Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH HIPNOPARENTING TERHADAP MUAL

MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA ANAK


DENGAN AKUT LIMPOBLASTIK LEUKEMIA
Chrisnawati1, Anggraini, Safariah2, Agustina, D.M3
1,2,3
Dosen Ilmu Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Email: yudhachris16@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Secara umum pengobatan untuk anak dengan Acute
Lymphoblastic Leukemia (ALL) adalah kemoterapi. Terapi kemoterapi
memberikan efek mual muntah pada saat atau setelah tindakan, mual muntah
menyebabkan rasa yang tidak nyaman pada pasien anak dengan ALL. Salah satu
tindakan keperawatan komplementer yang dilakukan adalah hypnoparenting
untuk mengurangi mual dan muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hypnoparenting terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak
dengan Acute Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin dan
mengetahui perbedaan tingkat mual muntah sebelum dan setelah hypnoparenting.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain
Quasi Eksperimental yang telah melewati uji Etika Penelitian. Pemilihan
kelompok penelitian berjumlah 30 pasien anak yang telah menandatangani
informed consent. Kelompok dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu 15 pasien
anak di kelompok kontrol dan 15 pasien anak di kelompok eksperimen dan
pengukuran mual muntah menggunakan Instrumen Rhodes Index Nausea,
Vomiting & Retching (RINVR) akibat kemoterapi pada kelompok control dan
kelompok intervensi.
Hasil: Menujukan penurunan rerata mual muntah pada kelompok intervensi
sebesar 7,06; perbedaan yang signifikan rata-rata skor mual-muntah sebelum dan
sesudah dilakukan hypnoparenting P value 0,001 (P<0,05)
Kesimpulan: Hypnoparenting memiliki keefektifan yang signifikant dalam
menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada anak ALL.

