Anda di halaman 1dari 38

Cerita Pendek Keberhasilan

Program Keluarga Harapan


Cerita Sukses Anak Berprestasi dan
KPM Sejahtera Mandiri

Direktorat Jaminan Sosial Keluarga


Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kementerian Sosial Republik Indonesia
CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN
B CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Cerita Pendek Keberhasilan
Program Keluarga Harapan
Cerita Sukses Anak Berprestasi dan
KPM Sejahtera Mandiri
Daftar Isi
Sambutan Menteri Sosial 2

Cerita 1 PRT Mojokerto Bina Prestasi Karateka Cilik 4

Cerita 2 PKH Mengantarkan Anak Meraih Beasiswa Bidik Misi dan Prestasi 6
Olimpiade

Cerita 3 Andil Penting P2K2 Tingkatkan Ekonomi Keluarga 8

Cerita 4 Utamakan Pendidikan, Lima Anak Pengupas Kerang Enyam Pendidikan 10


Sarjana

Cerita 5 Filoso Program Keluarga Harapan Menguatkan Tekad Wasringah untuk 12


Mandiri

Cerita 6 Nurlelah - Dari Sekamar Berlima Menjadi Manager Bengkel 14

Cerita 7 Izin Ubah Jadwal Cuci/Setrika untuk Hadiri FDS 16

Cerita 8 Tidak Sungkan Belajar Online Mengantarkan Siti Menjadi KPM Graduasi 17
Mandiri

Cerita 9 Keterbatasan Ekonomi Tidak Membatasi Gus Budi Memanah di Tingkat 18


Nasional

Cerita 10 Dulu KPM Sekarang Penyalur Sayuran Seluruh Pasar Cirebon 20

Cerita 11 PKH Mewujudkan Mimpi Memiliki Pabrik “Tahu Lamping” 21

Cerita 12 Musrenbangdes Mengkayakan Hati Rini 22

Cerita 13 Sakitnya Suami Timbulkan Gagasan Aneka Keripik 23

Cerita 14 Dari Menumpang Rumah Saudara Hingga Berhasil Mengelola Lima 24


Gerobak Mie Ayam

Cerita 15 Anak Peserta PKH Demak Ikut Pertukaran Pelajar Ke Thailand 25

Cerita 16 Anak Peserta PKH Demak Ikut Ajang Kontes Robot Indonesia 26

Cerita 17 Acep Muhamad Saeppusuja, Anak KPM PKH Calon Mahasiswa Universitas 28
Al-Azhar Kairo Mesir

Cerita 18 Berkat Usaha Pertukangan KPM PKM Purworejo Graduasi Mandiri 29

Cerita 19 Usaha Laundry Hantarkan Diana Graduasi PKM PKH Mandiri 30

Cerita 20 Merajut Asa Dalam Manisnya Putri Ayu 31

Cerita 21 Keterbatasan Ekonomi Bukan Alasan Bagiku Sampai Ke Nepal 32

Cerita 22 Usaha Warung Graduasi PKM KPH dalam 5 Tahun 33

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


2 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Sambutan Menteri Sosial
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program pemberian bantuan sosial bersyarat
kepada keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu penanganan fakir miskin
yang kemudian ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat PKH.

PKH bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses
layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Diharapkan PKH dapat mengurangi
beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan serta mampu
menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga dalam mengakses layanan kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan sosial, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan. PKH juga diharapkan dapat mengenalkan manfaat produk produk dan jasa keuangan
formal.

Indikator sukses PKH terlihat dari pencapaian prestasi keluarga penerima manfaat beserta anaknya.
Prestasi menjadi penting karena hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan tidak menjadi kendala
ataupun menutup kemungkinan keluarga dan anaknya untuk tetap berprestasi. PKH dinilai dapat
memotivasi keluarga untuk menuju kemandirian dan melahirkan anak-anak yang berprestasi.

Melalui buku “Cerita Pendek Keberhasilan Program Keluarga Harapan: Cerita Sukses Anak
Berprestasi dan KPM Sejahtera Mandiri” ini, PKH menunjukkan bahwa prestasi dapat dicapai oleh
keluarga manapun. Hal ini dapat memotivasi masyarakat bahwa jika keluarga sungguh-sungguh,
maka terdapat peluang yang cukup besar untuk menngantarkan anak-anak sukses di masa depan.
Prestasi merupakan instrument yang dapat mendorong kehidupan berbangsa, membnagun tradisi
untuk siap berkompetisi dengan Negara lain.

Semoga buku ini dapat menginspirasi untuk selalu semangat berinvestasi pada sumber daya
manusia yang dapat meletakkan benih-benih kemajuan bangsa.

Jakarta, Agustus 2018


Menteri Sosial,

Idrus Marham

3
CERITA 1
PRT Mojokerto Bina
Prestasi Karateka Cilik
Penulis: Dini Fajar Yanti

S iti, 40 tahun, adalah ibu tiga anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan
penghasilan Rp.650.000,- per bulan di Desa Sumberwono Kecamatan Bangsal, Mojokerto,
Jawa Timur. Sejak suaminya meninggal dunia tahun 2013, Siti sebagai penopang utama ekonomi
keluarga mencari tambahan pemasukan sebagai pengasuh anak dengan penghasilan Rp.600.000,-.

Menerima PKH sejak tahun 2008, keluarga mendiang penjual bakso


“Bantuan dipakai buat yang keliling ini merasa sangat terbantu dengan PKH. “Sampai saya berani
mana yang perlu dulu, kalo menguliahkan anak karena uangnya bisa dipakai untuk kebutuhan
pertandingan luar kota anak-anak yang SD dan SMP, jadi nabungnya untuk kakaknya,” kata
biayanya banyak, kalo gak Siti seraya menambahkan bahwa anak sulungnya, Desi, 19 tahun,
ada uang ya gak saya ikutkan kini menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas
dulu, mana yang buat sekolah Muhamadiyah Surabaya.
dulu, soalnya sekolahnya
kan gratis, jadi uang PKH Anak kedua dan ketiga Siti yaitu Sahrul dan Sukma adalah atlet
bisa untuk pertandingan, karate. Sahrul beberapa kali meraih juara 2 dan 3 Kejurda se-Jawa
Timur, juara 3 Kejurnas Piala Walikota, juara 1 Kejurda se-Kota
transport,” kata Siti.
dan Kabupaten Mojokerto. Prestasi yang sama juga diukir oleh
Sukma, dengan meraih juara 3 Kejurnas, Juara 1 Kejuaraan Karate
se-Kabupaten Tulungagung, juara 1 Kejurda se-Jawa Timur, Juara 1 Piala Koni se-Kabupaten
Mojokerto dan Juara 1 Kejuaraan se-Kabupaten Jombang.

Sahrul dan Sukma sering mengikuti kejuaraan di beberapa kota. Biaya pendidikan kedua anak
selama ini gratis, sehingga bantuan PKH digunakan Siti untuk biaya transport anak menuju lokasi
kejuaraan dan pemenuhan nutrisi mereka.

Bagaimanapun, tetap dibutuhkan penetapan prioritas. “Bantuan dipakai buat yang mana yang
perlu dulu, kalo pertandingan luar kota biayanya banyak, kalo gak ada uang ya gak saya ikutkan
dulu, mana yang buat sekolah dulu, soalnya sekolahnya kan gratis, jadi uang PKH bisa untuk
pertandingan, transport,” katanya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


4 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Belajar Mengasuh Anak dari P2K2
Siti menikmati pembahasan mengenai pola
pengasuhan anak yang kerap dibahas pada pertemuan
bulanan kelompok atau Family Development Session
(FDS) yang dilakukan di rumah ketua kelompok.
Menurut Siti, dirinya banyak belajar tentang strategi
mengasuh anak yang tepat dengan perbedaan sifat
ketiga anaknya. Siti, misalnya, belajar banyak berdialog
dengan Sahrul yang berkarakter keras dan sebaliknya
banyak menstimulasi cerita kepada Desi dan Sukma
yang pendiam. “Kan ada bukunya itu, belajar cara
ngadepi anak yang sulit, alhamdulillah sedikit-sedikit
dipraktekkan, kalo kakaknya (Sahrul) lebih keras harus
sabar aja banyak diajak ngomong, tapi kalo Desi dan
Sukma harus dipancing biar cerita seharian ngapain aja
kalo enggak diam aja,” tutur Siti.

Siti juga menjadi sadar bahwa membimbing anak


mengatur waktu hariannya adalah hal penting agar anak bisa membagi waktu antara istiharat,
belajar, mengaji dan berlatih. Termasuk untuk pengaturan nutrisi anak yang memiliki aktivitas
sik yang tinggi, dalam pertemuan kelompok, pendamping PKH juga menularkan informasi
tentang pengaturan gizi keluarga.

Menurut Siti, dirinya ketat menerapkan disiplin pola makan gizi seimbang untuk Sahrul dan
Sukma. “Saya bantu menjaga gizi anak-anak walaupun seadanya, kadang telur tempe. Pokoknya
karate itu sik dan mental kuat,” katanya.

5
CERITA 2
PKH Mengantarkan Anak
Meraih Beasiswa Bidik Misi
dan Prestasi Olimpiade
Penulis: Dini Fajar Yanti

Zaki (Paling Kanan) Bersama Tim Saat Menjadi Juara Debat Pendidikan
Agama Islam Tingkat Provinsi Jawa Timur, September 2017.

