Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya mempedulikan

sumber daya di bumi untuk kepentingan generasi mendatang, melahirkan

kepedulian akan pentingnya menjaga kelestarian dan ketersediaan sumber

daya. Kepedulian pada lingkungan yang meliputi kualitas udara, air dan

bahan beracun yang dapat merusak alam juga berpengaruh terhadap bisnis

perusahaan yang dituntut agar perusahaan berbisnis dengan ramah

lingkungan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus berusaha memenuhi

tuntutan ini dengan melakukan bisnis yang ramah lingkungan.

Para pemimpin bisnis telah berbicara tentang keinginan untuk

melakukan pembangunan berkelanjutan, yang berarti kegiatan usaha yang

menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan di masa kini tanpa

membatasi kemapuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

mereka nantinya. Banyak perusahaan yang berjuang untuk ecoeffiency

lebih besar, yang berarti meningkatkan produksi barang dan jasa,

sementara pada saat yang sama mengurangi efek merusak pada lingkungan

produksi yang sayangnya tidak semua perusahaan sama-sama berusaha

keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Salah satu pendekatan manajemen terkait biaya lingkungan adalah

environment cost of quality. Makalah ini akan membahas mengenai biaya

lingkungan, bagaimana meminimalkan biaya lingkungan dan bahkan

menggunakan biaya lingkungan yang dikeluarkan untuk mendapatkan

keuntungan tambahan dari peningkatan-peningkatan yang dilakukan.

1
Selain itu makalah ini akan membahas mengenai triple bottom line yang

merupakan pendekatan yang memperhatikan tidak hanya profit, tetapi juga

aspek sosial dan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi akutansi manajemen lingkungan?

2. Bagaimana peran dan fungsi akuntansi lingkungan ?

3. Bagaimana meminimalisirkan permasalahan lingkungan ?

4. Apa manfaat dari mengadopsi auntansi lingkungan ?

5. Bagaimana akuntansi lingkungan dapat mendukung pembuatan

keputusan di perusahaan?

6. Apa hambatan dalam penerapan akuntansi lingkungan?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan definisi akutansi manajemen lingkungan

2. Menjelaskan peran dan fungsi akuntansi lingkungan

3. Memaparkan meminimalisirkan permasalahan lingkungan

4. Menjelaskan manfaat dari mengadopsi auntansi lingkungan

5. Memaparkan akuntansi lingkungan dapat mendukung pembuatan

keputusan di perusahaan

6. Menjelaskan hambatan dalam penerapan akuntansi lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akutansi Manajemen Lingkungan

Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan

mendorong kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan

lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa

yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah

meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan

penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental

costs) dan manfaat atau efek (economic benefit). Akuntansi lingkungan

diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian

kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan

(environmental protection).

Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk

mempertimbangkan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai

bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain: memungkinkan untuk

mengurangi dan menghapus biaya-biaya lingkungan, memperbaiki kinerja

lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak

negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan,

diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap

produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan

pemenuhan kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produk/jasa

lingkungan yang lebih bersahabat.

3
Tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat manajemen

lingkungan dan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat adalah untuk

meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang

memerlukan atau dapat menggunakannya. Guna mencapai keberhasilan

dalam penerapan akuntansi lingkungan, maka pertama dan utama sekali

yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya kesesuaian

antara evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang

ditimbulkan. Langkah kedua, menentukan apa yang menjadi target

perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor utama yang

berdampak pada lingkungan perusahaan serta menyusun suatu

perencanaan untuk mengurangi dampak lingkungan. Langkah ketiga,

memilih alat ukur yang sesuai dalam menentukan persoalan lingkungan.

Langkah keempat, melakukan penilaian administrasi untuk

menetapkan target di masing-masing segmen. Langkah kelima,

menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing divisi

perusahaan. Langkah keenam, melakukan pengujian dimasing-masing

devisi. Langkah terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah

kinerja diharapkan dapat menghasilkan segmen akuntansi yang dapat

mendukung prestasi manajemen lingkungan dimasing-masing divisi.

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA)

merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya

lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan

atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul

dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai

4
akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Akuntansi

Manajemen Lingkungan (Environmental Management Accounting)

merupakan salah satu sub sistem dari Akuntansi Lingkungan yang

menjelaskan mengenai persoalan pengukuran dari dampak-dampak bisnis

perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi Manajemen

Lingkungan juga dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja

lingkungan (Rustika, 2011 dalam mardikawati, dkk, 2014).

