Konteks Historis Mengenai Tragedi Ninja dan Kemunculan Orang Gila Pasca

Kemunduran Soeharto Tahun 1998 di Banyuwangi

MohammadNizarAsrori
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Jember
Email: nizar.asrori26@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan. Hal ini ada dalam
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan simbol pengikat persatuan bangsa
Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa, dan agama yang berbeda-
beda. Namun, sangat disayangkan pasca runtuhnya Orde Baru terjadi serangkaian
konflik. Pergantian kekuasaan dari era Orde Baru menuju era Reformasi tersebut
disertai dengan berbagai persoalan-persoalan besar, seperti masalah KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme), krisis ekonomi, dan kasus-kasus kekerasan. Terdapat
beberapa laporan yang muncul di media Indonesia dan Internasional mengenai kasus
pembunuhan yang ada di Jawa, khususnya wilayah Banyuwangi. Pembunuhan-
pembunuhan yang terjadi pada awalnya korban-korbannya merupakan orang-orang
yang dicurigai mempraktikkan ilmu hitam (dukun santet).
Kata kunci: Pembantaian Banyuwangi, Ninja, dan Dukun Santet

ABSTRACT
Indonesia is a country that is rich in differences. This is in the motto of Unity
in Diversity which is a symbol of the binding of the unity of the Indonesian nation
which consists of diverse ethnic groups, cultures, languages and religions. However,
it is very unfortunate that after the collapse of the New Order there was a series of
conflicts. The change of power from the New Order era towards the Reformation era
was accompanied by various big problems, such as the problem of KKN (Corruption,
Collusion and Nepotism), the economic crisis, and cases of violence. There are
several reports that have appeared in the Indonesian and International media
regarding murder cases in Java, especially the Banyuwangi region. The killings that
occurred initially were victims who were suspected of practicing black magic.
Keywords: Banyuwangi, Ninja, and Shaman Santet Massacre
PENGANTAR