W iwik (41 tahun) adalah KPM PKH asal Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, Wiwik dan suaminya membuat cobek dari tanah liat dan
dijual keliling kampung. Keuntungannya jauh dari memadai - cobek kecil dijual seharga Rp. 1.000,-
dengan keuntungan Rp.200,- ; cobek sedang dijual Rp.1.500,- dengan keuntungan Rp.300,- ; dan
cobek besar harganya Rp.2.000,- dengan keuntungan Rp.500,-. Menurut Wiwik, cobek buatannya
sebetulnya bisa dijual ke pasar untuk mendapat harga yang lebih tinggi, namun Wiwik belum
mampu menyewa lapak untuk berjualan di pasar.

Ketiga anak Wiwik telah mendapatkan dukungan PKH sejak tahun


“Dulu sempat ikut program 2007. Selain prestasi akademik, ketiga anaknya kerap memenangkan
berbagai perlombaan tingkat provinsi.
dapat uang tabungan Rp. 1,5
juta buat tambahan daftar
Anak pertama, Fahmi (21 tahun), sedang menyelesaikan
sekolah. Awalnya saya minder pendidikannya di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas
karena teman-teman anak Negeri Surabaya (Unesa) dengan beasiswa Bidik Misi. Sejak duduk
orang kaya, saya takut tidak di bangku sekolah, Fahmi kerap mengikuti berbagai kejuaraan
punya teman. Kenyataannya diantaranya futsal, lomba takbir tingkat kabupaten, lomba
tidak apa-apa saat sudah Olimpiade Matematika hingga mencapai babak seminal dan juara
masuk. Seterusnya, SPP II Musikalitas Puisi. Di bangku kuliah, Fahmi berhasil menjadi
gratis,” cerita Zaki. mahasiswa terbaik di jurusannya.

Anak kedua, Zaki (18 tahun), memperoleh hadiah senilai Rp.250.000,-


dari Bank BNI pada acara Peluncuran EDC Ofine di Pondok
Pesantren Amanatul Ummah, Pecet, Mojokerto, Zaki kerap mendapat peringkat 1- 3 sejak duduk
di bangku sekolah dasar. Diluar kelas pun Zaki kerap memenangkan berbagai lomba diantaranya
Juara Harapan II dan Seminal Olimpiade (Matematika, Fisika, Keperawatan dan Statistika) Tingkat
Kabupaten, Juara III Cerdas Cermat Tingkat Kabupaten, Juara II Debat Pendidikan Agama Islam
Tingkat Provinsi Jawa Timur dan yang terakhir adalah Juara 1 Lomba Matematika OSN Tingkat
Nasional Tahun 2017.

Zaki merasa sangat terbantu terutama untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang baik dan
untuk uang transport saat mengikuti lomba. Ia sempat mengikuti Program Kesejahteraan Sosial
Anak (PKSA) mendapatkan beasiswa senilai Rp.1.5 juta. Uang ini digunakannya untuk mendaftar ke

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


6 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
sekolah favorit, walaupun pada awalnya ia merasa
minder karena sekolah ini dikenal merupakan
sekolah anak-anak dari keluarga “berada” dan ada
kekhawatiran tidak mampu membayar kelanjutan
pendidikannya. “Dulu sempat ikut program dapat
uang tabungan Rp. 1,5 juta buat tambahan daftar
sekolah. Awalnya saya minder karena teman-teman
anak orang kaya, saya takut tidak punya teman.
Kenyataannya tidak apa-apa saat sudah masuk.
Seterusnya, SPP gratis,” kenang Zaki bersemangat.

Tidak kalah dengan kedua kakaknya, si bungsu


Zania (16 tahun) juga kerap menjadi juara kelas dan
memenangkan berbagai perlombaan pidato, puisi,
cerpen dan Olimpiade Ekonomi.

Wiwik bersama putra keduanya, Zaki saat Wiwik selalu menghadiri pertemuan Peningkatan
menghadiri peluncuran EDC Ofine oleh Kapasitas Keluarga (P2K2) atau Family Development
Menteri Sosial di Pacet, Mojokerto, Oktober 2017.
Session (FDS) yang diselenggarakan oleh
pendamping PKH. Menurut Wiwik, pertemuan
kelompok tersebut selalu membahas materi
yang bervariasi, termasuk pendidikan, kesehatan, cara mengelola keuangan yang disampaikan
pendamping dengan bahasa mudah dimengerti. Wiwik belajar cara mengelola keuangan dengan
membuat prioritas kebutuhan dan menabung. “Saya praktek hari-hari di rumah yang penting
diduluin, biar gak pengeluaran terlalu banyak, makan sederhana, diambil yang penting-penting
dulu.”

Wiwik dan suami belajar cara pengasuhan anak-anak di rumah bermodel pengasuhan yang
demokratis dengan banyak berdialog dengan anak. Selain memberikan motivasi agar anak
semangat sekolah Wiwik dan suami sering menyelipkan pesan-pesan kehidupan untuk anaknya
semisal konsekuensi-konsekuensi jika melakukan hal buruk tertentu pada saat makan atau sambil
menonton televisi. “Anak-anak sudah terlahir baik mungkin, gak pernah ngerepotin, mandiri semua,
saya gak pernah marah sama anak, saya suka ngobrol sama anak-anak diskusi sambil nonton tv,
anak bisa leluasa cerita,” kata Wiwik.

7
CERITA 3
Andil Penting P2K2
Tingkatkan Ekonomi
Keluarga
Penulis: Dayang Sri Nyai Watty Ismail, ST - Pendamping
PKH Kecamatan Tombulu

Warung Usaha Keluarga Susandra.

S usandra Poli adalah salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) “alumni” Program Keluarga
Harapan (PKH) tahun 2007. Tinggal di Desa Kembes Satu Kecamatan Tombulu Kabupaten
Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, Susandra dan suami adalah petani dengan kondisi rumah yang
tidak layak huni - berlantai tanah, berdinding bambu belah dan atap rumah hanya terbuat dari
katu (anyaman daun kelapa). Singkat kata, sekedar tempat berteduh dari panas dan hujan meskipun
kalau hujan rumahnya sering kemasukan air karena material atapnya berkualitas rendah.

Sebagai KPM, Susandra rutin dan senang mengikuti pertemuan


yang diselenggarakan pendamping PKH. Banyak informasi yang
Melalui, KUBE PKH ini
selama ini tidak diketahui Susandra memberi semangat dan
Susandra bersama anggota wawasan baru bagi Susandra untuk berubah. Menurut Susandra,
lainnya merintis usaha dari pertemuan kelompok, dirinya banyak belajar untuk menjadi
simpan pinjam bagi lebih tangguh berusaha mengembangkan segala potensi yang ada
anggotanya. Alhasil, hanya dan ikut membantu suami meningkatkan perekonomian keluarga.
dalam kurun waktu satu Tumbuh kepercayaan diri Susandra bahwa para ibu punya peranan
tahun KUBE PKH ini berhasil penting untuk ikut serta mengentaskan kemiskinan di masyarakat.
membagikan laba hasil usaha “Sebagai istri juga harus bisa berperan serta mencari tambahan
sebesar lima juta rupiah per keuangan untuk keluarga demi masa depan keluarga,” tambah
anggota. Susandra.

“Bantuan PKH yang saya terima, saya gunakan untuk mencukupi


kebutuhan sekolah anak saya. Sisanya saya tabung untuk tambahan
modal usaha warung yang saya rintis,” ungkap Susandra.

Secara bertahap perlahan namun pasti, Susandra bersama suaminya mulai membangun rumah
impian mereka, membangun pondasi rumah, tiang-tiang rumah, dinding rumah, atap rumah
semua di bangun kembali menjadi rumah layak tinggal.

Peningkatan Ekonomi
Sejak tahun 2013, Susandra bersama beberapa KPM PKH berkesempatan membentuk Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) PKH “Matuari Maleosan Kembes” sebagai modal usaha yang dikembangkan

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


8 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Kondisi awal Rumah Keluarga Susandra.

Kediaman Keluarga Susandra Saat ini.

secara bersama-sama anggota kelompok. Melalui, KUBE PKH ini Susandra bersama anggota
lainnya merintis usaha simpan pinjam bagi anggotanya. Alhasil, hanya dalam kurun waktu satu
tahun KUBE PKH ini berhasil membagikan laba hasil usaha sebesar lima juta rupiah per anggota.

Hasil bagi hasil KUBE PKH dipergunakan Susandra untuk mengembangkan usaha warung yang
telah dirintisnya. Keuletan dan ketelatenan Susandra mengelola usahanya menjadikan warung
cepat berkembang.

“Saya sangat bahagia, dengan KUBE PKH ini saya bisa mendapatkan tambahan modal usaha.
Selain itu, setiap tahun juga dapat bagian bagi hasil dari usaha KUBE yang cukup besar untuk saya
sekeluarga,” ungkap Susandra. Keuntungan usaha digunakan untuk menyelesaikan rumah mereka
yang dibangun secara bertahap. Sekarang, Susandra dan keluarga sudah tinggal di rumah yang
layak dan tetap fokus menghantarkan anaknya lebih berprestasi di sekolah.

9
CERITA 4
Utamakan Pendidikan, Lima
Anak Pengupas Kerang
Enyam Pendidikan Sarjana
Penulis: Dini Fajar Yanti

Siti Aisyah (45 tahun) KPM PKH Kab. Bulungan.