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau

United States Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi

lingkungan adalah:“Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk

menyajikan biaya-biaya lingkungan bagi para stakeholders perusahaan,

yang mampu mendorong pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau

menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan

sedang memperbaiki kualitas lingkungan”.

Akuntansi Manajemen Lingkungan merupakan pengembangan dari

Manajemen Lingkungan dan seluruh kinerja ekonomi perusahaan serta

implementasi dari lingkungan yang tepat dalam hubungan antara Sistem

Akuntansi dan praktiknya (Mardikawati, dkk, 2014). Badan Perlindungan

Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (EPA)

menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua

dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang

secara langsung berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam

hal ini disebut dengan istilah “biaya pribadi”). Kedua, akuntansi

5
lingkungan juga meliputi biaya-biaya individu, masyarakat maupun

lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi

konvensional dan akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional

mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam pada suatu perusahaan

dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan akuntansi ekologis mencoba

untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi

pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam

kilogram, pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar

pengukuran yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.

Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua

bagian. Bagian pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan

suatu perusahaan baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua

berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan dan

organisasi lainnya. Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi

lingkungan harus mengikuti beberapa faktor berikut, antara lain:

1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai

satuan uang).

2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).

3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur

dengan nilai satuan uang/rupiah).

6
2.2 Peran dan Fungsi Akuntansi Lingkungan

SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan

informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai

lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa

secara rasional. Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam

dua bentuk, diantaranya :

1) Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak

internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang

menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan

rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang

menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah

pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan

orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan

keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal

perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem informasi

lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk

mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya

dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan

efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi

internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai

alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika

berhubungan dengan unit-unit bisnis.

2) Fungsi Eksternal

7
Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek

pelaporan keuangan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan

keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor

dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan

investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi

tersebut harus tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka

yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis

dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk mempelajari

informasi dengan cara yang rasional.

SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan

informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai

lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa

secara rasional.

Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan

adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam

bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan mereka hasil yang

diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di

dalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu

perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu

perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau

pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang

mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.

Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan,

8
rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh

karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana

manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada

pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi

dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi

pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders

yang secara semultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan

konservasi lingkungan.

Ada beberapa cara untuk mengungkapkan informasi pertanggung

jawaban lingkungan, pertama penyajian informasi lingkungan melalui

“pengungkapan” dapat dilakukan dengan membuat ikhtisar kegiatan

perusahaan terkait dengan upaya untuk melestarikan lingkungan, hasil

penilaian pihak independen terkait dengan kepatuuhan entitas terhadap

kelestarian lingkungan, kedua pelaporan tanggung jawab atas lingkungan

juga dapat ddisajikan dalam keuangan inti, misalnya peralatan yang

disediakan dalam rangka untuk menguurangi pencemaran lingkungan

dapat disajikan sebagai asset tetap. PSAK 16 (revisi 2007) tentang asset

tetap paragraph 11 menyatakan “asset tetap diperoleh untuk alasan

keamanan atau lingkungan. Peolehan asset tetap semacam itu, dimana

tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan dari

suattu asset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk

memperroleh manfaat ekonomik masa depan dari asset yang lain”. ketiga

9
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk pencegahan lingkungan

dari pencemaran dapat diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.

Aspek-aspek yang menjadi bidang garap akuntansi lingkungan:

1) Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis

perusahaan terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi

konvensional.

2) Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap

akuntansi konvensional yang bertentangan dengan kriteria

lingkungan serta memberikan alternatif solusinya.

3) Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif

untuk memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi

konvensional.

4) Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan

nonkeuangan, sistem pengendalian pendukung keputusan

manajemen ramah lingkungan.

5) Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan

(revenue) apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan

dari berbagai program perbaikan lingkungan.

6) Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal

maupun eksternal perusahaan.

7) Upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban,

resiko, investasi biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan

lingkungan.

10
8) Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban

dan biaya dalam konteks non keuangan khususnya ekologi.

Alasan EMA sangat bermanfaat bagi industry antara lain:

1) Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan

bahan-bahan, termasuk polusi/sisa volume, jenis-jenis lain dan

sebagainya.

