Pertambanganbauksit 150407215529 Conversion Gate01 PDF
Pertambanganbauksit 150407215529 Conversion Gate01 PDF
Di susun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu EVELLIN selaku Dosen mata kuliah
Genesa Bahan Galian yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai adanya penyebaran Bauksit yang terletak di Dunia maupun
di dalam Indonesia sendiri, dan juga mengetahui letak dari bauksit tersebut. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
PERTAMBANGAN BAUKSIT
Berthier pada tahun 1821 pertama kali menggunakan istilah “Bauksit” untuk endapan
batuan yang berkadar alumunium oksida (𝐴𝑙2𝑂3 ) relatif tinggi yang ditemukan di Les Baux
di dekat Avignon, Perancis Selatan. Kemudian A.Liebrich pada 1892 menggunakan istilah
“Bauksit” ini dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup proses pengayaan karena
pelapukan mineral gibsit pada batuan basal yang ia amati di daerah Vogelsberg,Jerman.
residual yang berkadar alumunium relatip tinggi, kadar besi rendah dan sedikit atau tidak
mengandung kwarsa (𝑆𝑖𝑂2 ) bebas. Dengan demikian bauksit adalah bahan yang heterogen
dengan komposisi mineral dapat berupa mineral gibbsite (𝐴𝑙2 𝑂3 3𝐻2 𝑂 ) mineral boehmit
(𝐴𝑙2 𝑂3 3𝐻2 𝑂 ) dan mineral diaspore (𝐴𝑙2 𝑂3 3𝐻2 𝑂 ). Sebagian besar bauksit yang ada di dunia
ditemukan dalam bentuk gibbsite atau biasa disebut juga bauksit trihidrat dan sebagian kecil
PENYEBARAN BAUKSIT
1. Di dunia
Sebaran sumber bauksit di dunia terdapat dalam delapan wilayah utama, yaitu
Mediterranean province, West & Central Africa province, Central Ural province,
Central China province,dan South Asia Australia province. Sebagian besar terdapat
2. Di Indonesia
Bangka, dan kalimantan barat. Jenis mineralnya adalah gibbsit (𝐴𝑙2 𝑂3 . 3𝐻2 𝑂 ), dengan
kadar utama alumina, kuarsa, silika aktif, 𝑇𝑖𝑂2 dan 𝐹𝑒2 𝑂3 . Ada perbedaan antara
bauksit di Pulau Bintan dan Pulau Bangka dengan bauksit yang ada di Kalimantan
Barat, yaitu pertama, kandungan (𝐴𝑙2𝑂3 ) (alumina) Bintan lebih tinggi. Kedua ,
lapisan taanah penutup di Bintan lebih tipis. Ketiga, endapan bauksit diKalimantan
dalam bentuk konkresi, karena itu dapat dibenefisiasi untuk membuang mineral yang
tidak dikehendaki, terutama clay dan kuarsa dengan cara penyemprotan dengan air
benefesiasi disebut bauksit tercuci (washed bauxite) dan yang belum mengalami
1. Genesa
Bijih bauksit laterit terjadi di daerah tropis dan sub tropikaserta membentuk
Bauksit dapat terbentuk dari batuan-batuan yang mempunyai kadar aluminium relatip
tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas. Batuan yang
memenuhi persyaratan itu di antaranya ialah syenit, nefelin yang berasal dari batuan
beku, batuan lempung atau serpih (clay dan clayshale). Batuan-batuan di atasakan
mengalami proses lateritisasi, yaitu proses yang terjadi karena pertukaran suhu secara
unsur yang mudah larut, sementara unsur-unsur yang sukar (tidak larut) tertinggal dalam
batuan induk. Setelah unsur-unsur yang mudah larut seperti Na, K, Mg, dan Ca
dihanyutkan oleh air, residu yang tertinggal (disebut laterit) menjadi kaya akan
hydroxida aluminium Al(OH)3, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras
manejadi bauksit.
2. Cara Eksplorasi
Eksplorasi bauksit biasanya diusahakan berdasarkan data geologi yang ada, dengan
melihat dan menyelidiki singkapan atau penyebaran bijih bauksit ke arah sumbernya
(tracing float)
Peta topografi dan pemetaan dari utara dapat membantu untuk melihat daerah sebaran
endapan bauksit.
sumur-sumur uji (test pits), kemudian dilakukan pengambilan contoh dengan sistem
paritan (channel sampling). Dengan demikian akan diperoleh kedalaman dan luas
endapan, sehingga depat dilakukan perhitungan cadangan yang ada. Jarak antara setiap
Indonesia ditemukan antara lain di Pulau Bintan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya serta
1. Lokasi
Kepulauan Riau, Propinsi Riau. Kota Tanjung Pinang merupakan ibukota kabupaten
yang kira-kira 28 km sebelah utara Kijang. Secara geografis daerah Kijang terletak pada
koordinat 1040 37′ 30" - 1040 45′ Bujur Timur dan 00 53′ 30" − 00 58′ 30" Lintang
Utara. Untuk mencapai daerah tersebut, dapat ditempuh dearah melalui dua jalan.