Kata kunci: Acute Lymphoblastic Leukemia, Hypnoparenting, Kemoterapi, Mual


Muntah
LATAR BELAKANG untuk menangani pasien anak dengan
leukemia yang terdiri dari 2 tipe, yaitu
Prevalensi penyakit kanker di protokol kemoterapi resiko standar dan
Indonesia cenderung meningkat protokol kemoterapi resiko tinggi.
seiring pertambahan umur, pada bayi Salah satu gejala yang paling sering
(< 1 tahun) prevalensi penyakit kanker dirasakan anak-anak yang mengalami
berada di angka cukup tinggi, namun Acute Lymphoblastic Leukemia setelah
pada umur lebih tinggi antara 1 sampai menjalani kemoterapi adalah mual dan
14 tahun persentase menurun di angka muntah. Mual muntah akibat
0.1 per 1.000 dan kembali meningkat kemoterapi telah dilaporkan terjadi
pada kisaran umur 15 tahun (≥ 15 diantara 60% dari anak-anak yang
tahun) pada angka 0.6 per 1.000. menjalani pengobatan kemoterapi (Tyc
kanker yang paling sering terjadi pada et al., 1997). Penelitian yang lain juga
anak di negara berkembang khususnya dilakukan pada 11 anak dengan hasil
Indonesia adalah Acute Lymphoblastic 100% melaporkan mual dan 36%
Leukemia (ALL) dengan kejadian melaporkan muntah saat menjalani
sebesar 20,8 per satu juta per tahun pengobatan kemoterapi (Williams,
(Isselbacher et al., 2000). Insiden Schmideskamp, Ridder & Williams,
Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) 2006). Hasil observasi di Ruang
adalah 1/60.000 orang pertahun, Onkologi anak RSUD Ulin
dengan 75% pasien berusia kurang 15 Banjarmasin, dari 10 orang anak yang
tahun, insiden puncaknya berada pada telah dilakukan kemoterapi
usia 3-5 tahun (Hoffbrand, 2011). Di menggunakan protokol pengobatan
Kalimantan selatan penderita ALL kanker Indonesia 2013 dengan tipe
pada usia 4-14 tahun yang dirujuk ke protokol kemoterapi resiko tinggi
RSUD Ulin Banjarmasin dari bulan didapatkan hasil bahwa hampir semua
Januari 2016 sampai oktober 2016 anak
sejumlah 257 pasien (RSUD Ulin, mengalami gejala mual dan
2016). Secara umum pengobatan untuk muntah setelah dilakukan prosedur
anak dengan Acute Lymphoblastic kemoterapi dengan waktu timbulnya
Leukemia adalah kemoterapi, meliputi gejala kurang dari 24 jam. Terapi
kemoterapi tahap awal yaitu tahap komplementer secara efektif dapat
induksi di rumah sakit selama 4-6 membantu dalam manajemen mual
minggu kemudian dilanjutkan dengan muntah akibat kemoterapi diantaranya
tahap konsilidasi dan tahap yaitu relaksasi, guided imagery,
pemeliharaan (maintenance), dengan distaksi, hipnosis, akupresur dan
total lama pengobatan selama 2 sampai akupuntur (Lee et al., 2008).
3 tahun (Ward et al., 2014). Hasil wawancara peneliti dengan
Rumah sakit Umum Ulin perawat yang ada diruangan yakni
merupakan rujukan utama untuk selama ini tindakan yang dilakukan
pasien hematologi onkologi anak di oleh perawat dalam mengatasi mual
provinsi Kalimantan Selatan. Dalam muntah akibat kemoterapi adalah
menjalankan pengobatan kemoterapi, dengan pemberian obat-obatan
ruangan menggunakan protokol antiemetik saja sesuai dengan instruksi
pengobatan kanker Indonesia 2013 dari dokter. Sedangkan anak dengan
ALL pasti bosan meminum obat- memiliki motivasi), Encyphalein
obatan dan efek dari obat-obatan (membuat hati senang, santai, relaks,
tersebut bisa memberikan efek pada nyaman dan jauh lebih fokus), Bheta-
fungsi ginjal. Belum pernah ada terapi endorphin (membuat hati tidak mudah
komplementer yang diterapkan untuk putus asa, cengeng maupun malu dan
mengurangi timbulnya gejala mual dan lebih percaya diri) dan Melatonine
muntah ini khususnya diruangan (membuat mata lelah, mengantuk dan
Onkologi Anak RSUD Ulin nyaman) (Faeni, 2015).Berdasarkan
Banjarmasin. Dari hasil studi literatur uraian diatas peneliti tertarik untuk
yang peneliti lakukan, terapi melakukan penelitian tentang
komplementer yang sudah digunakan pengaruh hypnoparenting terhadap
untuk mengatasi mual muntah pada kejadian mual muntah akibat
anak akibat prosedur kemoterapi yaitu kemoterapi pada anak dengan Acute
penerapan terapi komplementer Lymphoblastic Leukemia di RSUD
akupresur, tetapi untuk penerapan Ulin Banjarmasin, yang bertujuan
terapi hypnosis dalam hal ini salah untuk melihat keefektifan
satunya Hypnoparenting belum pernah hypnoparenting dalam mengurangi
dilakukan. Hypnoparenting merupakan mual muntah pada anak yang
