PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik dari pusat listrik ke beban tegangan rendah
melalui transmisi gardu induk. Jaringan tegangan menengah, gardu
distribusi, jaringan tegangan rendah selanjutnya kebeban perlu pengaman
terhadap gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik maupun pada
peralatan listrik. Pengamanan pada sistem tenaga listrik maupun pada
peralatan listrik sangat diperlukan karena pada sistem listrik tegangan
rendah banyak digunakan atau dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
seperti untuk penerangan, proses produksi dan lain – lain yang membantu
proses pekerjaan manusia. Oleh karena itu untuk melindungi manusia dari
bahaya listrik, maka setiap pemasangan instalasi pada sistem tenaga listrik
tegangan rendah dan peralatan listrik harus mengacu pada suatu Standar
Nasional yang dikenal dengan Persyaratan Umum Instalasi Lisrik (PUIL)
tahun 2000 dan SPLN.
Pada salah satu isi bab dari PUIL 2000 adalah mengatur cara
mengamankan dari bahaya kejut listrik atau bahaya tegangan sentuh. Perlu
diketahui dengan menerapakan sistem pembumian merupakan salah satu
tindakan pengaman pada sistem tegangan rendah. Untuk sistem kelistrikan
di Indonesia sistem pembumian yang digunakan ada dua sistem pembumian
antara lain :
a.Sistem Pembumian Nertal Pengaman (TN). Sistem pembumian TN adalah
suatu sistem pembumian atau sistem pengamanan dengan cara
menghubungkan badan peralatan atau instalasi yang diamankan dengan
hantaran netral yang dibumikan atau dengan kata lain fungsi netral dan
fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagaian sistem,
sehingga jika terjadi kegagalan isolasi tercegahlah bertahannya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi karena pemutusan arus oleh alat pengaman arus
lebih.
b.Sistem Pembumian Pengaman (TT). Adalah suatu sistem yang
mempunyai titik netral yang dibumikan langsung dan bagian konduktif
terbuka (BKT) instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik
terpisah dari eletroda bumi sistem tenaga listrik. Untuk mendukung sistem
pembumian yang baik maka cara pemasangan dan keamanan elektroda
beserta penghantar bumi haruslah terjamin dengan baik. Pengujian ukuran
penampang elektroda bumi dan penghantar bumi harus memenuhi
persyaratan dimana hasil pengukuran tahanan pembumian haruslah
memiliki nilai tahanan yang kecil.
Sebagai mahasiswa Kesehatan Keselamatan Kerja maka dari itu
praktikum pengaman tegangan sentuh perlu dilakukan. Sehingga dapat
mengetahui bahaya yang mungkin diakibatkan oleh tegangan listrik.
1.4 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan teori keselamatan kerja pada saat memasang
instalasi listrik.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mengetahui definisi dari tegangan gangguan.
Mengetahui besarnya arus kejut terhadap body peralatan.
Mengetahui batas tegangan yang aman bagi manusia.
Mengetahui perbandingan antar Ub dan Uf.
1.3 Manfaat
a. Mengetahui definisi dari tegangan gangguan.
b. Mengetahui besarnya arus kejut terhadap body peralatan.
c. Mengetahui batas tegangan yang aman bagi manusia.
d. Mengetahui perbandingan antar Ub dan Uf.
1.4 Ruang Lingkup
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Reparasi Listrik Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya oleh :
Nama Kelompok : Dhea Chika Damayanthy (0517040005)
Erik Gumilar (0517040019)
Dandung Yunianto (0517040026)
Hari, Tanggal : 22 Maret 2019
Waktu : 13.00 – 17.00
BAB II
DASAR TEORI
Tegangan ekstra rendah adalah skema tipe proteksi dengan rangkaian yang
mempunyai tegangan rata – rata 50 V AC dan 120 Volt DC. Tegangan ini
dioperasikan pada basisi yang tidak ditanahkan dan supplay dari rangkaian yang
tegangannya lebih tinggi diisolasikan dari rangkaian tersebut.
