Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Industri Keramik”. Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
untuk Ibu Ir. Dwi Hery Astuti, MT selaku dosen mata kuliah proses industry kimia
yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah
ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus
wawasan terkait Industri Keramik. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah
kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran dari pembaca, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif. Diakhir, kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti
oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Surabaya, 7 April 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG.........................................................................................4

RUMUSAN MASALAH....................................................................................5

TUJUAN..............................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN

KESIMPULAN................................................................................................22
SARAN............................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber material alam yang cukup besar dalam bentuk
SiO2 , Al2 O3 , CaO, MgO, K 2 O, Na2 O sebagai bahan baku pembuatan keramik.
Perkembangan industri keramik di Indonesia semakin meningkat. Kebutuhan akan
keramik sangat meningkat baik keramik untuk hiasan, ubin dan lain-lain. Keramik
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari
tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Pada mulanya diproduksi
dari mineral lempung yang dikeringkan di bawah sinar matahari dan dikeraskan
dengan pembakaran pada temperatur tinggi.

Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa,
kaolin, dan air. Material industri keramik mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Perkembangan tersebut meliputi di dalam struktur, komposisi, sifat- sifat fisik dan
mekanik. Sifat-sifat fisik yaitu berkaitan dengan berat jenis material tersebut,
manakala sifat mekanik berkaitan dengan kemampuannya untuk digunakan di
dalam produk teknik. Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu
sejak 4000 SM. Barang – barang yang di buat dari keramik adalah pot bunga dan
bata.

Dalam industri otomotif, keramik telah di gunakan sejak berpuluh-puluh tahun


yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition park di dalam proses pembakaran
otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai isolator listrik. Bahan keramik
menjadi bahan yang penting di dalam mesin karena sifatnya yang kuat. Keramik
pada dasarnya terbuat dari tanah liat dan umumnya di gunakan untuk perabot
rumah tangga dan bata untuk pembangunan perumahan. Pada masa kini

4
keramik tidak lagi hanya terbatas penggunaanya untuk keperluan tradisional,
keramik telah mengalami kemajuan dan di kenal dengan bahan keramik termaju.
Bahan keramik sudah di gunakan dalam bidang teknik elektro, sipil, mekanik, nuklir
bahkan bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang kedokteran. Bahan
keramik sebagian sudah di gunakan dalam motor bakar seperti untuk komponen-
komponen mesin diesel misalnya untuk turbo charge, klep dan kepala piston. Keramik
yang sangat bermanfaat menjadikan perkembangan industri keramik semakin
pesat. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas industri keramik dari bahan
baku, proses pembuatan, limbah dari industri keramik serta analisis bahan baku dan
analisis limbah.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam industri keramik?

2. Bagaimana cara menganalisis bahan baku yang digunakan dalam

industri keramik?

3. Bagaimana proses pembuatan keramik dalam industri keramik?

4. Bagaimana analisis limbah dari industri keramik?

I.3 Tujuan

1. untuk mengetahui apa saja bahan baku yang digunakan dalam industry keramik

2. untuk mengetahui cara menganalisis bahan baku yang digunakan dalam industry
keramik

3. untuk mengetahui proses pembuatan keramik

4. untuk mengetahui bagaimana analisis dri industri keramik

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keramik
2.1.1 Pengertian dan Sejarah Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang


artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik
sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah
liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi
saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan
kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai
adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat
ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya.
Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi
dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan
sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik
membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan
konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu
keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

