Anda di halaman 1dari 2

Materi Mentoring Pertemuan 12

URGENSI TARBIYAH DALAM ISLAM

Catatan untuk mentor: Setelah mendapatkan materi ini diharapkan agar peserta memahami makna
dan hakikat pendidikan Islam (tarbiyah), memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Islam dan
termotivasi untuk mengikuti pendidikan Islam.

Assalamu’alaikum WarohmatuLLahi WaBarokatuh


AlhamduliLLahi Robbil ‘Alamin. Ashsholatu was salamu ‘ala RosuliLLah, wa ‘ala alihi wa ashhabihi wa man
tabi’ahu ila yaumiddin. Amma ba’du…

PENDAHULUAN

Rasulullah SAW dalam gerak da’wahnya, sangat memperhatikan pembentukan kualitas keislaman
para sahabat. Karena itu beliau mendidik generasi garda pertamanya dengan terarah dan penuh disiplin.
Sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi unik, berkualitas dan tangguh. Mereka mampu memikul beban
perjuangan yang penuh resiko dan kendala, serta mereka mampu mengantarkan gerakan pada
sasarannya. Mereka adalah orang-orang yang kuat keyakinannya, teguh pendiriannya, jelas tashawwur
(persepsinya), memiliki ‘izzah (bangga) terhadap keimanannya, sabar tawakal, istiqomah dan jujur.
Karakteristik mereka terlukis dalam Al-Qur’an:

“Di antara orang-orang mu’min ada beberapa laki-laki yang menepati apa yang telah dijanjikan kepada
Allah, maka diantara mereka ada yang telah gugur (syahid) dan di antara mereka ada yang menanti-
nantikannya, dan mereka tidak mengubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23)

Melalui tarbiyyah, pembentukan pribadi Muslim dapat berjalan sempurna. Sehingga ‘aqidah,
‘ibadah, ahklaq, tsaqafah dan jasmaninya terbentuk dengan baik.
‘Amal Islami sangat memerlikan menusia-manusia berkualitas seperti itu. Manusia-manusia
produktif dan bijak serta tahan uji dalam menghadapi berbagai gelombang tantangan yang datang silih
berganti. Manusia-manusia yang sabar dalam menghadapi pasang surutnya gerakan.
Sasaran tarbiyyah ini hendaknya menyeluruh, mencakup terbentuknya pribadi Muslim yang dapat
menjadi basis kokoh bagi bangunan diatasnya, yaitu Daulah Islamiyah.
Agar pencapaian sasaran tarbiyah ini berjalan sempurna, maka proses pentarbiyah selain
menyeluruh juga harus dilakukan secara bertahap (tadarruj) dan terus menerus (istimrar).

PENGERTIAAN TARBIYYAH ISLAMIYYAH

Ada beberapa kata bahasa Arab yang searti dan senada dengan kata tarbiyyah, yaitu kata
ziyadah, nas’ah, taghdiyyah, ri’ayah dan muhafazhah (penambahan atau pembekalan, pertumbuhan,
pemberian gizi, pemeliharaan dan penjagaan). Sedangkan dalam istilah Tarbiyyah Islamiyyah berarti
menumbuhkan dan membentuk insan Muslim Mutakamil (integral) dari seluruh isinya, baik kesehatan,
akal, keyakinan, keruhaniaan, jasad, ahklaq, perasaan, kemauan dan daya ciptanya. Pembentukan ini
mencakup seluruh fase pertumbuhan manusia berdasarkan prinsip dan nilai-nilai Islam serta melalui
metode dan cara pendidikan yang islami.
Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa sasaran Tarbiyyah Islamiyyah bersifat
menyeluruh mencakup seluruh dimensi kemanusiaan, baik jasadi (fisik), akli (intelektualitas) maupan ruhi
(moral). Karena itu apa apa saja yang menyangkut afeksi, kognisi dan konasi manusia merupakan
sasaran pendidikan dalam Islam. Kesempurnaan pendidikan ini akan melahirkan manusia yang terjamin
integritas Islamnya.
Tarbiyyah Islamiyyah menganut asas seumur hidup (long life education) serta berlaku bagi
seluruh kelompok masyarakat, seperti dinyatakan Rasulullah SAW:

 “Tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.”


 “Tidak ada pemberian bekal orang tua terhadap anaknya yang paling utama kecuali pendidikan
dan kebaikan.”
 “Barang siapa memelihara tiga anak perempuan, kemudian ia mendidiknya dan menikahinya
serta memperlakukannya dengan baik, maka surgalah baginya.” (HR Abu Dawud)
 “Tiga yang berhak mendapat dua pahala .......... satu diantaranya ialah orang yang di sisinya
hamba sahaya, kemudian ia mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan mengajarinya dengan
pengajaran yang baik.” (HR. Bukhari)
 “Kedudukanku dengan orang yang memelihara anak yatim seperti jari ini di surga (sambil
menunjukan jari telunjuk dan jari tengah).” (HR. Bukhari)

Sedangkan keuniversalan medan sasaran Tarbiyyah Islamiyyah terlihat jelas pada tugas utama
diutusnya para Rasul. Allah berfirman:
“Sebagaimana telah kami utus ditengah-tengah kamu seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-
ayat kami dan membersihkan kamu dan mengajarkan kepadamu kitab dan hikmah dan
mengajarkan kepada kamu apa-apa yang kamu belum mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 151)

Tujuan tertinggi dari proses Tarbiyyah Islamiyyah adalah membentuk manusia-manusia Rabbani,
seperti dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Akan tetapi (dia berkata) “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (QS. ali Imran: 79)

URGENSI TARBIYYAH ISLAMIYYAH

Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, tarbiyyah menduduki posisi amat penting. Sebab
melalui proses pendidikan pribadi sesorang dapat tumbuh berkenbang secara baik, sesuai yang
diharapkan. Tarbiyyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip
yang mendasarinya, hingga menjadi kepribadian yang unik, sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan
prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan islam sikap dan prilakunya akan merupakan
refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah ter- sibghah nilai islam. Akibatnya, integritas islamnya
kukuh dan gaya hidupnya islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang
mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret kedalam arus gaya hidup lain.
Tarbiyyah mengarahkan kepribadian seorang Muslim lestari dan bahkan berkembang terus
semakin matang. Sikap, prilaku dan gaya hidupnya spesific Islami. Gaya hidup Islamnya berinteraksi
secara positif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus islam ditengah-
tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh
berbagai aru kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi manusia muslim mustaqim. Sedangkan
keistiqamahan adalah asas kelestarian keimanan dan keislaman seseorang. Karena itu Rasulullah SAW
ketika memenuhi permintaan Ibnu ‘Umar membekali dirinya dalam kata-kata dalam Islam yang akan
menjadi pegangannya seumur hidup, beliau menjawab:

“Katakanlah!” Aku beriman kepada Allah. “Kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

Keistiqamahan ini menurut semua aspek yang membangun kehidupan itu sendiri, yaitu yang
menyangkut kehidupan itu sendiri, yakni yang menyangkut prinsip, sistem dan tujuan hidup. Artinya jika
seorang Muslim tidak comited dengan Islam dalam ketiga aspek tersebut, maka tidak akan terjadi
istiqamah sebagaimana yang dimaksudkan dalam sabda Rasulullah SAW di atas. Comited dengan Islam
dalam ketiga-tiga aspek tersebut merupakan konsekuensi logis istiqamah.
Istiqamah dan tidak Istiqamah masing-masing dapat mempengaruhi kehidupan pribadi
seseorang yang pada gilirannya akan berdampak pada kehidupan lingkungannya. Seorang Mu’min yang
Istiqamah akan memiliki jiwa keberanian, kemantapan dan keoptimisan, yang ketiga-tiganya jelas
merupakan modal kebahagiaan (Sa’adah). Sedangkan tidak Istiqamah akan melahirkan kehinaan,
kemunafikan dan kegelapa, yang ketiga-tiganya jalan menuju kesengsaraan (syaqawah).
Urgensi Tarbiyyah Islamiyyah ini terlihat jelas pada peranan yang dimainkannya dalam kehidupan
ini. antara lain:

1. Peranannya Dalam Penerapan Sistem Islam


2. Membentuk Generasi Islami, Masyarakat Muslim Ideal dan Peradaban Kemanusian yang Tinggi
3. Kebutuhan Kemanusiaan

Ust Abu Ridho, URGENSI TARBIYYAH DALAM ISLAM, 1994 Inqilab Press Jakarta

Anda mungkin juga menyukai