Arus yang Melalui Tubuh
Apabila manusia memegang suatu bagian yang bertegangan maka sesuai
dengan hukum ohm akan mengalir arus dimana besarnya adalah pembagian
tegangan dengan tahanan tubuh orang tersebut. Batasan arus pengaruhnya pada
manusia menurut Dr Hans Prinz disusun dalam tabel dibawah ini :
Tabel Batasan – Batasan Arus dan Pengaruhnya pada manusia
Besar Arus
Pengaruh pada tubuh manusia
(mA)
Belum dirasakan pengaruhnya, tidak menimbulkan
0 - 0,9
reaksi apa -apa
Baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak
0.9 - 1.2
menimblkan akibat kejang
1.2 - 1.6 Kontraksi atau kehilangan kontrol
Mulai terasa seakan - akan ada yang menyerap di
1.6 - 6.0
dalam tangan
6.0 - 8.0 Tangan sampai ke siku merasa kesemutan
Tangan mulai kaku, rasa kesemtan makin
13 - 15
bertambah
Rasa sakit tidak tertahankan , penghantar masih
15 - 20
dapat melepaskan dengan gaya yang besar sekali
20 - 50 Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar
Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh
50 - 100 manusia, batas arus yang dapat menyebabkan
kematian
ELCB adalah alat proteksi terjadinya arus bocor yang bekerja dengan
prinsip elektromagnetik. Cara memeriksa masih baiknya ELCB yaitu dengan
menekan tombol trip, bila ELCB trip maka ELCB masih layak pakai.
Tegangan gangguan adalah tegangan yang terjadi antar bagian konduktif
pada saat terjadi gangguan. Tegangan sentuh adalah bagian dari tegangann
gangguan yang dapat mengalir pada tubuh manusia.
Ketika itu mengadakan pengukuran tegangan gangguan dan tegangan
sentuh, kita harus mengingat kondisi yang menyebabkan terjadinya gangguan
tersebut. Terjadinya tegangan gangguan disebabkan oleh gangguan isolasi.
Tegangan ini dapat terjadi tanpa menyebabkan adanya arus gangguan. Untuk
mengukur terjadinya tegangan gangguan harus menggunakan voltmeter yang
mempunyai resistansi dalam kira – kira sebesar 40 KΩ.
Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) memiliki sebuah transformator
arus dengan inti berbentuk gelang ( Gambar 2.2 ). Inti ini melingkari semua
hantaran suplai ke mesin atau sistem yang di amankan, termasuk penghantar
netral.
Gambar ELBC
a. Kumparan Sekunder
b. Detektor arus gangguan
c. Mekanisme penahanan
d. Tombol Uji
KONDISI RANGKAIAN
Praktikum ELCB
1. Line ResistNCE RL1 = 1 Ω
2. PEN Resistance RPEN = 1Ω
3. System Earth RB = 2 Ω
Praktikum VDE
1. Line ResistNCE RL1 = 1 Ω
2. PEN Resistance RPEN = 1Ω
3. System Earth RB = 2 Ω
4. Contact Resistance RU = 500 Ω/50 KΩ
5. Conductive Port RK = 0 Ω
3.2 Prosedur Keselamatan
1. Perhatikan setiap langkah kerja yang akan saudara kerjakan semua harus
sesuai dengan SOP (Standart Operasi Prosedur).
2. Sebelum merangkai pastikan power dalam keadaan off atau mati.
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman digunakan.
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bercanda dan bercakap
yang tidak ada hubungannya dengan modul praktikum.
5. Sebelum mencoba pastikan dicek terlebih dahulu dengan menghubngi
instruktur bengkel / laboratorium.
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
RL1
L1
L2
L3
N
RN
PE
RP
IΔ
RB
A
BAB IV
1. Hitung berapa nilai dari Im, Ub, Uf secara matematis dan bandingkan
dengan hasil pengukuran?
2. Berapa prosentasi kesalahan antara keduanya, mengapa bisa terjadi
perbedaan, jelaskan?
