Latar Belakang
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang menjadi supplier utama untuk PT.
LG Indonesia dalam pembuatan produk kulkas. PT. LG Indonesia akan
memberikan penalti kepada PT. X untuk setiap komponen yang cacat. Shroud
merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampang kipas dan pencegah
terjadinya bunga es pada kulkas. Shroud merupakan komponen yang memiliki
jumlah produk cacat terbanyak jika dibandingkan dengan komponen lainnya.
Tugas operator pada stasiun ini tidak hanya untuk mengambil shroud dari mesin
injeksi tetapi juga merakit komponen-komponen pada motor shroud, melakukan
inspeksi produk, hingga memasukkan produk jadi shroud ke dalam kardus
packaging. Berhubungan dengan kinerja manusia dalam menjalankan tugas di
stasiun ini, sering didapati adanya kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena
human error. Beban kerja yang cukup besar ini juga menjadi salah satu penyebab
terjadinya human error. Operator bekerja dalam 3 shift, shift 1 dimulai dari 07.00 –
15.00, shift 2 dimulai dari jam 15.00 -23.00, dan shift 3 dimulai dari jam 23.00 –
07.00 dengan waktu istirahat pada masing-masing shift selama 45 menit.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi potensi terjadinya human
error operator pada stasiun kerja shroud.
Metodologi Penelitian
Tahapan analisis human error dibagi menjadi tiga tahap:
a. Task Analysis
Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas apa saja yang dilakukan
oleh pekerja. Task analysis merupakan suatu metode untuk - menganalisis
pekerjaan manusia, apa yang dikerjakan dengan apa mereka bekerja dan apa
yang harus mereka ketahui. Dalam mengidentifikasi aktivitas dilakukan
menggunakan Hierrarchical Task Analysis (HTA).
Setelah membuat hierarki dari analisa tugas yang ada, maka langkah berikutnya
adalah menentukan nilai nominal human unreliability dengan membandingkan
jenis task dengan kategori task yang terdapat pada HEART Categories dan
mendiskusikannya dengan pakar seperti pada Tabel 1.
Tahap selanjutnya adalah dengan pemilihan dan penilaian EPC oleh pekerja.
Pada tahap ini diadakan diskusi dengan pakar untuk memilih EPC (lihat tabel 2)
yang dapat menyebabkan error bagi pekerjaan yang dianalisa, kemudian
dilakukan penilaian terhadap EPC tersebut, seberapa besar probabilitas EPC
tersebut dapat menyebabkan error atau kegagalan. Kemudian penilaian masing-
masing EPC tersebut dikalikan dengan total HEART effect yang didapatkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Generic Task Dalam Metode HEART
Analisis Dan Pembahasan
Diketahui dari tabel rekapitulasi, nilai HEP (Human Error Probability) yang terbesar
adalah pada HEP tidak melakukan sisip area flash menggunakan pisau dengan
hati-hati dengan nilai sebesar 0.53424. Pekerjaan ini tidak dilakukan dikarenakan
waktu yang singkat sehingga operator lupa dan tergesa-gesa untuk melakukan
tugas ini. Kelalaian tersebut diakibatkan karena operator yang kurang
berpengalaman, dan kurangnya kedisiplinan kerja. Kesalahan ini termasuk pada
kategori human error discrete action yaitu errors of omission karena kesalahan
terjadi karena kelalaian operator.
Pengendalian
Langkah untuk mengurangi terjadinya human error pada kasus ini adalah dengan
mengadakan pelatihan bagi operator. Hal ini dilakukan untuk membentuk operator
yang berpengalaman dan terlatih untuk mengerjakan pekerjaan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.