Anda di halaman 1dari 4

CRITICAL JURNAL REVIEW

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan


yang diampu oleh :
Santa Murni A. Situmorang, M.Pd.

Disusun Oleh :

Anggi Abigail M Nim. 7173141003

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
JUDUL ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME
JURNAL Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
VOLUME DAN Vol. 1 dan Hal. 183-190
HALAMAN
BULAN DAN Oktober 2010
TAHUN
PENULIS Izhar Salim
TUJUAN Aliran filsafat eksistensialisme adalah aliran filsafat modern yang
pembahasannya adalah mikrokosmos. Mikrokosmos adalah hal-hal
yang berkaitan dengan manusia, hubungan antarmanusia, hidup,
hakikat kepribadian, dan kebebasan.
METODE Dalam jurnal yang berjudul Aliran Filsafat Pendidikan, kita diajar dan
diberitahu apa itu filsafat eksistensialisme ? Bagaimana sejarahnya ?
Bagaimana pandangan para ahli mengenai aliran filsafat modern ini ?
Apa itu kebebasan dan ketidakbebasan yang adalah cakupan
pembahasan dalam aliran filsafat eksistensialisme ini ?
ABSTRAK Sifat materialisme ternyata merupakan pendorong lahirnya
eksistensialisme. Yang dimaksud dengan Eksistensialisme ialah cara
orang berada didunia. Eksistensialisme lahir sebagai reaksi terhadap
idealisme. Materialisme dan idealisme adalah dua pandangan filsafat
tentang hakikat yang ekstrim. Keduanya berisi benih-benih kebenaran,
tetapi keduanya juga salah. Eksistensialisme ingin mencari jalan keluar
dan kedua ekstrimitas itu. Materialisme memandang kejasmanian
(materi) sebagai keseluruhan manusia, padahal itu hanyalah aspek
manusia. Materialisme menganggap manusia hanyalah sesuatu yang
ada, tanpa menjadi subyek. Manusia berpikir, kesadaran inilah yang
tidak disadari oleh materialisme. Sebaliknya berpikir, kesadaran
dilebih-lebihkan oleh idealisme sehingga menjadi seluruh manusia,
bahkan dilebih-lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada barang lain
selain pikiran.
KATA KUNCI Eksistensialisme, Materialisme, Idealisme.
PENDAHULUAN Eksistensialisme berkembang pada abad ke 20 di Prancis dan Jerman
sebagai reaksi merosotnya komunisme yang telah dibangun sejak Abad
Pencerahan (Renaissans).
Hubungan antara Eksistensialisme, Materialisme, dan Idealisme yaitu
Materialisme merupakan pendorong lahirnya Eksistensialisme.
Eksistensialisme adalah cara orang berada didunia ini. Eksistensialisme
lahir sebagai reaksi terhadap idealisme.
Tokoh-tokoh aliran Filsafat Eksistensialisme ada banyak seperti
Gabriel Marcel, Karl Jaspers, Nicolai Berdyaev, Albert Camus, Martin
Heiddegger, Soren Kierkegaard, dan Jean Paul Sartre. Namun kali ini
yang disoroti hanyalah pendapat yang dikemukakan oleh Soren
Kierkegaard dan Jean Paul Sartre.
PEMBAHASAN 1. Arti Eksistensialisme
Menurut Linda Smith dan William Reaper, pada dasarnya
eksistensialisme adalah filsafat pemberontak, terpusat pada individu
dan masalah-masalah eksistensi. Kata eksis secara harfiah berarti
berdiri tegak melawan dan para filosof eksistensialisme telah
menekankan bagaimana manusia individual berdiri tegak melawan
dunia, masyarakat, lembaga, dan cara berpikir.
Menurut Ahmad Tafsir, kata dasar eksistensi (Existency) adalah
Exist yang berasal dari kata latin Ex yang berarti keluar dan Sistere
yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri dengan keluar dan
diri sendiri.
2. Soren Kierkegaard (1813-1855)
Menurut Kierkegaard, suatu reaksi terhadap idealisme sama sekali
berbeda dengan reaksi materialisme. Menurutnya, filsafat tidak
