Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 2)

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : VII / 1
Materi : Memahami dan Mencipta Cerita Fantasi
Alokasi Waktu : 20 jam pelajaran

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema
narasi (cerita fantasi) yang dibaca pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya
dan didengar pada teks yang dibaca/didengar.
Menentukan jenis cerita fantasi dan
menunjukkan bukti pada teks yang
dibaca/didengar.
2. 4.3 Menceritakan kembali isi teks narasi Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi
(cerita fantasi) yang didengar dan Menyimpulkan urutan cerita fantasi
dibaca Menceritakan kembali cerita fantasi isi cerita
fantasi lisan/ tulis.
3. 3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan Merinci struktur cerita fantasi
teks narasi (cerita fantasi) yang Menyimpulkan karakteristik bagian-bagian
dibaca dan didengar pada struktur cerita fantasi (orientasi,
komplikasi, resolusi)
Menelaah hasil melengkapi cerita fantasi dari
segi struktur cerita fantasi
Memperbaiki cerita fantasi dari segi diksi dan
kalimat dialog, kesalahan tanda baca
Mengomentari cerita fantasi dari segi struktur
dan bahasanya
4. 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam Merencanakan pengembangan cerita fantasi
bentuk cerita fantasi secara lisan dan Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan
tulis dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
struktur dan penggunaan bahasa penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya pada
teks yang dibaca/didengar.
2. Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.
3. Menyimpulkan tokoh dan latar cerita fantasi
4. Menyimpulkan urutan cerita fantasi
5. Menceritakan kembali cerita fantasi isi cerita fantasi lisan/ tulis.
6. Merinci struktur cerita fantasi
7. Menyimpulkan karakteristik bagian-bagian pada struktur cerita fantasi (orientasi, komplikasi,
resolusi)
8. Menelaah hasil melengkapi cerita fantasi dari segi struktur cerita fantasi
9. Memperbaiki cerita fantasi dari segi diksi dan kalimat dialog, kesalahan tanda baca
10. Mengomentari cerita fantasi dari segi struktur dan bahasanya
11. Merencanakan pengembangan cerita fantasi
12. Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan

D. Materi
A. Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi
1. Mengidentifikasi Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi
Ciri Umum Teks Narasi
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/ peristiwa. Rangkaian
peristiwa dalam cerita disebut alur. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan
hukum sebab-akibat. Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan dimana
kejadian terjadi),timbulnya pertentangan, danpenyelesaian/akhir cerita. Rangkain cerita ini
disebut alur.
Tokoh dan watak tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa.
Narasi memiliki tema/ ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita. Tema dapat
dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur cerita.
Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya. Amanat
berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat disimpulkan dari isi cerita.
Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui
dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang
diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar
diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah
majic, supernatural atau futuristik.
Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan
nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide
cerita terkadang bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita
fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik. Alur dan latar cerita fantasi memiliki
kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos
dimensi ruang dan waktu.
Tokoh unik (memiliki kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam
kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Tokoh mengalami
peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian
dalam berbagai latar waktu. Tokoh dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda
zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata
atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi. Misalnya, latar cerita dan objek cerita
Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang
digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
2. Mengidentifikasi Jenis Cerita Fantasi
Cerita Fantasi Total dan Irisan
Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori
fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).
Pertama, kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada
cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata.
Kedua, cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih
menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada
dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu
dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa
kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/ futuristik). Latar lintas waktu
berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan
zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik) .

B. Struktur dan Bahasa Cerita Fantasi


a. Ciri Bagian-bagian Struktur Cerita Fantasi
Orientasi, ciri isi: pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik
Komplikasi, ciri isi: Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah
memuncak.
Resolusi, ciri isi: Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

b. Variasi Pengungkapan Struktur Cerita Fantasi


Orientasi
Dikembangkan dari deskripsi latar
Dikembangkan dari pengenalan tokoh
Dikembangkan dari pengenalan konflik
Komplikasi
Dikembangkan dengan menghadirkan tokoh lain
Dikembangkan dengan mengubah latar
Dikembangkan dengan melompat pada zaman yang berbeda (masa lampau atau masa depan)
Resolusi
Dikembangkan dengan lompatan waktu
Dikembangkan sebab- akibat yang unik
Dikembangkan dengan surprise (kejutan)

c. Ragam alur Cerita


Garis besar rangkaian peristiwa merupakan sebuah cerita atau rangkaian jalinan (alur/plot)
cerita biasanya mengikuti pola seperti bagan di bawah ini
Secara garis besar urutan cerita digambarkan berikut.
Contoh 1 Alur lengkap (dimulai dari orientasi yaitu pengenalan latar terjadinya,
siapa yang mengalami), muncul masalah, masalah memuncak, pemecahan
masalah.