6
2.1.2. Klasifikasi Keramik
2.1.2.1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dan lain-lain. Yang termasuk keramik
ini adalah barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile,
bricks), dan untuk industri (refractory).
2.1.2.2. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik
yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti
oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dan lain-lain). Keramik halus digunakan
untuk elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis.
2.1.3. Jenis-Jenis Keramik
2.1.3.1. Keramik Konvensional
a) Keramik Berstruktur
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik. Antara
bahan yang termasuk di dalam golongan ini ialah alumina, silicon
karbida, silicon nitrida, komposite dan bahan yang di lapisi dengan
keramik. Bahan ini sangat potensi di gunakan di dalam mesin diesel
sebagai piston dan ruang pra pembakaran, turbo charge dan turbin
gas. Ia di gunakan juga sebagai bahan penyekat ruang pembakaran
bersuhu tinggi dan mata pahat potong logam (Cutting tool).
b) Keramik Putih
Keramik putih yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna putih
dan mempunyai tekstur jaringan yang halus. Keramik ini dibuat dari
bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks dalam jumlah
bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-15000C di dalam tanur

7
(kiln). Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china, ubin
keramik putih,dan sebagainya.
c) Keramik Refraktori
Keramik refrakori yakni keramik yang mencakup bahan – bahan
yang digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimia dan fisik.
Refraktori dijual dalaam bentuk bata tahan api, bata silica,
magnesit,dan sebagainya.
d) Keramik Listrik
Yang termasuk dalam kategori keramik listrik mempunyai
fungsi elektromagnet dan optik dan juga fungsi kimia yang berkaitan
dengan penggunaannya secara langsung. Keramik ini digunakan
sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer, dan pensemikonduksi.
2.1.3.2. Keramik Modern
a) Keramik Oksida
Keramik oksida murni yang digunakan sebagai alat listrik
khusus dan komponen peleburan logam. Oksida yang umum
digunakan adalah alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2), Thoria (ThO2),
Berillia (BeO), Magnesia (MgO), Spinel (MgAl2O4) dan Forsterit
(Mg2SiO4).
b) Keramik elektrooptik
Keramik elektrooptik seperti Lithium Niobate (LiNbO3) dan
Lanthanum Zirconat Titanat (PLZT) memberikan sebuah media
yang dapat merubah informasi elektrik menjadi informasi optik
atau yang dapat menggerakkan fungsi optik dengan perintah dari
sinyal elektrik.
c) Keramik magnetik
Keramik magnetik dengan komposisi dan penggunaan yang
bervariasi telah dikembangkan. Bahan ini merupakan bahan dasar
dari unit memori magnetik pada komputer yang besar. Keunikan sifat

8
elektriknya terutama digunakan pada aplikasi elektronik gelombang
mikro frekuensi tinggi.
d) Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida (UO2) sudah
sangat luas digunakan. Bahan tersebut mempunyai kemampuan yang
unik untuk menjaga sifat-sfat yang unggul setelah penggunaan yang
lama sebagai bahan bakar pada reaktor nuklir.
e) Kristal tunggal dari berbagai jenis bahan sekarang mulai diproduksi
untuk mengantikan kristal alami. Rubi dan kristal laser garnet dan
tabung sapir dan substrat (substrat = sejenis semikonduktor)
dikembangkan dari sebuah peleburan: kristal kwarsa (quartz) yang
besar dikembangkan dengan proses hidrotermal.
f) Keramik nitrida untuk refraktori (refractory = bahan tahan api), dan
turbin gas.
g) Enamel untuk aluminium pada industri arsitektur.
h) Komposit logam-keramik untuk refraktori.
i) Keramik karbida untuk bahan abrasif (abrasive = bahan penghalus
permukaan).
j) Keramik borida untuk kekuatan dan temperatur tinggi, tahan
terhadap oksidasi.
k) Keramik feroelektrik (barium titanat) mempunyai konstanta
dielektrik yang tinggi.
l) Gelas-gelas nonsilika misal transmisi infra merah, peralatan semi
konduktor.
m) Penyaring molekuler (molecular sieves)
n) Keramik gelas.
o) Polikristal bebas oksida dibuat berbahan baku pada alumina, yttria,
dan spinel.

9
2.1.4. Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya,
coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring
dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku
pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan
suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint
dan feldfar tahan sampai dengan suhu 12000C, keramik engineering seperti
keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 20000C. Kekuatan tekan
tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang
keramik terus berkembang.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
 Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
 Tahan korosi.
 Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
 Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
 Keras dan kuat, namun rapuh.
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang
diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran)
atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya
yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik.