merupakan suatu sistem, tetapi suatu pengekspresian eksistensi
individual.
Kierkegaard mengkritik filsafat Hegel kerena Hegel meremehkan
eksistensi yang konkret dan mengutamakan idea yang sifatnya umum.
Karena munurut Kierkegaard, manusia hidup sebagai aku individual
dan bukan aku umum.
Bukan hanya itu saja, Kierkegaard juga mengkritik gereja Lutheran.
Pengaruh Kierkegaard belum tampak ketika ia masih hidup. Tetapi,
ketika abad ke 20. Karena karyanya sering menjadi sumber terpenting
untuk filsafat, Kierkegaard disebut sebagai Bapak Filsafat
Eksistensialisme.
3. Jean Paul Sartre (1905-1980)
Sartre adalah filosof ateis. Konsekuensinya pandangan ateis itu ialah
Tuhan tidak ada, atau sekurang-kurangnya manusia bukanlah ciptaan
Tuhan. Oleh karena itu, konsep Sartre tentang manusia ialah manusia
bukan ciptaan Tuhan. Dari pemikiran ini ia menemukan bahwa
eksistensi manusia mendahului esensinya.
Manusia itu merdeka, bebas. Dalam menentukan, memutuskan, ia
bertindak sendirian tanpa orang lain yang menolong atau bersamanya.
Manusia selalu dalam keadaan menuju kepada orang lain. Jadi,
manusia itu selalu berubah, selalu meluncur, selalu menuju. Menurut
Sartre, hakikat manusia adalah “Yang ada tidak dimaui, yang dimaui
belum ada. Jadi, manusia itu laksana orang yang mengejar
bayangannya.”
4. Kebebasan dan Ketidakbebasan
Masalah kemerdekaan dan kebebasan selalu mendapat perhatian
dalam setiap filsafat.
Manusia selalu berubah, selalu mengalih. Itu berarti manusia
memiliki kebebasan.
Jika manusia dipaksa bekerja, manusia itu akan menjadi mual, muak,
seperti mau muntah. Itu berarti manusia tidak memiliki kebebasan.
KESIMPULAN Hasil dari Review Jurnal yang berjudul Aliran Filsafat Eksistensialisme
yaitu :
Eksistensialisme adalah filsafat pemberontakkan, terpusat pada
individu, melawan ide pencerahan Eropa. Selain itu, eksistensialisme
adalah manusia melawan individual melawan dunia, masyarakat,
lembaga, dan cara berpikir. Manusia adalah bebas.
Dengan mempelajari filsafat esksistensialisme dalam hubungannya
dengan pendidikan maka manusia memiliki moralitas yang berintikan
etika, norma, estetika, dan agama.
Untu itu, meskipun manusia memiliki kebebasan, tetapi dibatasi oleh
moralitas yang berintikan unsur-unsur yang dimaksud.
SARAN Jurnal ini sudah cukup memberikan penjelasan yang rinci pada setiap
sub judulnya. Tetapi, pada bagian kebebasan dan ketidakbebasan, tidak
dibuat penjelasan menurut pandangan Soren Kierkegaard. Maka, saya
sebagai seorang mahasiswa yang melakukan Riview Jurnal pada Jurnal
ini menyarankan agar menambah informasi tentang Soren Kierkegaard
bagaimana pandangannya tentang kebebasan dan ketidakbebasan.
DAFTAR Berten, K. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
PUSTAKA Berten, K. 1979. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Beerling. R.F. 1996. Filsafat Dewasa Ini. Terjemahan Hasan Arnin.
Djakarta: Balai Pustaka.
Drijarkara, S.J. 1996. Percikan Filsafat. Djakarta: Pembangunan.
Encyclopedia American. 1977.
Encyclopedia Britannica.1970.
Hanafi, A. 1981. Ikhtisar Sejarah Filsafat Barat. Jakarta: Al-Husna.
Peursen, C.A. van. 1980. Orientasi Di Alam Filsafat, Diterjemahkan
oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Smith, L. Raeper., W. 1991. Filsafat dan Agama Dulu dan Sekarang.
Alih Bahasa oleh P. Hardono Hadi. Yogyakarta: Kanisius.
Strurhl, Paula Rothenberg, dan Karsten J. Struhl. 1972. Philosophy
Now. New York: Random, Inc.
Tafsir, Ahmad. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai