Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK :
1. Gudang
Gudang adalah tempat penyimpanan material galangan yang lebih umum. Barang yang
telah dikirim suppier akan disimpan di dalam gudang dan sebagian barang akan di kirim
ketempat penyimpanan sesuai tempat material.
Mesin penunjang : forklift, palet, dan truk
2. Plate store
Tempat penyimpanan plat dan penjualan plat pada galangan
Mesin penunjang : Truk
3. Parkir
Tempat untuk memarkir kerndaraan para karyawan galangan
4. Kantor 1, 2, 3
Tempat terlaksananya kegiatan administrasi, produksi, dan pemasaran perusahaan
galangan kapal. Mesin penunjang dalam kantor adalah komputer sebagia alat pengolah
dan penyimpan data perusahaan.
5. Fabrikasi.
Fabrikasi adalah suatu rangkaian pekerjaan bengkel dari beberapa komponen material
baik berupa plat, pipa ataupun baja profil dirangkai dan dibentuk setahap demi setahap
berdasarkan item-item tertentu sampai menjadi suatu bentuk yang dapat dipasang
menjadi sebuah rangkaian alat produksi maupun konstruksi. Mesin penunjang: mesin
bending, mesin roll, mesin sharing, mesin las, mesin shotblast. dll
6. Assembly.
Assembly merupakan bengkel tahapan lanjutan dari proses fabrikasi yang bertujuan
untuk merakit material-material yang dibutuhkan. Seluruh material yang telah difabrikasi,
baik pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes) digabungkan dan dirakit menjadi satu
unit tiga dimensi yang lebih besar dan kompak (block). Proses ini didahului oleh proses
Sub Assembling yang merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk
mengurangi volume kerja diatas assembling. Pekerjaan sub assembling meliputi antara
lain penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener, girder,
dan sebagainya), perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk
panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal. Mesin penunjang : Gantry Crane
7. Building Berth Erection
Building berth erection adalah bengkel yang digunakan hanya dalam ruang lingkup
pembangunan kapal baru (New Building). Building dock termasuk kedalam jenis – jenis
galangan kapal. Building berth erection juga terdapat proses penyambungan blok-blok
kontruksi yang telah dirakit. Mesin penunjang : Crane
8. Outfitting
Outfitting adalah bengkel dimana bagian pemasangan lambung kapal dilaksanankan
(Hull outfitting) yang kemudian akan diterusakan pekerjaan piping, electric, dan
machinery. Proses pemasangan peralatan dan perlengkapan kapal, kesalahan dalam
proses ini mengakibatkan kerusakan pada peralatan dan perlengkapan pada kapal
sehingga kemungkinan peralatan menjadi rusak atau bagian kapal yang
dipasangi peralatan tersebut yang menjadi rusak ketika dilakukan proses produksi
diatas dengan prosedur yang tepat maka kondisi kapal dalam keadaan baik dan tidak
banyak mengalami reject oleh class, dan ketika dilakukan perawatan dan reparasi tidak
terlalu sului sehingga tidak memakan waktu yang lama dan menghabiskan uang.
9. Piping
Bengkel pelaksanaan pemasangan pipa pada kapal. Peralatan dalam sistem perpipaan
terdiri dari pipa, katup, flen, filter, fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal pemasangan
sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan
ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama yang
dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipe-nya dan sistem ini
terpusat di kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran
dan lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan , dan
pengelasan. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum disambung
dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas dan headnya
sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
10. Mechinery
Bengkel pemasangan instalasi mesin-mesin kapal yang akan di instalasi pada kapal
11. Graving dock
Merupakan fasilitas pengedokan kapal yang mempunyai bentuk seperti kolam yang
terletak pada tepi pantai. Graving dock memiliki beberapa bagian-bagian yang sangat
penting seperti, pintu penutup yang akan berhubungan dengan perairan pantai, pompa
pengering, mesin gulung(cupstand), tangga naik turun kedasar dan atas kolam, Crane,
dan lain sebagainya. Pada umumnya dinding sisi dan belakang terbuat dari bangunan
beton bertulang, dan dasar kolam terbuat dari beton bertulang yang terpancang oleh paku
bumi (Concrete Pile). Pada pintu penutup terbuat dari pelat baja yang konstruksinya telah
didesain khusus, dengan maksud dan tujuan pintu penutupnya mengapung, dan pada
pintu penutup dilengkapi dengan tangki ballast yang berfungsi untuk teggelamkan serta
mengapungkan disaat beroperasi yang juga sudah dilengkapi dengan katup (valves) dan
pompa.
