Anda di halaman 1dari 14

SIKLUS SEL

Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi kromosom sel dan
organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada eukariotik (sel bernukleus), proses
perbanyakan atau sintesis bahan genetik terjadi sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel,
mitosis atau meiosis.

Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di
dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang
identik. Siklus sel yang berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan
sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase
berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang
berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fasemitosis sebelum selesainya
tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.

Di antara mitosis pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak membelah
melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan energi untuk
pembelahan mitosis berikutnya. Interfase tidak termasuk dalam tahap PMAT dan dibedakan dalam tiga
tahap, yaitu:

G1 (gap 1) : merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel mulai tumbuh
membesar

S (sintesis) : terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif melakukan
metabolisme, tumbuh, dan berkembang

G2 (gap2) : merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan awal dari mitosis berikutnya

Demikian seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap mitotik, sel akan masuk
interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap kasus misalnya pembelahan sel
untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan berhenti membelah manakala luka telah sembuh. Itulah
salah satu kehebatan sel. Tahu kapan harus membelah, dan tahu kapan harus berhenti. Sel yang tahu
diri untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase G0 atau fase stationer. Pada tahap ini sel tidak
akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka, sel segera memasuki fase G1 untuk melakukan
pembelahan. Sel yang tidak tahu diri, harusnya masuk G0 tetapi nekat masuk ke G1, itulah yang disebut
sel tumor atau kanker.

Sel yang mempunyai kemampuan membelah adalah sel "muda" atau sel immature yang belum memiliki
fungsi tertentu. Pada kondisi lingkungan yang mendukung sel akan memasuki siklus sel dan
menghasilkan 2 sel identik. Sel yang tidak lagi membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi
menjadi sel yang mature dengan struktur dan fungsi tertentu.

Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis) dan fase M (Mitosis). Pada
fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein interseluler dan pada fase M terjadi pemisahan
kromosom dan pembelahan sel. Sebagian besar sel memerlukan waktu ekstra untuk proses sintesis
sehingga pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap 1 antara fase M dan fase S serta Gap 2
antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian fase menjadi 4 fase yaitu Fase G1, Fase S, Fase
G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M (mitosis dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel
ini sebenarnya sangat aktif secara biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi (waktu
lama, 23 jam dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti dari siklus sel dan secara
morfologi terjadi perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang tertarik ke kutub, sitogenesis
dan akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus 24 jam).

Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan sebagai ekstra
waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum masuk ke fase S dan
M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress pada G1 dan bahkan
memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini dapat berlangsung selama berhari-hari,
bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk
tumbuh maka sel akan memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah
melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung
bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.

Jenjang reaksi yang terjadi pada siklus sel, sangat mirip dengan relasisubstrat-produk dari sebuah
lintasan metabolik. Produk dari sebuah jenjang reaksi akan berfungsi sebagai substrat pada jenjang
berikutnya, demikian pula dengan laju reaksi jenjang yang pertama akan menjadi batas maksimal laju
reaksi pada jenjang berikutnya.

Transisi antara jenjang reaksi ditentukan oleh lintasan pengendali ekstrinsik dan intrinsik yang terdiri
dari beberapa cekpoin, sebagai konfirmasi selesainya reaksi pada suatu jenjang sebelum jenjang
berikutnya dimulai. Kedua lintasan kendali dapat memiliki cekpoin yang sama.

Lintasan kendali instrinsik akan menentukan setiap tahap berjalan sebagaimana mestinya. Fasa S,
G2 dan M pada sel mamalia dikendalikan oleh lintasan ini, sehingga waktu yang diperlukan untuk fase
tersebut, tidak jauh bervariasi antara satu sel dengan sel lain.

Lintasan kendali ekstrinsik akan berfungsi sebagai respon terhadap kondisi di luar sel atau telisik
defisiensi sel. Defisiensi lintasan kendali intrinsik seringkali menyebabkan kanker. Penyimpangan pada
protein yang mengendalikan cekpoin siklus fase sering ditemukan pada penderita kanker.
A. FASA PADA SIKLUS SEL

Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase
fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2:

1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusiamembutuhkan
waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh,
segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
2. Fasa M (mitosis).
Fase mitosis terdiri dari profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase. Tahapan
pembelahan inti ini masing-masing tidak sama waktunya. Fase mitosis atau fase pembelahan
terdiri dari karyokinesis atau pembelahan nukleus dan
sitokinesis atau pembelahan sitoplasma.

Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner
atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah.
Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:

a) Profase
Fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom
terlihat di dalam sitoplasma.Pada periode profase terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma.Pada
nukleus, nukleuli menghilang.Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat dan melipat
sehingga kian pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas. Kromosom
kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama, dan kemudian bergabung pada
sentromer. Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan
protein, tersusun teratur di antara dua sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak berlawanan satu
sama lain dan nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul
diantara dua sentrosom.

b) Prometafase
Pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi
menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).Menjelang metafase, beberapa ujung mikrotubul
gelendong mitotic menempel pada setiap kinetokor yang berada di dekatnya.Membran inti terpotong-
potong. Mikrotubul dari spindle sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan kromosom
yang telah menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, yang meluas dari setiap
kutub kearah ekuator sel. Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan
kinetokor, yang terletak pada daerah sentromer.Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan
mikrotubul-kinetokor.Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain, mikrotubul-
nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa menambat pada kromosom.

c) Metafase
Kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya.Pada metaphase, mikrotubul
kinetokor memegang peranan penting yaitu mengatur letak dan arah kromosom terhadap sumbu
gelendong mitotic dan mengatur dan menggerakkan kromosom ke bidang ekuatorial.Sentrosom berada
pada kedua kutub sel yang berlawanan. Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang
mempunyai jarak yang sama antara spindle kedua kutub. Spindel sentromer dari semua kromosom lurus
satu sama lain pada bidang metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak
berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul-
kinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk.

d) Anafase
Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju
pemintal kutub.Pada anafase terjadi pemisahan kromatida kromosom.Pada fase ini terjadi tarikan ke
kutub sehingga kromatid terpisah.Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid
memiliki sentromer sendiri-sendiri.Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom.Spindle
mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan.Hal ini dikarenakan mikrotubul
kinetokor menambat pada sentromer.Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati
kutub sel. Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir dari anafase kedua
kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.

e) Telofase
Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali
membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah.Pada fase telofase, mikrotubul nonkinetokor
selalu memanjang dan anak inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam
keadaan terhimpun.Membran inti terbentuk dari potongan-potongan membran inti sel induk dan bagian
lain dari system endomembran.Sitokinesis terjadi pada saat anaphase dan telofase.Pada sel hewan, tanda
pertama yang terlihat adalah melekuknya selaput sel selama anaphase.Pelekukan terjadi di daerah sekat
metaphase atau bidang ekuatorial.

f) Sitokinesis
Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal
mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik. Sitokinesis
pada sel tumbuhan berlangsung dengan cara yang berbeda. Sitoplasma dibagi dua oleh pembentukan
dinding sel baru di dalam sel induk.Sekat sel mulai terbentuk di bidang antara dua nukeus anakan.Sekat
sel berhubungan dengan sisa mikrotubul kutub gelendong mitotic yang membentuk suatu struktur yang
disebut fragmoplas.Struktur ini mengandung dua perangkat mikrotubul yang berhadapan. Vesikuli kecil
yang berasal dari kompleks golgi dan berisi prazat dinding sel tersusun sepanjang mikrotubul disebelah
menyebelah fragmoplast dan diangkut kearah bidang ekuatorial yang selanjutnya membentuk sekat sel.

Sitokinesis terdiri atas dua macam, yaitu:


1) Disjunctive
Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas.Contoh: Profiliferasi limfosit
dalam reaksi immune, sehingga terbentuk klon. Sel tidak berhubungan / berlekatan satu sama lain.

2) Astral
Sitokinesis astral menghasilkan sel-sel anak yang masih berhubungan / berlekatan. Contoh: Cleavage
pada zygote membentuk blastula. Tiap sel dalam blastula (blastomer) masih berlekatan dan
berhubungan. Hubungan antara sel bersebelahan berupa gap junction, yang merupakan tempat keluar
masuk / transport berbagai bahan bermolekul kecil, ion, air, dan juga terjadi perimbangan muatan
listrik.

3. Fasa G (gap)

Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada
sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam
hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau
“quiescent”. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi
melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel
kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.Pada umumnya, sel pada orang dewasa
berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa:
perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.

