ABSTRAK
Latar Belakang: Secara umum pengobatan untuk anak dengan Acute
Lymphoblastic Leukemia (ALL) adalah kemoterapi. Terapi kemoterapi
memberikan efek mual muntah pada saat atau setelah tindakan, mual muntah
menyebabkan rasa yang tidak nyaman pada pasien anak dengan ALL. Salah satu
tindakan keperawatan komplementer yang dilakukan adalah hypnoparenting
untuk mengurangi mual dan muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hypnoparenting terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak
dengan Acute Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin dan
mengetahui perbedaan tingkat mual muntah sebelum dan setelah hypnoparenting.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain
Quasi Eksperimental yang telah melewati uji Etika Penelitian. Pemilihan
kelompok penelitian berjumlah 30 pasien anak yang telah menandatangani
informed consent. Kelompok dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu 15 pasien
anak di kelompok kontrol dan 15 pasien anak di kelompok eksperimen dan
pengukuran mual muntah menggunakan Instrumen Rhodes Index Nausea,
Vomiting & Retching (RINVR) akibat kemoterapi pada kelompok control dan
kelompok intervensi.
Hasil: Menujukan penurunan rerata mual muntah pada kelompok intervensi
sebesar 7,06; perbedaan yang signifikan rata-rata skor mual-muntah sebelum dan
sesudah dilakukan hypnoparenting P value 0,001 (P<0,05)
Kesimpulan: Hypnoparenting memiliki keefektifan yang signifikant dalam
menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada anak ALL.
Berdasarkan Data diatas, diketahui rerata tingkat mual dan muntah pada
kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting yakni beda
mean sebesar 7,06 dengan standar deviasi 3,99. Hasil uji statistik didapatkan p value
0,001 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-
rata skor mual muntah sebelum dan sesudah dilakukan hypnoparenting.
PEMBAHASAN penyakit ini sampai stadium lanjut
baru diketahui sehingga penyakit ini
KarakteristikResponden lambat terdeteksi dan prognosisnya
Dari hasil penelitian didapatkan juga kurang baik. Hal inilah yang
data bahwa usia responden yang paling menyebabkan insiden ini mencapai
banyak mengalami Acute puncaknya pada usia 3-5 tahun.
Limphoblastic Acute berada pada Hasil penelitian menunjukkan
rentang usia 3-9 tahun pada kelompok bahwa sebagian besar responden yang
control dan pada kelompok intervensi mengalami Acute Limphoblastic
berada pada rentang usia 2-12 tahun. Leukemia berjenis kelamin perempuan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang yaitu sebesar 60% pada kelompok
dilakukan oleh Hoffbrand (2011) yang intervensi dan sebanyak 73,3% pada
menyebutkan bahwa insiden Acute kelompok kontrol. Hasil penelitian ini
Lymphoblastic Leukemia (ALL) didukung oleh penelitian yang
adalah 1/60.000 orang pertahun, dilakukan oleh Chi-Ting, et al (2005)
dengan 75% pasien berusia kurang 15 yang meneliti insiden mual muntah
tahun dan insiden puncaknya berada akibat kemoterapi di Taiwan.
pada usia 3-5 tahun. Penelitian tersebut dilakukan pada
Prognosis ALL dipengaruhi oleh responden perempuan sebaanyak 76%
umur, kelompok umur 2-9 tahun dan sisanya 24% adalah responden
mempunyai prognosis yang lebih baik laki-laki. Dalam penelitian tersebut
(Wong,et al., 2008). Sejalan dengan sebagian besar responden adalah
penelitian yang dilakukan oleh penderita kanker dengan jenis kelamin
Widiaskara (2010), menyebutkan perempuan.
