(RPP 2)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada
teks yang dibaca/didengar.
2. Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.
3. Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi
4. Menyimpulkan urutan cerita fantasi
5. Menceritakan kembali cerita fantasi isi cerita fantasi lisan/ tulis.
6. Merinci struktur cerita fantasi
7. Menyimpulkan karakteristik bagian-bagian pada struktur cerita fantasi (orientasi, komplikasi,
resolusi)
8. Menelaah hasil melengkapi cerita fantasi dari segi struktur cerita fantasi
9. Memperbaiki cerita fantasi dari segi diksi dan kalimat dialog, kesalahan tanda baca
10. Mengomentari cerita fantasi dari segi struktur dan bahasanya
11. Merencanakan pengembangan cerita fantasi
12. Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan
D. Materi
A. Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi
1. Mengidentifikasi Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi
Ciri Umum Teks Narasi
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/ peristiwa. Rangkaian
peristiwa dalam cerita disebut alur. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan
hukum sebab-akibat. Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan dimana
kejadian terjadi),timbulnya pertentangan, danpenyelesaian/akhir cerita. Rangkain cerita ini
disebut alur.
Tokoh dan watak tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa.
Narasi memiliki tema/ ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita. Tema dapat
dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur cerita.
Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya. Amanat
berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat disimpulkan dari isi cerita.
Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui
dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang
diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar
diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah
majic, supernatural atau futuristik.
Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan
nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide
cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita
fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik. Alur dan latar cerita fantasi memiliki
kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos
dimensi ruang dan waktu.
Tokoh unik (memiliki kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Tokoh mengalami
peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian
dalam berbagai latar waktu. Tokoh dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda
zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata
atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi. Misalnya, latar cerita dan objek cerita
Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang
digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
2. Mengidentifikasi Jenis Cerita Fantasi
Cerita Fantasi Total dan Irisan
Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori
fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).
Pertama, kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada
cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata.
Kedua, cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih
menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada
dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu
dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa
kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik). Latar lintas waktu
berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan
zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik) .
Bagian Awal
Sering juga disebut bagian pengenalan (orientasi), fungsinya adalah mengantarkan cerita. Pada
bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya).
Bagian Tengah
Merupakan rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti cerita. Saat
masalah utama diceritakan.
Bagian Akhir
Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian
peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita.
Contoh 2 dimulai dari munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan
pemecahan masalah.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP). Telaah Model: Mengidentifikasi Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik dengan mengingatkan pada cerita fantasi yang digemari, seperti
Naruto atau Harry Potter. Bertanya jawab dengan peserta didik mengenai ceritanya.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya
pada teks yang dibaca/didengar.
5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang..
- Keajaiban tokoh atau peristiwa ajaib yang dialami tokoh dalam cerita
Tokoh Keajaiban tokoh atau peristiwa ajaib yang dialami
Nataga
Nono
4) Menalar
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan ciri alur dan latar pada cerita
fantasi.
Peserta didik berdiskusi menyimpulkan ciri umum cerita fantasi.
5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan kelompok membacakan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya.
2) Kelompok lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan tanggapan.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik/kelompok
yang kinerjanya baik.
4) Guru dan peserta didik menyusun kesimpulan bersama.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Penutup
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru memberikan penguatan mengenai Jenis Cerita Fantasi
- Cerita Fantasi Total dan Irisan
- Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
4) Guru menugaskan setiap orang untuk membaca kembali cerita yang telah ditelaah dan bersiap
untuk Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca pada pertemuan berikutnya.
5) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucap salam.
Pertemuan 3 (2 JP). Telaah Model: Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca
a. Pendahuluan (15 menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru bertanya mengenai kesiapan setiap kelompok untuk menceritakan kembali cerita yang
telah dibaca.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menceritakan secara berantai.
5) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan kelompok yang telah disusun pada
pertemuan sebelumnya.
Bagian Awal
Sering juga disebut bagian pengenalan (orientasi), fungsinya adalah mengantarkan cerita.
Pada bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya).
Bagian Tengah
Merupakan rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti cerita. Saat
masalah utama diceritakan.
Bagian Akhir
Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian
peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita.