12. Power house
Tempat dimana supply tenaga listrik untuk produksi yang menggunakan genset.
Terdapat : Genset utama.
13. Container Store
Sebagai tempat peletakan sementara container yang di bawah oleh kapal yang akan
repair.
14. Fuel Oil Tank Storage
Tempat penyimpanan bahan bakar kapal. Terdapat tanki peyimpanan denga kapasitas
yang besar.
15. Floating Repair
Sebagai bengkel yang dipergunakan diatas laut atau bisa disebut floating dock
LAYOUT DAN PENEMPATAN
1. Gudang berada di dekat jalan raya agar dalam proses bongkar muat pengiriman material bisa
cepat dan tidak mengganggu proses produksi.
2. Tempat Parkir diletakan dekat kantor agar karyawan tidak terlalu jauh berjalan jika ingin
ketempat kantor.
3. Plate shop diletakkan di dekat dengan jalan maupun gedung fabrikasi agar pengiriman plat
dari suplyer langsung dapat masuk ke gedung penyimpanan plat dan selanjutnya dapat di
angkut ke area fabrikasi dengan cepat.
4. Gedung fabrikasi dekat dengan gedung penyimpanan plat dan dekat dengan gedung
assembly agar kebutuhan plat langsung tersuplai dari gedung penyimpanan plat, setelah jadi
berupa potongan – potongan dapat segera dirakit menjadi blok di gedung assembly.
5. Gedung assembly dekat dengan building berth erection agar setelah menjadi blok dapat di
satukan untuk menjadi kapal dengan cepat.
6. Gedung Outfiting dekat dengan container store agar pengiriman Komponen pipa, elektronik,
dan mesin bisa langsung segera di bongkar muat untuk kemudian di kirim ke gedung piping,
elektronik, dan machinery shop.
7. Gedung piping, elektronik, dan machinery shop dekat dengan building berth erection agar
Komponen – Komponen tersebut dapat segera di pasang ke kapal bangunan baru. Selain itu
ke tiga gedung tersebut dekat dengan graving dock dengan tujuan agar proses reparasi kapal
di sini dapat segera di laksanakan.
8. Power House : Diletakan jauh dari beberapa bangunan agar mengurangi resiko kebakaran
atau ledakan pada power house
9. Container Store : Diletakan dekan yard kapal agar peletakan dari kapal tidak terlalu jauh dan
tidak memakan waktu lama dalam pemindahan
10. Fuel Oil Storage Tank : Jauh dari banyak gedung agar mengurangi resiko menyebarnya api
jika terjadi ledakan.
11. Floating Repair : dekat dengan laut agar memudahkan kapal berlabuh.
12. Kantor I (managerial), II (pemasaran), III (produksi) berada di dekat jalan raya agar
customer maupun clien yang berkepentingan dapat dengan mudah untuk mengakses ke
perusahaan.
Lambang
Uraian Kegiatan
KONTRAK DESAIN
TENDER PERSIAPAN
GALANGAN
KEEL LAYING
CLASS
OUTFITTING APPROVAL
TEST
LAUNCHING
DELIVERY
1. Tender
Proses ini merupakan kegiatan awal dimana owner membuka penawaran umum kepada beberapa
perusahaan galangan yang akan mengerjakan proyek pembangunan kapal. Perusahaan galangan
yang diaanggap capable akan dipilih oleh owner untuk melaksanakan proyek pembangunannya.
