NO ABSEN : 16
Menurut M.Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna
penampakan sesuatu dengan baik dan indah.dari akar kata yang sama lahir kata
basyarah yang berarti kulit.Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali
dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjukan manusia
dari sudut lahirnya.dengan demikian ,kata basyar dalam AL-Qur’an menunjuk kepada
dimensi material manusia yang suka makan,tidur,minum dan jalan-jalan.dari makna
ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia.dari akar
kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap
sehingga mencapai tahap kedewasaan.
Allah swt. Berfirman : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia
menciptakan kamu dari tanah,kemudian kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak (memiliki anak) . (Q.S. ar-
Rum[30]:20)
Dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para
malaikat,``sesungguhnya aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam
yang diberi bentuk,maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya,Dan telah meniupkan kedalamnya ruh ciptaanku
maka tunduk lah kamu kepadanya dan bersujud.’’ (Q.S.al-
Hijr[15]: 28-29).
Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur),maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna , agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa
yang yang kami hendaki sampai waktu yang sudah di tentukan
(Q.S. al-hijj[22]:5).
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah,lalu segumpal dara itu kami jadikan
segumpal daging,dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-
belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain
maka,Maha suci-lah Allah,pencipta yang paling baik. (Q.S. al-
Mu’minuun[23]: 13-14).
a. Untuk beribadah menyembah kepada allah swt. Bisa dilihat pada alquran
surah adz dzariyyat ayat 56.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah ku (Adz-Dzariyyat:56)
b. Sebagai khalifah dimuka bumi.
“sesungguhnya aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka
bumi’mereka berkata”mengapa engkau hendak
menjadikan(khalifah)dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah,padahal kami senantiasa bertsbih dan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?”Tuhan
berfirman”Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”(al-baqarah:30).
c. Untuk berdakwah atau menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar.
d. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada allah.sekiranya ahli kitab beriman,tentulah itu lebih baik bagi
mereka ;diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik (ali-imran : 110).
Sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak boleh hanya untuk
kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja.
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat
manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada tiga instansi, yaitu :
Pertanggung jawaban pada diri sendiri.
Pertanggung jawaban pada masyarakat.
Pertanggung jawaban pada Allah.
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak
manapun (ar ri’ayah).
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak
manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan
jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena
sumber daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh karena
itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan‘abdun merupakan
keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan
kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran.
Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan
derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah,
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." –
(QS.95:4)
Sebagai agama terakhir, Islam (din al-Islam) memiliki kedudukan yang istimewa
dari agama samawi sebelumnya, yaitu:
1. Penyempurna dari agama samawiyah sebelum Nabi Muhammad saw.
yang terbatas oleh ruang dan waktu serta pengikut tertentu. Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw. bersifat universal tanpa terbatas oleh
ruang dan waktu, untuk siapa saja, kapan saja dan di manapun manusia
berada.
2. Islam mengontrol ajaran-ajaran pokok dari agama samawi yang ada
sekarang ini. Agama samawi yang masih ada hingga sekarang (Yahudi
dan Nasrani) sudah mengalami perubahan yang cukup berarti, terutama
menyangkut konsep ketuhanannya
3. Islam mengakui semua para nabi/rasul terdahulu sebelum Nabi
Muhammad tanpa membedakan satu sama lain karena ajarannya sama,
yaitu tauhid. Yang membedakan di antara mereka adalah dalam hal
pelaksanaan hukum (syariah)
Dasar-Dasar islam dibagi 4 yaitu;
1) Islam adalah agama yang benar di sisi Allah.
bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang diakui kebenarannya
oleh Allah. Allah hanya menurunkan satu agama kepada umat manusia
sejak zaman Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., karena itulah
maka Allah hanya mengakui Islam sebagai agama yang benar.
2) Agama selain Islam tidak akan diterima di sisi Allah.
bahwa Allah tidak akan menerima seseorang yang memeluk agama selain
Islam, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lainnya. Semua yang
dilakukan oleh penganut agama selain Islam dalam rangka pengamalan
agamanya akan sia-sia, karena tidak akan diperhitungkan oleh Allah
sebagai amal baiknya.