Bagian Awal
Sering juga disebut bagian pengenalan (orientasi), fungsinya adalah mengantarkan cerita. Pada
bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya).
Bagian Tengah
Merupakan rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti cerita. Saat
masalah utama diceritakan.
Bagian Akhir
Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian
peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita.

Contoh 2 dimulai dari munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan
pemecahan masalah.

d. Telaah Teks Cerita dari Segi Strukturnya


Contoh deskripsi latar tempat
Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding
rumah itu.
Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala.
Latar suasana
Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari bibirnya.
Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.
Latar waktu
Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak mengumpal. Lolongan
anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.

e. Prinsip Penggunaan Bahasa pada Cerita Fantasi


Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi
a) Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka,
dia, Erza, Doni)
b) Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu,
suasana)
c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
d) kata sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu,
tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebaginya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk
menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan
tempat.
e) Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan
Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai
masalah)
f) Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita

C. Menyajikan Cerita Fantasi


1. Merencanakan Cerita
Langkah 1 Menemukan Ide Penulisan
Langkah 2 Penggalian Ide Cerita Fantasi dari Membaca
Langkah 3 Membuat Rangkaian Peristiwa
Langkah 4 Mengembangkan Cerita Fantasi

2. Menulis Cerita Fantasi


Merencanakan
Mengembangkan produk
Memberi judul yang menarik
Menelaah untuk Merevisi
Memublikasikan

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP). Telaah Model: Mengidentifikasi Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik dengan mengingatkan pada cerita fantasi yang digemari, seperti
Naruto atau Harry Potter. Bertanya jawab dengan peserta didik mengenai ceritanya.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Menjelaskan ciri tokoh, latar, alur, dan tema pada cerita fantasi dan menunjukkan buktinya
pada teks yang dibaca/didengar.
5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang..

b. Kegiatan Inti (50 menit)


1) Mengamati
Peserta didik membaca (atau dibacakan) cerita fantasi dan ringkasan cerita Anak Rembulan
(LAMPIRAN 1)
2) Menanya
Guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
diantaranya: apa itu cerita fantasi, apa cirinya, dan apa bedanya dengan cerita yang lain.
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet.
Guru membimbing peserta didik untuk dapat menemukan
- Rangkaian peristiwa yang terjadi terhadap tokoh cerita
Tokoh Rangkaian Cerita
Nataga
Nono

- Mengidentifikasi sumber cerita


Sumber Cerita Teks 1 Sumber Cerita Teks 2

- Keajaiban tokoh atau peristiwa ajaib yang dialami tokoh dalam cerita
Tokoh Keajaiban tokoh atau peristiwa ajaib yang dialami
Nataga
Nono

- Mengidentifkasi Latar yang digunakan dalam cerita.


Latar Cerita Teks 1 Latar Cerita Teks 2

4) Menalar
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan ciri alur dan latar pada cerita
fantasi.
Peserta didik berdiskusi menyimpulkan ciri umum cerita fantasi.
5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan kelompok membacakan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya.
2) Kelompok lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan tanggapan.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik/kelompok
yang kinerjanya baik.
4) Guru dan peserta didik menyusun kesimpulan bersama.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Guru memberikan penguatan mengenai Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi


- Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
- Ide cerita fantasi
- Tokoh unik (memiliki kesaktian)
- Bersifat fiksi
- Bahasa
4) Guru menugaskan setiap kelompok untuk membaca dan membawa satu cerita fantasi
(pendek).
5) Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya:
Mengidentifikasi Jenis Cerita Fantasi
6) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam

Pertemuan 2 (2 JP). Telaah Model: Mengidentifikasi Jenis Cerita Fantasi


a. Pendahuluan (15 menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru bertanya mengenai tugas membaca dan membawa satu cerita fantasi pendek dan
mendaftarnya dengan menuliskan judulnya di papan tulis.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Menentukan jenis cerita fantasi dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca/didengar.
5) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan kelompok diskusi yang telah disusun
pada pertemuan sebelumnya
b. Kegiatan Inti (55 menit)
1) Mengamati
Peserta didik mengamati daftar judul-judul cerita yang dibaca/dibawa.
Guru meminta salah seorang perwakilan kelompok untuk maju dan membacakan di depan
kelas cerita yang telah dibacanya. Peserta didik lain mendengarkan.
2) Menanya
Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan pertanyaan terkait cerita yang telah
dibaca oleh masing-masing kelompok. Pertanyaan yang diharapkan diantaranya:
Siapa nama tokoh, apa latar cerita, kejadian apa yang dialami tokoh tersebut.
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet
Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompoknya menggali informasi
menentukan Unsur Instrinsik Cerita: Tokoh, Latar, dan Meringkas urutan peristiwa dalam
cerita yang telah dibacanya dan menyusunnya dalam tabel.
4) Menalar
a. Peserta didik mengurutkan kejadian yang dialami tokoh pada cerita yang dibacanya
b. Peserta didik menguraikan proses petualangan tokoh dalam ceritanya.
Bagaimana watak tokoh yang ada pada cerita? Isilah tabel berikut!
Nama Tokoh Watak tokoh Bukti pada teks

c. Peserta didik menentukan pesan yang ingin disampaikan penulis.


d. Peserta didik mengelompokkan kejadian mana yang mungkin terjadi di dunia nyata dan
mana yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata.
5) Mengomunikasi
Peserta didik mewaikili kelompoknya membacakan hasil telaah cerita.
Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik/kelompok yang
kinerjanya baik.

c. Penutup
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru memberikan penguatan mengenai Jenis Cerita Fantasi
- Cerita Fantasi Total dan Irisan
- Cerita fantasi Sezaman dan Lintas Waktu
4) Guru menugaskan setiap orang untuk membaca kembali cerita yang telah ditelaah dan bersiap
untuk Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca pada pertemuan berikutnya.
5) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucap salam.

Pertemuan 3 (2 JP). Telaah Model: Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca
a. Pendahuluan (15 menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru bertanya mengenai kesiapan setiap kelompok untuk menceritakan kembali cerita yang
telah dibaca.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menceritakan secara berantai.
5) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan kelompok yang telah disusun pada
pertemuan sebelumnya.

b. Kegiatan Inti (55 menit)


Mengomunikasikan
Tiap kelompok diundi untuk ke depan kelas atau di luar kelas (tiap anggota ditempel kertas
bernomor 1-5).
Guru memerintahkan nomor yang disebut untuk memulai menceritakan isi cerita. Guru akan
menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain untuk melanjutkan isi cerita. Selama satu
kelompok tampil, siswa kelompok lain menilai dengan format berikut!
Skor
No Yang Diamati Skor
1 2 3 4
1. Kelancaran penceritaan
2. Intonasi dan kejelasan lafal
3. Kekompakan
4. Kepercayaan diri
Keterangan
4 = semua anggota kelompok melakukan secara tepat
3 = sebagian besar anggota kelompok melakukan secara tepat
2 = sebagian kecil anggota kelompok melakukan secara tepat
1 = semua anggota melakukan secara tidak tepat
c. Penutup
1) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru menugaskan setiap orang untuk membaca materi selanjutnya: Menelaah Struktur dan
Bahasa Cerita Fantasi
3) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam.

Pertemuan 4-5. (4 JP) Menelaah Struktur dan Bahasa Cerita Fantasi


a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik membacakan cerita dari buku siswa: Belajar denga Gajah Mada
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan:
- Merinci struktur cerita fantasi
- Menyimpulkan karakteristik bagian-bagian pada struktur cerita fantasi (orientasi,
komplikasi, resolusi).

b. Kegiatan Inti (50 menit)


1) Mengamati
Peserta didik membaca dan mengamati tabel struktur cerita fantasi: Belajar dengan Gajah
Mada.
2) Menanya
Guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan . Pertanyaan
yang diharapkan diantaranya: apa ciri bagian struktur cerita fantasi? Bagaimana mengenali
strukturnya? Bagaimana alur ceritanya? Bagaimana ciri kebahasaan pada cerita fantasi?
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet
Berdasarkan cerita fantasi yang telah dibaca oleh setiap kelompok, Guru membimbing peserta
didik untuk dapat:
- Menguraikan Ciri Bagian-bagian Struktur Cerita Fantasi
Bagian Isi
Orientasi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik
Komplikasi Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga
masalah itu memuncak.
Resolusi Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