K ekurangan ekonomi dan paksaan keadaan tidak menggoyahkan keyakinan Siti Aisyah (45
tahun) bahwa pendidikan adalah satu-satunya warisan yang dapat ditinggalkan untuk ke-
delapan anak dan anak asuhnya. Istri nelayan beranak tiga yang membantu pemasukan keluarga
sebagai pengupas kulit kerang dengan upah Rp. 5.000 per kaleng (Rp.300.000,- per minggu), Siti
juga mengasuh 5 anak kakaknya yang telah meninggal dunia akibat gagal jantung.

Kendati dibantu oleh semua anak-anaknya untuk mendongrak


“PKH sangat membantu pengupasan kerang, kisaran upah Rp.300.000,- per minggu
keluarga saya, kalau dapat tidaklah memadai untuk menghidupi keluarga dengan delapan
bantuan bisa beli keperluan anak. Program Keluarga Harapan diakuinya sangat membantunya
sekolah, jadi penghasilan menghantarkan anak dan keponakannya menempuh pendidikan.
bapaknya untuk keperluan “PKH sangat membantu keluarga saya, kalau dapat bantuan bisa
beli keperluan sekolah, jadi penghasilan bapaknya untuk keperluan
sehari-hari di rumah. Namun
sehari-hari di rumah. Namun sekiranya ada peningkatan penghasilan,
sekiranya peningkatan mungkin hati ikhlas saya serahkan kartu PKH saya,” kata Siti.
penghasilan, mungkin hati
ikhlas saya serahkan kartu Pendidikan, menurut Siti adalah warisan terbaik yang dapat
PKH saya,” kata Siti. diberikan orang tua kepada anaknya untuk memperbaiki kondisi
keturunannya. “Kita ini orang ekonomi lemah, jadi kamu harus giat,
dinding rumah saya aja hampir gak ada. Saya gak kepingin rumah
mewah, yang saya ingin anak saya punya pendidikan, sebaek-baeknya warisan itu cuma pendidikan,
penderitaan maupun kesusahan kita ini usahakan cukup saya aja yang merasakan, jangan sampai
turun temurun,” kata Siti.

Walaupun berlatar belakang pendidikan SMP, semangat Siti yang mengutamakan pendidikan
sudah berhasil mengantarkan 1 anak dan 1 keponakannya lulus sarjana di bidang Kehutanan dan
Hukum. Dua anak dan satu keponakan Ibu Siti kini masih kuliah masing-masing pada jurusan
Ekonomi dan Perikanan. Bahkan keponakannya yang kuliah pada jurusan Perikanan adalah juara
1 cerdas cermat tingkat Kabupaten Bulungan dan kini sedang mengikuti cerdas cermat di MPR
RI. Tiga keponakan lainnya yang masih sekolah. “Sesulit apapun, tekad saya dan suami satu: kami
harus sekolahkan anak-anak. Itulah tekad utama nya, anak saya maupun anak Alm. kakak saya
perjuangkan keberhasilan pendidikannya,” tuturnya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


10 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Mendapatkan KUBE Hasil
Kerja Pertemuan Kelompok
Bulanan
Siti rajin mengikuti pertemuan bulanan
kelompok KPM PKH. Salah satu kegiatan
kelompok yang rutin adalah membuat kue
ilat sapi dengan modal sendiri yang dijual di
pasar. Inisiatif usaha kelompok Siti berhasil
mendapatkan bantuan KUBE dari Dinas Sosial
Kabupaten Bulungan sebesar Rp.14.000.000,-.
Dari awalnya hanya menjajakan kue ilat sapi
di pasar-pasar tradisional Bulungan, kabar
Jenis Kue KUBE PKH Siti Aisyah
lezatnya kue ilat buatan kelompok KPM PKH
Siti telah menyeberangi Pulau Kalimantan
hingga ke Gontor, Jombang Provinsi Jawa
Timur. Kini banyak pesanan dari pesantren Gontor. Keuntungan usaha dibagi dengan anggota
kelompok. Jika keuntungan belum mencukupi, dikumpulkan dahulu untuk tambahan modal
usaha selanjutnya.

Pertama kali memiliki kartu ATM berkat transformasi bantuan PKH dari Tunai menjadi Non-
Tunai, Siti merasakan kemudahan mendapatkan dana bantuan. ”Enak pake ATM, ndak antri. Kalo
kemaren di kantor pos, kita antri lama, kadang ada kekeliruan atau tertukar nama yang sama,’’
seloroh Siti. “Sebelumnya saya tidak punya ATM. Saya banyak-banyak bertanya sama satpam nya,
belajar akhirnya bisa, ini kan namanya perkembangan jaman, ya harus ikut.”

11
CERITA 5
Filosofi Program Keluarga
Harapan Menguatkan Tekad
Wasringah untuk Mandiri
Penulis: Dini Fajar Yanti

Wasringah KPM PKH, Bersama Buah Hati.

W asringah, usia 40 tahun, adalah penerima PKH sejak tahun 2013. Ibu tiga anak ini dulu
tinggal di Kota Gede, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelum bertransmigrasi ke Kabupaten
Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015. Bersama suaminya, Wasringah kini menggarap
lahan pemerintah sebagai tumpuan ekonomi keluarga.

Sejak menerima dan senantiasa aktif berpartisipasi sebagai penerima


Motivasi favorit Wasringah: PKH, Wasringah kini telah menjadi ketua kelompok Pertemuan
jangan terlena dengan Peningkatan Kapasitas Keluarga (P2K2) yang tekun dihadirinya.
bantuan, serius dalam Ilmu dan motivasi yang didapat Wasringah dari pertemuan yang
rutin dilaksanakan setiap 1 bulan sekali selalu dicatat untuk
mendidik anak dan jangan
selanjutnya ditularkan kepada ibu-ibu anggota KPM PKH lainnya.
sampai mewariskan
Motivasi favorit Wasringah: jangan terlena dengan bantuan, serius
kemiskinan kepada anak. dalam mendidik anak dan jangan sampai mewariskan kemiskinan
kepada anak.

“Pada setiap pertemuan, kami sering dikasih tau kalo dapat PKH jangan terlena, keenakan, kalau bisa
setelah terima PKH itu anaknya bener-bener dididik, biar sukses, nggak usah kaya ibunya, kalo bisa
misal yang dapat PKH itu hanya ibunya, enggak anak-anaknya, waktu itu Pak Lurah yang bilang
gitu, pesan-pesan Pak Lurah dan pendamping saat pertemuan masih saya catat, saya sampaikan
juga ke anggota saya,” kenang Wasringah bersemangat.

Tidak hanya ditularkan kepada anggota kelompok P2K2 saja, pesan-pesan inspiratif juga diajarkan
Wasringah pada anak-anaknya. Kerap diceritakan pengalaman masa lalu Wasringah yang tidak
dapat melanjutkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.

“Ibu dulu pengen jadi guru tapi gak kesampean - karena biaya. Dulu kan biaya mahal gak ada
bantuan-bantuan begini, jadi saya berhenti sekolah. Kalau sekarang posisi saya kan sebagai orang
tua, saya gak boleh kayak orang tua yang dulu anaknya berhenti sekolah kok dibiarin. Kepada anak-
anak saya selalu pesan, kalian itu yang penting pintar, kalo kalian pintar pemerintah menjamin, gak
usah mikir biaya,” tutur Wasringah.

Pada masanya, tambah Wasringah, tidak ada dukungan pemerintah untuk melanjutkan pendidikan.
Dengan ada bantuan dan perhatian pemerintah melalui PKH, menurut Wasringah tidak ada lagi
alasan ada anak dari keluarga tidak mampu putus sekolah.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


12 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
“Saya itu SD aja gak lulus, bapaknya pun hanya
pendidikan SMA. Alhamdullillah, anak-anak
mandiri semua. Mereka bertekad untuk harus
bisa membanggakan orang tua,” tutur
Wasringah.

Betapa berbangganya Wasringah meyakini


bahwa pesan-pesan inspiratif yang
diteruskannya kepada ketiga anaknya ternyata
memicu semangat mereka tekun belajar dan
berprestasi. Jarak tempuh ke sekolah yang
tidak dekat, 8 Km untuk SMA dan 3 Km untuk
SD dan SMP, dengan berjalan kaki tidak
Wasringah (tengah) saat menceritakan kisahnya.
menyurutkan semangat mereka rajin sekolah.
Hasilnya sang putri sulung Hanum, 16 tahun,
selalu menduduki peringkat pertama dari
kelas 2 SMP. Putri kedua, Danya 14 tahun,
selalu menduduki peringkat 3 besar sejak kelas 5 SD dan putra bungsunya bernama Lord, 10 tahun,
juga selalu menduduki peringkat 3 besar sejak kelas 3 SD.

Wasringah mengapresiasi perubahan penerimaan bantuan PKH dari tunai ke Non-Tunai pada
tahun 2017. Selain dapat menghemat biaya transportasi yang mencapai Rp.100.000,- ke kantor
POS terdekat di daerah Tanjung Selor ± 30 KM dari tempat tinggalnya, bantuan PKH Non-Tunai
dinilai praktis karena penarikan uang dapat menyesuaikan kebutuhan dan tidak menghabiskan
waktu untuk mengantre.