salah satu bentuk relaksasi yang dapat menjalankan kemoterapi.
menjadi alternatif untuk membantu
mengubah berbagai perilaku negatif METODE
anak akibat mual muntah yang Penelitian ini merupakan
dialaminya menjadi perilaku positif. penelitian kuantitatif menggunakan
Hypnoparenting merangsang desain quasi eksperimental untuk
anak secara fisiologis artinya anak menjawab tujuan penelitian.
akan menjadi mengantuk dan tubuhnya Populasi penelitian ini adalah anak
mulai merasa nyaman dan mensugesti yang menderita kanker dengan jenis
anak secara psikologis artinya semua Acute Limphoblastic Leukemia yang
rasa sakit, kekecewaan dan kemarahan sedang menjalani kemoterapi RSUD
menjadi hilang. Hal ini terjadi karena, Ulin Banjarmasin sebanyak 30 orang
saat kondisi anak terhipnosis simpul- anak. dari 30 anak akan dibagi menjadi
simpul saraf pada anak menstimulus 2 kelompok, yaitu kelompok control
neurotransmitter yaitu kimiawi otak dan kelompok intervensi dengan
yang digunakan untuk me-relay, menggunakan metode Total Populasi
memodulasi dan menguatkan sinyal Sampling.
antara neuron dan sel lainnya seperti Penelitian ini menggunakan dua
serotonin, dophamine, alat ukur untuk mengukur dan
norephinephrine dan noradrenaline. mengumpulkan data yang diharapkan.
Zat-zat kimia otak tersebut Alat ukur pertama adalah Standar
memproduksi hormon-hormon yang Operasional Prosedur (SOP)
kemudian diserap hippocampus dan Hypnoparenting. SOP ini Digunakan
didistribusikan ke seluruh sel-sel otak. sebagai panduan dalam melaksanakan
Hormon-hormon yang diproduksi intervensi hypnoparenting kepada
antara lain :Endorphin (membuat hati anak (Swadarma, 2014).
senang bersemangat, ceria dan
SOP hypnoparenting berisi univariat dan kedua adalah Analisa
tentang tahap-tahap pelaksanaan Bivariat. Analisis univariat dilakukan
hypnosis pada anak yang terdiri dari 1) untuk menjawab atau menggambarkan
tahap pre-induksi, 2) tahap induksi, 3) karakteristik masing-masing variabel
tahap Trance, 4) tahap Terminasi dan yang diteliti, yang berfungsi untuk
5) tahap Post-hypnosis. meringkas kumpulan data sehingga
Pelaksanaan Hypnoparenting pada data dapat memberikan informasi yang
penelitian ini akan dilakukan secara jelas. Untuk data numerik disajikan
langsung oleh peneliti sendiri dan dalam bentuk mean, median, standar
berkolaborasi bersama orangtua. deviasi dan nilai minimum dan
Lamanya terapi berlangsung sekitar maksimum. Analisa univariat dalam
15-30 menit. penelitian ini dilakukan pada variabel
Instrumen Rhodes Index Nausea, usia, jenis kelamin, dan mual muntah
Vomiting & Retching (RINVR) lambat. Uji normalitas data yang
RINVR digunakan untuk mengukur digunakan dalam penelitian ini
variabel mual muntah. Skala Rhodes menggunakan uji skewness. Data
INVR terdiri dari 8 pertanyaan yaitu 3 dikatakan berdistribusi normal jika
pertanyaan untuk mengukur mual, 5 didapatkan hasil uji skewness dibagi
pertanyaan untuk mengukur muntah standar error hasilnya < 2.
yang diisi oleh peneliti dengan respon Analisis bivariat dilakukan untuk
skala Likert yaitu 0-4. Hal- hal yang mengetahui pengaruh variabel
diukur dari kuesioner mual muntah independen yaitu terapi
adalah durasi mual, frekuensi mual, hypnoparenting terhadap variabel
stres akibat mual, frekuensi muntah, dependen yaitu mual muntah pada
volume muntah yang diukur dengan anak dengan Acute Limphoblastik
menggunakan gelas ukur. Leukemia akibat kemoterapi. Analisis
Sesuai dengan alur jalannya bivariat ini untuk mengetahui uji
penelitian, penelitian ini berlangsung proporsi mual muntah pada anak
selama ± 10 Bulan (Februari- kelompok control dan kelompok
Nopember 2018) dan dibagi menjadi 3 eksperimen terapi hypnoparenting
tahap; tahap persiapan, tahap dengan menggunakan uji wilcoxon
eksperimen, dan tahap evaluasi. Tahap
persiapan akan memerlukan waktu 4
minggu, tahap eksperimen
memerlukan waktu tiga bulan dan
tahap evaluasi memerlukan waktu 1
bulan. Saat ini peneliti tengah
mempersiapkan proposal penelitian
untuk dilakukannya uji kelayakan etik
dengan mempertimbangkan beberapa
prinsip etik khususnya dalam hal
kenyamanan dan resiko yang harus
dihadapi responden penelitian.
Analisa data dilakukan dengan
dua cara. Pertama adalah Analisa
HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RSUD Ulin Banjarmasin Juni-
Juli 2018 (N=30)