2) Kemampuan mengidentifikasi, mengestimasi, mengalokasikan,

mengatur atau mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang

berhubungan dengan lingkungan.

3) Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam

mendukung penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-

program sukarela, penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja

lingkungan. Bukan malah makin mencemarkan lingkungan.

4) Informasi yang menyelruh untuk mengukur dan melaporkan

kinerja lingkungan, seperti meningkatkan citra perusahaan pada

stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, pemerintah

dan penyedia keuangan.

Bagaimana dampak lingkungan terhadap belum diterapkannya

akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan

1) Adanya permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan

oleh perusahaan manufaktur. Permasalahan lingkungan akibat

proses produksi perusahaan banyak ditemukan misalnya pada

kasus pencemaran lingkungan yang menyebabkan menurunnya

11
kadar kualitas air di sekitar industry yang berdekatan dengan

rumah penduduk.

2) Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap.

Karena secara biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya umum,

pada saat diperlukan, akan menjadi sulit untuk menelusuri biaya

sebenarnya dari proses, produk atau lini produksi tertentu. Jika

biaya umum dianggap tetap, biaya limbah sesungguhnya

merupakan biaya variabel yang mengikuti volume limbah yang

dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat produksi.

3) Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas bahan

baku yang terbuang. Berapa sebenarnya biaya limbah? Sebelum

diterapkannya akuntansi manajemen lingkungan akan

menghitungnya sebagai biaya pengelolaannya, yaitu biaya

pembuangan atau pengolahan. Tetapi setelah menerapkan EMA,

EMA akan menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan

ditambah biaya pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah

yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada biaya yang

selama ini diperhitungkan

2.3 Cara Meminimalisirkan Permasalahan Lingkungan

Cara meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang diakibatkan

oleh perusahaan tersebut bagi rumah penduduk di sekitarnya Perusahaan

dapat menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya

pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih

12
besar (sebenarnya) daripada biaya yang selama ini diperhitungkan. Dan

dapat meminimalisirkan pemakaian bahan agar tidak terbuang percuma

dan akhirnya menjadi limbah. Biaya lingkungan dalam perusahaan sangat

perlu di perhatikan untuk meminimalisirkan permasalahan lingkungan

yang berakibat juga terhadap perusahaan. Biya lingkungan berhubungan

dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan.

Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan

mnjadi empat kategori:

1. Biaya pencegahan (prevention cost)

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk

mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh-contoh aktivitas

pencegahan adalah evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan

pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan

produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih

pegawai, mempelajari dampak lingkungan, pelaksanaan penelitian

lingkungan, pengembangan sistem manajemen lingkungan, daur

ulang produk, dan pemerolehan sertifikasi ISO 14001.

2. Biaya deteksi (detection cost)

Adalah biayabiaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk

menentukan apakah produk, proses dan aktivitas lainnya di

perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau

tudak. Standard lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh

perusahaan didefinisikan dalam tiga cara yaitu peratuan

13
pemerintah, standar sukarela (ISO 14001) yang dikembangkan oleh

International Standards organization, dan kebijakan lingkungan

yang dikembangkan oleh manajemen. Contoh-contoh aktivitas

deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan

proses agar ramah lingkungan, pengembangan ukuran kinerja

lingkngan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja

lingkungan dari pemasok, dan pengukuran tingkat pencemaran.

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena

diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke

lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan internal terjadi untuk

menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika

diproduksi. Aktivitas kegagalan internal bertujuan untuk

memastikan bahwa limbah dan sampah yang diproduksi tidak

dibuang ke lingkungan luar dan untuk mengurangi tingkat limbah

yang dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar

lingkungan. Aktivitas kegagalan internal misalnya pengoperasian

peralatan ntuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan

dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi,

lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, dan daur ulang sisa

bahan.

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)

Adalah biaya biaya untk aktivitas yang dilakukan setelah melepas

limbah atau sampah ke dalam lingkungan.

14
Pendekatan dalam merumuskan EMA

Terdapat dua pendekatan dalam merumuskan EMA :

1. Monetary Accounting (berbasis pada monetary procedure)

merupakan upaya mengidentifikasi, mengukur dan mengalokasikan

biaya lingkungan berdasarkan perilaku aliran keuangan dalam

biaya tersebut.

2. Physical Accounting (berbasis pada material flow balance

procedure) adalah suatu pendekatan untuk mengidentifikasi

berbagai perilaku sumber biaya lingkungan. Hal ini akan berguna

bagi manajemen untuk dasar alokasi biaya lingkungan yang terjadi.

2.4 Manfaat dari Mengadopsi Akuntansi Lingkungan

Manfaat dari mengadopsi akuntasi lingkungan adalah:

1) Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan

untuk memproduksi produk atau jasa

2) Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk, proses,

system, atau fasilitas dan menjabarkan biaya-biaya tersebut pada

tanggung jawab manajer

3) Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi

pengurangan biaya dan perbaikan dalam ukuran lingkungan dan

kualitas

4) Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau

ukuran perbaikan kualitas

15
5) Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatifuntuk mengurangi

biaya-biaya lingkungan

6) Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi

penggunaan sumber daya dan mengurangi, mendaur ulang,atau

mengidentifikasi pasar bagi limbah

7) Peningkatan kepedulian staf terhadap isu-isu lingkungan,

kesehata, dan keselamatan kerja

8) Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa

perusahaandan sekaligus meningkatkan daya kompetitif

2.5 Akuntansi lingkungan dapat mendukung pembuatan keputusan di

perusahaan dalam hal :

1) Penganggaran modal adalah proses menganalisis alternative

investasi dan memutuskan investasi mana yang akan digunakan

dalam standar keungan yang mana mempertimbangkan aliran

pendapatan dan biaya-biaya dihasilkan dari sepanjang waktu

investasi

2) Pemilihan produk – perusahaan secara rutin membuat keputusan

mengenai produk mana untuk dapat didasarkan pada

pertimbangan biaya mereka. Biaya-biayanya termasuk tidak hanya

biaya pembelian, namun biaya yang terjadi karena menggunakan

dan membuang produk pada akhir masa penggunaannya.

3) Manajemen limbah – perusahaan menghasilkan sejumlah besar

limbah yang pilihan pengolahan dan pembuangannya ditentukan

oleh komposisi aliran limbah. Karena biaya-biaya pembuangan

16
adalah biaya-biaya lingkungan,mencoba untuk meminimalkan

biaya-biaya ini akan mendapat manfaat dari akuntansi lingkungan

2.6 Hambatan dalam Penerapan Akutansi Lingkungan

Hambatan dalam penerapan akuntansi lingkungan, diantaranya:

1. System pendukung Informasi akuntansi yang kurang/tidak cukup.

Informasi mengenai biaya lingkungan sangat kurang.sistem

akuntansi- idealnya informasi sumber biaya- umumnya tidak cukup

untuk kebutuhan akuntansi lingkungan,diman manfaat-manfaatnya

dari memisahkan biaya-biaya lingkungan dari pos overhead dalam

rangka untuk menelusuri biaya ke produk atau aktivitas yang

menyebabkan biaya tersebut rancuh.

2. Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan bagian

sumber daya. Hubungan institusional antara pembeliah atau usaha

mendapatkan dan fungsi-fungsinya sumber daya sangat lemah.

Ketika penggunaan tim pendapatan produk antar fungsi terlihat

meningkat,hal ini cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara

efektif criteria klinis ke dalam keputusan pembelian, terutama

usaha-usaha standarisasi. Input sumber daya cenderung secara

spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek lingkungan

yang jelas- seperti kontrak manajemen limbah.

3. Halangan pembelian. Seperti fasilitas di banyak sector lain,

fasilitas penjagaan kesehatan seringkali merupakan subyek pada

17
halangan pembelian yang cenderung mengurangi alternative-

alternatif produk dari mana mereka mungkin dipilih secara efektif.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi lingkungan merupan salah satu strategi untuk

menegelola lingkungan dengan menggunakan alat manajemen lingkungan

yang dapat diterapkan sebagai upaya pelestarian lingkungan, akuntansi

manajemen lingkungan memberikan informasi mengenai penggunaan

sumberdaya alam dan dampaknya terhadap lingkungan serta informasi

moneter mengenai biaya yang digunakan untuk upaya perbaikan

lingkungan sehingga dapat mempengaruhi persepsi mmasyarakat terhadap

citra peerusahaan dan mempengaruhi kinerja financial perusahaan.

19

Anda mungkin juga menyukai