“Dulu harus berkumpul semua di Kantor POS pada waktu yang telah ditentukan (kantor POS).
Sekarang misal belum perlu uangnya kan masih bisa ditabung disitu, uang nggak ilang, ngambil pas
perlu aja,” katanya. “Saya belum pernah pake ATM, kalo suami bisa, caranya nanya-nanya juga ke
suami dan pendamping. ”

13
CERITA 6
Nurlelah - Dari Sekamar
Berlima Menjadi Manager
Bengkel
Penulis: Irmawati, AKS - Supervisor PKH Kota Bogor

N urlelah (40 tahun) hanya sempat mengenyam pendidikan SD, dan memiliki 3 anak usia SD
hingga SMA. Tahun 2008, rumahnya yang kecil – satu kamar dihuni oleh 5 orang anggota
keluarga – menegaskan semangat Nurlelah untuk mengubah kondisi ekonomi keluarganya.
Melalui PKH, Nurlelah berkesempatan mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan keripik balitung
yang diselenggarakan oleh PKH dari program KUBE reguler ( Rp. 20 juta ) untuk 10 anggota KPM.

Pelatihan mencakup pemilihan bahan baku, proses masak,


Nurlelah menjadi manager pengemasan, dan pemasaran. Dibantu pendamping PKH,
di Bengkel Las Sahabat dan pemasaran keripik Balitung dijajakan pada berbagai warung – baik
antusias bahwa usahanya warung sesama KPM atau warung yang sebelumnya sudah dikenal.
semakin berkembang dan Keripik balitung di jual dengan harga per kemasan Rp 7.500 (1/4 Kg),
maju. dan setiap hari rata rata terjual antara Rp. 100.000-200.000.

Penghasilan dari pembuatan keripik sebagian disisihkan untuk


modal dan sisanya bagi hasil kepada semua anggota KUBE.
Penghasilan tetap ini sangat membantu dan mendorong semangat keluarga Nurlelah untuk
bangkit mengubah ekonomi keluarganya.

Kebetulan suami Nurlelah, Saefuloh (46 tahun) mendapatkan pesanan las dan pemasangan besi
pagar. Setelah setahun dijalani, usaha Saefuloh berhasil mengumpulkan modal untuk membuka
Bengkel Las Sahabat. Berkat ketekunan dan tekad untuk mengubah ekonomi keluarga, Saefuloh
merantau untuk membuka usaha Las Besi di Ambon. Berbekal ilmu dan modal yang ada, Saefuloh
mengontrak tempat bengkel di Ambon mengumpulkan rupiah demi rupiah. Laba bersih bengkel
dikirimkan kepada Nurlelah di Kota Bogor. Dalam beberapa bulan, pasangan Nurlelah- Saefuloh
sudah bisa membeli rumah dan Saefuloh memutuskan untuk kembali ke ke Kota Bogor merintis
usaha baru dan kembali berkumpul bersama keluarga yang kini telah mapan dengan dua sumber
pemasukan.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


14 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Saefuloh dan Nurlela membuka usaha bengkel
las di rumah baru mereka. Usaha las dan
pemasangan atap, jendela, pintu, pagar mereka
semakin meningkat hingga perlu merekrut
tiga pegawai tambahan. Nurlelah pun menjadi
manager di Bengkel Las Sahabat dan antusias
bahwa usahanya semakin berkembang dan
maju.

Pada tahun 2011, saat penghasilan bersih


keluarga Saefuloh bisa mencapi Rp 5 juta
per bulan Nurlelah akhirnya mengajukan
pengundurkan dirinya dari kepesertaan
penerima PKH teriring ucapan terimakasih
kepada Kementerian Sosial, Dinas Sosial,
Pendamping PKH, dan Supervisor yang sudah
memberikan dorongan agar dapat mengubah
ekonomi keluarga.

15
CERITA 7
Izin Ubah Jadwal Cuci/Setrika
untuk Hadiri FDS
Penulis: Ade Pramor, S.Sos - Pendamping PKH
Kabupaten Bengkulu Utara

S ujarni Wati (50 Tahun), akrab dipanggil Jarni, merupakan salah satu Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang berasal dari Kelurahan Gunung
Alam, Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara. Untuk menopang perekonomian
keluarganya, Jarni bekerja sebagai buruh cuci dan setrika dengan penghasilan 350 ribu rupiah per
minggu. Jarni merupakan KPM PKH dengan dua anak sekolah SD dan SMP.

Sejak Jarni ditetapkan menjadi salah satu peserta penerima bantuan


Sejak Jarni ditetapkan PKH, perekonomian keluarganya sedikit demi sedikit mengalami
menjadi salah satu peserta perubahan. Perubahan-perubahan tersebut bukan hanya
penerima bantuan PKH, disebabkan oleh bantuan uang tunai yang diterimanya setiap tiga
bulan sekali, akan tetapi perubahan perekonomian tersebut diiringi
perekonomian keluarganya
oleh perubahan perilaku yang didapatkan dari mengikuti kegiatan
sedikit demi sedikit
Family Development Session (FDS). Sejak awal dilaksanakan FDS, Jarni
mengalami perubahan. tidak pernah absen mengikuti materi-materi yang diberikan oleh
pendamping. Menurutnya, FDS merupakan momentum dimana
dia dapat berkumpul, belajar, dan bermain bersama dengan teman-
teman kelompoknya sesama penerima bantuan PKH. “Kalau jadwal FDS sudah dekat biasanya
saya minta izin ubah hari nyetrika sama majikan saya, soalnya kadang jadwal FDS barengan sama
saya nyetrika atau nyuci hari itu. Nanti kalau tidak ikut pertemuan, saya ketinggalan ilmu, dulu
kan sudah tidak sekolah,” ungkap jarni. Proses edukasi KPM yang disampaikan pendamping pada
kegiatan FDS diyakininya berkontribusi dalam kehidupan keluarganya.

Salah satu capaian terbesar FDS yang diikutinya adalah mampu berperan serta dalam prestasi
yang dicapai oleh anak-anaknya menjadi juara kelas. Hingga salah satu anaknya terpilih untuk
mendapatkan beasiswa pendidikan dari salah satu bank penyalur bantuan PKH, dan terpilih untuk
mewakili siswasiswi berprestasi yang berkesempatan menerima bingkisan dari Menteri Sosial RI.

Luar biasa senangnya Jarni menyaksikan anaknya berdiri menerima beasiswa dan bingkisan dari
Menteri Sosial RI. Betapa bahagia Jarni mendengarkan nama anaknya disebutkan sebagai siswi
berprestasi, mendengar namanya sendiri yang juga disebutkan sebagai orang tua yang berhasil
mendidik anaknya dengan memanfaatkan bantuan PKH secara tepat sebagai KPM. Pencapaian
Jarni tidak terlepas dari pembelajaran FDS dengan modul Pengasuhan dan Pendidikan anak. Jarni
belajar bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik. Jarni paham bahwa status miskin bukan
berarti tidak memiliki kemampuan untuk mengasuh dan mendidik anak dengan baik.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


16 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 8
Tidak Sungkan Belajar Online
Mengantarkan Siti Menjadi
KPM Graduasi Mandiri
Penulis: Fepi Aryani, A.KS — Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Madiun

P endapatan Siti Zulaichah dari berdagang gorengan keliling sepeda ontel di sekitar lingkungan
kelurahannya jauh dari memadai untuk hidup layak keluarga Siti Zulaichah yang memiliki
tanggungan dua putra usia sekolah. Omset harian penjualannya tahun 2013 tidak melebihi Rp.
50,000,-.

Pendapatan tunggal Siti sangat tidak memadai berbanding


pengeluaran untuk putra sulungnya yang mulai masuk SMK dan Pertengahan tahun 2017,
butuh biaya banyak. Tergugah untuk belajar tentang bisnis online dari Omset Siti mencapai
teman-temannya Siti mencoba menjual dagangannya secara daring. Rp 6.000.000 sampai Rp
Betapa girangnya Siti tatkala hasil usaha daringnya ternyata berlipat 9.000.000 per bulan.
ganda. Selain memperluas pergaulan, Siti tidak lagi capek berkeliling
untuk menjajakan dagangannya. Saat bergabung dalam kepengurusan
dan keanggotaan KUBE Ngebong Indah yang menjual aneka makanan dan minuman buatan
anggotanya pada tahun 2017, Siti menjadi lebih semangat menjajakan dagangannya lewat online
dan sering mengikuti bazar-bazar baik di kota Madiun maupun luar kota Madiun.

Untuk memperluas usahanya, Siti juga bergabung


dengan Mahakarya Sejahtera Indonesia (MSI),
kelompok daring beranggotakan pedagang online
untuk memperluas jejaring sosial dan
meningkatkan pendapatannya.

Pertengahan tahun 2017, Omset Siti mencapai Rp


6.000.000 sampai Rp 9.000.000 per bulan. Berkat
keuletannya sekarang Siti sudah bisa membeli
motor baru, dan membangun rumah sendiri
dibelakang rumah ibunya.

Keahlian Siti lambat laun turut dipelajari putranya


pertamanya sebagai reseller. Penghasilan seharinya
bisa mencapai berkisar antara Rp 50.000,00 sampai
Rp 100.000,00.-

17
CERITA 9
Keterbatasan Ekonomi
Tidak Membatasi Gus Budi
Memanah di Tingkat Nasional
Penulis: Dewa Putu Pratama Nugraha, S.Tr.Sos - Pekerja
Sosial Supervisor PKH Kabupaten Buleleng

I da Komang Budi Santosa adalah atlet panahan tingkat nasional. Gus Budi, panggilan akrabnya,
adalah anak sulung dari pasangan Ida Ayu Kade Siastini dan Ida Komang Artana penerima
Program Keluarga Harapan (PKH) kohort 2012.