Variabel Rerata SD N Minimal-


Maksimal
Usia kelompok kontrol 5,47 1,885 15 3-9
Usia kelompok intervensi 7,53 3,067 15 2-12

Data menunjukkan usia responden untuk kelompok control minimal 3 tahun


dan maksimal berusia 9 tahun. Rerata usia responden secara keseluruhan adalah 5,47
tahun dengan standard deviasi 1,885. Usia responden untuk kelompok intervensi
minimal 2 tahun dan maksimal berusia 12 tahun. Rerata usia responden secara
keseluruhan adalah 7,53 tahun dengan standard deviasi 3,067.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Fase Kemoterapi di
RSUD Ulin Banjarmasin (N=30)

No. Variabel f (%)


1. Jenis Kelamin Kelompok Kontrol
Laki – laki 4 26,7
Perempuan 11 73,3
2. Jenis Kelamin Kelompok Intervensi
Laki – laki 6 40
Perempuan 9 60
3. Fase Kemoterapi Kelompok Kontrol
Fase Maintenance 7 46,7
Fase Intensification 2 13,3
Fase Konsolidasi 2 13,3
Fase Induksi 4 26,7
4. Fase Kemoterapi Kelompok Intervensi
Fase Maintenance 5 33,3
Fase Intensification 2 13,3
Fase Konsolidasi 4 26,7
Fase Induksi 4 26,7

Data menunjukkan sebagian besar responden kelompok control memiliki jenis


kelamin perempuan yakni sebanyak 11 responden (73,3%) sedangkan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 4 responden (26,7 %). Berdasarkan fase kemoterapi responden
kelompok kontrol, sebagian besar berada di fase maintenance yakni sebanyak 7
responden (46,7%) dan sisanya berada di fase induksi sebanyak 4 responden (26,7%),
fase konsolidasi sebanyak 2 responden (13,3%) dan fase intensification sebanyak 2
responden (13,3%). Untuk kelompok intervensi, sebagian besar responden memiliki
jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 9 orang (60%) sedangkan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 6 responden (40%). Berdasarkan fase kemoterapi responden
kelompok intervensi, sebagian besar berada di fase maintenance yakni sebanyak 5
responden (33,3%) dan sisanya berada di fase induksi sebanyak 4 responden (26,7%),
fase konsolidasi sebanyak 4 responden (26,7%) dan fase intensification sebanyak 2
responden (13,3%).
Tabel 3. Rata-rata Skor Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah Intervensi di
RSUD Ulin Banjarmasin (N=30)

No. Variabel Pre Post


Mean SD Standar Mean SD Standar
Error Error
Mean Mean
1 Skor mual muntah 10,73 7,0 1,82 9,53 6,72 1,73
kelompok control 6
2 Skor mual muntah 16,33 4,7 1,23 9,27 2,86 0,74
kelompok 9
intervensi
Data menunjukkan rerata mual dan muntah pada kelompok intervensi yang
dilakukan hypnoparenting sebelumnya adalah 16,33 dengan SD=4,79 dan setelah
dilakukan hypnoparenting adalah 9,27 dengan SD=2,86. Penulis menarik kesimpulan
bahwa terjadi penurunan rerata mual muntah pada kelompok intervensi sebesar 7,06.
Pengaruh Hypnoparenting Terhadap Mual Muntah Akibat Kemoterapi Pada
Anak Dengan Acute Lymphoblastic Leukemia
Tabel 4. Hasil Analisis Bivariat Selisih Skoring Fatigue Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Hypnoparenting di RSUD Ulin Banjarmasin

Variabel Beda Mean SD p value N


Mual muntah kelompok 7,06 3,99 0,001 15
intervensi
Mual muntah kelompok control 1,2 1,26 0,003 15