- Menelaah Variasi Pengungkapan Struktur Cerita Fantasi


Bagian Teks Contoh Pola Pengembangan
Orientasi Dikembangkan dari deskripsi latar
Dikembangkan dari pengenalan tokoh
Dikembangkan dari pengenalan konflik
Komplikasi Dikembangkan dengan menghadirkan tokoh lain
Dikembangkan dengan mengubah latar
Dikembangkan dengan melompat pada zaman yang berbeda (masa
lampau atau masa depan)
Resolusi Dikembangkan dengan lompatan waktu
Dikembangkan sebab- akibat yang unik
Dikembangkan dengan surprise (kejutan)

- Menguraikan Ragam alur Cerita


Contoh 1 Alur lengkap (dimulai dari orientasi yaitu pengenalan latar terjadinya, siapa yang
mengalami), muncul masalah, masalah memuncak, pemecahan masalah.

Bagian Awal
Sering juga disebut bagian pengenalan (orientasi), fungsinya adalah mengantarkan cerita.
Pada bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya).
Bagian Tengah
Merupakan rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti cerita. Saat
masalah utama diceritakan.
Bagian Akhir
Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian
peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita.
Contoh 2 dimulai dari munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan
pemecahan masalah.

Contoh Alur 3

- Membuat Telaah Teks Cerita dari Segi Strukturnya


Cerita Belajar dari Gajahmada
Cerita fantasi yang berjudul Belajar dari Gajahmada memiliki bagian struktur cerita yang
lengkap yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Alur dimulai dari orientasi, komplikasi,
dan diakhiri resolusi.
Bagian orientasi berupa .................................................................................................
....................................................................................................................... .................
Bagian komplikasi berupa ...............................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Bagian resolusi berupa ....................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Cerita fantasi tersebut menggunakan latar lintas waktu. Cerita dimulai dengan latar
Candi Penataran kemudian tokoh mengalami peristiwa ajaib yang membawa para tokoh
ke zaman Kerajaan Majapahit.

- Menguraikan Prinsip Penggunaan Bahasa pada Cerita Fantasi


Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi
a) Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan
b) Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar
latar tempat
Latar suasana
Latar waktu
c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.
d) kata sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan
itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dansebaginya. Penggunaan kata sambung urutan waktu
untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana,
waktu, dan tempat.
e) Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan
Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita
(memulai masalah)
f ) Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita
4) Menalar
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk Menyunting Cerita dari Segi Bahasa.
Guru membimbing kelompok yang menemukan kesulitan untuk menyunting cerita.
5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan kelompok membacakan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya.
2) Kelompok lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan tanggapan.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik/kelompok
yang kinerjanya baik.
4) Guru dan peserta didik menyusun kesimpulan bersama.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru memberikan penguatan mengenai Karakteristik Unsur Pembangun Cerita Fantasi
- Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
- Ide cerita fantasi
- Tokoh unik (memiliki kesaktian)
- Bersifat fiksi
- Bahasa
4) Guru menugaskan setiap kelompok untuk membaca dan membawa satu cerita fantasi
(pendek).
5) Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya: Menyunting
Cerita dari Segi Bahasa
6) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam

Pertemuan 6-7 (4 JP). Menyunting Cerita dari Segi Bahasa


a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik dengan membacakan kutipan dari cerita fantasi. Bertanya
jawab dengan peserta didik mengenai ceritanya.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Memperbaiki cerita fantasi dari segi diksi dan kalimat dialog, kesalahan tanda baca
- Mengomentari cerita fantasi dari segi struktur dan bahasanya.

b. Kegiatan Inti (50 menit)


1) Mengamati
Peserta didik mengamati contoh cerita yang belum dan setelah disunting.
2) Menanya
Guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
diantaranya: Bagaimana caranya menyunting cerita fantasi? Darimana sumber ide cerita?
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet
Guru membimbing peserta didik untuk dapat menyunting cerita yang telah dibaca peserta
didik.
4) Menalar
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk memfantasikan dan mendekripsikan
bagian yang dicetak tebal. Peserta didik berdiskusi untuk menyunting cerita .
Blumm!!! aku terdorong masuk pada 
sebuah kerajaan masa lalu.

Peserta didik berdikusi untuk melengkapi cerita rumpang.