Kondisi ekonomi keluarga Gus Budi bukanlah halangan bagi


“Saya dukung apapun yang pemuda 18 tahun ini untuk membidik gelar juara pada berbagai
ingin dicapai Gus Budi, kejuaraan dan menuntut ilmu untuk membina kehidupan yang
baik kuliah maupun kerja, baik.
yang penting nanti tidak
Memasuki dunia panahan berkat arahan pamannya saat ia masih
hidup susah lagi,” kata sang
kelas IX SMP, tidak lama bagi Gus Budi untuk meraih juara II pada
ayah Ida Ayu Kade Siastini
kejuaraan nasional club se-Jawa Bali pada bulan Desember 2016.
sambil menitikkan air mata Selang kurang lebih setahun, September 2017, Gus Budi sudah
karena merasa tidak mampu meraih medali emas kategori aduan beregu putra pada perhelatan
memberikan kehidupan yang Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Bali dan medali perak kelas
layak bagi keluarganya. nasional kategori total beregu putra. Prestasi Gus Budi terus melejit
meraih Juara I dalam aduan Mixed Team putra divisi standar bow
tingkat umum yang diikuti oleh atlet seluruh pemkab, pemkot dan
club se-Indonesia dalam kejuaraan “Mangupura Open Archery Tournament 2017.” Selanjutnya,
tahun 2018 Gus Budi kembali meraih juara I kategori standard bow umum beregu putra dalam
“Bali Heroes Indoor Archery Open Championship”. Atlet asal Star AC ini kembali meraih juara III
diajang Mangupura Archery Cup divisi nasional standar bow putra.

Penghasilan orangtua Gus Budi tidak menentu untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ayah
Gus Budi mengidap penyakit epilepsi yang dapat kambuh sewaktu-waktu sehingga tidak dapat
diandalkan untuk bekerja normal. Rumah keluarga Gus Budi amat memprihatinkan. Dinding
bangunannya terbuat dari batu bata mentah beralas tanah sementara dinding dapur berbahan
ulatan bamboo dan pilar-pilar yang sudah lapuk. Listriknya menumpang rumah saudara dengan
membayar sekitar Rp.100.000/bulannya. Keluarga Gus Budi masih memanfaatkan ”pancoran”
sebagai sumber air bersih dan kali untuk melakukan aktivitas MCK dan kebutuhan air bersih
karena mereka punya kamar mandi.

Untuk menuju sekolah, dulu Gus Budi harus menyusuri jalan setapak, menuju jalan utama desa.
Kini ia bisa menggunakan sepeda motor untuk sekolah maupun latihan panahan yang diperolehnya
dari bonus Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2017 sebagai atlet Kabupaten Badung.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


18 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Kedua orangtua Gus Budi sangat menghargai bantuan yang diperoleh melalui PKH yang nyata-
nyata membantu kebutuhan keluarga, khususnya terkait pendidikan, kesehatan dan pangan.
Selain PKH, bonus-bonus yang diperoleh Gus Budi dari prestasi panahannya selama ini juga
sangat membantu pemenuhan kebutuhan keluarga, sekolah dan pemeliharaan perlengkapan
pahanannya.

Selain jitu membidik sasaran cabang olahraga kecintaannya, Gus Budi juga membidik lulus
SMA untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan bea siswa Bidik Misi untuk
mengangkat derajat keluarganya.

“Saya dukung apapun yang ingin dicapai Gus Budi, baik kuliah maupun kerja, yang penting nanti
tidak hidup susah lagi,” kata sang ayah Ida Ayu Kade Siastini sambil menitikkan air mata karena
merasa tidak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya.

19
CERITA 10
Dulu KPM Sekarang
Penyalur Sayuran Seluruh
Pasar Cirebon
Penulis: Nur Rahmawati S - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kota Cirebon

B erusaha sebagai penjual sayur keliling sepeda saat menjadi peserta PKH tahun 2014, Jubaedah,
tinggal di rumah sangat sederhana. Ibu lima anak yang akrab dipanggil Juju semuanya mondok
di Pesantren di daerah Kuningan, Jawa Barat

Tahun 2016, KUBEnya mendapatkan bantuan modal dari


Pesan dan kesan Juju sebagai pemerintah sebesar Rp. 20.000.000 untuk dimanfaatkan oleh
mantan PKM KPH agar 10 anggota membuka usaha. Sebagai ketua KUBE, Juju belajar
mengenai pembukuan agar mampu mengatur pemasukan dan
senantiasa semangat dan
pengeluaran uang, serta mendapatkan keuntungan untuk ke-10
wujud penghargaan bantuan anggotanya. Juju juga mengkoordinasi kelancaran usaha warung
pemerintah adalah dengan sembako untuk kesejahteraan dan keuntungan seluruh anggota .
dimanfaatkan pergunakan
sesuai peruntukan dengan Sembari menjadi ketua KUBE Cibogo, Juju juga mengembangkan
sebaik-baiknya. usaha pribadinya berjualan sayuran, dengan cara menjadi bandar
penerima sayuran dari petani yang ada di daerah Cibogo. Dengan
kegigihannya, Juju berhasil meluaskan jaringan pemasaran
sayurannya dari daerah Cibogo hingga ke pasar-pasar tradisional di
sekitar Kota Cirebon termasuk Pasar Jagastru dan Pasar Perumnas.
Selain menjadi Bandar sayuran untuk pasar-pasar tradisional, di
rumahnya Juju juga mengelola warung sembako dan sayuran.
Dengan berbagai usaha yang dikelola, tidak heran semakin hari
usaha Juju pun semakin maju. Saking majunya, tahun 2017 lalu Juju
dan suaminya menyatakan mengundurkan diri dari kepesertaan
PKH secara mandiri. Kendati sudah tidak lagi menjadi peserta PKH,
Juju tetap dengan senang hati membantu anggota KUBE dengan
penyampaian informasi dan koordinasi.

Juju (kanan) dan Rinna Yuliastanti Pesan dan kesan Juju sebagai mantan PKM KPH adalah agar
(pendamping 2014). senantiasa semangat dan wujud penghargaan atas bantuan
pemerintah adalah dengan dimanfaatkan sesuai peruntukan
dengan sebaik-baiknya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


20 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 11
PKH Mewujudkan Mimpi
Memiliki Pabrik “Tahu
Lamping”
Penulis: Dendi Alfian, SST

K isah Utin Sutini, ibu rumah tangga berusia 48 tahun, membuktikan bahwa kesungguhan
untuk mengubah kesejahteraan keluarga bukan sekedar impian. Pendapatan bersih
hariannya menjual tahu lamping kini mencapai Rp. 300.000. Untuk menunjang usahanya, Utini
mempekerjanan enam pegawai untuk produksi dan sepuluh tenaga pemasaran dan/atau kurir.

Terseleksi sebagai KPM PKH Dusun Puhun RT. 05 RW. 02 Desa


Ciawilor Kecamatan Ciawi Gebang tahun 2007, gabungan pendapatan Kisah Utin Sutini, ibu
harian Utin berjualan tahu lamping dan suami yang bekerja sebagai rumah tangga berusia 48
buruh pabrik tahu berkisar antara Rp 25,000 hingga Rp 50,000. Jumlah
tahun, membuktikan bahwa
tersebut tidaklah memadai untuk mencukupi kebutuhan keluarga
kesungguhan untuk mengubah
dengan dua anak jenjang pendidikan SD dan SMP. Oleh Utin, bantuan
PKH dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bilamana kesejahteraan keluarga bukan
memungkinkan, dana PKH sedikit demi sedikit ditabungnya untuk sekedar impian.
memulai usaha. Bermodalkan Rp 200,000,- dan dorongan motivasi
pendamping PKH Uky Herningtiyas, Utin mulai memproduksi dan
menjual sendiri tahu buatannya. Seiring meningkatnya produksi tahu
lamping Utin, meningkat pula pendapatan keluarga Utin.

Penuh syukur atas bantuan PKH dan ketulusan pendamping PKH


yang selalu mumpuni memberikan informasi dan motivasi berhasil
mengubah pola pikir dan kepekaan keluarga Utin untuk mengakhiri
ketergantungan mereka dari bantuan PKH. Selain menimbulkan
kesadaran bahwa masih banyak keluarga yang membutuhkan bantuan
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup perekonomiannya,
keberhasilan keluarga Utin tidak terlepas dari kemampuan pemerintah
memberdayakan masyarakat dan pemanfaatan bantuan sosial secara
maksimal. Setelah tujuh tahun dibantu oleh PKH, pada tahun 2014
Utin menyampaikan pengunduran keluarganya sebagai KPM PKH dan
berhak bangga menyandang status KPM PKH Graduasi Mandiri seiring
terwujudnya mimpi memiliki Pabrik Tahu.

21
CERITA 12
Musrenbangdes
Mengkayakan Hati Rini
Penulis: Astutik Indrawati - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Boyolali

Rini bersama Rahmad Agung Nugroho pendamping


PKH sesaat setelah menandantangani surat
pernyataan pengunduran dirinya sebagai KPM PKH.