bahwa pasien leukemia anak memiliki Fase Kemoterapi
survival rate yang berbeda. Pada Berdasarkan hasil penelitian,
pasien umur 2-5 tahun, memiliki didapatkan data bahwa sebagian besar
ketahanan hidup 2 kali lebih besar responden pada penelitian ini berada
dibandingkan dengan pasien kurang pada fase maintenance sebanyak
dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun. 33,3% pada kelompok intervensi dan
Hal ini menunjukkan bahwa semakin sebanyak 46,7% pada kelompok
cepat ALL terdeteksi akan semakin kontrol. Hampir sebagian dari
cepat proses pengobatan dan responden dalam penelitian ini
prognosisnya juga semakin baik didiagnosis menderita ALL usia 1
sehingga kualitas hidup anak dapat tahun bahkan ada yang berusia > 1
dipertahankan. Namun, kenyataan tahun, sehingga pengobatannya dapat
yang banyak terjadi berdasarkan hasil dengan cepat dilakukan dan
observasi peneliti di RSUD Ulin prognosisnya baik. Sebagian besar
Banjarmasin penyebab banyaknya usia responden berada dalam pengobatan
2-12 tahun mengalami penyakit Acute kemoterapi fase maintenance yang
Limfoblastic Leukemia karena dimaksudkan untuk mempertahankan
perkembangan penyakit yang lambat, masa remisi.
gejala yang tidak terlihat dan tidak
disadari oleh orangtua menyebabkan
Penelitian yang dilakukan oleh tidak hanya membunuh sel-sel kanker,
Simanjorang (2012), didapatkan hasil tetapi juga menyerang sel-sel sehat,
bahwa terdapat perbedaan ketahanan terutama sel-sel yang membelah
hidup 5 tahun yang bermakna secara dengan cepat. Efek samping dapat
statistik pada pengkategorian status muncul ketika sedang dilakukan
remisi dan kelengkapan terapi. pengobatan atau beberapa waktu
Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun setelah pengobatan. Efek samping
penderita leukemia akut pada status pengobatan juga berpengaruh pada
remisi sebesar 22% sementara pada perilaku dan emosional anak.
penderita yang tidak remisi adalah
sebesar 13% dengan nilai p=0,007. Pendapat lainnya dikemukakan
oleh Gedaly-duff et al. (2006) yang
Rata-rata Skor Mual dan Muntah menyebutkan bahwa efek samping
Sebelum dan Sesudah Intervensi obat kemoterapi dapat berupa anemia,
mual, muntah, mukositis, alopesia,
Berdasarkan hasil penelitian infertilitas serta trombositopenia.
yang dilakukan, didapatkan data rerata Selain efek samping yang telah
skor mual muntah sebelum dan disebutkan sebelumnya, anak-anak
sesudah dilakukan hypnoparenting yang mendapat kemoterapi rawat jalan
yakni sebelum dilakukan dilaporkan mengalami nyeri, gangguan
hypnoparenting sebesar 16,33 dengan tidur dan kelelahan (fatigue) selama
SD=4,79 dan setelah dilakukan lebih dari tiga hari.
hypnoparenting sebesar 9,27 dengan
SD=2,86. Penulis menarik kesimpulan Mual muntah merupakan efek
bahwa terjadi penurunan rerata mual samping yang menakutkan bagi anak
muntah pada kelompok intervensi dan keluarga. Kondisi ini
sebesar 7,06. menyebabkan stres bagi anak dan
keluarga yang terkadang membuat
Kemoterapi dapat diberikan anak enggan dan takut bila dilakukan
sebagai obat tunggal maupun kemoterapi dan keluarga memilih
kombinasi beberapa obat, baik secara menghentikan siklus terapi.
intravena atau per oral. Kemoterapi Penghentian siklus terapi tersebut
bertujuan untuk menghambat berpotensi meningkatkan progesivitas
proliferasi dan menghancurkan sel kanker dan mengurangi (shinta R,
kanker melalui berbagai macam Nindya, 2016). Untuk mengatasi mual
mekanisme aksi (shinta R, Nindya, muntah maka diberikan antiemetic
2016). Menurut Eiser et al., (2005) untuk mengatasi mual muntah juga
menyebutkan beberapa efek samping diperlukan tindakan komplementer
yang tidak diinginkan akan timbul berupa hypnoparenting. Aplikasi
selama prosedur kemoterapi. Berat comfort theory dalam penanganan
ringannya efek samping kemoterapi mual muntah akibat kemoterapi pada
tergantung pada banyak hal, antara lain anak yaitu pemberian terapi
: jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, hypnoparenting pada hari kedua
dan kondisi psikis pasien. Efek setelah kemoterapi untuk memberikan
samping kemoterapi timbul karena rasa nyaman pada anak. Kehadiran
obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan
keluarga terutam orangtua untuk penelitian ini, hypnoparenting
mencapai rasa nyaman juga turut dilakukan oleh tim peneliti sebagai
berperan dalam menurunkan rasa tidak terapis dan dibantu oleh orangtua.
nyaman pada anak. Peneliti melibatkan orangtua terutama
dalam hal pemberian sugesti. Dalam
Pengaruh Hypnoparenting Terhadap tahapan hypnoparenting yang terdiri
Mual Muntah Akibat Kemoterapi dari tahap pre-induksi, induksi, trance,
Pada Anak Dengan Acute sugesti, post hypnosis dan terminasi
Lymphoblastic Leukemia semua tahapan dilakukan oleh peneliti.