5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan kelompok membacakan cerit hasil suntingan kelompoknya.
2) Kelompok lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan komentar
terhadap hasil suntingan.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik/kelompok
yang kinerjanya baik.
4) Guru dan peserta didik menyusun kesimpulan bersama.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya: Menyajikan
Cerita Fantasi
4) Peserta didik diberi tugas perorangan untuk menyunting cerita yang telah dibacanya secara
berkelompok (Pertemuan 3)
5) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam

Pertemuan 8 (2 JP). Menulis Keranga Cerita Fantasi


a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik dengan membacakan salah satu karya peserta didik cerita
dalam melengkapi cerita rumpang atau menyunting cerita fantasi.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Merencanakan pengembangan cerita fantasi

b. Kegiatan Inti (50 menit)


1) Mengamati
Peserta didik mengamati paparan Langkah Merencanakan Cerita Fantasi
Merencanakan Cerita
Langkah 1 Menemukan Ide Penulisan
Langkah 2 Penggalian Ide Cerita Fantasi dari Membaca
Langkah 3 Membuat Rangkaian Peristiwa
Langkah 4 Mengembangkan Cerita Fantasi
2) Menanya
Guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
diantaranya: Bagaimana caranya membuat cerita fantasi? Darimana sumber ide cerita?
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet
Guru membimbing peserta didik untuk dapat merencanakan cerita dan menulis kerangka cerita
fantasi.
4) Menalar
Peserta didik menulis kerangka cerita fantasi.
5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan peserta didik membacakan kerangka cerita yang dibuatnya.
2) Peserta didik lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan
tanggapan.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya: Menyajikan
Cerita Fantasi
4) Peserta didik ditugaskan untuk menulis cerita fantasi berdasarkan kerangka yang telah dibuat.
5) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam

Pertemuan 9-10 (2 JP). Menulis Cerita Fantasi


a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam
2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran,
menyiapkan buku pelajaran)
3) Guru memotivasi peserta didik dengan membacakan salah satu karya peserta didik cerita
dalam melengkapi cerita rumpang atau menyunting cerita fantasi.
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
- Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan
kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan

b. Kegiatan Inti (50 menit)


1) Mengamati
Peserta didik mengamati paparan Langkah Menulis Cerita Fantasi
Menulis Cerita Fantasi
Merencanakan
Mengembangkan produk
Memberi judul yang menarik
Menelaah untuk Merevisi
Memublikasikan
2) Menanya
Guru memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
diantaranya: Bagaimana caranya menulis cerita fantasi? Bagaimana caranya mengembangkan
cerita?
3) Mengeksplorasi/Mencoba
Peserta didik mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan mencari dari berbagai
sumber, termasuk membaca buku siswa, buku referensi lain yang relevan, dan internet
Guru membimbing peserta didik untuk dapat menulis cerita fantasi.
 Mengembangkan kerangka menjadi cerita utuh
 Mencari data dari objek yang dipilih
 Membaca berbagai buku dan mengamati berbagai objek yang sesuai untuk
mengembangkan isi cerita
4) Menalar
Peserta didik berlatih menulis cerita fantasi. Peserta didik menyusun berbagai informasi
menjadi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi
Peserta didik menukarkan hasil untuk meminta masukan dari teman/ guru
Peserta didik menyunting dan memperbaiki memperbaiki karya dari segi pilihan kata, kalimat,
atau aspek kesastraan ( kosistensi tokoh, alur, latar, sudut pandang, dialog antar tokoh, dll)
5) Mengomunikasi
1) Salah seorang perwakilan peserta didik membacakan cerita yang dibuatnya.
2) Peserta didik lain membandingkan dengan hasil masing-masing dan memberikan komentad
dan penilaian.
3) Guru menjadi fasilitator dan memberikan apresiasi nilai kepada peserta didik.
c. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang
dipahaminya.
2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
3) Guru mengingformasikan agar peserta didik bersiap untuk penilaian kompetensi pengetahuan
pada pertemuan berikutnya.
4) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam

G. Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Jurnal Perkembangan Sikap
c. Instrumen
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Kelas :
Periode Pengamatan :

No Tanggal Nama Peserta didik Catatan Perilaku Butir Sikap

l
2
3
Sikap dicatat dalam jurnal perkembangan sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil
penilaian tidak berupa angka tetapi deskripsi untuk pengolahan nilai rapor

2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
1. 3.3 Mengidentifikasi 1)
unsur-unsur teks
narasi (cerita fantasi)
yang dibaca dan
didengar
2. 3.4 Menelaah struktur 2)
dan kebahasaan teks
narasi (cerita fantasi)
yang dibaca dan
didengar

d. Instrumen : Lampiran 2

3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Unjuk Kerja, Portofolio
Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
Instrumen : Lampiran 3

4. Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk Peserta didik yang belum menguasasi materi dan belum tuntas
memahami materi pembelajaran. Kegiatan Remedial dilakukan dengan mengulang materi
pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta
didik sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan antara lain :
a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan
Materi yang di ulang atau di tes kembali adalah materi pokok atau keterampilan yang berdasarkan
analisis belum dikuasasi oleh peserta didik.

b. Pengayaan
Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk menulis cerita fantasi untuk dipajang di
majalah dinding atau dikirimkan ke redaksi (surat kabar/majalah/tabloid).

Tanjungpandan, 21 Juli 2016


Mengetahui:
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran

.............................. ..............................
NIP. ................................. NIP. .................................
LAMPIRAN 1

KEKUATAN EKOR BIRU NATAGA


oleh Ugi Agustono
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan
pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan
keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di
hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air
tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari
kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susulmenyusul bagai air.
Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara
murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak
menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nataga.
“Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-menyambung dengan seluruh panglima.
Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan lemparan
bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala
karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala langsung mengatur kembali
anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak
bola api yang padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup
bola api yang terbang menuju arah mereka.
“Hai ....! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot
mata merah penuh amarah.
Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan
lebih dari pasukan binatang, mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang yang
mengepung. Binatang-binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan para serigala.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga
segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor
birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya yang
keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia melompat
bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak
berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala
yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima.
Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan
hormat dan bahagia.
Ugi Agustono The Little Dragon
Buku:
Anak Rembulan (Negeri Misteri di Balik Pohon Kenari)
Penulis: Djokolelono

Nono, si Anak Rembulan, berangkat sendiri berlibur ke Wlingi, tempat tinggal Mbah Sastro. Ia selalu suka
liburan di sana, karena ia bisa bersepeda keliling Wlingi dan bermandi-mandi di Sungai Lekso yang
menyegarkan. Tak jarang juga Nono membantu Mbah Mas yang punya warung makan di Stasiun Wlingi.
Suatu hari, Nono ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke Njari, ke tempat Mbah Pur, kakek buyutnya.
Nono pun berangkat dengan sepeda. Nono mengambil jalan pintas menuju Njari. Di tengah perjalanan, ia
berhenti sejenak untuk melihat sebatang pohon kenari besar di tepi Kali Njari yang pernah diceritakan oleh
Mbah Pur. Menurutnya, dahulu ada seorang anak bernama Trimo yang menghilang di dalam pohon kenari
itu. Trimo menghilang ketika ia sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap begitu saja, seolah-olah
pohon besar itu telah menelannya. Nono beristirahat dan merendam kakinya di Kali Njari yang dangkal.
Sepedanya diparkirkan di pohon kenari tadi. Namun, ketika ia kembali, sepeda itu tidak ada. Ia pun
dikejutkan dengan kedatangan seorang anak bernama Trimo yang memperingatkannya untuk
bersembunyi. Akan tetapi, Kapitan d’Jaree dengan mudahnya dapat menemukan tempat persembunyian
mereka. Sadarlah Nono bahwa ia sedang berada di zaman Belanda. Pohon kenari besar tadi menghilang,
digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta orang-orang dan pasukan Belanda yang tiba-tiba berdiri
mengelilinginya. Nono nyaris dihukum gantung gara-gara kaus Manchester United yang dikenakannya saat
itu. Setelah itu, dia terperangkap di Warung Mbok Rimbi yang merupakan jelmaan iblis, berkawan dengan
kelompok Semut Hitam yang ternyata adalah segerombolan pencuri. Nono juga bertemu legenda Gunung
Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro, berjumpa dengan Saarce si putri Belanda yang dapat mengubah
dirinya menjadi burung kenari, dan berhadapan dengan Sri Ratu yang dijuluki ‘Setan Merah’ karena
kekejamannya. Tiba-tiba Nono diminta untuk memimpin perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-
orang dalam kerajaan.
Dikutip dari : http://www.kompasiana.com/wavesandsatellites
LAMPIRAN 2
PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Tanjungpandan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII / 1
Tehnik penilaian : Tertulis
Bentuk penilaian : Uraian
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Bacalah teks berikut ini!