Berdasarkan Data diatas, diketahui rerata tingkat mual dan muntah pada
kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting yakni beda
mean sebesar 7,06 dengan standar deviasi 3,99. Hasil uji statistik didapatkan p value
0,001 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata skor mual muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting.
PEMBAHASAN penyakit ini sampai stadium lanjut
baru diketahui sehingga penyakit ini
KarakteristikResponden lambat terdeteksi dan prognosisnya
Dari hasil penelitian didapatkan juga kurang baik. Hal inilah yang
data bahwa usia responden yang paling menyebabkan insiden ini mencapai
banyak mengalami Acute puncaknya pada usia 3-5 tahun.
Limphoblastic Acute berada pada Hasil penelitian menunjukkan
rentang usia 3-9 tahun pada kelompok bahwa sebagian besar responden yang
control dan pada kelompok intervensi mengalami Acute Limphoblastic
berada pada rentang usia 2-12 tahun. Leukemia berjenis kelamin perempuan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang yaitu sebesar 60% pada kelompok
dilakukan oleh Hoffbrand (2011) yang intervensi dan sebanyak 73,3% pada
menyebutkan bahwa insiden Acute kelompok kontrol. Hasil penelitian ini
Lymphoblastic Leukemia (ALL) didukung oleh penelitian yang
adalah 1/60.000 orang pertahun, dilakukan oleh Chi-Ting, et al (2005)
dengan 75% pasien berusia kurang 15 yang meneliti insiden mual muntah
tahun dan insiden puncaknya berada akibat kemoterapi di Taiwan.
pada usia 3-5 tahun. Penelitian tersebut dilakukan pada
Prognosis ALL dipengaruhi oleh responden perempuan sebaanyak 76%
umur, kelompok umur 2-9 tahun dan sisanya 24% adalah responden
mempunyai prognosis yang lebih baik laki-laki. Dalam penelitian tersebut
(Wong,et al., 2008). Sejalan dengan sebagian besar responden adalah
penelitian yang dilakukan oleh penderita kanker dengan jenis kelamin
Widiaskara (2010), menyebutkan perempuan.
bahwa pasien leukemia anak memiliki Fase Kemoterapi
survival rate yang berbeda. Pada Berdasarkan hasil penelitian,
pasien umur 2-5 tahun, memiliki didapatkan data bahwa sebagian besar
ketahanan hidup 2 kali lebih besar responden pada penelitian ini berada
dibandingkan dengan pasien kurang pada fase maintenance sebanyak
dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun. 33,3% pada kelompok intervensi dan
Hal ini menunjukkan bahwa semakin sebanyak 46,7% pada kelompok
cepat ALL terdeteksi akan semakin kontrol. Hampir sebagian dari
cepat proses pengobatan dan responden dalam penelitian ini
prognosisnya juga semakin baik didiagnosis menderita ALL usia 1
sehingga kualitas hidup anak dapat tahun bahkan ada yang berusia > 1
dipertahankan. Namun, kenyataan tahun, sehingga pengobatannya dapat
yang banyak terjadi berdasarkan hasil dengan cepat dilakukan dan
observasi peneliti di RSUD Ulin prognosisnya baik. Sebagian besar
Banjarmasin penyebab banyaknya usia responden berada dalam pengobatan
2-12 tahun mengalami penyakit Acute kemoterapi fase maintenance yang
Limfoblastic Leukemia karena dimaksudkan untuk mempertahankan
perkembangan penyakit yang lambat, masa remisi.
gejala yang tidak terlihat dan tidak
disadari oleh orangtua menyebabkan
Penelitian yang dilakukan oleh tidak hanya membunuh sel-sel kanker,
Simanjorang (2012), didapatkan hasil tetapi juga menyerang sel-sel sehat,
bahwa terdapat perbedaan ketahanan terutama sel-sel yang membelah
hidup 5 tahun yang bermakna secara dengan cepat. Efek samping dapat
statistik pada pengkategorian status muncul ketika sedang dilakukan
remisi dan kelengkapan terapi. pengobatan atau beberapa waktu
Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun setelah pengobatan. Efek samping
penderita leukemia akut pada status pengobatan juga berpengaruh pada
remisi sebesar 22% sementara pada perilaku dan emosional anak.
penderita yang tidak remisi adalah
sebesar 13% dengan nilai p=0,007. Pendapat lainnya dikemukakan
oleh Gedaly-duff et al. (2006) yang
Rata-rata Skor Mual dan Muntah menyebutkan bahwa efek samping
Sebelum dan Sesudah Intervensi obat kemoterapi dapat berupa anemia,
mual, muntah, mukositis, alopesia,
Berdasarkan hasil penelitian infertilitas serta trombositopenia.
yang dilakukan, didapatkan data rerata Selain efek samping yang telah
skor mual muntah sebelum dan disebutkan sebelumnya, anak-anak
sesudah dilakukan hypnoparenting yang mendapat kemoterapi rawat jalan
yakni sebelum dilakukan dilaporkan mengalami nyeri, gangguan