R ini Sri Wijayanti, warga Desa Musuk, Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa
Tengah adalah segelintir pribadi dengan hati yang kaya. Bukan karena Rini memiliki usaha
yang menguntungkan atau pekerjaan dengan berpenghasilan memadai. Ibu dua anak usia SD dan
SMP ini sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani sementara suaminya adalah buruh bangunan.

Namun informasi mengenai kondisi sosial ekonomi yang


Rini Sri Wijayanti, warga disampakan oleh Pendamping Sosial PKH, Rahmad Agung Nugroho
Desa Musuk, Kecamatan saat acara musrenbangdes di Balai Desa Musuk menggugah
Musuk Kabupaten Boyolali nurani Rini untuk keluar dari kepesertaan PKH. Pertemuan
Provinsi Jawa Tengah adalah musrenbangdes yang dihadiri oleh warga RT, RW dan perangkat
segelintir pribadi dengan hati Desa Musuk, mensosialisasikan data kemiskinan kecamatan yang
yang kaya. menempatkan Desa Musuk para peringkat teratas se-Kecamatan
Musuk. Saat mendengar penjelasan ini, Rini mengaku terhenyak
dan meniatkan untuk secepatnya menyampaikan keinginannya
untuk mundur dari kepesertaan PKH.

“Yang jelas bukan karena saya sudah kaya atau bukan karena tidak
mau uangnya. Setelah jenengan (Anda) jelaskan di balai desa bahwa
ternyata ada yang lebih membutuhkan dari saya dan ternyata ada
banyak cerita yang menyedihkan di balik uang yang saya dapat.
Semoga ada keluarga yang lebih berhak mendapatkan bantuan yang
diperlukan. Semoga tidak lebih banyak lagi angka kemiskinan di
Desa Musuk dan semoga pemerintah lebih bijak dalam memberikan
bantuan sehingga tidak terjadi kecemburuan,” kenang Rini warga
dukuh Recosari RT 04 RW 05 Desa Musuk Kecamatan Musuk saat
menyampaikan pengunduran dirinya sebagai KPM PKH.

Meningkatnya kesadaran KPM PKH untuk tidak tergantung


pada bantuan-bantuan sosial baik dari pemerintah maupun
non-pemerintah tidak terlepas dari peran pendamping PKH yang tak kenal lelah menjalankan
kewajibannya serta tanggung jawab moralnya. Selain menularkan ilmu dan memberikan motivasi
agar KPM PKH tidak pantang putus asa berupaya meningkatkan pendapatan melalui kelompok
usaha bersama, mereka juga menanamkan nilai-nilai kemandirian dan solidaritas sosial.
Perubahan perilaku yang diharapkan adalah timbulnya kesadaran bahwa kaya bukan ukuran uang
melainkan harga diri dan berkurangnya kesenjangan ekonomi.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


22 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 13
Sakitnya Suami Timbulkan
Gagasan Aneka Keripik
Penulis: Neni Kurnilah - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Ciamis

M enerima bantuan PKH sejak tahun 2011, kehidupan sehari-hari keluarga Uun sangat
sederhana. Kemapanan keluarga warga Desa Petirhilir Kecamatan Baregbeg, Kabupaten
Ciamis Provinsi Jawa Barat, itu terganggu tahun 2014 karena suaminya menderita penyakit wasir
yang cukup akut, dan tidak lagi dapat bekerja sebagai supir carry. Uun mulai mencari peluang
ekonomi untuk penenuhan kebutuhan keluarganya. Setelah berdiskusi
dengan Pendamping Sosial PKH Anggi Wulandari,S.Pd., Uun berniat
untuk membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan sumber daya Empat tahun usaha aneka
lingkungan sekitar. Setelah melalui pembicaraan panjang untuk keripik Uun mapan memenuhi
menimbang manfaat dan mudaratnya, dengan persetujuan suami, kebutuhan hidup keluarganya.
Uun pun meminjam dana bank sebesar Rp 5 juta sebagai modal usaha
Omset penjualan Aneka Kripik
pembuatan aneka keripik.
tersebut rata-rata sebesar Rp
Empat tahun sudah usaha aneka keripik Uun mapan memenuhi 12 juta perbulan.
kebutuhan hidup keluarganya. Omset penjualan Aneka Kripik tersebut
rata-rata sebesar Rp 12 juta perbulan, dengan laba bersih antara Rp 1,2
sampai Rp 1.5 juta perbulan.

Setelah melalui pendekatan yang cukup intens dari pendamping sosial


PKH yang memberikan pemahamanan dan motivasi, Uun mampu
diyakinkan bahwa perbaikan konsidi ekonomi keluarganya dalam
tujuh tahun terakhir sudah menempatkannya layak untuk Graduasi
Mandiri dari PKH pada tanggal 5 Maret 2018.

Sebulan kemudian, di halaman Pendopo Kabupaten Ciamis bulan


April 2018, Uun mendapat kesempatan untuk bertatap muka langsung
dengan Menteri Sosial Idrus Marham. Selain mengucapkan banyak
terima kasih kepada Menteri Sosial, pada kesempatan itu Uun juga
menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Republik Indonesia,
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ciamis dan para pendamping PKH
Kabupaten Ciamis.

23
CERITA 14
Dari Menumpang Rumah
Saudara Hingga Berhasil
Mengelola Lima Gerobak
Mie Ayam
Penulis: Neni Kurnilah - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Ciamis

S aat terpilih menjadi KPM PKH tahun 2011, kondisi ekonomi keluarga Nurhayati layak
mendapatkan bantuan pemerintah. Kendati sudah memiliki dua anak, Nurhayati dan suaminya
belum memiliki rumah dan masih menumpang di rumah saudaranya.

Sejak tahun 1990-an, Nurhayati dan almarhum suaminya ulet


Kendati ditinggal almarhum membuat dan keliling berjualan mie ayam. Berdagang keliling di
suami, kerja keras keluarga sekitaran desa Linggapura, Karangpawitan, Kawali kadang bahkan
sampai ke daerah Kawali Mukti. Penuh ketekunan dan kerja
Nurhayati keliling menjajakan
keras almarhum suami Nurhayati menjajakan mie ayam. Banyak
mie ayam terus berkembang
rintangan yang telah dilalui dengan usaha ini. Kadang dagangan
pesat. sepi, kadang sudah memasak suaminya sakit tidak bisa jualan.
Namun Nurhayati dan keluarga tidak kenal lelah hingga mampu
secara bertahap mulai membangun rumah sendiri.

Kendati ditinggal almarhum suami, kerja keras keluarga Nurhayati


keliling menjajakan mie ayam terus berkembang pesat. Perlahan
namun pasti gerobak mie ayam Nurhayati meningkat dari awalnya
hanya 1 gerobak, bertambah menjadi 2 gerobak dan pada tahun
2018 ini Nurhayati dan keluarganya mengelola 5 gerobak mie ayam
keliling dan mempekerjakan pegawai. Omset rata-rata Nurhayati
mencapai Rp 5 juta per bulan.

Pada saat sebelum mengambil keputusan untuk graduasi mandiri


masih mempunyai satu komponen PKH yaitu anaknya yang masih
duduk di bangku SMA kelas 11, dengan segala tekad yang kuat, kerja
keras dan ketekunan Nurhayati bisa mengubah kehidupan keluarga
ke arah yang lebih maju secara ekonomi, dan pada tanggal 5 April 2018 Nurhayati menyatakan
keluar dari kepesertaan PKH atas kemauan dirinya sendiri. Semoga menjadi motivasi dan contoh
bagi KPM PKH lainnya yang sudah sejahtera secara sukarela mau keluar dari kepesertaan PKH.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


24 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 15
Anak Peserta PKH
Demak Ikut Pertukaran
Pelajar Ke Thailand
Penulis: Dian Nuraeni, A.KS. - Pekerja Sosial
Supervisor PKH Kabupaten Majalengka

“M iskin boleh jadi, tapi bodoh jangan.” Ungkapan itu pantas disandang Ganda Kusuma
Wardana, anak Kusmiyati dan Suyanto peserta PKH Karangawen, warga Dukuh Ngiri RT
02 RW 03 Desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Walaupun ibunya hanya buruh pabrik dan ayahnya seorang kuli


bangunan, prestasi dan keberhasilan Wardana membuktikan bahwa “Miskin boleh jadi, tapi bodoh
kondisi ekonomi keluarga sama sekali tidak menghalanginya untuk jangan.” Ungkapan itu pantas
berprestasi. Kecerdasan Wardana sudah tampak semenjak kecil dan disandang Ganda Kusuma
paling menonjol dalam pelajaran Matematika. Selama sekolah di SDN Wardana, anak Kusmiyati
Karangawen 2 dan SMPN 1 Karangawen, Wardana selalu menyandang dan Suyanto peserta PKH
peringkat 1 kelasnya.
Karangawen.
Selain berprestasi dalam bidang akademik, anak bungsu 3 bersaudara
ini juga berhasil memperoleh juara 3 dalam ajang Bela Diri Kempo
Tingkat SMA se- Jawa Tengah.

Sepulang dari Thailand Wardana sudah ditawari Praktek Kerja


Lapangan di Showroom Mobil Honda di Banyumanik Semarang.