Mantera yang Salah

Tiga kurcaci bersaudara bernama Hoblin, Popo, dan Boli, tinggal di sebuah rumah kecil di tepi hutan.
Mereka hidup rukun dan bahagia.
Setiap pagi Hoblin dan Popo pergi bekerja. Sedangkan Boli bertugas mengurus rumah. Ia yang
membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak untuk makan malam mereka.
Suatu hari ketika Boli menyapu dapur, terdengar pintu diketuk. Seorang nenek tua berdiri di depan
pintu rumahnya.
"Maukah kau membeli buku mantera ini?" tanya Nenek itu dengan suara parau.
"Buku mantera? Oh, siapa tahu aku menemukan mantera yang bisa mengerjakan semua tugasku,
“Aku bosan bekerja keras," pikir Boli.
Boli menukar buku mantera dengan semua uangnya. Setelah itu ia mulai membaca dengan penuh
rasa ingin tahu. Ia tertarik pada sebuah mantera yang berbunyi, "Cara menyihir sapu yang bisa menyapu
sendiri."
"Nah, ini dia!" sorak Boli gembira. Ia mengambil sapu dan meletakkannya di lantai. Kemudian, ia
membaca mantera dengan suara nyaring, "Swing! Swung! Swang! Fal, la la, Plop!"
Ketika Boli menyerukan plop! Tiba-tiba terdengar suara letusan keras. Tubuhnya diselimuti asap
tebal bergumpal-gumpal. Astaga? Ternyata, ia salah menyulap. Bukan sapu yang berubah menjadi sapu
ajaib. Tetapi, dirinya yang berubah menjadi seekor kucing putih.
"Oh, apa yang harus kulakukan?" ujar Boli sedih. Karena bingung dan sedih Boli tidur melingkar di
dekat tungku api.
Sore harinya Hoblin dan Popo pulang ke rumah. Mereka memanggil-manggil adiknya, "Boli! Boli, di
mana kau?"
"Meooong ..." sahut Boli yang kini berubah jadi kucing. Ia melonjak-lonjak dan menggapai-gapai
kaki Hoblin.
"Oh, rupanya ada kucing yang nyasar ke sini. Hush! Hush! Pus, Ayo keluar!" usir Hoblin.
Boli terpaksa keluar sambil mengeong sedih. "Hm, di mana Boli, ya?" Popo bertanya-tanya dalam
hati. Tiba-tiba ia melihat sebuah buku tergeletak di lantai.
"Sebuah buku mantera? Mungkinkah Boli telah salah menyulap?" ujar Popo pada Hoblin.
"Astaga? Kalau begitu kucing itu mungkin Boli!" ujar Hoblin. Mereka segera berlari ke luar rumah
untuk mencari kucing itu. Ternyata, kucing itu tidur melingkar di luar pintu dapur.
"Benarkah kau Boli?" tanya mereka.
"Meong, meong ..." sahut Boli mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ayo kita cari mantera untuk mengembalikan Boli ke wujud asalnya," saran Hoblin.
Kedua kurcaci itu segera membalik-balik halaman buku mantera. Akhirnya, mereka menemukan
sebuah mantera.
"La la fal! Swang! Swung! Swing! Plop!" teriak Popo. Terdengarlah letusan keras. Sementara tubuh
kucing itu diselimuti gumpalan asap tebal. Setelah asap itu menghilang, Boli muncul di hadapan mereka. Ia
sudah berubah jadi kurcaci lagi.
"Oh, gara-gara malas bekerja aku nyaris jadi kucing" ujar Boli menyesal. Kemudian ia berkata malu-
malu, "Maafkan aku. Aku berjanji akan selalu rajin mengerjakan tugasku."
Sumber : Majalah Bobo, Reni Yaniar Kidnesia Senin, 20 Juli 2015

Berdasarkan teks diatas, jawablah pertanyaan dibawah ini!


No Butir soal
1. Siapa tokoh utama dalam cerita fantasi diatas?
2. Bagaimana ciri tokoh utama pada cerita tersebut? Apa bukti pada teks yang menunjukkan
watak tokoh tersebut?
No Butir soal
3. Keajaiban apa yang terjadi pada tokoh cerita diatas?
4. Bagaimana latar waktu cerita diatas?
5. Tuliskan urutan kejadian yang menimpa tokoh utama dalam cerita diatas!
6. Tuliskan Ringkasan cerita yang menjadi bagian orientasi!
7. Tuliskan Ringkasan cerita yang menjadi bagian komplikasi
8. Tuliskan Ringkasan cerita yang menjadi bagian resolusi
9. Berdasarkan gambar alur berikut, alur mana yang paling sesuai dengan teks cerita?
Alur 1

Alur 2

Alur 3

10. Bagaimana pola pengembangan struktur cerita diatas?


Orientasi dikembangakan dari ….
Komplikasi dikembangkan dari ….
Resolusi dikembangkan dari ….