10
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan
masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural.
Perbedaan dan kelebihan diantara keramik dengan logam dan bahan polimer
adalah seperti berikut:
 Keramik: Bahan bukan organik (bukan metalik), keras, kuat, tidak
bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair tinggi.
 Logam: Bahan-bahan organik (metalik), kekerasan dan kekuatan
berbeda-beda, tidak stabil terhadap bahan kimia, Titik cair berbeda-
beda.
 Polimer: Bahan organik, kebiasaan lembut dan lemah, tidak stabil
terhadap bahan kimia, temperatur cair rendah.
2.2. Bahan Galian Industri Keramik
2.2.1. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung
dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau
agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta. Proses pembentukan
kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua
macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi. Mineral yang termasuk
dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit
(Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan
umumnya membentuk endapan tersendiri. Sifat-sifat mineral kaolin antara
lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63, plastis, mempunyai daya
hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
2.2.2. Felspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam

11
struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya.
Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation
lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh
aluminium. Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin,
felspar secara kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium
felspar (KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar
(CaAl2Si2O8) dan barium felspar (BaAl2Si2O8) sedangkan secara mineralogi
felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar. Plagioklas
merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi
komposisi natrium felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar hampir
selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar (lamellar
twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat
optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi
memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke
dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan
dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan oligoklas
terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit,
bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan
anortosit.
Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan
berdasarkan suhu kristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas,
mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral mempunyai
rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) ditemukan pada batuan
beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan
metamorfosis dan hasil re-work pada batuan sedimen. Keberadaan felspar
dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk keperluan
komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) >
10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan
pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin.

12
Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang
ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua industri
yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang memiliki
kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
2.2.3. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa
mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO,
dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C,
bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 –
1000C. Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan.
Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca,
semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan
abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal
dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api
(refraktori), dan lain sebagainya.
Bahan baku pembuatan keramik ada tiga yaitu lempung (tanah liat),
pasir dan feldspar. Lempung merupakan alumunium silikat hidrat yang tidak
terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan dari bahan beku yang
mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang penting.

13
Reaksinya :
K2O.Al2O3.6SiO2 + CO2 + H20 K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4 SiO2

Ada tiga jenis lempung atau tanah liat utama yang dibedakan oleh warna,
ukuran partikel, sifat keliatan dan komposisi kimianya yaitu
 Tanah liat kaolin berwarna putih, berukuran partikel sederhana, kurang
keliatannya/sifat plastis. Dan mengandungi komposisi besi yang kurang
dari 1%.
 Tanah liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran
partikel halus, keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida diantara
0 – 2 %.
 Tanah liat api (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel antara
sederhana dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.

Tanah liat kaolin ini kebanyakan di gunakan dalam industri keramik


konvensional seperti industri pembuatan piring, mangkuk, peralatan kamar
mandi, lantai dan dinding, perhiasaan rumah seperti pot bunga porselin,
peralatan listrik untuk voltan rendah dan tinggi. Beraneka ragamnya sifat
fisik lempung dan kandungan tak kemurniannya, sehingga biasanya harus
ditingkatkan mutunya terlebih dahulu melalui prosedur benafisiasi, yaitu
menyingkirkan pasir dan mika dari lempung.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O. Al2O3.SiO2), soda
(NaO. Al2O3.6SiO2), dan gamping (CaO. Al2O3.6SiO2), yang kesemuanya
dipakai dalam produk keramik. Feldspar sendiri berfungsi sebagai pemberi
sifat fluks dalam formulasi keramik. Bahan – bahan ini termasuk bahan
mentah yang di gunakan dalam pembuatan barang keramik konvensional
seperti, feldspar, silicon, kalsium karbonat. Selain dari pada bahan di atas,
berbagai mineral lain, seperti garam dan oksida juga digunakan sebagai
bahan fluks dan perawis refraktori. Seperti Alumina, Zirkonia, Silikon