Contoh 2 dimulai dari munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan
pemecahan masalah.
Contoh Alur 3
G. Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Jurnal Perkembangan Sikap
c. Instrumen
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Kelas :
Periode Pengamatan :
l
2
3
Sikap dicatat dalam jurnal perkembangan sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil
penilaian tidak berupa angka tetapi deskripsi untuk pengolahan nilai rapor
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
1. 3.3 Mengidentifikasi 1)
unsur-unsur teks
narasi (cerita fantasi)
yang dibaca dan
didengar
2. 3.4 Menelaah struktur 2)
dan kebahasaan teks
narasi (cerita fantasi)
yang dibaca dan
didengar
d. Instrumen : Lampiran 2
3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Unjuk Kerja, Portofolio
Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
Instrumen : Lampiran 3
b. Pengayaan
Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk menulis cerita fantasi untuk dipajang di
majalah dinding atau dikirimkan ke redaksi (surat kabar/majalah/tabloid).
.............................. ..............................
NIP. ................................. NIP. .................................
LAMPIRAN 1
Nono, si Anak Rembulan, berangkat sendiri berlibur ke Wlingi, tempat tinggal Mbah Sastro. Ia selalu suka
liburan di sana, karena ia bisa bersepeda keliling Wlingi dan bermandi-mandi di Sungai Lekso yang
menyegarkan. Tak jarang juga Nono membantu Mbah Mas yang punya warung makan di Stasiun Wlingi.
Suatu hari, Nono ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke Njari, ke tempat Mbah Pur, kakek buyutnya.
Nono pun berangkat dengan sepeda. Nono mengambil jalan pintas menuju Njari. Di tengah perjalanan, ia
berhenti sejenak untuk melihat sebatang pohon kenari besar di tepi Kali Njari yang pernah diceritakan oleh
Mbah Pur. Menurutnya, dahulu ada seorang anak bernama Trimo yang menghilang di dalam pohon kenari
itu. Trimo menghilang ketika ia sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap begitu saja, seolah-olah
pohon besar itu telah menelannya. Nono beristirahat dan merendam kakinya di Kali Njari yang dangkal.
Sepedanya diparkirkan di pohon kenari tadi. Namun, ketika ia kembali, sepeda itu tidak ada. Ia pun
dikejutkan dengan kedatangan seorang anak bernama Trimo yang memperingatkannya untuk
bersembunyi. Akan tetapi, Kapitan d’Jaree dengan mudahnya dapat menemukan tempat persembunyian
mereka. Sadarlah Nono bahwa ia sedang berada di zaman Belanda. Pohon kenari besar tadi menghilang,
digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta orang-orang dan pasukan Belanda yang tiba-tiba berdiri
mengelilinginya. Nono nyaris dihukum gantung gara-gara kaus Manchester United yang dikenakannya saat
itu. Setelah itu, dia terperangkap di Warung Mbok Rimbi yang merupakan jelmaan iblis, berkawan dengan
kelompok Semut Hitam yang ternyata adalah segerombolan pencuri. Nono juga bertemu legenda Gunung
Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro, berjumpa dengan Saarce si putri Belanda yang dapat mengubah
dirinya menjadi burung kenari, dan berhadapan dengan Sri Ratu yang dijuluki ‘Setan Merah’ karena
kekejamannya. Tiba-tiba Nono diminta untuk memimpin perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-
orang dalam kerajaan.
Dikutip dari : http://www.kompasiana.com/wavesandsatellites
LAMPIRAN 2
PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
Tiga kurcaci bersaudara bernama Hoblin, Popo, dan Boli, tinggal di sebuah rumah kecil di tepi hutan.
Mereka hidup rukun dan bahagia.
Setiap pagi Hoblin dan Popo pergi bekerja. Sedangkan Boli bertugas mengurus rumah. Ia yang
membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak untuk makan malam mereka.
Suatu hari ketika Boli menyapu dapur, terdengar pintu diketuk. Seorang nenek tua berdiri di depan
pintu rumahnya.
"Maukah kau membeli buku mantera ini?" tanya Nenek itu dengan suara parau.
"Buku mantera? Oh, siapa tahu aku menemukan mantera yang bisa mengerjakan semua tugasku,
“Aku bosan bekerja keras," pikir Boli.