hypnoparenting sebesar 16,33 dengan tidur dan kelelahan (fatigue) selama
SD=4,79 dan setelah dilakukan lebih dari tiga hari.
hypnoparenting sebesar 9,27 dengan
SD=2,86. Penulis menarik kesimpulan Mual muntah merupakan efek
bahwa terjadi penurunan rerata mual samping yang menakutkan bagi anak
muntah pada kelompok intervensi dan keluarga. Kondisi ini
sebesar 7,06. menyebabkan stres bagi anak dan
keluarga yang terkadang membuat
Kemoterapi dapat diberikan anak enggan dan takut bila dilakukan
sebagai obat tunggal maupun kemoterapi dan keluarga memilih
kombinasi beberapa obat, baik secara menghentikan siklus terapi.
intravena atau per oral. Kemoterapi Penghentian siklus terapi tersebut
bertujuan untuk menghambat berpotensi meningkatkan progesivitas
proliferasi dan menghancurkan sel kanker dan mengurangi (shinta R,
kanker melalui berbagai macam Nindya, 2016). Untuk mengatasi mual
mekanisme aksi (shinta R, Nindya, muntah maka diberikan antiemetic
2016). Menurut Eiser et al., (2005) untuk mengatasi mual muntah juga
menyebutkan beberapa efek samping diperlukan tindakan komplementer
yang tidak diinginkan akan timbul berupa hypnoparenting. Aplikasi
selama prosedur kemoterapi. Berat comfort theory dalam penanganan
ringannya efek samping kemoterapi mual muntah akibat kemoterapi pada
tergantung pada banyak hal, antara lain anak yaitu pemberian terapi
: jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, hypnoparenting pada hari kedua
dan kondisi psikis pasien. Efek setelah kemoterapi untuk memberikan
samping kemoterapi timbul karena rasa nyaman pada anak. Kehadiran
obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan
keluarga terutam orangtua untuk penelitian ini, hypnoparenting
mencapai rasa nyaman juga turut dilakukan oleh tim peneliti sebagai
berperan dalam menurunkan rasa tidak terapis dan dibantu oleh orangtua.
nyaman pada anak. Peneliti melibatkan orangtua terutama
dalam hal pemberian sugesti. Dalam
Pengaruh Hypnoparenting Terhadap tahapan hypnoparenting yang terdiri
Mual Muntah Akibat Kemoterapi dari tahap pre-induksi, induksi, trance,
Pada Anak Dengan Acute sugesti, post hypnosis dan terminasi
Lymphoblastic Leukemia semua tahapan dilakukan oleh peneliti.
Namun, pada tahap sugesti peneliti
Berdasarkan penelitian
melibatkan orangtua. Hal ini
didapatkan data terdapat perbedaan
dimaksudkan agar orangtua juga dapat
yang signifikan rata-rata skor mual
ikut terlibat secara langsung dalam
muntah sebelum dan sesudah
pemberian terapi kepada anak, selain
dilakukan hypnoparenting dengan p
itu juga dimaksudkan untuk
value 0,001 (p < 0,05). Hal ini
meningkatkan hubungan kedekatan
menunjukkan bahwa hypnoparenting
antara orangtua dan anak. Alasan lain
mempunyai pengaruh dalam
peneliti melakukan sendiri
menurunkan mual muntah akibat
hypnoparenting bukan orangtua yang
kemoterapi pada anak dengan Acute
melakukan dari tahapan awal hingga
Limphoblastic Leukemia.Hasil analisis
akhir adalah peneliti melihat
peneliti, hypnoparenting merupakan
berdasarkan pada latarbelakang
terapi komplementer yang masuk
orangtua responden yang bervariasi
kedalam Intervensi Tubuh dan Pikiran
sehingga agar hasil intervensi
(Mind body Intervention) karena terapi
homogen maka pada tahapan awal
ini bertujuan untuk meningkatkan
yakni tahap induksi peneliti sendiri
kapasitas pikiran untuk mempengaruhi
yang melakukan intrevensi setelah itu
fungsi dan gejala tubuh.
dilanjutkan melibatkan orangtua pada
Hypnoparenting adalah suatu cara
tahap pemberian sugesti. Menurut
yang dilakukan untuk berkomunikasi
Faeni (2015), menyebutkan bahwa
pada pikiran bawah sadar anak melalui
sugesti akan lebih mudah diterima dan
pemberian sugesti positif sehingga
tertanam dalam pikiran bawah sadar
diharapkan terdapatnya perubahan
anak jika dilakukan oleh orang-orang
perilaku anak yang mana tadinya anak
terdekat anak terutama orangtuanya.
merasa lelah diharapkan menjadi
berkurang lelahnya. Hypnoparenting bekerja dengan
merangsang anak baik secara fisiologis
Menurut Faeni (2015), metode
maupun psikologis. Secara fisiologis
hypnoparenting tidak hanya dterapkan
artinya anak akan menjadi mengantuk
oleh orangtua pada anak-anaknya
dan tubuhnya mulai merasa nyaman
sendiri tetapi juga boleh dilakukan
dan mensugesti anak secara psikologis
oleh orang lain seperti : pendidik
artinya semua rasa sakit, kekecewaan
(guru, dosen), terapis (konselor yang
dan kemarahan menjadi hilang. Hal ini
memberikan pengobatan fisik ataupun