3. Bandingkan hasil pengukuran RK = 0 Ω dengan RK = 1K Ω, mengapa bisa
terjadi perbedaan, jelaskan tabel 1?
4. Jelaskan apa yang terjadi apabila rangkaian pada skema proteksi tegangan
ekstra rendah memiliki tegangan dibawah dari tegangan rata-ratanya?
5. Buatlah penilaian dari pengukuran dari percobaan di tabel 2?
6. Amati dan analisa hasil pengukuran yang anda dapat!
7. Kalkulasi (hitung) secara teoritis yang ada, dari data-data yang anda peroleh
dan jika ada perbedaan jelaskan mengapa hal tersebut terjadi tabel 3?
Jawaban
Diketahui :
RU = 50000 Ω
RLI =1Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 1 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
53004 Ω
𝐼𝑚 = 0,0041 𝐴 = 4,1 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,0041 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,45 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
𝑈𝑓 = 219,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
Diketahui :
RU = 50k Ω
RLI = 20 Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 20 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
53023 Ω
𝐼𝑚 = 0,00414 𝐴 = 4,14 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,00414 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,44 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
𝑈𝑓 = 219,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
Diketahui :
RU = 50k Ω
RLI = 400 Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 400 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
53403 Ω
𝐼𝑚 = 0,00411 𝐴 = 4,11 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,00411 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,35 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
𝑈𝑓 = 218,33 𝑉𝑜𝑙𝑡
Diketahui :
RU = 50k Ω
RLI =1Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
RK = 1000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀 + 𝑅𝐾
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 1 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω + 1000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
54004 Ω
𝐼𝑚 = 0,004 𝐴 = 4 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,004 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,22 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
Diketahui :
RU = 50k Ω
RLI = 20 Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
RK = 1000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀 + 𝑅𝐾
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 20 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω + 1000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
54022 Ω
𝐼𝑚 = 0,004 𝐴 = 4 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,004 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,21 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
𝑈𝑓 = 215,83 𝑉𝑜𝑙𝑡
RU = 50k Ω
RLI = 400 Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
RM = 3000 Ω
RK = 1000 Ω
Jawab :
𝑈
𝐼𝑚 =
𝑅𝑈 + 𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅𝑀 + 𝑅𝐾
220 𝑉
𝐼𝑚 =
50000 Ω + 400 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 3000 Ω + 1000 Ω
220 𝑉
𝐼𝑚 =
54403 Ω
𝐼𝑚 = 0,004 𝐴 = 4 𝑚𝐴
𝑈𝑏 = 𝐼𝑚 × 𝑅𝑀
𝑈𝑏 = 0,004 𝐴 × 3000 Ω
𝑈𝑏 = 12,13 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑈𝑓 = 𝐼𝑚 × (𝑅𝑀 + 𝑅𝑈)
𝑈𝑓 = 214,32 𝑉𝑜𝑙𝑡
Pada RL1 = 1 Ω, RK = 0 Ω
Im 3,9 mA 4,1𝑚𝐴
Ub 16,2 V
12,45 𝑉𝑜𝑙𝑡
Uf 228,5 V
219,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
Pada RL1 = 20 Ω, RK = 0
Ω
Im 3,3 mA 4,14 𝑚𝐴
Ub 12,7 V
12,44 𝑉𝑜𝑙𝑡
Uf 191,5 V
219,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
Pada RL1 = 1 Ω, RK = 1
kΩ
4 𝑚𝐴
Im 3,8 mA
12,22 𝑉𝑜𝑙𝑡
Ub 14,8 V