Boli menukar buku mantera dengan semua uangnya. Setelah itu ia mulai membaca dengan penuh
rasa ingin tahu. Ia tertarik pada sebuah mantera yang berbunyi, "Cara menyihir sapu yang bisa menyapu
sendiri."
"Nah, ini dia!" sorak Boli gembira. Ia mengambil sapu dan meletakkannya di lantai. Kemudian, ia
membaca mantera dengan suara nyaring, "Swing! Swung! Swang! Fal, la la, Plop!"
Ketika Boli menyerukan plop! Tiba-tiba terdengar suara letusan keras. Tubuhnya diselimuti asap
tebal bergumpal-gumpal. Astaga? Ternyata, ia salah menyulap. Bukan sapu yang berubah menjadi sapu
ajaib. Tetapi, dirinya yang berubah menjadi seekor kucing putih.
"Oh, apa yang harus kulakukan?" ujar Boli sedih. Karena bingung dan sedih Boli tidur melingkar di
dekat tungku api.
Sore harinya Hoblin dan Popo pulang ke rumah. Mereka memanggil-manggil adiknya, "Boli! Boli, di
mana kau?"
"Meooong ..." sahut Boli yang kini berubah jadi kucing. Ia melonjak-lonjak dan menggapai-gapai
kaki Hoblin.
"Oh, rupanya ada kucing yang nyasar ke sini. Hush! Hush! Pus, Ayo keluar!" usir Hoblin.
Boli terpaksa keluar sambil mengeong sedih. "Hm, di mana Boli, ya?" Popo bertanya-tanya dalam
hati. Tiba-tiba ia melihat sebuah buku tergeletak di lantai.
"Sebuah buku mantera? Mungkinkah Boli telah salah menyulap?" ujar Popo pada Hoblin.
"Astaga? Kalau begitu kucing itu mungkin Boli!" ujar Hoblin. Mereka segera berlari ke luar rumah
untuk mencari kucing itu. Ternyata, kucing itu tidur melingkar di luar pintu dapur.
"Benarkah kau Boli?" tanya mereka.
"Meong, meong ..." sahut Boli mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ayo kita cari mantera untuk mengembalikan Boli ke wujud asalnya," saran Hoblin.
Kedua kurcaci itu segera membalik-balik halaman buku mantera. Akhirnya, mereka menemukan
sebuah mantera.
"La la fal! Swang! Swung! Swing! Plop!" teriak Popo. Terdengarlah letusan keras. Sementara tubuh
kucing itu diselimuti gumpalan asap tebal. Setelah asap itu menghilang, Boli muncul di hadapan mereka. Ia
sudah berubah jadi kurcaci lagi.
"Oh, gara-gara malas bekerja aku nyaris jadi kucing" ujar Boli menyesal. Kemudian ia berkata malu-
malu, "Maafkan aku. Aku berjanji akan selalu rajin mengerjakan tugasku."
Sumber : Majalah Bobo, Reni Yaniar Kidnesia Senin, 20 Juli 2015
Alur 2
Alur 3
7. Boli menukar uangnya dengan buku mantera yang dijual nenek tua lalu membaca 20
No KUNCI JAWABAN Skor
mantera yang salah sehingga berubah menjadi kucing.
8. Hoblin dan Popo pulang pada sore hari tidak menemukan Boli, malah menemukan kucing 20
putih di rumahnya. Hoblin dan Popo menyadari kucing itu ternyata adalah Boli setelah
menemukan buku mantera. Hoblin dan Popo mengubah Boli kembali menjadi kurcaci.
Boli menyesal dan berjanji akan selalu rajin mengerjakan tugasnya
9. Alur 1 10
10. Orientasi dikembangkan dari pengenalan tokoh 30
Komplikasi dikembangkan dari menghadirkan tokoh lain
Resolusi dikembangkan dari sebab akibat yang unik
Skor Maksimal 200
Skor diperoleh
NILAI =
Skor Maksimal (200)
LAMPIRAN 3
Instrumen Penilaian Menulis Cerita Fantasi
Penskoran
4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur
2= jika terdapat 2 unsur
1= jika terdapat 1 unsur