terjadi karena, saat kondisi anak
terapi psikologis klinik) maupun
terhipnosis simpul-simpul saraf pada
pengasuh atau orang terdekat. Pada
anak menstimulus neurotransmitter hipnoparenting dapat merangsang
yaitu kimiawi otak yang digunakan fisiologis manusia dan mensugesti
untuk me-relay, memodulasi dan secara psikologis.
menguatkan sinyal antara neuron dan
sel lainnya seperti serotonin, Kondisi hypnosis adalah suatu
dophamine, norephinephrine dan kondisi dimana perhatian menjadi
noradrenaline. Zat-zat kimia otak sangat terpusat sehingga tingkat
tersebut memproduksi hormon-hormon sugestibilitas (daya terima saran)
yang kemudian diserap hippocampus meningkat sangat tinngi. Hipnosis
dan didistribusikan ke seluruh sel-sel merupakan penembusan area kritik
otak. Hormon-hormon yang diproduksi pikiran sadar dan diterimanya
antara lain : Endorphin (membuat hati pemikiran tertentu. Seseorang yang
senang, bersemangat, ceria dan dalam kondisi hypnosis akan
memiliki motivasi), Encyphalein menampilkan beberapa karakteristik
(membuat hati senang, santai, relaks, dan kecenderungan yang berbeda
nyaman dan jauh lebih fokus), Bheta- dibandingkan dengan seseorang yang
endorphin (membuat hati tidak mudah tidak dalam kondisi hypnosis. Dalam
putus asa, cengeng maupun malu dan kondisi hipnosis seseorang cenderung
lebih percaya diri) dan Melatonine lebih mudah menerima saran atau
(membuat mata lelah, mengantuk dan sugesti. Hipnoterapi bertumpu pada
nyaman) (Faeni, 2015). Hormon- mekanisme pikiran manusia, yaitu
hormon tersebut mengatur perilaku pikiran sadar (conscious) dan pikiran
dan katup emosi seseorang, kapan dia bawah sadar (subconscious).
menangis, berteriak, marah dan Hipnoterapi memberikan arahan,
bernyanyi. Dengan hipnoterapi, fungsi saran, dan sugesti yang
neurotransmitter bekerja dengan membangkitkan kekuatan diri serta
optimal sehingga jumlah hormon- mencerahkan pemikiran-pemikiran
hormon yang diproduksi dapat terjaga kreatif yang langsung ditujukan
dan hippocampus mendapat asupan terhadap pikiran bawah sadar manusia.
yang cukup. Sesuai dengan hal tersebut dalam
Hippocampus adalah bagian penelitian ini didapatkan bahwa
penting dari otak yang terlibat dalam hipnoterapi yang melibatkan orangtua
membentuk, mengatur, dan (Hypnoparenting) dapat masuk
menyimpan memori. Hipocampus kedalam pikiran bawah sadar manusia
memberikan pelumas bagi neuron- dengan kalimat yang disampaikan oleh
neuron otak. Jika neurotransmitter peneliti dan dilanjutkan oleh orangtua,
berhenti berproduksi lebih dari 2,5 sehingga memberikan pengaruh bagi
bulan, maka hippocampus akan pasien kemoterapi yang mendengar
mengecil dan layu secara permanen dan tertanam sugesti bahwa pasien
karena tidak adanya asupan hormone. tidak mengalami mual muntah, serta
Kondisi ini dinamakansebagai nervous lebih bersemangat dalam menjalani
breakdown atau kerusakan kejiwaan kemoterapi. Hal ini berarti
permanen. Hal ini berarti dengan Hypnoparenting merupakan intervensi
hipnoterapi ataupun melalui yang efektif dalam menurunkan mual
muntah pada pasien yang melakukan secara bermakna, akan tetapi pada
kemoterapi. dimensi kognitif tidak terdapat
perubahan baik sebelum dan sesudah
Pemberian hypnoparenting tidak dilakukan hypnoparenting. Terdapat
dapat dilaksanakan diruang khusus perbedaan yang signifikan pada skor
karena keterbatasan ruangan yang ada mual dan muntah sebelum dan sesudah
di Rumah Sakit sehingga penerapan dilakukan hypnoparenting p Value
intervensi ini dilaksanakan di ruangan 0,001 (p<0,05).
rawat pasien sendiri dengan banyak
pasien lain dan keluarganya dalam satu
ruangan sehingga peneliti tidak dapat
mengontrol tingkat kebisingan yang ACKNOWLEDGEMENT
ada. Adanya kebisingan ini
dikhawatirkan dapat mempengaruhi Penelitian ini telah didukung
dalam pengumpulan data dan oleh Menristekdikti melalui DPRM
menimbulkan bias. Sehingga, untuk hibah dosen pemula tahun 2017.
meminimalisir hal tersebut, peneliti Terimakasih kepada Ketua STIKES
melakukan beberapa tindakan untuk Suaka Insan dan Dosen-dosen, Tim
mengurangi tingkat kebisingan ini LPPM STIKES Suaka Insan dan
seperti melaksanakan intervensi tidak Mahasiswa-mahasiswa yang telah
disaat jam besuk pasien, atau pada saat memberikan dukungan dalam proses
jam istirahat pasien sehingga tidak penelitian ini.
banyak keluarga pasien yang berada di
ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Astuti, Henny Puji. (2012). The Role


