Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

1. P: Apakah yang disebut dengan penghasilan?


J: Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.

2. P: Berupa apakah penghasilan itu?


J: Semua jenis imbalan pekerjaan yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam
bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang.

3. P: Saya adalah pegawai tetap UGM. Apakah penghasilan saya dipotong pajak?
J: Jika penghasilan neto Anda melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),
penghasilan Anda akan dipotong pajak atau disebut penghasilan kena pajak (PKP).

4. P: Apakah penghasilan neto itu:


J: Penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto
Anda, setinggi-tingginya Rp500.000,00 per bulan atau Rp6.000.000,00 setahun.
Misalnya:
a. Penghasilan bruto Anda setahun Rp100.000.000,00, maka penghasilan neto Anda
adalah Rp100.000.000,00 dikurangi 5% X Rp100.000.000,00 = Rp95.000.000,00.
b. Penghasilan bruto Anda setahun Rp200.000.000,00, maka penghasilan neto Anda
adalah Rp200.000.000,00 dikurangi Rp6.000.000,00 = Rp194.000.000,00.

5. P: Apakah penghasilan kena pajak (PKP) itu?


J: PKP diperoleh dari penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Besaran PTKP adalah sebagai berikut:
a. Rp54.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.
b. Rp4.500.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
c. Rp4.500.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

6. P: Apakah yang dimaksud dengan tarif pajak progresif?


J: Tarif pajak progresif merupakan penerapan pemotongan pajak sesuai lapisan
Penghasilan Kena Pajak. Semakin besar penghasilan Anda, semakin naik tarif pajak yang
dikenakan. Tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 5%
di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00 15%
di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 25%
di atas Rp500.000.000,00 30%

7. P: Apa sajakah kewajiban Pegawai UGM sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
perpajakan?
J: 1. Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak untuk mendapatkan Nomor Pokok
Wajib Pajak
2. Melakukan pembaruan status keluarga jika ada perubahan
3. Melaporkan penghasilan, harta, dan kewajiban ke dalam SPT Tahunan

8. P: Apa sajakah kewajiban UGM dalam perpajakan sebagai pemberi kerja?


J: 1. Menghitung, memotong, menyetorkan, dan melaporkan PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender
2. Membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 untuk masing-
masing penerima penghasilan
3. Memberikan bukti potong
4. Melakukan update status keluarga jika ada perubahan (berdasarkan informasi dari
pegawai yang bersangkutan)

9. P: Bagaimana jika penghasilan saya dipotong lebih besar daripada yang seharusnya?
J: Jika pajak yang dipotong UGM lebih besar daripada yang seharusnya, maka pegawai
dapat melakukan klaim lebih potong ke Direktorat Keuangan sesuai dengan mekanisme
yang telah dijelaskan pada Surat Edaran Nomor 1870/UN1.P/DIT-KEU/KU/2019. Klaim
atas lebih potong tersebut dapat dilakukan pada awal tahun berjalan untuk pajak di
tahun sebelumnya.

10. P: Bagaimana jika terjadi kurang potong pajak untuk penghasilan saya pada bulan
tertentu?
J: Apabila terjadi kurang potong, maka UGM akan menagihkan atas kekurangan potong
tersebut kepada pegawai yang bersangkutan.

11. P: Bagaimana perlakuan pajak untuk dana penelitian?


J: Penelitian terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. activity based --> komponen honorarium akan dipotong PPh Pasal 21 dan
pertanggungjawaban dana dilakukan dengan memberikan dokumen pendukung atas
transaksi yang dilakukan.
2. output based --> semua dana penelitian diserahkan kepada peneliti tanpa
dipotong pajak. Peneliti dapat memperhitungkan sendiri kewajiban pajaknya, jika ada,
berdasarkan prinsip self-assessment.

12. P: Bagaimana perlakuan pajak untuk uang harian perjalanan dinas?


J: Uang harian perjalanan dinas merupakan pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan
selama kegiatan perjalanan dinas dilakukan, seperti uang makan dan transportasi lokal
dan bukan merupakan penambahan kemampuan ekonomis sehingga uang harian
perjalanan dinas tidak dikenakan pajak.

Anda mungkin juga menyukai