No KUNCI JAWABAN Skor


1. Boli 10
2. Bosan bekerja keras, penuh rasa ingin tahu 30
Aku bosan bekerja keras," pikir Boli.
Setelah itu ia mulai membaca dengan penuh rasa ingin tahu
3. Berubah menjadi kucing 10
4. Latar waktu sezaman 10
5. - Bertemu dengan nenek penjual buku mantera 40
- Membaca buku mantera dan berubah menjadi kucing
- Tidur menunggu saudaranya pulang bekerja
- Hoblin dan Popo mengubah kembali Boli menjadi kurcaci
- Boli menyesal dan berjanji akan selalu rajin bekerja
6. Tiga kurcaci bersaudara bernama Hoblin, Popo, dan Boli, tinggal di sebuah rumah 20
kecil di tepi hutan. Mereka hidup rukun dan bahagia.
Setiap pagi Hoblin dan Popo pergi bekerja. Sedangkan Boli bertugas mengurus
rumah. Ia yang membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak untuk makan
malam mereka.

7. Boli menukar uangnya dengan buku mantera yang dijual nenek tua lalu membaca 20
No KUNCI JAWABAN Skor
mantera yang salah sehingga berubah menjadi kucing.
8. Hoblin dan Popo pulang pada sore hari tidak menemukan Boli, malah menemukan kucing 20
putih di rumahnya. Hoblin dan Popo menyadari kucing itu ternyata adalah Boli setelah
menemukan buku mantera. Hoblin dan Popo mengubah Boli kembali menjadi kurcaci.
Boli menyesal dan berjanji akan selalu rajin mengerjakan tugasnya
9. Alur 1 10
10. Orientasi dikembangkan dari pengenalan tokoh 30
Komplikasi dikembangkan dari menghadirkan tokoh lain
Resolusi dikembangkan dari sebab akibat yang unik
Skor Maksimal 200

Skor diperoleh
NILAI =
Skor Maksimal (200)
LAMPIRAN 3
Instrumen Penilaian Menulis Cerita Fantasi

NO ASPEK DESKRIPSI CERITA FANTASI


1. JUDUL Apakah judul menggambarkan keseluruhan isi teks?
Apakah judul singkat, padat, dan jelas?
2. ORIENTASI Apakah ada perkenalan tentang para pelaku, terutama
pelaku utama, apa yang dialami pelaku, dan di mana
peristiwa itu terjadi?
3. KOMPLIKASI Apakah muncul konflik, para pelaku bereaksi
terhadap konflik, kemudian konflik meningkat?
Apakah pengarang membangun konflik dengan cara yang
menarik?
Konflik batin ataukah fisik?
Apakah konflik mencapai puncaknya?
Apakah puncak konflik tersebut dikemas dengan cara yang
unik, menarik, atau mengesankan?
4. RESOLUSI Apakah konflik terpecahkan dan terdapat penyelesaiannya?
Penyelesaian bersifat terbuka (pembaca dibebaskan
untuk melanjutkan akhir ceritanya) atau tertutup
(pengaranglah yang menunjukkan akhir ceritanya)?
Apakah penyelesaiannya menarik atau mengesankan?
5. Amanat atau Moral Apakah ada pesan-pesan moral yang disuarakan pengarang?
(Tersurat/Tersirat) Apakah pesan-pesan itu disampaikan secara tersurat atau
tersirat?
Apakah pesan-pesan itu disampaikan secara wajar, tidak
menggurui?
6. Orisinalitas ide Apakah karyamu asli hasil idemu sendiri dan belum pernah ada
sebelumnya? Asli tetapi modifikasi.
7. Kreativitas Apakah peristiwa yang dikembangkan rinci dan unik?
pengembangan Apakah pilihan kata dalam cerita menarik?
cerita Apakah dialog-dialog yang dikembangkan menarik dan
menghidupkan cerita?

Penskoran
4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur
2= jika terdapat 2 unsur
1= jika terdapat 1 unsur

Anda mungkin juga menyukai