14
karbida, Silikon nitrida, Barium titanat adalah merupakan sebahagian
barangan keramik berteknologi tinggi. Bahan mentah ini mempunyai
kemurnian yang tinggi, mahal dan kegunaannya tertumpu kepada industri
teknik, mekanik, biological, elektronik dan listrik. Bahan-bahan ini
mempunyai potensi dan reputasi masa depan yang tinggi bagi menggantikan
bahan-bahan yang telah ada seperti besi dan baja. Hasil penggunaan bahan
mentah ini dapat membentuk komponen atau produk yang mempunyai sifat-
sifat kekuatan yang amat tinggi, kekerasan yang kuat, tidak bertindak balas
dengan bahan kimia, kadar kehalusan yang rendah, mempunyai unsur
ketahanan panas dan temperatur cair yang tinggi. Diantara bahan fluks yang
biasa digunakan untuk menurunkan suhu vitrifikasi, suhu lebur, dan suhu
reaksi adalah boraks (Na2B4O7. 10H2O), soda abu (Na2CO3), tulang
kalsinasi, fluorspar (CaF2), kriolit (Na3AlF6), oksida besi, mineral litium, dll.
Sedangkan beberapa bahan perawis refraktori khusus misalnya alumina
(Al2O3), magnesit (MgCO3), zirnkonia (ZrO2), titania, alumunium silikat,
dan lain-lain.
Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik dan
bahan utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik. Contoh bahan
mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit
dan sebagainya. Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC,
Borida, Nitrida, H3BO3 dan sebagainya.

Gambar. Bahan Mentah dan Bahan Glasir


Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :

15
1. Bahan Pengikat, Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay
2. Bahan Pelebur, Contoh : felspar, kapur
3. Bahan Pengisi, Contoh : silika, grog (samot)
4. Bahan Tambahan, Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada
permukaan benda keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu
tertentu), diantaranya adalah :
 bahan mengandung SiO2 - pasir kuarsa - lempung – felspar
 bahan mengandung oksida basa - potas felspar - batu kapur – soda abu·
 bahan mengandung Al2O3 - kaolin – felspar
 bahan tambahan Contoh :
- bahan pewarna, Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel,
senyawa chrom dan sebagainya.
- bahan perekat, Contoh : gum
- bahan penutup, Contoh :oksida sirkon, oksida seng
- bahan pelebur, Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3,BaCO3
,Pb3O4 dan sebagainya.
- untuk bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya.
2.2.4 Clay (Lempung)
Clay dikenal sebagai tanah liat (argiles), merupakan sejenis mineral
halus berbentuk kepingan, gentian atau hablur yang terbentuk dari batuan
sediment (sediment rock) dengan ukuran butir < 1/256 mm. pada umumnya
ada 2 jenis clay yaitu: ball clay, dan fire clay. Ball clay digunakan pada
keramik karena memiliki plastisitas tinggi dengan tegangan patah tinggi
serta pernah digunakan sendiri. Fire clay terdiri dari tiga jenis yaitu: flin fire
clay yang memiliki struktur kuat, plastic fire clay yang memiliki workability
yang baik, serta high alumina clay yang sering dipergunakan sebagai
refraktori dan bahan tahan api.