25
CERITA 16
Anak Peserta PKH Demak
Ikut Ajang Kontes Robot
Indonesia
Penulis: Fahrunissa Ayu Amalia, S. Tr. Sos - Pekerja
Sosial Supervisor PKH Kabupaten Demak

B etapa bangganya Patonah, buruh pabrik, KPM PKH saat menceritahan keberhasilan putranya,
Ahmad Zuhri yang memimpim Tim Robotik Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
Semarang berhasil menjuarai Kontes Robot Indonesia di Yogyakarta.

Berkat kegigihan tim dan bimbingan dosennya di kampus, Ahmad


Ayahnya, Juraimi, adalah Zuhri dkk mampu menciptakan robot pemadam api yang dinamai
petani pelosok desa di The Beater. Bengkel sederhana berukuran 3 X 3 meter adalah saksi
bisu keuletan Ahmad Zuhri dan kawan-kawannya mencurahkan
kabupaten Demak dengan
perhatian dan kreatitasnya setiap selesai kuliah.
pekerjaan sambilan servis
elektronik di rumah Kemenangan Beater bukan tanpa perjuangan. “Pada tahap
sederhananya di dusun penyisihan awal, saya dan kawan-kawan. harus berhadapan dengan
Krajan. Juraimi selalu tim robotik Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Gajah
mengajak Ahmad Zuhri Mada Yogyakarta,” kata Ahmad Zuhri yang mengantarkan tim
untuk memperhatikannya robotik Unissula pimpinannya menjadi wakil resmi Indonesia
menperbaiki elektronik milik di ajang internasional kegiatan Trinity Collage Fire Fighting
tetangganya yang rusak. Internasional Robot Contest, di Hartford, Connecticut Amerika
Serikat.

Ayahnya, Juraimi, adalah petani pelosok desa di kabupaten Demak


dengan pekerjaan sambilan servis elektronik di rumah sederhananya di dusun Krajan. Juraimi selalu
mengajak Ahmad Zuhri untuk memperhatikannya menperbaiki elektronik milik tetangganya
yang rusak. Berawal dari kebiasaan inilah Si Ahmad Zuhri kecil mulai tertarik mengutak-atik
elektronik. Ketika masik duduk di bangku SMP, Ahmad Zuhri sudah lihai memperbaiki perangkat
elektronik yang rusak berkat kegemarannya membantu ayahnya.

Bukan tanpa perhitugan Juraimi menyekolahkannya di SMK Futuhiyyah Mranggen Demak


jurusan Elektro. Prestasi Ahmad Zuhri sangat menonjol dalam bidang elektro. Lulus SMK Ahmad
Zuhri melanjutkan ke Unissula Semarang mengambil jurusan Elektro di Fakultas Teknik Industri
di kampusnya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


26 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
Awalnya, Juraimi sempat ragu hendak menguliahkan putranya.
“Orang tidak punya, petani kecil seperti saya, ibarat buat makan
saja susah kok berani-beraninya menguliahkan anak, apa kuat?
Untung istri saya dapat bantuan PKH, bisa buat uang saku anak
belajar,” seloroh Juraimi.

“Kemenangan ini kami persembahkan khususnya bagi kedua orang


tuaku, kampus Unissula tercinta, PKH, dan bangsa Indonesia,” kata
Ahmad Zuhri.

27
CERITA 17
Acep Muhamad Saeppusuja,
Anak KPM PKH Calon
Mahasiswa Universitas Al-
Azhar Kairo Mesir
Penulis: Natya Luthfiyah Bunyamin, Sp.PSA. - Pekerja
Sosial Supervisor PKH Kota Tasikmalaya

Hasil Lukisan Acep menggunakan kanvas yang dibuatnya.

D engan status keluarga sebagai Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM
PKH), Acep Muhamad Saepussuja berhasil lolos seleksi menempuh pendidikan di Universitas
Al-Azhar, Kairo, Mesir. Role Model Acep adalah guru-guru pesantren lulusan Universitas Al-Azhar
yang memotivasi Acep untuk bercita-cita melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di Mesir
atau di Arab. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Baitul Hikmah Salopa Kab. Tasikmalaya
pada tahun ini, Acep mengikuti pembinaan studi Universitas Al-Azhar di pondok pesantren Haur
Kuning Cianjur. Acep mengikuti seleksi bersama sekitar 4.500 orang lainnya di Universitas UIN
Bandung dan Jakarta. Pendaftar dari seluruh Indonesia konon jumlahnya mencapai 50.000 orang.
Berkat ketekunan dan tekadnya yang kuat, Aceh berhasil lolos menjadi salah satu dari 2.000 orang
calon mahasiswa asal Indonesia.

Kendati sangat bangga pada prestasi putra sulungya, kedua orangtua


Berkat pendidikan Acep juga mencemaskan biaya mulai kelengkapan administrasi
orangtuanya, Acep menjadi sampai keperluan Acep di Mesir. Bagaimana tidak, ayah Acep sehari-
hari nya bekerja sebagai tukang jahit dengan penghasilan rata-rata
anak yang mandiri dan tidak Rp 30,000 – Rp 40,000 per hari. Ibunya, Ucu, adalah Ibu Rumah
pernah mengeluhkan apapun. Tangga. Ketiga adik-adik Acep ada yang masih bersekolah di MTs
dan TK, sedangkan adik bungsunya masih balita.

Berkat pendidikan orangtuanya, Acep menjadi anak yang mandiri dan tidak pernah mengeluhkan
apapun. Dibantu ayahnya Acep mencari tambahan pemasukan dengan membuat kanvas lukis yang
dijual seharga Rp 25.000,- untuk keperluan tugas teman-temannya. Demi membeli Smartphone
untuk keperluan informasi selama studi di Kairo, Acep mengumpulkan uang jajannya selama
berbulan-bulan.

Kartu Tanda Peserta dan Daftar calon Homevisit keluarga Acep di Kel. Acep beserta kedua orangtuanya.
Mahasiswa Universitas Al-Azhar yang Cigantang Kec. Mangkubumi Kota
lolos seleksi. Tasikmalaya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


28 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 18
Berkat Usaha Pertukangan
KPM PKM Purworejo
Graduasi Mandiri
Penulis: Inggit Rahmawati - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Purworejo

Rasidah dan Sri Asih.

M ewakili ibu tiga anak yang bekerja di rantau bersama suaminya, nenek Rasidah menjadi
peserta PKH tahun 2012. Sehari-harinya, Rasidah bekerja sebagai buruh tani.

Sri Asih menitipkan ketiga anaknya untuk tinggal di kampung bersama nenek Rasidah. Setelah
beberapa bulan merantau, Sri Asih dan suaminya memutuskan untuk
kembali ke kampung halaman proyek bangunan yang mempekerjakan
mereka sudah selesai. Sekembalinya di kampung halaman, Kelurahan Kabar yang paling
Tangkisan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo, Sri Asih dan menggembirakan selain
suaminya mencoba memulai usaha jasa pertukangan - bangunan dan graduasi keluarga Sri Asih
perkayuan. dari PKM PKH pada tahun
2017 adalah bahwa belum
Berbekal dari pengalaman yang diperoleh saat di perantauan, usaha lama ini mereka telah membeli
pertukangan mereka cepat menggaet pesanan. Banyak yang berminat pick up bekas untuk lebih
menggunakan jasa pertukangan suami Sri Asih dikarenakan hasil
memudahkan kegiatan usaha
pekerjaannya dinilai sangat baik dan sesuai dengan harapan.
suaminya.
Sri Asih sendiri tekun dalam kegiatan buruh tani. Sedikit demi sedikit
penghasilan mereka dikumpulkan. Dengan kondisi ekonomi yang
sudah mulai tertata, mereka memperbaiki rumah tempat tinggal
yang tadinya sederhana sekarang sudah menjadi lebih baik. Masih
mengandalkan ketekunan keduanya bekerja, keadaan ekonomi
keluarganya kian membaik. Dari semula hanya mengolah sawah miliki
orang lain kini mereka pun telah mampu membeli sepetak sawah.

Kabar yang paling menggembirakan selain graduasi keluarga Sri Asih


dari PKM PKH pada tahun 2017 adalah bahwa belum lama ini mereka
telah membeli pick up bekas dengan harga yang relatif murah untuk
lebih memudahkan kegiatan usaha suaminya, dan dengan harapan Rumah Sri Asih.
dapat lebih melancarkan rezekinya di kemudian hari.

29
CERITA 19
Usaha Laundry Hantarkan
Diana Graduasi PKM PKH
Mandiri
Penulis: Anggi Rizqika Ekaputri – Pekerja Sosial
Supervisor PKH Kota Banjarbaru

T ahun 2014, Diana Kusnarti adalah KPM PKH dengan komponen anak SMA dan apras kondisi
ekonomi lemah. Suami Diana bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tak menentu
dirinya sendiri bekerja sebagai pengasuh anak tetangga dan buruh cuci. Tahun 2016, anak Diana
lulus pendidikan SMA dan berhasil mendapatkan pekerjaan di PT Angkasa Pura di Kelurahan
Syamsuddin Noor, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan gaji sekitar Rp
3.000.000,00/bulan membuat keadaan perekonomian keluarga Diana beranjak naik.

