5 – 15 menit
KEJANG
Perhatikan jalan napas, kebutuhanO2 atau bantuan pernapasan
Bila kejang menetap 3-5 menit,
Sebagian besar anak pada kelompok kasus yang mengalami demam dengan suhu lebih
dari 39℃. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kategori
distribusi tinggi demam dengan bangkitan kejang demam. Hasil tersebut berarti anak dengan
demam lebih 39℃ mempunyai risiko untuk mengalami demam 4,5 kali lebih besar dibanding
anak yang mengalami demam kurang 39℃.
Faktor usia
Pada faktor usia menunjukkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebagian besar
mengalami kejang pertama kali pada usia kurang dari dua tahun. Hasil uji statistik menunjukkan
hubungan yang bermakna antara usia kurang dua tahun dengan bangkitan kejang demam. Hal
ini berarti anak dengan kejang usia kurang dari dua tahun mempunyai risiko bangkitan kejang
demam 3,4 kali lebih besar dibanding yang lebih dari dua tahun
Persentase adanya riwayat kejang pada keluarga terdekat yaitu kedua orang tua ataupun
saudara kandung, Hal ini menunjukkan anak dengan riwayat kejang dalam keluarga terdekat
mempunyai risiko untuk menderita bangkitan kejang demam 4,5 kali lebih besar dibanding yang
tidak.
FAKTOR RESIKO
Epilepsi
Anak yang mendapatkan kejang demam risikonya meningkat untuk menjadi epilepsi
dibandingkan dengan anak tanpa riwayat kejang demam. Anak yang mendapatkan kejang
fokal, kejang lama dan episode berulang dari kejang demam memiliki kemungkinan
sebesar 25% menjadi epilepsi sampai umur 25 tahun. MARVINAngka kejadian epilepsi
berbeda-beda, tergantung dari cara penelitian, misalnya Lumbantobing (1975) pada
penelitiannya mendapatkan 6 %, sedangkan Livingstone (1954) mendapatkan dari
golongan kejang demam sederhana hanya 2,9 % yang menjadi epilepsi dan dari golongan
epilepsi yang diprovokasi oleh demam ternyata 97 % yang menjadi epilepsi.
Todd’ Paresis
Merupakan kelemahan yang terjadi setelah kejang dan timbul setelah kejang demam 1 kali
atau 2 kali. Kelemahan ini biasanya sembuh setelah 24 - 48 jam atau setelah 1 minggu.
Gangguan Intelegensia
Yang mengalami kelainan ini adalah anak-anak yang sebelumnya sudah menderita
gangguan neurologis dan gangguan perkembangan. Gangguan belajar dan kebiasaan,
retardasi mental, dan defisit motorik serta koordinasi dilaporkan pada anak dengan skuele
kejang demam. Angka insiden dari komplikasi ini sangat rendah pada anak normal yang
mendapatkan kejang demam sederhana. Tidak ada peningkatan insiden dari retardasi
mental pada anak yang hanya mendapatkan kejang demam dan pada anak yang normal
sebelum timbul kejang pertama. Dari suatu penelitian terhadap 431 penderita dengan
kejang demam sederhana, tidak terdapat kelainan pada IQ, tetapi pada penderita kejang
demam yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologi
akan didapat IQ yang lebih rendah disbanding dengan saudaranya (Milichap, 1968).
Apabila kejang demam diikuti dengan terulangnya kejang tanpa demam, retardasi mental
akan terjadi 5 kali lebih besar ( Nelson dan Ellenberg). Kejang lama atau fokal dapat
membentuk skuele di otak.
Hemiparesis
Hemiparesis biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama ( berlangsung
lebih dari setengah jam) baik bersifat umum atau fokal. Kelumpuhannya sesuai dengan
kejang fokal yang terjadi. Mula-mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu
timbul spastisitas. Millichap (1968) melaporkan dari 1190 anak yang menderita kejang
demam, hanya 0,2 % saja yang mengalami hemiparesis sesudah kejang lama.