16
2.3. Pembuatan Keramik
Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai
kuantitas bahan baku, membentuknya lalu memanaskan sampai suhu
pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 7000C untuk beberapa glasir luar, tetapi
banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu 20000C. Pada suhu vitrifikasi
terjadi sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia:
1. Dehidrasi atau “ penguapan air kimia” pada suhu 150-6500C
2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-9000C.
3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada suhu 350-9000C.
4. Pembentukan silica pada suhu 9000C lebih.
Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan
produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses
akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Cara-cara pembentukan (forming) berdasarkan kadar air antara lain:
1. Kadar air 6-7 %
Dibentuk dengan dipres terhadap puder adonan dan dibuat dengan cara
spray drying atau penggilingan adonan.
2. Kadar air 20-25%
Dibenruk dengan jiggering (pengecoran) terhadap lumpur adonan.
Misalnya pada pembuatan piring dan mangkuk.
3. Kadar air 40-60%
Pembuatan dengan cara casting (peuangan) terhadap lumpur adonan.
Cetakan terbuat dari gips.
Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu :
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)

17
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan
atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas
untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu
simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar
keramik.
d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak
bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan
dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara
keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar
tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja
di atas alat putar dan menghasilkan bentukbentuk yang sama seperti gentong,
guci dan lain-lain.
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran
yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti
untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk
dekorasi tempel.
Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi
massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-
lain. Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik
tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang
dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan
berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.

2.4. Keramik Berbahan Dasar Lempung


2.4.1. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis
dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis

18
ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya
kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya.
Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan
keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi,
gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak
dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2.4.2. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur
dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-
1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh,
kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.
2.4.3. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari
bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh
karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya,
maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai
suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai
1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai
kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh
karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi
penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai
kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena
keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
2.4.4. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses
untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi,
komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis,
keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan
yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan

19
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen
teknislainnya.

II.5 Proses pembuatan pada industri keramik


1. Penyiapan bahan baku
Bahan baku keramik terdiri dari 3 jenis yaitu
a) Tanah liat (clay)
b) Pasir
c) Feldspar
Bahan baku ini kemudian dihancurkan menjadi bubuk, lalu ditambahkan pelarut
untuk dapat menghilangkan pengotor-pengotornya. Endapan yang terbentuk disaring
dan bubuk material keramik dipanaskan untuk menghilangkan impuritis dan air.
Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1 mikrometer
(0.0001 centimeter).
2. Pembentukan Keramik
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk melekatkan
bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan
untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi
bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding). Proses
pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection molding,
dan extruction.
a. Die pressing:
Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga mebentuk bubuk, lalu
dicampur dengan pengikat (binder) organic, kemudian dimasukkan kedalam cetakan
dan ditekan hingga mencapai bentuk padat yang cukup kuat. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembuatan ubin, keramik elektronik, atau produksi dengan cukup
sederhana karena metode ini cukup murah.
b. Rubber mold pressing

20
Metode ini dilakukan untuk menghasilkan bubuk padat yang tidak seragam dan
disebutrubber mold pressing, karena dalam pembuatannya menggunakan sarung yang
terbuat dari karet. Bubuk dimasukkan kedalam sarung karet, kemudian dibentuk
kedalam cetakan hidrostatis.
c. Extrusion Molding.
Pembentukan keramik pada metode ini melalui lobang cetakan. Metode ini bias
digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reaktor, atau material lain yang memiliki
suhu normal untuk penampang lintang tetap.
d. Slip Casting
Metode ini dilakukan untuk memperkeras suspensi dengan air dari cairan lainnya,
dituang kedalam plaster berpori, air akan diserap dari daerah kontak kedalam cetakan
dan lapisan yang kuat akan terbentuk.
e. Injection molding
Bahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada cetakan.
Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda yang mempunyai
bentuk yang kompleks.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang
terikat pada badan keramik.Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3
proses penting:
(1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap,
sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti;
(2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
(3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Proses pembakaran (sintering)
Sintering merupakan proses pemanasan green compact pada suhu tinggi
dimana temperatur pemanasannya dibawah temperatur cair unsur utama. Green
compact terdiri dari partikel yang kecil dan mamiliki daerah permukaan luas. Pada

21
proses sintering terjadi perubahan dimensi, baik berupa pemuaian maupun penyusutan,
bergantung pada bentuk dan distribusi ukuran partikel, komposisi serbuk dan prosedur
sintering. Ada 2 macam sintering, yaitu:

a. Solid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu dibawah temperatur cair, sehingga transport atom
dalam keadaan padat akan mengubah mechanical bonds menjadi metallurgical bonds.

b. Liquid-state sintering
Proses ini dilakukan pada suhu diatas temperatur cair. Liquid yang terbentuk akan
mengalir ke partikel.