Namun, pada tahap sugesti peneliti
Berdasarkan penelitian
melibatkan orangtua. Hal ini
didapatkan data terdapat perbedaan
dimaksudkan agar orangtua juga dapat
yang signifikan rata-rata skor mual
ikut terlibat secara langsung dalam
muntah sebelum dan sesudah
pemberian terapi kepada anak, selain
dilakukan hypnoparenting dengan p
itu juga dimaksudkan untuk
value 0,001 (p < 0,05). Hal ini
meningkatkan hubungan kedekatan
menunjukkan bahwa hypnoparenting
antara orangtua dan anak. Alasan lain
mempunyai pengaruh dalam
peneliti melakukan sendiri
menurunkan mual muntah akibat
hypnoparenting bukan orangtua yang
kemoterapi pada anak dengan Acute
melakukan dari tahapan awal hingga
Limphoblastic Leukemia.Hasil analisis
akhir adalah peneliti melihat
peneliti, hypnoparenting merupakan
berdasarkan pada latarbelakang
terapi komplementer yang masuk
orangtua responden yang bervariasi
kedalam Intervensi Tubuh dan Pikiran
sehingga agar hasil intervensi
(Mind body Intervention) karena terapi
homogen maka pada tahapan awal
ini bertujuan untuk meningkatkan
yakni tahap induksi peneliti sendiri
kapasitas pikiran untuk mempengaruhi
yang melakukan intrevensi setelah itu
fungsi dan gejala tubuh.
dilanjutkan melibatkan orangtua pada
Hypnoparenting adalah suatu cara
tahap pemberian sugesti. Menurut
yang dilakukan untuk berkomunikasi
Faeni (2015), menyebutkan bahwa
pada pikiran bawah sadar anak melalui
sugesti akan lebih mudah diterima dan
pemberian sugesti positif sehingga
tertanam dalam pikiran bawah sadar
diharapkan terdapatnya perubahan
anak jika dilakukan oleh orang-orang
perilaku anak yang mana tadinya anak
terdekat anak terutama orangtuanya.
merasa lelah diharapkan menjadi
berkurang lelahnya. Hypnoparenting bekerja dengan
merangsang anak baik secara fisiologis
Menurut Faeni (2015), metode
maupun psikologis. Secara fisiologis
hypnoparenting tidak hanya dterapkan
artinya anak akan menjadi mengantuk
oleh orangtua pada anak-anaknya
dan tubuhnya mulai merasa nyaman
sendiri tetapi juga boleh dilakukan
dan mensugesti anak secara psikologis
oleh orang lain seperti : pendidik
artinya semua rasa sakit, kekecewaan
(guru, dosen), terapis (konselor yang
dan kemarahan menjadi hilang. Hal ini
memberikan pengobatan fisik ataupun
terjadi karena, saat kondisi anak
terapi psikologis klinik) maupun
terhipnosis simpul-simpul saraf pada
pengasuh atau orang terdekat. Pada
anak menstimulus neurotransmitter hipnoparenting dapat merangsang
yaitu kimiawi otak yang digunakan fisiologis manusia dan mensugesti
untuk me-relay, memodulasi dan secara psikologis.