3) Islam adalah agama yang sempurna.
bahwa Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah agama
yang paling sempurna, karena ajarannya meliputi semua ajaran yang
pernah diturunkan oleh Allah kepada para nabi sebelum Muhammad.
Ajaran agama Islam juga meliputi berbagai aspek kehidupan manusia,
mulai aspek ibadah dan muamalah hingga aspek-aspek lainnya.
4) Islam adalah agama hidayah Allah.
bahwa orang yang memeluk atau menganur agama Islam bukan semata-
mata atas kehendaknya sendiri, melainkan atas petunjuk atau hidayah dari
Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tidak dapat memeluk Islam juga bukan
karena semata-mata pengaruh orang lain, tetapi karena Allah memang
sengaja menyesatkan orang tersebut.
4. Hukum.
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-
kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat
manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat
manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur,
sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagai
sumber hukum ajaran Islam, al-Qur’an banyak memberikan ketentuan-
ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan
hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil). Beberapa
ayat-ayat alQur’an yang berisi ketentuan hukum antara lain adalah
:“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad saw.) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara
manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah Swt. kepadamu, dan
janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena
(membela) orang yang berkhianat.” (QS. an-Nisa’ : 105)
Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-
Qur’an adalah meliputi :
Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 221; QS. al-
Maidah : 5; QS.an-Nisa’ : 22-24; QS.an-Nur : 2; QS. alMumtahanah :10-11.
Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ : 7-12 dan
176, QS. al-Baqarah :180; QS. al-Maidah :106
Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 279,
280 dan 282; QS. al-Anfal : 56 dan 58; QS. at-Taubah : 4
Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 178; QS.
anNisa’ : 92 dan 93; QS. al-Maidah : 38; QS. Yanus : 27; QS. al-Isra’ :
33; QS. asy-Syu’ara : 40
Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 190-
193; QS. al-Anfal : 39 dan 41; QS. at-Taubah : 5,29 dan 123, QS. al-
Hajj : 39 dan 40
Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat : 13
Jika salah dan tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan dalam Al-Quran, maka
dampaknya bukan kemaslahatan, melainkan kemudharata. Berikut adalah fungsi Al-
Quran yang dapat kita pahami secara umum.
Hadist adalah Sunnah Rasul yang dituliskan kembali. Sebagai penyampai risalah dari
Allah, sudah pasti apa yang disampaikan oleh Rasul adalah benar. Yang menjadi
permasalahan adalah bukan pada hadist atau pada apa yang disampaikan oleh Allah,
melainkan pada penulisan atau periwayatan hadist-hadist yang terdapat dalam Al-
Quran. Beberapa juga beredar mengenai hadist-hadist yang palsu atau sudah dimuati
oleh kepentingan politik tertentu di masa tersebut.
Untuk itu, perlu adanya metode mengenai pengujian kevalidan hadist. Apalagi dulu
Rasul pernah melarang ummatnya untuk menuliskan apa yang Rasul katakan khawatir
jika bercampur dengan Al-Quran. Untuk itu, hadist harus dipahami dengan benar
terlebih dahlu, diuji kevalidannya. Akan tetapi, sunnah rasul apa yang dilakukan rasul,
haruslah selalui kita lakukan sebagaimana hal ini disampaikan dalam ayat-ayat berikut:
Fungsi Ijtihad
Meski Al Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, tidak berarti
semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detail oleh Al Quran maupun
Al Hadist. Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat turunnya Al Quran dengan
kehidupan modern. Sehingga setiap saat masalah baru akan terus berkembang
dan diperlukan aturan-aturan turunan dalam melaksanakan Ajaran Islam dalam
kehidupan beragama sehari-hari.
Jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat tertentu
atau di suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji apakah perkara
yang dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadist. Sekiranya sudah ada maka persoalan tersebut harus mengikuti ketentuan
yang ada sebagaimana disebutkan dalam Al Quran atau Al Hadits itu. Namun jika
persoalan tersebut merupakan perkara yang tidak jelas atau tidak ada
ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadist, pada saat itulah maka umat Islam
memerlukan ketetapan Ijtihad. Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka
yang mengerti dan paham Al Quran dan Al Hadist.
Jenis-Jenis ijtihad
Ijmak
Ijmak artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu
hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara
yang terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara
ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu
keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh
umat.
Qiyâs
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum
atau suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya
darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-
masa sebelumnya
Aqidah secara bahasa dari kata “aqdan”yang berarti ikatan,adalah keyakinan yang
tersimpul dengan kokoh di dalam hati.bersifat mengigat dan mengandung
perjanjian.secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.
Secara etimologi pemurnian berasal dari kata "pure" artinya mumi, suci, bersih.
Secara terminologis pemurnian berasal dari kata "mumi", yang mendapat awalan "pe"
dan akhiran "an'', yang artinya suatu tindakan yang mempunyai tujuan untuk
memurnikan, membersihkan dan mensucikan kembali sesuatu hal dari pengaruh luar.
Kata pemumian diidentikkan dengan kata "Puritanisme". Yakni suatu aliran yang
menentang otoritas gereja di negara lnggris dengan cara menuntut kemumian terhadap
ajaran-ajaran maupun organisasi gereja di lnggris. Aliran ini mengadakan pemurian dan
pembaharuan dalam seluruh bidang kehidupan rakyat.Sehingga banyak doktrin-doktrin
gereja yang ditentangnya dan dianggap sebagai suatu hal yang kuno dan tidak eksis
lagi.
Iman dan taqwa sangat penting dalam kehidupan modern, jika dalam kehidupan
modern yang serba canggih tidak menghiraukan lagi keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah maka akan banyak timbul problem dan tantangan yang terjadi, baik dibidang
ekonomi, social, agama, maupun keilmuan itu sendiri.
Iman dan taqwa juga mempunyai peran penting dalam kehidupan dunia modern,
dalam kehidupan modern yang serba cepat sering kali memicu timbulnya stress dan
berbagai penyakit.
Iman dan taqwa mempunyai peran antara lain:
Iman dan taqwa melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
Iman dan taqwa menanamkan semangat berani menghadap maut.
Iman dan taqwa menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan.
Iman dan taqwa memberikan ketenteraman jiwa.
Iman dan taqwa mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).
Iman dan taqwa melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
Iman dan taqwa memberi keberuntungan.
Iman mencegah penyakit.
Syariah itu sendiri dalam pengertian asli dan terbatas adalah wahyu-wahyu
Alquran berkaitan dengan soal-soal hukum tertentu. Dalam perkembangannya, sesuai
kebutuhan kaum Muslimin, ayat-ayat hukum ini umumnya perlu diperjelas, ditafsirkan,
dan dirinci dengan menggunakan hadis agar dapat menjadi ketentuan yang secara
praktis bisa dilaksanakan. Proses ijtihad dan instinbat hukum ini melahirkan fikih
(yurisprudensi Islam) yang mengandung berbagai ketentuan rinci mengenai berbagai
hal untuk dijalankan kaum Muslimin.
Karena itu, kandungan fikih (yang secara misleading disebut sebagai syariah) itu
menjadi sangat luas. Tetapi, jika disederhanakan mencakup tiga bidang pokok: Pertama
fikih ibadah ketentuan tentang pelaksanaan ibadah, yang setiap Muslim mesti menerima
agar bisa menjalankan ibadah dengan baik; kedua, fikih ibadah–ketentuan tentang
hubungan sosial, seperti nikah, talak, cerai, rujuk, waris dan sebagainya, yang juga
mesti diadopsi setiap Muslim agar dapat menjadi Muslim lebih baik; dan ketiga fikih
jinayah–ketentuan tentang pidana, termasuk khususnya yang sangat kontroversial
mengenai hudud, potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina
Dalam bidang politik, yang memegang kekuasaan tertinggi ialah kedaulatan.