215,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
Uf 228,9 V
Pada RL1 = 20 Ω, RK = 1
kΩ 3,3 mA 4 𝑚𝐴
Im 11,1 V
12,21 𝑉𝑜𝑙𝑡
Ub 191,1 V
Uf 215,83 𝑉𝑜𝑙𝑡
Jawab :
Pada RL1 = 1 Ω, RK = 0 Ω
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
3,9 − 4,1
= × 100 %
3,9
= 5,12 %
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
16,2 − 12,45
= × 100 %
16,2
23,14%
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
228,5 − 219,9
= × 100 %
228,5
= 3,76 %
Pada RL1 = 20 Ω, RK = 0 Ω
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,3 − 4,14
= × 100 %
3,3
= 25,4 %
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
12,7 − 12,44
= × 100 %
12,7
= 2,04%
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
191,5 − 219,9
= × 100 %
191,5
= 14,8%
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
0,5 − 4,11
= × 100 %
0,5
= 722 %
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
5,3 − 12,35
= × 100 %
5,3
= 133,01 %
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
44,5 − 218,33
= × 100 %
44,5
= 390,6 %
Pada RL1 = 1 Ω, RK = 1 kΩ
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,8 − 4
= × 100 %
3,8
= 5,26 %
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑏𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
14,8 − 12,22
= × 100 %
14,8
= 17,4 %
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
228,9 − 215,9
= × 100 %
228,9
= 5,67 %
Pada RL1 = 20 Ω, RK = 1 kΩ
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,3 − 4
= × 100 %
3,3
= 21,2 %
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
11,1 − 12,21
= × 100 %
11,1
= 10 %
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
191,1 − 215,83
= × 100 %
191,1
= 12,9 %
Presentase Kesalahan Im
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝐼𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝐼𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,5 − 4
= × 100 %
0,5
= 722%
Presentasi Kesalahan Ub
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑏 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑏 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
5,2 − 12,13
= × 100 %
5,2
= 132,2 %
Presentasi Kesalahan Uf
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑈𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
= × 100 %
𝑈𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
44,2 − 214,32
= × 100 %
44,2
= 384,8 %
Diketahui :
RL1 =1Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
R = 7,58 Ω
ULN = 220 V
Ditanya : IA
Jawab :
𝑈𝐿𝑁
𝐼𝐴 =
𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅
220 𝑉
𝐼𝐴 =
1 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 7,58 Ω
220 𝑉
𝐼𝐴 =
11,58 Ω
𝐼𝐴 = 18,9 𝑚𝐴
Diketahui :
RL1 =1Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
R = 20,18 Ω
ULN = 220 V
Ditanya : IA
Jawab :
𝑈𝐿𝑁
𝐼𝐴 =
𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅
220 𝑉
𝐼𝐴 =
1 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 20,18 Ω
220 𝑉
𝐼𝐴 =
24,18 Ω
𝐼𝐴 = 9,09 𝑚𝐴
Diketahui :
RL1 =1Ω
RPEN = 1 Ω
RB =2Ω
R = 34,15 Ω
ULN = 220 V
Ditanya : IA
Jawab :
𝑈𝐿𝑁
𝐼𝐴 =
𝑅𝐿1 + 𝑅𝑃𝐸𝑁 + 𝑅𝐵 + 𝑅
220 𝑉
𝐼𝐴 =
1 Ω + 1 Ω + 2 Ω + 34,15 Ω
220 𝑉
𝐼𝐴 =
38,15 Ω
𝐼𝐴 = 5,75 𝑚𝐴
Dari praktikum yang telah dilakukan didapat hasil sebagaimana seperti yang
ada pada tabel berikut :
RK = 0 Ω RK = 1 kΩ
RL1 R PEN RB RU
Im Im Uf
(Ω) (Ω) (Ω) (kΩ) Uf (V) Ub (V) Ub (V)
(mA) (mA) (V)
1 20 5 0 3,9 228,5 16,2 3,8 228,9 14,8
20 20 5 500 3,3 191,5 12,7 3,3 191.1 11,1
400 20 5 5000 0,5 44,5 5,3 0,5 44.2 5,2
Tabel Hasil Percobaan 2
RE (Ω) 𝑰𝟐 / A Ta (s)
1 4,7 1,38
2 4,5 30
5 3,3 16,2 (menit)
15 50 menit - …
Tabel Hasil Percobaan 3
KESIMPULAN