menguatkan sinyal antara neuron dan
sel lainnya seperti serotonin, Kondisi hypnosis adalah suatu
dophamine, norephinephrine dan kondisi dimana perhatian menjadi
noradrenaline. Zat-zat kimia otak sangat terpusat sehingga tingkat
tersebut memproduksi hormon-hormon sugestibilitas (daya terima saran)
yang kemudian diserap hippocampus meningkat sangat tinngi. Hipnosis
dan didistribusikan ke seluruh sel-sel merupakan penembusan area kritik
otak. Hormon-hormon yang diproduksi pikiran sadar dan diterimanya
antara lain : Endorphin (membuat hati pemikiran tertentu. Seseorang yang
senang, bersemangat, ceria dan dalam kondisi hypnosis akan
memiliki motivasi), Encyphalein menampilkan beberapa karakteristik
(membuat hati senang, santai, relaks, dan kecenderungan yang berbeda
nyaman dan jauh lebih fokus), Bheta- dibandingkan dengan seseorang yang
endorphin (membuat hati tidak mudah tidak dalam kondisi hypnosis. Dalam
putus asa, cengeng maupun malu dan kondisi hipnosis seseorang cenderung
lebih percaya diri) dan Melatonine lebih mudah menerima saran atau
(membuat mata lelah, mengantuk dan sugesti. Hipnoterapi bertumpu pada
nyaman) (Faeni, 2015). Hormon- mekanisme pikiran manusia, yaitu
hormon tersebut mengatur perilaku pikiran sadar (conscious) dan pikiran
dan katup emosi seseorang, kapan dia bawah sadar (subconscious).
menangis, berteriak, marah dan Hipnoterapi memberikan arahan,
bernyanyi. Dengan hipnoterapi, fungsi saran, dan sugesti yang
neurotransmitter bekerja dengan membangkitkan kekuatan diri serta
optimal sehingga jumlah hormon- mencerahkan pemikiran-pemikiran
hormon yang diproduksi dapat terjaga kreatif yang langsung ditujukan
dan hippocampus mendapat asupan terhadap pikiran bawah sadar manusia.
yang cukup. Sesuai dengan hal tersebut dalam
Hippocampus adalah bagian penelitian ini didapatkan bahwa
penting dari otak yang terlibat dalam hipnoterapi yang melibatkan orangtua
membentuk, mengatur, dan (Hypnoparenting) dapat masuk
menyimpan memori. Hipocampus kedalam pikiran bawah sadar manusia
memberikan pelumas bagi neuron- dengan kalimat yang disampaikan oleh
neuron otak. Jika neurotransmitter peneliti dan dilanjutkan oleh orangtua,
berhenti berproduksi lebih dari 2,5 sehingga memberikan pengaruh bagi
bulan, maka hippocampus akan pasien kemoterapi yang mendengar
mengecil dan layu secara permanen dan tertanam sugesti bahwa pasien
karena tidak adanya asupan hormone. tidak mengalami mual muntah, serta
Kondisi ini dinamakansebagai nervous lebih bersemangat dalam menjalani
breakdown atau kerusakan kejiwaan kemoterapi. Hal ini berarti
permanen. Hal ini berarti dengan Hypnoparenting merupakan intervensi
hipnoterapi ataupun melalui yang efektif dalam menurunkan mual
muntah pada pasien yang melakukan secara bermakna, akan tetapi pada
kemoterapi. dimensi kognitif tidak terdapat
perubahan baik sebelum dan sesudah
Pemberian hypnoparenting tidak dilakukan hypnoparenting. Terdapat
dapat dilaksanakan diruang khusus perbedaan yang signifikan pada skor
karena keterbatasan ruangan yang ada mual dan muntah sebelum dan sesudah
di Rumah Sakit sehingga penerapan dilakukan hypnoparenting p Value
intervensi ini dilaksanakan di ruangan 0,001 (p<0,05).
rawat pasien sendiri dengan banyak
pasien lain dan keluarganya dalam satu
ruangan sehingga peneliti tidak dapat
mengontrol tingkat kebisingan yang ACKNOWLEDGEMENT
ada. Adanya kebisingan ini
dikhawatirkan dapat mempengaruhi Penelitian ini telah didukung
dalam pengumpulan data dan oleh Menristekdikti melalui DPRM
menimbulkan bias. Sehingga, untuk hibah dosen pemula tahun 2017.
meminimalisir hal tersebut, peneliti Terimakasih kepada Ketua STIKES
melakukan beberapa tindakan untuk Suaka Insan dan Dosen-dosen, Tim
mengurangi tingkat kebisingan ini LPPM STIKES Suaka Insan dan
seperti melaksanakan intervensi tidak Mahasiswa-mahasiswa yang telah
disaat jam besuk pasien, atau pada saat memberikan dukungan dalam proses
jam istirahat pasien sehingga tidak penelitian ini.
banyak keluarga pasien yang berada di
ruangan.
DAFTAR PUSTAKA