Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME VIRUS DALAM MENGHADAPI

INTERFERON
Virus memperlihatkan berbagai mekanisme-mekanisme yang berbeda-beda dalam
memblokir aktivitas penghambatan interferon terhadap replikasi virus, proses tersebut penting
untuk menghadapi pertahanan inang. Protein virus spesifik bisa memblokir aktivitas kunci PKR
protein kinase (adenovirus, herpesvirus); bisa mengaktivasi penghambat seluler dari PKR (virus
influenza, polio); bisa memblokir sinyal transduksi yang diinduksi oleh interferon (adenovirus,
virus Epstein barr, virus hepatitis B); atau bisa menetralisir IFN-γ dengan bekerja sebagai
reseptor interferon yang larut (myxoma virus).

AMOEBA
ANTAMOEBA HISTOLYTICA
Antamoeba histolytica adalah parasit umum dalam usus besar manusia, primata tertentu
lainnya, dan beberapa hewan lain. Banyak kasusu tak bergejala kecuali pada manusia atau
diantara hewan-hewan yang hidup dibawa tekanan (misalnya: primate yang dirawat dikebun
binatang).

MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI


 CIRI KHAS ORGANISME : Tiga tahap yang dijumpai; amoeba aktif, kista inaktif,
prekista intermedia. Trofozoit amoeba adalah satu-satunya bentuk yang ada di jaringan.
Ia juga ditemukan didalam feses cair selama disentri amoeba. Ukurannya adalah 15-30
μm. Sitoplasma granuler dan bisa mengandung sel darah merah tetapi biasanya tidak
mengandung bakteri. Pengecatan hematoxilin besi atau trichrom Wheatly menunjukkan
membrane nukleus dibatasi oeh granula-granula teratur dari kromatin.
Kista-kista hanya terdapat di dalam lumen dan feses lembek tetapi berbentuk. Kista
berukuran 10 μm- 20μm sedangkan ukuran yang lebih kecil adalah 10 – 3,5 μm.
Pembelahan nukleus di dalam kista menghasilkan 4 nukleus akhir, selama waktu dimana
badan khromatid dan glikogen menghilang. Feses bisa mengandung kista dengan 1-4
nukleus didalamnya tergantung pada tahup maturasinya.
 BIAKAN: Tropozoit cepat dipelajari dalam biakan, baik enkistasi maupun eksistasi
dapat diamati.
 KEBUTUHAN PERTUMBUHAN : Pertumbuhan paling kuat pada berbagai media
kompleks yang kaya atau pada biakan sel dalam keadaan anaerob parsial 37oC dan
kompleks kaya Ph 7,0- dengan flora campuran atau setidaknya satu species yang hidup
bersamaan.
 VARIASI : Variasi dalam ukuran kista disebabkan oleh perbedaan nutrisi atau oleh keberadaan
species kecil nonpathogen. Tidak ada cara yang cepat untuk membedakan mereka kecuali melalui
elektroforesis isoenzim dan analisis DNA.

PATOGENESIS, PATOLOGI dan TEMUAN KLINIS


Tropozoit muncul dari kista (metakista) yang termakan setelah aktivasi dari proses pengeluaran
kista dalam perut dan duodenum. Metakista cepat membelah, menghasilkan 4 amebulae yang masing-
masing membelah lagi untuk menghasilkan 4 trpozoit kecil. Mereka masuk ke sekum dan
menghasilkan populasi tropozoit yang menempati lumen. Tropozoit berkembang biak dengan
pembelahan biner. Pada mayoritas infeksi, infeksi terjadi di lumen, tropozoit berkembang biak
sebagai koloni pemakan bakteri, akhirnya membentuk kista, dan keluar bersama feses. Tropozoit bisa
menembus selubung muskuler dan kadang-kadang lapisan serosa. Pembesaran akan menimbulkan
perubahan yang kasar pada ulkus, yang bisa menghasilkan tepi kusut yang menjuntai, infeksi bacterial
sekunder dan akumulasi lekosit netrofil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi amoeba meliputi; jumlah amoeba yang termakan,
kemampuan pathogen, faktor-faktor inang seperti motilitas usus dan kemampuan imun, dan
keberadaan bakteri usus yang sesuai yang menambah pertumbuhan amoeba. Feses yang padat
biasanya hanya mengandung kista, sementara pasien dengan penyakit aktif dan feses cair biasanya
hanya mengandung tropozoit. Gejala- gejala sangat bervariasi tergantung tempat dan intesitas lesi.
Pada penyakit yang tidak begitu akut, biasanya bertahap, dengan diare, kram perut, mual dan muntah
serta keinginan defekasi yang mendesak. Yang lebih sering akan terjadi kram dan ketidaknyamanan
yang menyeluruh, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
Infeksi diluar usus jarang terjadi melalui perluasan langsung di dalam usus. Bentuk selanjutnya
yang paling sering adalah hepatitis amoeba atau abses hati.