of Hypnoparenting in the
Pada penelitian ini dapat Treatment of Early
disimpulkan bahwa secara umum, Childhood’s Tempertantrum.
Penderita penyakit Akut Limpoblastik IJECES. ISSN : 2252-6374.
Leukemia mayoritas menyerang usia Faeni, Dewi P. (2015).
anak 9 s.d 12 tahun rerata usia 7,53 Hypnoparenting. Jakarta : Noura
dan SD 3,067. Fase mual muntah yang Books (PT Mizan Publika).
terjadi pada fase induksi sebanyak 4 Garrett, K, Tsuruta, K., Walker,
responden (26,7%), fase konsolidasi S.,Jackson, S., & Sweat, M.,
sebanyak 4 responden (26,7%) dan (2003). Managing nausea and
fase intensification sebanyak 2 vomiting. Critical CARE
responden (13,3%). Terjadi penurunan Nurse, 23 (1), 31-50.
rerata skor secara bermakna 7.06 pada Gedaly-Duff, Vivian, Kathryn A. Lee,
tingkat mual-muntah sebelum dan Lillian Nail, H. Stacy
sesudah dilakukan hypnoparenting. Nicholson, and Kyle P.
Pada mual-muntah dimensi umum dan Johnson. “Pain, Sleep
istirahat pengaruh hypnoparenting Disturbance, and Fatigue in
dapat menurunkan mual-muntah Children with Leukemia and
Their Parents: A Pilot Study.” Hypnotherapy. Jakarta:
Oncology Nursing Forum 33, Gudang Ilmu.
no. 3 (May 2006): 641–46. Price, S.A., & Wilson, L.M.(2008).
doi:10.1188/06.ONF.641-646. Patofisiologi: Konsep klinis
Grunberg, S.M.(2004). Chemotherapy proses-proses penyakit.
induced nausea vomiting : Jakarta: EGC.
Prevention, detection and Soto, J. (2009). Support vektor
treatment-how are we doing? machines for risk stratification
The Journal of Supportive of childhood leukemia.
Oncology, 2(1), 1-12. Accessed 28 Januari 2016.
Hoffbrand, Victor, and Paul Moss. Tyc, V.L., Mulhern, R.K., Bieberich,
Essential Haematology. A.A. (1997). Anticipatory
Somerset: Wiley. nausea and vomiting in
(2011).http://public.eblib.com/ pediatric cancer patients: an
choice/publicfullrecord.aspx?p analysis of conditioning and
=4033893. Accessed 28 Januari coping variables. Journal
2016. Development Behavioral
Isselbacher, J.K., Braunwald, E., Pediatric. 18(1), 27-33.
Wilson, D.J., Martin B.J., Ward E, DeSantis C, Robbins A,
Fauci S.A., Kasper, I.D. Kohler B, Jemal A. Childhood
(2000). Horrison Prinsip- and Adolescent Cancer
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Statistics 2014. CA: A Cancer
diterjemahkan oleh Asdie, H. Journal for Clinicians.
A., Vol. 4, edisi 13. EGC: 2014;64(2):83-103.
Jakarta.
Lee, J., Dodd, M.,Dibble, S., &
Abrams, D. (2008). Review of
acupressure studies for
chemotherapy-induced nausea
and vomiting control. Journal
of Pain and Symptom
Management,36(5), 529-544.
Nadia, B. (2010). Hipnotis: Metode
Terapi Anak dengan

Anda mungkin juga menyukai