Dalam hal ini, Galangan memenangkan tender pembangunan kapal pesanan domestik baik dari
pihak swasta maupun instansi pemerintah
2. Kontrak
3. Persiapan Galangan
Pihak galangan yang telah menandatangani kontrak selanjutnya membuat perencanaan kerja
yang berpatokan pada isi kontrak dan mengambil batasan waktu puncak penyelesaian, lalu
dihitung mundur hingga didapatkan waktu ideal untuk segera memulai proses produksi. Hal ini
akan lebih baik dalam pengaturan waktu sehingga keterlambatan bisa diminimalisir. Seluruh
perencanaan ini biasanya ditangani oleh Plan & Production Control Department (PPC Dept) ,
yang merupakan otak dari sebuah proyek. Berikut ini adalah kegiatan perencanaan yang
dilakukan PPC Department antara lain:
4. Tahap Desain
Berdasarkan dokumen kontrak yang termasuk di dalamnya adalah Owner dan Spesifikasi
Teknik serta General Arrangement Plan (GAP) selanjutnya dilakukan pembuatan Rancangan
awal (Preliminary Design) yang merupakan pekerjaan pengulangan (Repeated Order) dari kapal-
kapal sejenis yang pernah dibangun. Rancangan pengulangan ini tidak mutlak mengikuti
rancangan lama akan tetapi dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga
dapat memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Dibeberapa proyek,
misalnya pada pembangunan Oil Tanker 3500LTDW pesanan Perusahaan Migas, owner
menggunakan jasa konsultan dalam pembuatan gambar desain sehingga pihak galangan hanya
bertindak sebagai pelaksana proyek pembangunan. Pekerjaan pada tahap ini banyak dilakukan
oleh Engineering Department, termasuk perhitungan stabilitas (preliminary dan inclining).
Adapun pekerjaan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan Key Plan, Detail
Plan, dan Production Drawing Plan.
5. Fabrikasi
6. Perakitan (Assembling)
Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses fabrikasi. Seluruh material yang telah
difabrikasi, baik pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes) digabungkan dan dirakit menjadi
satu unit tiga dimensi yang lebih besar dan kompak (block). Proses ini didahului oleh proses Sub
Assembling yang merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi
volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain
penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener, girder, dan
sebagainya), perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-panel
untuk posisi vertikal dan horizontal perakitan komponen dimaksudkan untuk:
Kegiatan Keel Laying merupakan ceremonial yang dilakukan pada setiap proyek
pembangunan kapal dengan ketentuan owner dan kesepakatan yang ditandatangani dalam
kontrak. Keel Laying dilakukan setelah pembangunan kapal mencapai 1% dari total berat LWT
dan dihadiri oleh pihak owner, kontraktor (galangan), dan berbagai pihak yang terlibat dalam
proyek pembangunan. Kegiatan simbolik ini ditandai dengan pengelasan pada salah satu bagian
pelat keel oleh pihak pemesan (owner).
Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai lambung dan bangunan
atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi Test (RT) atau X-Ray terhadap las-
lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa
pekerjaan fisik pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas
permukaan air. Berdasarkan tipe bengkel ereksi (building berth), maka metode peluncuran kapal
dibedakan atas:
Metode peluncuran membujur (end launching)
Metode peluncuran melintang (side launching)
Metode peluncuran dengan pengapungan (floating launching)
Pada peluncuran membujur dan melintang, kapal biasanya dibangun diatas building berth di
atas slipway. Jika kapal dibangun dengan posisi membujur atau sejajar panjang slipway, maka
peluncuran dilakukan dengan metode peluncuran melintang. Sementara pada peluncuran dengan
pengapungan, kapal dibangun di dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating
dock). Proses pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving dock atau floating
dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya, selanjutnya pintu dock dibuka
(pada graving dock) dan kapal ditarik keluar dari dock dengan bantuan kapal tarik (tug boat).
