitas memori terus meningkat, danmesin-mesin NC dan
CNC berangsur-angsurdirubah dari level perusahaan yang besar ke levelperusahaan yang
medium (menengah).
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari
pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis.
Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun
pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip
1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong.
Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2. Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi
menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel table
c. Compound table
3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain
seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling
sedikitnya terdapat 3 buah motor :
a. Motor spindle utama
b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
c. Motor pendingin ( cooling )
4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.
Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi spindle utama
b. Transmisi feeding
Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi gear box
b. Transmisi v – blet
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat
transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat
cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :
a. Mekanik
b. Electric
Mesin frais mempunyai beberapa alat potong yang mempunyai fungsi berbeda.
Berikut ini alat-alat yang ada pada mesin frais :
b. Pisau alur
Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan
benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya
disesuaikan dengan kebutuhan.
g. Pisau jari
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar.
D. Roda Gigi
Dalam praktikum ini kita akan lebih mendalami tentang pembuatan roda gigi lurus
karena praktikum yang akan kita lakukan sekarang adalah membuat sebuah roda gigi lurus
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi
dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-
sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui
rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap
sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu
kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya
translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi
roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan
daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya
sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang
terlibat di dalamnya.Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama
dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi,
yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang
lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari
roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin
yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang
tepat ini. Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki
kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah
biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya
operasi lebih tinggi.
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros.
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling
meniadakan.
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar,
karena pinyon terletak di dalam roda gigi.
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.
Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan
beban besar.
Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
Mempunyai jaliu gigi berbentuk sepiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncurdan menggelinding.
a. Lebar gigi
b. Puncak kepala
c. Tinggi kepala
d. Tinggi kaki
e. Lingkaran kepala
f. Jarak bagi lingkar
g. Tebal gigi
h. Lebar ruang
i. Lingkar jarak bagi
j. Sisi kepala
k. Sisi kaki
l. Dasar kaki
Kepala pembagi merupakan satu dari alat bantu yang penting dalam proses frais. Alat
ini digunakan untuk membagi lingkaran atau keliling benda kerja menjadi bagian yang sama,
seperti pada pembuatan roda gigi, segi empat, segienam, segidelapan dan lainnya.
d. Pisau/modul 1,5
Pisau frais ini digunakan untuk pemakanan pada benda
kerja. Dept of cut nya adalah sekali pemakanan 2 mm
karena benda yang digunakan lumayan lunak.
e. Kuas
Dalam proses ini kuas digunakan untuk membersihkan
gram/kotoran pada benda kerja dan modul karena jika
kotor maka proses pemakanan akan terhambat
f. Silet/pisau
Sedangkan silet digunakan untuk chip dari nylon
yang menempel karena nylon memang bahan yang
mempunyai sifat ulet,yaitu tidak bias sempurna
dalam pemakana/menyisakan chip balik/skrap
A. Kesimpulan
Dalam praktikum pembuatan roda gigi ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa
dalam proses praktikum pembuatan roda gigi banyak factor-faktor yang harus diperhatikan
agar hasil proses sempurna. Mulai dari perencanaan akan membuat roda gigi apa, perhitungan
modul, pemakaian kepala pembagi,jumlah gigi yang akan dibuat dan hal-hal lainnya yang
sekiranya diperlukan dalam praktikum ini. Selain itu kita juga harus merperhatikan tentang
safety pada diri praktikan atau kita selaku mahasiswa yang melakukan praktikum karena
sebenarnya keselamatan atau safety diri kitalah yang paling utama. Mulai dari penggunaan
kacamata untuk perlindungan dari gram atau scrap dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
safety diri.
B. Saran
Untuk menunjang praktikum proses produksi khususnya pengerjaan mesin frais maka
ketersediaan alat dan bahan praktikum harus selalu dikontrol. Dan juga mengenai kerusakan-
kerusakan pada mesin yang sudah harus mendapat perbaikan harus segera mendapat
perhatian dari pihak pengelola laboratorium proses produksi
DAFTAR PUSTAKA
http://joe-proudly-present.blogspot.com/2012/01/sekilas-tentang-mesin-mesin-frais.htm
http://tarmizithayib.blogspot.com/2012/12/mesin-frais.html
http://andryanto86.wordpress.com/artikel/bagian-utama-mesin-milling
mesin milling;sriyanto S.T,at warga