Jalan Udara
a. Jakarta – Kijang
Jalan Laut
Dengan kapal laut Jakarta – Medan via Kijang
berikut:
Indonnesia.
Penambangan
(open pit). Setelah pohon-pohon dan semak disingkirkan dengan bulldozer, maka dengan
alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup yang tebalnya antara 5 – 50 cm.
Lapisan bijih bauksit yang tebalnya berkisar antara 2-5 meter kemudian digali
dengan shovel loader yang sekaligus memuat bijih tersebut kedalam dump truck untuk
dengan cara mencuci dan memisahkan (desiming) bijih bauksit tersebut dari komponen-
kompoen yang tidak diinginkan seperti butir-butir kuarsa, clay serta material-material
pengotor lain yang pada umumnya berbutiran kurang dari 2 mm. Partikel halus ini dapat
terbebaskan dari yang kasar antara lain dengan pancaran air (screening), kemudian
Pencucian
Instalasi pencucian yang ada pada saat ini berjumlah 3 unit, masing-masing di
Pulau Kelong, Pulau Dendang dan Daerah Galang, yaitu KM 9 di sebelah timur Tanjung
Pinang arah ke Kijang. Produksi pencucian 3.000 – 4.000 Wmt/hari. Bauksit yang sudah
dicuci diangkut ke Kijang dengan tongkang kemudian dari tongkang dengan alat grab
crane di bongkar dan diangkut ke bunker melalui suatu jaringan belt conveyor. Dari ban
pengangkut ini di ambil contoh (tiap 15 menit satu sekop) yang kemudian dianalisa
sedemikian rupa dan setiap hari diadakan pencatatan tentang letaknya. Melalui corong
bunker, bauksit dapat disalurkan ke ban pengangkut stackers untuk diisikan ke kapal-
kapal yang berlabuh di dermaga di depan bunker. Dengan mengatur pengeluaran bauksit
dengan menggunakan weightometer yang dipasang pada ban pengangkut menuju kapal.
Kapasitas pemuatan ke dalam kapal mencapai lebih kurang 9.000 ton/hari. Muatan kapal
Seluruh hasil produksi dari Indonesia diekspor keluar negeri, dengan negara
tujuan utama Jepang kemudian Amerika Serikat. Pemuatan dan pengkapalan dilakukan
Usaha untuk pembangunan pabrik alumina di Indonesia sudah dimulai sejak tahun
1967 dan usaha menjadi lebih menarik lagi dengan selesainya dibangun aluminium
smelter di Kuala Tanjung pada tahun 1981, dengan kapasitas 225.000 metrik ton
aluminium per tahun (equivalent dengan 450.000 ton alumina) dan mempunyai potensi
untuk dikembangkan menjadi 360.000 metrik ton aluminium per tahun (equivalent
domestik untuk menghidupkan kembali proyk ini baik sebagai usaha patungan atau
3. Urgensi proyek
antara lain:
a. Proyek alumina akan mengunakan bahan baku bauksit kadar rendah dan tidak
dapat diekspor, yang terdapat dalam jumlah cukup banyak di Pulau Bintan.
b. Proyek alumina, pada umumnya merupakan proyek yang sesuai sifat alumina
berarti, karena alumina adalah bahan baku utama dalam pembuatan aluminium
d. Adanya proyek alumina di Indonesia yang akan mensupply alumina bagi proyek
Bayer. Bauksit mengandung berbagai mineral dengan kadar yang bervariasi. Apabila
Available = 42,4 %
Fe2O3 = 8,6 %
TiO2 = 0,3 %
dengan proses Bayer. Unsur-unsur lainnya dibuang berupa red mud. Yang dimaksud
dengan available (𝐴𝑙 2 𝑂3 ) adalah (𝐴𝑙 2 𝑂3 ) yang dapat diekstraksi dengan sesuai
b. Proses melarutkan (𝐴𝑙 2 𝑂3 ) yang terdapat pada bauksit dengan larutan soda api
uap sebagai media penghantar panas dalam tabung bajayg tah terhadap tekanan
c. Proses untuk memisahkan larutan (𝐴𝑙2 𝑂3 ) dari benda-benda padat yang tidak
larut dan disilication product, endapan dari persenyawaan yang terbentuk karena
dengan menambahkan seed yang terdiri dari hidrat 𝐴𝑙 2 𝑂3 yang halus, proses
sedemikian rupa untuk mengeluarkan kadar air dan molekul air yang terikat dalam
partikel 𝐴𝑙 2 𝑂3 .