Peluncuran kapal yang sering diterpakan di galangan pada umumnya adalah metode
peluncuran membujur (end launching) dengan menggunakan balon berisi udara ( air bag) untuk
kapal jenis tug boat. Metode ini dipandang lebih efisien dan fleksibel karena tidak diperlukan
slipway untuk meluncurkan kapal dan building berth yang digunakan untuk membangun bisa
dipilih ditempat yang ideal sehingga pemanfaatan tempat digalangan bisa maksimal. Sedangkan
untuk Ferry Ro-Ro, launching menggunakan metode side launching
Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen, filter, fitting, pompa,
dan lain-lain. Jadwal pemasangan sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan
antar block. Sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan
pertama yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipe-nya dan sistem
ini terpusat di kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan lain-
lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fit-up),dan pengelasan.
Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan las-lasan di sekitar flen
dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar tidak menambah hambatan aliran fluida dan
mengurai tingkat laju korosi di daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara
individu sebelum disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas
dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran kapal dan bertahap
mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN). Instalasi peralatan dan
perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari pabrik pembuat / supplier dan
dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-
kabel yang menembus sekat dibuat rapih dan kedap.
Sebelum pelat dan profil digunakan pada proses fabrikasi terlebih dulu di sunblasting dengan
standar 2,5 SA dan dicat primer (dengan alat spray) ketebalan 25 mikron. Semua permukaan
pelat lambung dan geladak terbuka harus di shot blast/ dibersihkan sebelum pelaksanaan
pengecatan. Cat yang digunakan adalah dengan mutu yang baik jenis marine spesifikasi teknis
cat maupun teknis pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat cat yang digunakan dengan menggunakan alat spray atau alat lain yang sesuai. Merk,
jenis dan warna dari cat yang digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak
pemesan, sebelum order dilaksanakan. Khusus bagian dalam dari tangki minyak harus benar-
benar bersih dan dilap dengan minyak. Ketebalan dari setiap lapisan harus sesuai dengan standar
pembuat cat yang dugunakan. Keterangan dari istilah jenis cat:
S = Sealer
AF = Anti Fouling Paint
FP = Finishing Paint
TE = Tar Epoxy Paint
AC = Anti Corrosive Paint (epoxy/tar epoxy type)
HR = Heat Resistance Paint
IO = Iron Oxide Paint
BT = Boot Topping Paint
DP = Deck Paint
RL = Red Lead
AP = Acid Proof Paint
CT = Coaal Tar
BS = Bitumen Solution
HB = High Build epoxy-taste and odorless
Tangki ballast di cat dengan 2xHB (tanpa pengujian dan sertifikasi).
Dalam pengecatan AF, pihak Kontraktor wajib dengan teliti menyesuaikan dengan rencana atau
jadwal pengapungan kapal.
Di bawah ini merupakan sample dari runtutan kerja dari Departemen Quality Control yang
dibuat untuk sebuah kapal Dalam pelaksanaannya ITP dikenal dengan Inspection Test Plan
dibuat dan disetujui oleh Badan Klasifikasi beserta Owner pada saat acara Keel Laying. ITP ini
juga dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dari pembangunan kapal itu sendiri serta regulasi
yang berkaitan. Adapun beberapa penjelasan dari Tes di atas antara lain:
Sea Trial
Item pemeriksaan dan pengujian pada saat sea trial :
Reversing Trial
– Tujuan : Untuk mengetahui perubahan kelurusan arah kapal saat mundur.
– Pelaksanaan : Kapal dijalankan mundur selama 3 menit pada kondisi 75% MCR. Saat
mundur kemudi dipertahankan pada kondisi center.
Stoping Test
– Tujuan : Untuk mengetahui jarak tempuh pamberhentian peluncuran.
– Pelaksanaan : Ketika kapal melaju kedepan pada 100% MCR, mesin diberhentikan sampai
kapal berhenti.
Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan
sebagaimana ditetapkan dan disetujui oleh badan klasifikasi yang telah dipilih, maka selanjutnya
dibuatkan penggambaran akhir sesuai pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh
sertifikasi class dan sebagainya serta memperoleh persetujuan badan klasifikasi tersebut.
14. Delivery
Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima
dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan
direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi
tangung jawab pihak galangan.