AMOEBA-AMOEBA USUS LAINNYA


E histolytica harus dibedakan tidak hanya dari E dispar tetapi juga dari 4 organisme mirip
amoeba lainnya yang juga merupakan parasit pada usus manusia; (1) Enta-moeba coli, yang
sangat sering; (2) D fragilis, satu-satunya parasit usus selain E histolytica yang dicurigai
menyebabkan diare dan dispepsi; (3) Iodamoeba butschilii; dan (4) Endolimax nana.
TES LABORATORIUM DIAGNOSTIK
A. SPESIMEN
1. Feses cair
 Segar dan hangat untuk pemeriksaan segera untuk tropozoit.
 Diawetkan dalam perekat polyvinyl alchohol (PVA) atau Methiolate-
iodine-formalin (MIF) perekat untuk pengiriman ke laboratorium
diagnostic.
 Setelah pembersihan dengan garam fisiologi untuk kista dan tropozoit
2. Feses padat untuk kista
3. Kerokan dan biopsy dikumpulkan dari sigmoidoskopi
4. Aspirasi abses hati dikumpulkan dari tepi abses
5. Darah untuk tes setologi dan hitungan sel

B. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS: Jika memungkinkan, selalu memeriksa feses


segar dan hangatuntuk tropozoit jika pasien bergejala dan mempunyai feses diare. Jika
tidak, warnai olesan dengan pengecetan trichome. Feses dalam disentri amoeba biasanya
dapat dibedakan dari disenti basiler; disentri amoeba mengandung sangat banyak debris
fecal, sedikit darah dengan benang-benang mucus yang tidak melekat dan sel darah
merah yang terdegeneralisasi.
Pembeda dari E histolytica dengan E coli dapat dibuat olesan yang diwarnai;
 Tropozoit – sitoplasma ada H bening dan banyak mengandung sel darah merah.
 Kista – vakuola glikogen menghilang selama pembelahan yang berturut-turut.
Nukleus menyerupai yang ada pada tropozoit
 Biakan – biakan, diagnostik dibuat dalam lapisan cairan yang menutupi basa
nutrisi solid dalam keadaan anerob parsial.
 Serologi – pengujian serologi adalah untu amoebiasis di luar usus, bila feses
seringkali negative. Pengujian serologi pada infeksi usus kurang dapat dipercaya
kecuali sudah terjadi invasi jaringan yang luas.

PENATALAKSANAAN
Amoebiasis asimtomatik (yang mengeluarkan kista) dapat diobati dengan Iodoquinol (Yodoxin)
atau Diloxanide furoat (Furamide) atau Paromomycin (Humatin).

Metrodinazol mungkin merupakan obat pilihan untuk amoebiasis simtomatik walaupun bersifat
mutagenic pada bakteri. Untuk penyakit usus yang ringan sampai sedang, Metrodinazol atau tinidazol
merupakan obat yang baik sekali karena memiliki toksitisitas yang rendah tetapi tidak tersedia di AS.
Untuk penyakit usus yang berat diberikan resimen seperti yang diatas. Jika penyakit menjangkit hati dan
ekstraintestinal lain atau untuk amoeboma diberikan metrodinazol, tinidazol, atau dehydrometin (atau
emetin)

Anda mungkin juga menyukai