Masih di tahun 2016 juga, Diana menerima hadiah sebuah mesin


“Aku ngerasa udah cukup. cuci dari gerak jalan 17 Agustus. “Aku dulu kan bantu-bantu nyuci ya,
Aku takut kalau masih nerima terus pengen banget buka laundry, tadinya mau kredit mesin cuci. Eh
PKH ini karena aku maunya tapi pas aku ikut lomba 17-an di RT aku dapet undian mesin cuci eh
mba, aku nda nyangka.” tutur Diana dengan logat Jawanya. Hadiah
gantian gitu loh mba. Masih
mesin cuci dimanfaatkan Diana untuk membuka usaha laundry.
ada lah orang di bawahku ini ,” Dari usahanya tersebut, Diana mendapatkan penghasilan sekitar Rp
kata Diana. 2.000.000 hingga Rp 3.000.000 setiap bulannya.

Azmirul Rufaida, Pendamping PKH Kelurahan Syamsuddin Noor,


selalu menyampaikan “Anggap PKH ini sebagai tongkat bagi ibu-
ibu sekalian. Artinya apa? Jika Ibu-ibu sedang jatuh, dan ada tongkat
disana maka tongkat itu dapat Ibu gunakan untuk berdiri, kan? Tapi
ketika Ibu-Ibu ternyata sudah dapat berjalan bahkan berlari otomatis
Ibu sudah tidak memerlukan tongkat itu.” Ucap Azmirul, yang
selalu ia sampaikan saat pertemuan kelompok atau kegiatan P2K2
berlangsung.

Setelah menghitung total pengeluaran dan pemasukan untuk


keluarganya Diana memutuskan untuk mengundurkan diri
menerima bantuan PKH. “Aku hitung-hitung dari upah aku dititipi anak berapa, laundry berapa,
dikasih anak berapa sama dikasih bapaknya berapa. Aku ngerasa udah cukup. Aku takut kalau masih
nerima PKH ini karena aku maunya gantian gitu loh mba. Masih ada lah orang di bawahku ini.”
terang Diana yang memutuskan untuk graduasi mandiri dari PKH pada tahun 2017 karena kondisi
perekonomian keluarganya yang terus meningkat dan usaha laundrynya stabil.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


30 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 20
Merajut Asa Dalam Manisnya
Putri Ayu
Penulis: Ririn Septia, S.ST - Pekerja Sosial Suprevisor PKH
Kabupaten Tasikmalaya

M eli adalah seorang Ibu Rumah Tangga muda yang menjadi KPM PKH yang tidak ingin
terus bergantung dengan bantuan namun ingin mandiri dengan potensi yang dimilikinya.
Dengan keahliannya, dia mencoba membuat kue putu untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Bantuan yang diterima dari PKH digunakannya sebagai modal untuk membeli bahan membuat
kue putu. Dengan penuh keyakinan dan cekatan ia meramu semua bahan putu ayu yang cantik
dilihat secara tampilan dan enak dicicip.

Selang beberapa bulan berselang Meli berpikir untuk mengembangkan Bantuan yang diterima dari
usahanya. Dia mulai memasarkan usaha putu ayu-nya ke salah satu PKH digunakannya sebagai
pasar yang cukup besar di Kota Tasikmalaya, setelah sebelumnya hanya modal untuk membeli bahan
dipasarkan di Pasar Singaparna. Kendati sedang hamil besar, Meli tetap membuat kue putu. Dengan
semangat memasarkan kue putu ayunya. penuh keyakinan dan cekatan
ia meramu semua bahan putu
Seiring berjalannya waktu pesenan kue putu Meli semakin banyak dan
ayu yang cantik dilihat secara
ekonomi keluarganya pun semakin membaik. Tahun berikutnya Meli
tampilan dan enak dicicip.
memilih mundur dari kepesertaan PKH. Sejak memutuskan untuk
berhenti dari keanggotaan PKH, usaha Meli semakin hari semakin
maju. Hingga saat ini, Meli sudah memiliki kurang lebih 30 karyawan – beberapa diantaranya
adalah penerima bantuan PKH yang pernah menjadi rekan satu kelompoknya. Keberhasilan
Meli adalah keniscayaan dari usaha dan keyakinan yang selalu dipegangnya. Tidak menutup
kemungkinan Meli-Meli lainnya akan tercipta dari anggota penerima PKH jika prinsip hidup,
usaha, dan keyakinannya akan kesuksesan diresapi dan dilaksanakan.

Proses Pembuatan Kue Putri Ayu.

31
CERITA 21
Keterbatasan Ekonomi
Bukan Alasan Bagiku
Sampai Ke Nepal
Penulis: Ririn Septia, S.ST - Pekerja Sosial Suprevisor
PKH Kabupaten Tasikmalaya

R esti Setyadi Nova Atlet sepeda down hill ini merupakan anak ketiga Keluarga Penerima Manfaat
PKH kecamatan Singaparna.

Bakat Resti Setyadi Nova dalam olahraga sudah mulai terlihat


Betapa besar dukungan yang sejak ia kecil. Ketika berusia 4 tahun, Resti selalu tampak gembira
saat berenang di selokan besar bersama teman-temannya yang
diberikan ibu dan ayahnya pada umumnya laki-laki. Melihat hal tersebut, ibunda Resti
untuk potensi dan hobi yang berinisiatif untuk mengikutsertakan Resti les renang meski dengan
dimiliki Resti meskipun keterbatasan ekonomi. Tidak lama sejak mengikuti les, Resti
memiliki banyak keterbatasan. diikutsertakan dalam lomba menjadi pemenangnya. Hal tersebut
tentu saja membanggakan bagi kedua orang tuanya dan membuat
mereka semakin suportif terhadap bakat yang anaknya. Sejak saat
itu, Resti sering mengikuti lomba renang berbagai tingkat hingga
masuk sekolah menengah pertama.

Menginjak SMP, minat Resti berkembang pada olahraga lain yaitu


sepeda. Suatu ketika, saat pelanggan yang membetulkan televisi di
rumahnya dan mengetahui bahwa Resti senang sekali bersepeda.
Karena orang tersebut kenal dengan salah satu komunitas sepeda,
Resti diajak untuk bergabung dalam sesi latihan mereka di Gunung
Galunggung. Orang tua Resti tidak serta merta mengijinkan
tetapi setelah dibujuk dan diberi penjelasan akhirnya bersedia
mengijinkan Resti mengikuti latihan di komunitas tersebut dengan
tetap diawasi oleh ayahnya. Tidak lama sejak bergabung dengan
komunitas tersebut, Resti diikutsertakan dalam lomba dan menjadi
pemenangnya. Potensi Resti menarik minat beberapa orang yang
melihatnya dan ingin melatihnya. Tidak ketinggalan, ibunya
memiliki andil besar dalam latihan Resti. Setiap kali latihan sik,
ibunya selalu menemani merangkap menjadi pelatihnya.

Terlahir dari pasangan Setyadi dan Siti Aminah, Resti menjelma


menjadi tomboy dengan segudang prestasi. Anak ke-3 dari 4
bersaudara ini telah mengikuti berbagai kejuaraan tingkat lokal,
nasional, maupun internasional. Bukan hanya menjadi peserta,
Resti berhasil memperoleh predikat juara. Terakhir ia menyabet
juara ke 2 kejuaraan Down Hill di Nepal.

Betapa besar dukungan yang diberikan ibu dan ayahnya untuk


potensi dan hobi yang dimiliki Resti meskipun memiliki banyak
keterbatasan. Apapun mereka lakukan demi kesuksesan anaknya.
Ibunya Resti pun bahkan pernah rela menjadi TKW demi anak-
anaknya.

CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN


32 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
CERITA 22
Usaha Warung Graduasi
PKM KPH dalam 5 Tahun
Penulis: Inggit Rahmawati - Pekerja Sosial Supervisor
PKH Kabupaten Purworejo

Keluarga Ibu Nur Solekhah.

N ur Solekhah adalah peserta PKH sejak tahun 2012. Beliau memiliki dua orang anak. Suaminya
bekerja sebagai buruh pencari barang bekas (rongsok). Ketika ada waktu lenggang, Nur
Solekhah kerap sering membantu suaminya bekerja.

Awalnya, menjadi peserta PKH, mereka mencoba memulai usaha


warung sederhana yang menjual lotek dan kopi karena di lingkungan Awalnya, menjadi peserta
tempat tinggal mereka di kelurahan Pogungjurutengah, Kecamatan PKH, mereka mencoba
Bayan Kabupaten Purworejo, ada pusat pengumpul barang bekas. memulai usaha warung
Buruh yang beristirahat di warungnya. Modal Nur Solekah sebagian sederhana yang menjual lotek
besar merupakan bantuan PKH yang disisihkan. dan kopi di lingkungan tempat
tinggal mereka.
Usaha warungnya semakin lama semakin membaik. Tidak hanya
lotek dan kopi, barang dagangan mereka ditambah dengan sembako
dan jajanan ermasuk beberapa puluh tabung gas LPG (3kg) dan galon
air mineral. Berhubung tempat usahanya yang cukup strategis dan
lingkungan sekitar yang mendukung, penghasilan dari usaha warung
dirasa memadai untuk kebutuhan keluarga. Nur Solekhah, karenanya
memilih mengundurkan diri dari menerima KPH pada tahun 2017.

Foto terbaru rumah tempat tinggal Ibu Nur Solekh

33
CERITA PENDEK KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN
34 CERITA SUKSES ANAK BERPRESTASI DAN KPM SEJAHTERA MANDIRI
35

Anda mungkin juga menyukai