Interfase

Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase
G1, S, G2. Interfase terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap G1, S dan G2.G1 dimana terjadi aktivitas
biosintesa yang tinggi.Sel sedang aktif mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (transisi) serta
membentuk sitoplasma baru, yang nantinya merupakan bahan untuk membina sel anak.Peristiwa ini
mendorong inti dan sitoplasma membesar.Lama G1 30-40% dari waktu daur.
Tahap S yaitu merupakan tahap replikasi dan transkripsi DNA, Dengan demikian sel anak mengandung
bahan genetis yang sama dengan sel induk. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur Tahap G2
merupakan tahap persiapan diri sel untuk membelah. Nukleus masih nyata dibungkus membran inti
mengandung satu atau lebih nucleolus. Dua sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal
interfase melalui proses replikasi dari sentrosom tunggal. Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam
susunan radial dinamakan aster).Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini
tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas
longgar.Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua.Lamanya 10-20%
dari waktu daur.

Siklus sel diatur oleh tiga macam molekul sebagai faktor pengontrol yaitu:

1. S-fase activator yang mengaktifkan fase S dan terdapat hanya pada sitoplasma fase S yang bekerja
memulai sintesis DNA (menginduksi untuk memulia terjadinya replikasi DNA).
2. M-fase promoting factor yang hanya ada pada sitoplasma fase M yang menyebabkan
kondensasi kromosom.

3. M-fase delaying faktor.

H. CEK POIN PADA SIKLUS SEL

Aktivitas selular yang terjadi pada cekpoin, tidak dapat berlangsung tanpa enzimintraselular yang
disebut CDK. Holoenzim CDK aktif terdiri dari sub-unit katalitik dan sub-unit kendali siklin. Tiap siklin
disintesis pada tahap terkait dari fase siklus sel. Sebagai contoh, siklin E disintensis pada akhir fase
G1 hingga awal fase S, sedangkan siklin A disintesis sepanjang interval fase S dan G2, dan siklin B disintesis
sepanjang fase G2 dan M. Oleh sebab itu, sub-unit katalitik tidak dapat teraktivasi, hingga siklin yang
diperlukan selesai disintesis.Ikatan yang dibentuk antara sub-unit siklin dan sub-uni katalitik
membutuhkan proses fosforilasi pada treonina oleh enzim lain yang disebut CAK, yang terdiri dari siklin H
dan CDK7.Regulasi yang lain adalah deaktivasi CDK oleh fosforilasi domain pengikatATP oleh
enzim kinase yang lain. Deaktivasi tersebut dapat diaktivasi kembali olehfosfatase dari jenis CDC25.
Keberadaan protein inhibitor CDK juga merupakan bentuk regulasi terhadap CDK. Satu jenis penghambat
CDK termasuk p21CIP1, p27KIP1, dan p57KIP2; sedangkan jenis yang lain menghambat siklin D/CDK4 atau
siklin-6 CDK, antara lain p16INK4, p15INK4B, p18INK4C, dan p19INK4D. Sintesis, aktivitas dan degradasi
penghambat ini berada dalam regulasi yang merespon sinyal mitogenik dan antimitogenik, seperti sinyal
parakrin dari TGF-β. Regulasi terhadap CDK di atas menentukan kecepatan terpicunya transisi fase dalam
siklus sel, setelah CDK teraktivasi, transisi ke fase berikutnya akan segera terjadi, walaupun jenjang reaksi
pada fase berlangsung, belum selesai.

a. Transisi G0 ke G1
Fasa transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut fase prima atau fase kompetensi
replikatif,[7] pada hepatosit, fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF-αoleh sel Kupffer yang
menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya. Potensi proliferasi hepatosit setelah kehilangan
sebagian massanya.

Berbagai protein disintesis pada fase G1 setelah sel meninggalkan fase G0, beberapa ribosom baru
dibuat untuk mempercepat sintesis protein.Sejumlah protein yang dihasilkan berupa enzim untuk
mengembalikan fungsi metabolik yang hilang saat sel berada pada fase G0, seperti enzim yang
dibutuhkan untuk sintesis isoprenoid, zat yang diperlukan untuk aktivitas onkogen Ras dan sintesis
poliamina, yang mempunyai banyak fungsi termasuk menyediakan ikatan ionik dengan asam nukleat.
Onkogen Ras disintesis sebagai protein prekursor dan membutuhkan proses paska-translasi sebelum
dapat menjadi aktif dan melakukan transformasi sel.Enzim lain yang berperan dalam sintesis DNA,
seperti timidina kinase, DNA polimerase dan histon juga dihasilkan ribosom pada fase G1.

b. Transisi ke fase S
Transisi ke fase S dari fase G1 dikendalikan oleh dua buah cekpoin, yaitu "kompetensi" dan
"restriksi" yang terletak sekitar 12 dan 2 jam sebelum fase S dimulai. Paling tidak diperlukan tiga faktor
pertumbuhan untuk melewati dua cekpoin ini, yaitu PDGF, EGF dan IGF-1.Pencerap faktor pertumbuhan
merupakan protein kompleks yang terbentak seluasmembran sel dengan domain yang dapat mengenali
faktor pertumbuhan di dalamperiplasma dengan sangat khusus. Ligasi yang terjadi dengan ligan akan
menginduksi transmisi sinyal ke dalam sitoplasma melalui aktivasi enzim tirosina kinase. Sinyal
sitoplasmik yang disebut "kurir sekunder", dapat berupa berbagaiprotein yang telah
mengalami fosforilasi oleh enzim kinase, seperti molekul kecilinositol fosfatase dan AMP; atau ion,
seperti Ca2+, H+, dan Zn2+; kemudian diteruskan oleh menuju inti sel. Di dalam inti sel, gen kemudian
teraktivasi sebagai respon terhadap "kurir sekunder" ini.

c. Fasa S
Pada eukariota, berbagai aktivator (bahasa Inggris: multiple points of origin) diperlukan sebagai
persiapan untuk memasuki fase S guna melakukan replikasi DNA, pada prokariota, hanya terdapat
aktivator tunggal. Fasa S dimulai dengan terjadinyapaparan pulsa (bahasa Inggris: pulse exposure)
dengan [3H].timidina pada sel, kemudian terjadi paparan lanjutan (bahasa Inggris: chase procedure)
non-radioaktifdengan timidina "dingin". Kedua prosedur tersebut menghasilkan beberapa titik replikasi
yang mulai nampak terjadi pada beberapa kromosom pada rantai ganda DNA.Pada titik replikasi, rantai
ganda DNA memisahkan diri menjadi dua untai tunggal, sehingga nampak seperti garpu. Pada tiap untai,
terjadi sintesis untai DNA yang baru, dengan dimulai oleh molekul primer, atau
molekul oligonukleotida pendek, dan diikuti oleh molekul-molekul lain dengan enzim DNA polimerase,
membentuk rantai ganda DNA yang baru.Molekul primer itu disebut RNA primer, yang disintesis
dengan enzim RNA polimerase atau dikenal sebagai enzim primase, dari RNA tertentu yang
bersifatkomplemen dengan salah satu area kromosom pada untai DNA. Primosommerupakan sebutan
bagi seluruh kompleks yang berikatan dengan RNA primer.Polimerisasi untai DNA yang baru bergerak
dari tiap-tiap primosom pada titik 5' untai baru ke titik 3' untai baru. Untai baru yang bergerak dengan
arah dari titik 3' untai induk ke 5' untai induk disebut untai awal, sedang untai baru yang bergerak
sebaliknya disebut untai akhir. Untaian DNA baru dari RNA primer hingga tepat sebelum RNA primer
berikutnya disebut fragmen Okazaki, sesuai nama ilmuwan Reiji Okazaki yang pertama kali berhasil
mengamati proses polimerasi pada replikasi DNA. Saat polimerasi untai DNA yang baru menyentuh RNA
primer pada fragmen Okazaki berikutnya, aktivitas eksonuklease enzim DNA polimerase akan
menghancurkan RNA primer pada fragmen tersebut untuk meneruskan untai polimernya hingga
menyentuh untai polimer berikutnya, setelah itu enzim DNA ligase akan menyambung kedua untai
polimer itu menjadi satu. Titik 5' merupakan letak gugus 5' fosfat, sedang titik 3' merupakan letak gugus
3' OH dari molekul gula deoksiribosa. Ikatan yang terjadi antara kedua gugus ini disebut ikatan
fosfodiester.Polimerasi untai DNA yang baru terhenti hingga bagian ujung kromosom yang
disebut telomer. Pada bagian ini, enzim telomerase akan menyambung untaian tersebut dengan deretan
molekul RNA sebagai penanda antar kromosom. Pada manusia, berkas yang disisipkan antar kromosom
adalah TTAGGG. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa rentang telomer pada manusia lambat laun
menjadi lebih pendek dengan pertambahan usia, pengamatan ini membuahkan teori penuaan
telomer yang masih diteliti hingga saat ini.

 Pembelahan Sel

Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis. Fase mitosis terdiri atas beberapa
fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama
pembelahan sel, inti mengalami serangkaian perubahan- perubahan yang sangat kompleks,
terutama peruahan-perubahan kandungan intinya. Pada saat pembelahan sel berlangsung, salut inti
dan nukleus menjadi tidak tampak dan subtansi kromatin mengalami kondensasi menjadi
kromosom.12
1. MITOSIS

Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan stadium
yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
siklus.Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami perubahan-perubahan
secara progresif. DNA pada sel eukariotik sangat panjang. Panjang DNA pada manusia berkisar 3 m
atau kira-kira 300.000 kali lebih besar dari diameter sel tersebut. Sebelum sel membelah, semua
DNA harus disalin dan dibagi rata agar setiap sel anak memiliki genom lengkap. Replikasi dan
distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik karena molekul- molekul DNA
dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel eukariotik memiliki jumlah kromosom yang khas di
dalam setiap nukleus sel. Misalnya sel somatik manusia (semua sel tubuh kecuali sel reproduktif
atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan sel telur manusia memiliki jumlah
kromosom setengah kromosom sel somatik, yaitu 23 kromsom.Di dalam setiap kromosom
eukariotik terdapat satu molekul DNA linear yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini
berkaitan dengan berbagai jenis protein yang mempertahankan struktur kromosom dan membantu
mengontrol aktivitas gen. Kompleks protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi menjadi
serat yang tipis dan panjang. Setelah sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan,
kromatin ini memadat. Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk
kromosom yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.Kedua kromatid yang
mengandung salinan molekul DNA kromosom yang identik, mula-mula saling berlekatan satu
dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini memiliki “pinggang” yang ramping pada
daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan sel selanjutnya, kromatid saudara
dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas kembali sebagai kumpulan lengkap di
dalam dua nukleus baru, masing-masing satu pada setiap ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan
nukleus, biasanya segera diikuti oleh sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma. 13Pada proses
pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang equivalen
dengan sel induknya. Gambar 1.3.

2. Profase

Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari siklus sel.
Profase adalah stadium pertama dari mitosis.Kromatin yang menyebar selama interfase secara
perlahan-lahan terkondensasi menjadi kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat
merupakan ciri khas dari setiap species, sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai
jumlah kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara
perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak, dan terjadilah pembentukan spindel
mikrotubul. 14Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi selama fase sintesis
dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu tempat
yang disebut sentromer atau kinetockor.Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang
merupakan bagian dari sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang
besar. Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus
mitosis atau spindel mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian
besar disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan
spindel atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan
sentriol pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat sebelum fase
sintesis.Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang
menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut aster.
Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas
mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak mendorong
sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk.Spindel
mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan protein. Berdasarkan
perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar yang merentang
dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut kinetokor yang melekat pada
sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke arah spindel.

3. Prometafase

Prometafase (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah menjadi
fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm
endoplasma. Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel selama
mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah inti. 15.Pada
saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan tersebut
disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara
benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindle.

4. Metafase

Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang
spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang berbeda.
Terkadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan merentang secara
langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi
dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen.

5. Anafase

Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing kromatid
terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya
pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub spindel yang
berlawanan.

6. Telofase

Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang kinetochor


lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk
disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan mitosis
berakhir.
2. SITOKINESIS

Sitokinesis Pada Sel Hewan


Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang biasanya dimulai pada akhir
anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel tertarik ke dalam 16membentuk alur cleavage
yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada
akhirnya putus dan membentuk dua sel anak secara terpisah.

Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan


Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk lekuk cleavage. Hal ini disebabkan
karena adanya dinding sel yang kaku. Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-
vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun paralel dan disebut
fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas
dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut
selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.Vesikula-
vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel (Cell plate). Vesikula-vesikula tadi
berisi senyawa-senyaw pembentuk papan sel dan dinding sel seperti pektin, hemiselulosa dan
selulosa.Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel semula. Hal tersebut mungkin
disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian
perifer dari lempeng sel awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain dan kembali
berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses ini berulang hingga
lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru terpisah secara sempurna. Pada akhirnya
mikrofibril-mikrofibril selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng sel untuk membentuk dinding
sel baru.
3. MIOSIS

Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembang biak secara
seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis.
Miosis berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi pada suatu
organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase
dan menentukan distribusi kromosom yang 17 tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis,
sebab miosis mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.Pembelahan
pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit yang
mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom
direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau
miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti
haploid.Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada organisme
yang berkembang biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung
jumlah kromosom diploid (2n).Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan kromosom
homolog. Telah diketahui bahwa manusia m,engandung 46 kromosom atau 23 kromosom homolog
(pada manusia n=23). Ke 46 kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang
diturunkan dari sel sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel sperma dan
sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan dinamakanhaploid (n). Jadi sel haploid
adalah sebuah sel dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel yang memiliki dua set
kromosom.Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia menunjukkan bahwa setiap
jenis kromosom ada dua dan tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang.
Tampilan visualnya dinamakan kariotipe.Kromosom yang membentuk pasangan, yang mempunyai
panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog.
Pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada
kromosom X dan Y. Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y
dinamakan kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks dinamakan
kromosom autosom. 18

a) Miosis Pertama

=> Profase I

Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom mulai memadat.
Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masing-masing tersusun dari dua
kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu pasangan. Masing-masing pasangan
kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak
tempat di sepanjang kromosom, kromatid kromosom homolog saling silang menyilang. Persilangan yang
membantu mengikat kromosom agar tetap bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma).
Semenetara itu komponen seluler lainnya mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip
mitosis. Sentrosom bergerak saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.Selubung
nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap kinetokor yang terbentuk
pada kromosom, dan kromosom mulai bergerak ke arah lempeng metafase. Biasanya memakan waktu
lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk miosis. Secara terinci profase pertama terdiri atas 5 fase
yaitu leptonema (leptoten), Zygonema (zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan
diakinesis.

- Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap kromosom
tanpak terdiri atas dua kromatid.
- Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan.
Kejadian ini disebut sinapsis. Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang
telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema
dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh endonuklease dari
DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan
penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai kromosom homolog. Hasil dari crossing
over adalah kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom homolog.
- Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang
terus menerus. 19
- Diplonema dan Diakinesis: Stadium ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom
homolog kecuali pada titik dimana chiasmata dibentuk.

=> Metafase I

Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada bidang
ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase. Kromosom masih dalam pasangan
homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub sel melekat pada satu kromosom,
sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer.

=> Anafase I

Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi
kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub
yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Berbeda dengan mitosis,
kromosom muncul sendiri- sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong
memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom. Dengan kata lain pada miosis fase
anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang
lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang berlawanan.

=> Telofase I

Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada akhirnya


dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat dibedakan secara
jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk, dan dekondensasi kromosom kadang-
kadang terjadi.Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini
biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan miosis pertama tidak
mengalami replikasi selama fase interkinesis. 20

b. Miosis Kedua
=> Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap inti sel hanya memiliki
setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua kromatid saudara
yang dibentuk sebelum profase I.

=> Metafase II

Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan kromatid bergerak ke
pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.

=> Anafase II

Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada anafase II
kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.

=> Telofase II

Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis. Kelompok-kelompok kromosom yang
telah terpisah kembali dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan kromosom mulai mengalami
dekondensasi.

Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi, miosis yang
berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh pembelahan miosis
adalah pembentukan gamet pada manusia.

Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus sel.
Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S,
dan G2.Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi
replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel 21 memasuki periode S
yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan
segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M)
serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru
(G1).

MANFAAT
 Memperpanjang masa hidup pada makhluk hidup yang mempunyai kelainan sel
 Replikasi DNA
 Dengan cara modifikasi pada virus dalam terapi gen untuk memberikan gen dalam tubuh
manusia dalam menyembuhkan penyakit
 Rekayasa genetika
-Tanaman hasil RG lebih tahan terhadap hama serta dapat meningkatkan hasil panen
 Sebagai peranan penting pada ilmu di bidang genetika
 Mendapatkan dan memperbanyak bibit unggul
DAMPAK
 Mengakibatkan reaksi alergi
 Menggangu ekosistem kehidupan
 Penyalahgunaan teknik cloning untuk menciptakan spesies baru yang bertentangan nilai
kemanusiaan
 Individu yang dihasilkan dari teknik cloning biasanya rentan terkena penyakit dan cenderung
memiliki masa hidup yang sama dengan induknya karena sel-sel yang di peroleh dari induknya
 Teknik cloning mengacaukan hubungan antara individu baru dengan sel induknya

Anda mungkin juga menyukai