Reaksi pembakaran keramik:


1. Dehidrasi, yaitu penghilangan dari air yang mengikat pada suhu (150-650)°C.
Reaksi: A12O3 + 2SiO2 → Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
2. Kalsinasi, yaitu penguraian senyawa CaCO3 menjadi CaO dan CO2 pada suhu (600-
900)°C, di mana pada suhu ±940°C alumina berubah menjadi kristal alumina dan H2O.
3. Oksidasi, di mana oksidasi besi fero (Fe2+) dan bahan-bahan organik lainnya pada
suhu (350-900)°C.
4. Pembentukan silika pada suhu 900°C atau lebih, di mana pada suhu di atas 1000°C
aluminium + silika → illit dan melepas panas.
Reaksi : 3A12O3.2SiO2.2H2O (kaolinit) → 3A12O3.2SiO2 (mullit) + 4SiO2 (crytobalit)
+ 6SiO2
Proses sintering dapat berlangsung apabila :
1. Adanya perpindahan materi diantara butiran yang disebut proses difusi
2. Adanya sumber energi yang dapat mengaktifkan transfer materi, energi tersebut
digunakan untuk menggerakkan butiran hingga terjadi kontak dan ikatan yang
sempurna.

22
Ada beberapa mekanisme difusi selama proses sintering yaitu : difusi volum, difusi
permukaan, difusi batas butir dan difusi secara penguapan dan kondensasi. Tiap-tiap
mekanisme difusi tersebut akan memberikan efek terhadap perubahan fisis bahan
setelah sintering antara lain perubahan : densitas, porositas, penyusustan dan
pembesaran butiran.
Beberapa parameter yang dapat dijadikan acuan untuk mengevaluasi proses
sintering material keramik adalah : porositas, densitas, sifat fisik, kekuatan mekanik,
dan ukuran butir. Pengaruh suhu sintering terhadap perubahan densitas dan porositas
saling berlawanan, suhu sintering semakin tinggi maka densitas, kekuatan mekanik dan
ukuran butir semakin besar sedangkan porositas dan sifat listrik menurun.
5. Tahap penyempuran
Keramik yang sudah jadi kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan yang
disesuaikan dengan produk yang digunakan. Bila produk yang dihasilkan berupa
keramik berupa guci dan keramik hiasan lainnya dilakukan proses pengglasiran Proses
pengglasiran ini dapat dilakukan dengan dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas.
Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih
kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.Bahan-bahan
tambahan pada keramik meliputi:
 Fluxing agent :
– Borax - fluorspar
– Boric acid - cyolite
– Soda abu - barium mineral
– Nepheline syenite - dll

23
 Refractory ingredient
– Alumina - dolomit
– Olivine - chromite
– Zircona - magnesite
– Titania - dll

24
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Bahan baku utama dari pembuatan keramik ini adalah clay (lempung), pasir
kuarsa dan feldsper serta bahan tambahan.
2. Analisis material keramik ini adalah dengan menggunakan metode XRD,
ukuran porositasnya, densitas, dan struktur kristalnya.
3. Proses pembuatan keramik meliputi, penyiapan bahan baku, proses
pembentukan keramik dengan beberapa metode, proses pembakaran, dan
proses penyempurnaan.
4. Salah satu limbah yang dihasilkan dari industri ini adalah gypsum yang
kemudian dimurnikan menjadi gypsum yang dapat digunakan kembali.

III.2 Saran

1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang telah dibuat
2. Diharapkan mahasiswa tidak terpaku pada isi dari makalah yang telah dibuat
melainkan terus mencari sumber dan referensi lainnya

25

Anda mungkin juga menyukai