Anda di halaman 1dari 7

A.

Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi
oleh pemerintah Negara yang sah,yang umumnya memiliki kedaulatan.Negara juga
merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu system atau aturan yang berlaku bagi semua
individu di wilayah tersebut ,dan berdiri secara independent.

B. Bangsa
Bangsa Adalah suatu kelompok manusia yang dianggap Nasional memiliki Identitas
bersama dan mempunyai kesamaan bahasa,ideology,budaya,sejarah , dan tujuan yang
sama.Mereka umumnya dianggap memiliki asal usul kturunan yang sama

C. .Warga Negara
Semua Penduduk I suatu Negara atau bangsa yang berasarkan keturunan , tempat
kelahiran dan sebagainya , serta memiliki hak dan keajiban penuh sebagau seorang warga
negara di negara tersebut.

D. Rakyat / Masyarakat
Seluruh orang yang berada pada suatu wilayah Negara dan taat paa kekuasaan
pemrintahan. Rakyat merupakan elemen penting dari suatu pemerintahan.

E. Status Kewarganegaraan
 Warga Negara Indonesia adalah orang orang asli Indonesia dan orang orang bangsa
lain yang disahkan undang undang.
 Warga Negara Asing Seseorang yang tinggal dan menetap disebuah Negara tertentu
namun bukan berasal dari Negara tersebut juga tidak resmi terdaftar sebagai warga
Negara .

Dalam menentukan bagaimana cara pemerolehan status kewargangaraan, terdapat dua


Pandangan . Pandangan itu adalah Ius Soli dan Ius sanguinis .

1. Ius Soli
Asas Ini berasal dari bahasa latin “jus soli” yang bermakna berupa hak sesuai
wilayah.Asas ini menekankan pada tempat lahir dari seseorang tersebut.Hal ini
berarti bahwa hak untuk memdapatkan status kewarganegaraan seseorang
didasarkan pada tempat lahis atau wilayah suatu Negara .

2. Ius sanguisis
Asas ius sanguisis merupakan asas yang digunakan untuk menentukan status
kewarganegaraan berdasarkan keturunan. Dalam bahasa latin , Ius sanguisis
disebut “jus Sanguisis” yang bermakna keterkaitan darah atau keturunan.
F. 7 Pahlawan ansional Yang Gugur pada Pemberontakan
G.30.SPKI

1.Jenderal Ahmad Yani


Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia mengenyam pendidikan
formal di HIS (sekolah setingkat SD), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/setingkat
Sekolah Menengah Pertama) dan AMS (Algemne Middelberge School/setingkat Sekolah
Menengah Atas). Karir militer Jenderal Yani dimulai saat ia mengikuti wajib militer yang
dicanangkan Pemerintah Hindia Belanda di Malang. Ketika Jepang menduduki Indonesia,
Ahmad Yani bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA).
Di bidang militer, Ahmad Yani mengantongi sederet prestasi. Ia pernah menahan Agresi
Militer pertama dan kedua Belanda. Prestasinya kian mentereng setelah memimpin pasukan
melumpuhkan pemberontak DI/TII dan Operasi Trikora di Papua Barat serta Operasi
Dwikora menghadapi konfrontasi dengan Malaysia.
Catatan prestasi mengagumkan itu mengantarkan Ahmad Yani menjadi Menteri/Panglima
Angkatan Darat. Saat itu Jenderal Yani menolak usul Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
menginginkan pembentukan Angkatan Kelima yaitu dipersenjatainya buruh dan tani.
Gencarnya Jenderal Yani menentang PKI membuatnya masuk dalam target penculikan dan
pembunuhan PKI pada Gerakan 30 September. Saat penculikan, pasukan Cakrabirawa
menembaki tubuh Jenderal Ahmad Yani hingga berlubang. Dengan tubuh yang penuh luka
tembak, jenazahnya dibawa dan dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya.
2. Letjen Suprapto
Jenderal kelahiran Purwokerto pada 2 Juni 1920 ini merupakan lulusan MULO dan AMS
Yogyakarta. Sepanjang menjadi anggota TNI, ia sering dipindah tugas.
Ia pernah menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro di Semarang,
menjadi Staff Angkatan Darat di Jakarta, dan kembali ke Kementerian Pertahanan.
Pascapemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) padam, Suprapto dipindah ke
Medan menjadi Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera.
Suprapto adalah salah satu Perwira Tinggi yang berseberangan dengan pemikiran pentolan
PKI, DN Aidit yang ngotot ingin mempersenjatai buruh dan tani dengan membentuk
Angkatan Kelima. Karena alasan itulah Suprapto masuk dalam daftar jenderal yang harus
dihabisi.
3. Letjen MT Haryono
Putra seorang asisten Wedana di Gresik ini lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924. MT
Haryono menimba ilmu di ELS (setingkat sekolah dasar), HBS (setingkat sekolah menengah
umum) dan Ika Dai Gakko (sekolah kedokteran di masa pendudukan Jepang) di Jakarta.
Sayangnya, ia tidak menyelesaikan pendidikan kedokteran itu.
Jenderal bintang tiga ini dikenal sebagai orang yang sangat cerdas. Seperti Mohammad Hatta,
MT Haryono diketahui fasih berbicara sejumlah bahasa asing, seperti Belanda, Inggris, dan
Jerman. Tak heran ia pun menjadi acap kali ditunjuk menjadi perwira penyambung lidah
dalam setiap perundingan. Seperti ketika Konferensi Meja Bunda (KMB), Haryono ditunjuk
sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.
Sebelum bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Haryono sudah aktif berjuang
dengan para pemuda mempertahankan kemerdekaan. Ia juga vokal menentang PKI dan
kroninya. Tak heran namanya pun masuk dalam daftar jenderal yang akan diculik.
4. Letjen Siswondo Parman
Perwira tinggi lainnya yang menentang ide DN Aidit mempersenjatai tani dan buruh adalah
Letjen S Parman. Ia yang merupakan tentara intelijen masuk daftar penculikan lantaran
mengetahui semua rencana dan gerak-gerik PKI.
Sebenarnya, S Parman dekat dengan PKI mengingat tugasnya sebagai intelijen negara. Ia
juga mengetahui kegiatan rahasia PKI. Namun, saat ditawari bergabung dengan PKI, jenderal
kelahiran Wonosobo, 4 Agustus 1918 itu menolak paham komunis.
Gilanya, masuknya nama S Parman dalam daftar jenderal yang harus dibunuh datang dari
kakak kandungnya sendiri, Ir Sakirman. Sakirman yang saat itu merupakan salah satu
petinggi PKI sering berselisih paham dengan adiknya. Pertengkaran kakak beradik itu pun
berujung dengan direnggutnya nyawa S Parman.
5. Mayjen D I Pandjaitan
Ia adalah salah satu otak lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bersama pemuda lain, ia
membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Aktif di TKR membuat kariernya cepat
meroket. Mulai dari menjadi komandan batalyon, kariernya merangkak dengan menjadi
Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, Kepala Staf Umum IV (Supplay)
Komandemen Tentara Sumatra dan menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI). Terakhir, ia menjadi Asisten IV Menteri/Panglima
Angkatan Darat.
Sebagai Perwira Tinggi, pria kelahiran Balige, Sumatra Utara pada 19 Juni 1925 itu menjadi
target penculikan dan pembunuhan oleh PKI.
Sayangnya kematiannya mengenaskan. Maut menjemput Pandjaitan saat sekelompok anggota
PKI menyergap rumahnya. Pelayan serta ajudannya dihabisi. Tahu ajalnya sudah dekat,
Mayjen Pandjaitan menemui tentara PKI dengan mengenakan seragam militer lengkap.
Tubuhnya yang tegap pun diberondong peluru dan jenazahnya diseret ke Lubang Buaya.
6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Jumat dini hari, 1 Oktober 1965, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo diculik sejumlah pasukan
Cakrabirawa. Ia diseret ke markas PKI di Lubang Buaya. Setelah disiksa, Sutoyo dibunuh
dan jenazahnya dibuang ke dalam sumur bersama lima jenderal lainnya.
Mayjen Sutoyo lahir di Kebumen pada 28 Agustus 1922. Pada 1945, Sutoyo bergabung
dengan militer sebagai Polisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal
Polisi Militer.
Karier di dunia militernya dimulai dengan menjadi ajudan Kolonel Gatot Soebroto,
Komandan Polisi Militer. Kariernya perlahan mulai naik hingga ia dipercaya menjadi
inspektur kehakiman/jaksa militer utama. Sayangnya, Sutoyo dituding ikut membentuk
Dewan Jenderal sehingga namanya masuk dalam daftar perwira tinggi yang harus dihabisi.
7. Kapten Pierre Tendean
Perwira yang baru berusia 26 tahun itu tewas diberondong timah panas dari senjata
Cakrabirawa. Ia yang menjadi martir Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi incaran
PKI untuk dibunuh.
Ajudan Jenderal Nasution itu lahir pada 21 Februari 1939. Karier militernya dimulai dengan
menjadi intelijen. Ia pernah ditugaskan menjadi mata-mata ke Malaysia selama konfrontasi
Indonesia-Malaysia.
Pada peristiawa G30S, Pierre yang mengaku sebagai Jenderal Nasution ditangkap dan dibawa
pasukan PKI ke Lubang Buaya. Di Lubang Buaya Pierre dibunuh dan dimasukan ke sumur
tak terpakai bersama 6 Perwira Tinggi Angkatan Darat lainnya. Pierre pun dianugerahi
Pahlawan Revolusi.
G. Pahlawan yang gugur di Kota / kabupaten /propinsi kelahiran .

Mohamad Toha

Muhammad Toha (Bandung, 1927 - idem, 24 Maret 1946) adalah pahlawan dalam peristiwa
Bandung Lautan Api di Kota Bandung, Indonesia. Pada saat itu, Muhamad Toha melepaskan
bom bunuh diri untuk menghancurkan gudang persenjataan Jepang.
Mohammad Toha dilahirkan di Jalan Banceuy, Desa Suniaraja, Kota Bandung pada tahun
1927. Ayahnya bernama Suganda dan ibunya yang berasal dari Kedunghalang, Bogor Utara,
Bogor, bernama Nariah. Toha menjadi anak yatim ketika pada tahun 1929 ayahnya
meninggal dunia. Ibu Nariah kemudian menikah kembali dengan Sugandi, adik ayah Toha.
Namun tidak lama kemudian, keduanya bercerai dan Mohamad Toha diambil oleh kakek dan
neneknya dari pihak ayah yaitu Bapak Jahiri dan Ibu Oneng. Mohamad Toha mulai masuk
sekolah rakyat pada usia 7 tahun hingga kelas 4. Sekolahnya terhenti ketika Perang Dunia II
pecah.

Pada zaman Jepang, Toha mulai mengenal dunia militer dengan memasuki Seinendan.
Sehari-hari Toha juga membantu kakeknya di Biro Sunda, kemudian bekerja di bengkel
motor di Cikudapateuh. Selanjutnya, Toha belajar menjadi montir mobil dan bekerja di
bengkel kendaraan militer Jepang sehingga ia mampu berbahasa Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, Toha terpanggil untuk bergabung dengan badan perjuangan
Barisan Rakjat Indonesia (BRI), yang dipimpin oleh Ben Alamsyah, paman Toha sendiri.
BRI selanjutnya digabungkan dengan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Anwar Sutan
Pamuncak menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). Dalam lasykar ini ia duduk
sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur. Menurut keterangan Ben Alamsyah, paman
Mohamad Toha, dan Rachmat Sulaeman, tetangga Mohamad Toha dan juga Komandannya di
BBRI, pemuda Toha adalah seorang pemuda yang cerdas, patuh kepada orang tua, memiliki
disiplin yang kuat serta disukai oleh teman-temannya. Pada tahun 1945 itu, Mohamad Toha
digambarkan sebagai pemuda pemberani dengan tinggi 1,65 m, bermuka lonjong dengan
pancaran mata yang tajam.

Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota
Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29
November 1945. Para pejuang harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari tentara
Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila tidak diindahkan, tentara Sekutu akan
menyerang habis-habisan.

Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering terjadi
bentrokan senjata dengan tentara Sekutu. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara
dan Bandung Selatan. Oleh karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para
pejuang lainnya tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara
dikuasai oleh tentara Sekutu.

Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum ke-2. Mereka
menuntut agar semua masyarakat dan pejuang TKR mengosongkan kota Bandung bagian
selatan. Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946, TKR telah mengubah namanya menjadi
TRI.

Demi mempertimbangkan politik dan keselamatan rakyat, pemerintah memerintahkan TRI


dan para pejuang lainnya untuk mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. setelah
mengadakan musyawarah, para pejuang sepakat untuk menuruti perintah pemerintah. Tapi,
mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh.

Rakyat pun diungsikan ke luar kota Bandung. Para anggota TRI dengan berat hati
meninggalkan Bandung bagian selatan. Sebelum ditinggalkan Bandung Selatan
dibumihanguskan oleh para pejuang dan anggota TRI. Peristiwa ini di kenal dengan sebutan
Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa inilah pahlawan Mohammad Toha gugur,karena
terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, untuk mengenang peristiwa itu diciptakan lagu
nasional Halo-halo Bandung.
Identitas Lengkap

A. Nama : Siti Nuristiqomah Fajri


B. NPM :
C. Kota Kelahiran : Bandung
D. Alamat di Bandung : Bentang Padalarang Regency
E. Nomor Rumah : Blok A6 no 6
F. Rt : 01
G. RW : 24
H. Desa : JayaMekar
I. Kecamatan : Padalarang
J. Kabupaten : Bandung Barat
K. Provinsi : Jawa Barat
L. No HP : 081322162114

Anda mungkin juga menyukai