Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Matematika murni dengan matematika ekonomi tidak terlalu banyak perbedaan. Karena
tanpa memahami matematika murni tidaklah mungkin dapat mempelajari dan memahami
matematika ekonomi.
Hanya saja matematika murni dipelajari sebagai dasar untuk matematika terapan. Namu,
dalam mempelajari matematika terapan ekonomi kita harus memilih topik-topik matematika murni
mana saja yang sering digunakan.
Dengan demikian, kita harus mempelajari dan memahami topik matematika murni dulu,
sehingga mudah dalam mempelajari dan memahami matematika terapan.

1.2. Tujuan
1. Menjelaskan tentang teori himpunan dan sistem bilangan.
2. Menjelaskan tentang relasi dan fungsi.
3. Menjelaskan tentang fungsi linear dan persamaan garis lurus.
4. Menjelaskan tentang aplikasi fungsi linear dalam ekonomi.
5. Menjelaskan tentang fungsi non linear.
6. Menjelaskan tentang aplikasi fungsi non linear dalam ekonomi.
7. Menjelaskan tentang limit fungsi.
8. Menjelaskan tentang hitungan diferensial.
9. Menjelaskan tentang aplikasi turunan fungsi dalam ekonomi.
10. Menjelaskan tentang hitungan integral.
11. Menjelaskan tentang aplikasi integral dalam ekonomi.
12. Menjelaskan tentang barisan dan deret.
13. Menjelaskan tentang penerapan barisan dan deret.

1.3. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Ekonomi.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Matematika Ekonomi.
BAB II
ISI BUKU

2.1. Identitas Buku

a. Judul Buku : Matematika Ekonomi


b. Pengarang : Tim Dosen
c. Penerbit :-
d. Kota Terbit : Medan
e. ISBN :-
f. Tahun Terbit : 2017
g. Edisi :-
h. Bahasa : Indonesia
i. Tebal Buku : 349 halaman
j. Ukuran : cm
Buku ini berjudul Matematika Ekonomi. Buku ini terbit pada tahun 2017. Buku ini ditulis
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Buku ini memilki tebal 349 halaman. Terdiri dari 13 Bab. Adapun judul dari setiap Bab
adalah :
Bab 1. Teori himpunan dan sistem bilangan.
Bab 2. Relasi dan fungsi.
Bab 3. Fungsi linear dan persamaan garis lurus.
Bab 4. Aplikasi fungsi linear dalam ekonomi.
Bab 5. Fungsi non linear.
Bab 6. Aplikasi fungsi non linear dalam ekonomi.
Bab 7. Limit fungsi.
Bab 8. Hitungan diferensial.
Bab 9. Aplikasi turunan fungsi dalam ekonomi.
Bab 10. Hhitungan integral.
Bab 11. Aplikasi integral dalam ekonomi.
Bab 12. Barisan dan deret.
Bab 13. Penerapan barisan dan deret.
2.2. Ringakasan Buku

1. Buku Utama

BAB I
TEORI HIMPUNAN DAN SISTEM BILANGAN

1. Matematika Ekonomi dan Bisnis


Sebelum mempelajari matematika ekonomi dan bisnis, terlebih dahulu kita perlu
mempelajari dan memahami matematika murni. Sehingga, kita akan lebih mudah dalam
mempelajari dan memahami matematika ekonomi dan bisnis.
Dalam matematika murni, penggunaan simbol pada variabel biasanya menggunakan
simbol matematika pada umumnya, seperti huruf X, Y, dan Z. Sedangkan, pada matematika
ekonomi biasanya menggunakan simbol seperti P (price) untuk harga, C (cost) untuk biaya, Q
(quantity) untuk jumlah, dan sebagainya.

2. Pengantar Himpunan dan Sistem Bilangan


Teori himpunan merupakan teori yang paling dasar bagi cabang ilmu matematika. Dalam
analisa matematika, teori himpunan sering digunan untuk membentuk suatu model ekonomi dan
bisnis yang diperlukan dalam data observasi dilapangan.

3. Definisi dan Penulisan Himpunan


Himpunan adalah sekumpulan objek yang diberikan batasan serta dirumuskan secara tegas
dan dapat dibedakan satu dengan yang lainnya.
Ada 2 cara dalam menuliskan himpunan, yaitu :
1. Cara tabulasi
2. Cara perincian
Contoh :
a. A adalah himpunan semua jurusan di FEB Unud.
Himpunan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut :
Pertama :
A = EP, Manajemen, Akuntansi
Kedua :
A = xx jurusan di FEB Unud

4. Jenis Himpunan dan Diagram Venn


a. Himpunan Berhingga dan Tak Berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung. Himpunan tak
berhingga adalah himpunan yang jumlahnya tidak dapat dihitung.
Contoh :
Himpunan berhingga
B =  xx jurusan di FEB Unud
B = EP, Manajemen, Akuntansi
Himpunan tak berhingga
P =  xx Bilangan Asli
P = 1,2,3,4...

b. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Notasinya yaitu  atau 
Contoh :
A =  xx Mahasiswa FEB Unud yang berumur 6 tahun
A =  yy Manusia berkepala tiga

c. Himpunan Semesta dan Himpunan Bagian


Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek atau elemen yang menjadi
perhatian kita. Notasinya U dan S

Himpunan bagian
Contoh :
S =  xx Mahasiswa Unud
A =  yy Mahasiswa FE Unud
B =  zz Mahasiswa jurusan akuntansi FE Unud

d. Komplemen Suatu Himpunan


Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S, maka yang dimaksud
dengan komplemen dari A adalah anggota Notasi komplemen A adalah Ac atau A.
Contoh :
A = 1,2,3
S = 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Maka Ac = 4,5,6,7,8,9,10

e. Himpunan yang Sama


Dua himpunan disebut sama, jika setiap anggota A adalah juga anggota B begitu pun sebaliknya.
Notasi A=B
Contoh :
A = 1,2,3,4 dan B = 1,2,3,4
Maka, A=B

f. Himpunan Ekivalen (setara)


Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B, jika jumlah anggota himpunan A sama
dengan jumlah anggota himpunan B. Notasinya AB, jika n(A) = n(B)
Contoh :
A = a,b,c
B = kol, buncis, dan terong
C = 1,3,5
Maka,
n(A) = 3 n(B) = 3 n(C) = 3
Jadi, ABC
g. Jumlah Himpunan Bagian Suatu Himpunan
A memiliki anggota sebanyak n atau n(A) = n, maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah
2n.
Contoh :
Himpunan bagian dari himpunan B = 1,2 dengan n(B) = 2 sebanyak 22 = 4. Keempatnya dapat
dirinci sebagai berikut :
1. ∅ ϵ B
2. 1 ϵ B
3. 2 ϵ B
4. 1,2 ϵ B

h. Diagram Venn
Diagram venn adalah diagram yang menunjukkan gambaran suatu himpunan atau gambaran
himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain.

5. Operasi Himpunan
a. Operasi Gabungan (union)
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan
anggota A atau B. Notassinya AB =  xx ϵ A atau x ϵ B
Contoh :
A = 3,4,6,7
B = 4,6,8,9
Maka, AB = 3,4,6,7,8,9
S

3 8

7 9

Anda mungkin juga menyukai