i. Alumina hasil dari kalsinasi adalah hasil akhir dari pabrik alumina, yang siap
Pabrik peleburan aluminium Asahan dikelola oleh sebuah perusahaan patungan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan beberapa penanam modal dari Jepang yang tergabung
Pembangkit Tenaga Air (PLTA) di Sigura-gura dan Tangga yang terletak di Sungai Asahan
Proses Hall Heroult, adalah suatu proses pembuatan aluminium dengan elektrolisa
lelehan alumina dalamm kriolit yang dittemukan secara bersamaan oleh dua peneliti Charles
Marrtin Hall (Amerika) dan Paul T. Heroult di (Perancis) pada tahun 1886, dan skala
Proses Hall Hereoult yang pemakaiannya sudah lebih dari 100 tahun, sampai saat ini
Pencemaran lingkungan dalam industri aluminium dapat terjadi pada setiap kegiatan
mulai kegiatan mulai dari penambangan bauksit, pada pabrik alumina maupun pada pabrik
aluminiumnya.
1. Penambangan bauksit
Sebagai besar penambangan bauksit dilakukan dengan open pit yang didahulu
oleh pengupasan lapisan penutup yang relatif lebih subur tanahnya. Sebagai akibat
terbuangnya lapisan penutup yang subur dan akibat mendalamnya pit tersebut maka
akan terjadi:
Kubangan, sebagai akibat terjadinya bekas galian yang terisi oleh air hujan.
daerah penambangan dengan mengembalikan bekas lapisan tanah penutup yang relatif
subur yang diikuti dengan penghutanan kembali dengan menamainya dengan tanaman
yang sesuai.
2. Pabrik Alumina
Red mud (lumpur merah) yang sangat besar jumlahnya merupakan buangan
pabrik alumina yang merupakan sumber pencemaran lingkungan. Setiap ton alumina
yang dihasilkan selalu diikuti dengan pembuangan 1 ton red mud, sehingga dalam
perencanaan lokasi “pabrik alumina” harus dicarikan lokasi pembuangan red mud,
yang struktur tanahnya padat sehingga larutan soda yang terkandung dalam red mud
tidak mencemari tanah di sekitar pembuangan. Pencemaran ini dapat dihindari dengan
tersebut, misalnya pemamfaatan kandungan besi yang berada di dalam red mud.
Debu yang terjadi pada bauxite storage dan akan terjadi pada unit kalsinasi,
serta adanya debu kapur (lime) ketika pembuatan cairan dapur juga merupakan
sumber pencemaran lingkungan yang dapt diatasi dengan menggunakan bag collector,
pencemaran. Hal ini dapat di hindari dengan menggunakan dry gas scrubbing process
di mana digunakan alumina sebagai absorbent. Efektiifitas dari pada penangkapan gas
(recycle) terhadap aluminium scrap (baru, lama, aluminium can dan lain-lain)
merupakan suatu keuntungan lain dalam penggunaan logam aluminium diihat dari
(proses Bayer) .
2. Bauksit
90% bauksit dunia yang ditambang di dunia merupakan bahan baku pabrik
alumina dan sisanya 10% untuk kebutuhan non metalurgi (refractoris, chemical
alumina dengan proses Bayer, kualitas bauksit tidak ditentukan oleh Total Chemical
Alumina (TCA), tetapi ditentukan oleh besarnya total Available Alumina (TAA) dan
Mineral subsitusi bauksit lebih dari 7,5% berat kerak bumi mengandung
aluminium dan tersebar dalam berbagai mineral diantaranya bauksit dan non bauksit
.
3. Alumina
90 – 95% alumina serbuk warna putih akan merupakan bahan baku smelter
aluminium dengan proses reduksi Hall heroult. Di samping itu, 5 – 10% dari produk
proses Bayer merupakan hydrated alumina (chemical grade) sebagai bahan baku
flouride.
4. Aluminium
sebagai hasil proses reduksi alumina dan aluminium sekunder sebagai hasil proses
Daya hantar listrik 2x lebih besardari logam tembaga, mempunyai daya hantar panas