Selanjutnya, kedaulatanlah yang mempunyai hak untuk mengeluarkan aturan –
aturan hukum. Oleh karena itu, kedaulatan mempunyai kekuatan yang mengikat dan
memaksa warga negara untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sama
halnya seperti Islam, yang menjadikan syariat Islam sebagai satu – satunya
kedaulatan. Kedaulatan dalam agama Islam dipegang oleh Allah SWT, sebagai satu-
satunya pemilik kewenangan untuk membuat hukum dan syariat. Dimana, seluruh
hukum dan syariat tersebut harus diikuti dan ditaati oleh seluruh pemeluk agama
Islam. Sebagai pemegang kedaulatan, Allah SWT mengetahui apa yang baik dan
apa yang buruk bagi umatnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan berpolitik, para
pemegang kedaulatan sebagai pemimpin, harus senantiasa memperhatikan
kepentingan warga negaranya dan tidak menggunakan kekuasaannya untuk berbuat
sewenang – wenang. Dalam memimpin warga negaranya, para pemegang
kedaulatan juga harus tunduk kepada hukum dan syariat yang ada.
Dalam bidang ekonomi, syariat Islam memegang peranan penting, seperti mengatur
pembagian modal, mengatur pajak, mengatur sumber – sumber pendapatan negara,
mengatur zakat, dan lain sebagainya. Syariat Islam sangat berpengaruh terhadap
kehidupan ekonomi umatnya, seperti mulai banyak bermunculan bank – bank yang
berlandaskan syariah Islam. Bahkan, bank – bank yang berlandaskan syariat Islam
tersebut juga menganut syariat Islam yang melarang hukum riba.
Dalam aspek ekonomi, Allah swt berfirman,
“ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka, jika kamu tidak mengerjakan,
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat,
bagimu pokok hartamu. Kamu tidak dianiaya dan tidak pula menganiaya “ (QS. Al-
Baqarah, 2:278-279).
Jadi, pada dasarnya syariat Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam
berbagai macam aspek kehidupan umatnya. Syariat Islam telah dibuat dengan
sebaik – baiknya, sehingga tidak mungkin menyusahkan atau menghambat umatnya
untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Dengan menerapkan syariat Islam ke dalam
seluruh aspek kehidupan sehari – hari, maka hidup kita pun akan menjadi lebih
teratur dan terarah.
Secara substansial etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran
tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang
membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan
itu sendiri .
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah
bagian dari filsafat.
Sedangkan akhlak yang secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai
atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan
buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan.
Secara terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara
yang baik dan yang buruk, terpuji atau tercela, menyangkut perkataan dan
perbuatan manusia lahir batin.
Secara rinci kajian akhlak itu meliputi:
Pengertian baik dan buruk
Menerangkan apa yang harus dilakukan olah seorang manusia terhadap manusia
lainnya
Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-
perbuatannya
Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk berbuat.
Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral kalau
sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia
berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika sikap hidupnya
tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang
menurut ajaran Islam pada asalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan
etis. Dalam arti mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang
hidupnya penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma.
PENGERTIAN ETIKA
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani,”ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
PENGERTIAN MORAL
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa
latin moresyang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat
kebiasaan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah
penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun
tidak patut.
PENGERTIAN AKHLAK
Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik
(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa
arab yakni khuluqun yang diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad
Aminmenyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yangdapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu
sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia
bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya
sehari-hari.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia.
Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan
membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk
senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan
kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan membinasakan
diri dan masyarakat seluruhnya.
Nabi S.A.W.bersabda yang bermaksud: “Orang Mukmin yang paling sempurna
imannya, ialah yang paling baik akhlaknya.”(H.R.Ahmad).
Nabi S.A.W.bersabda yang maksudnya:”Sesungguhnya aku diutus adalah untuk
menyempurnakan budipekerti yang mulia.”(H.R.Ahmad).
Wa innaka la’ala khuluqin ‘adzim, yang artinya: ”Sesungguhnya engkau
(Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (Al Qalam:4).
Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari