Anda di halaman 1dari 15

MASALAH BANK CENTURY

OLEH

Lailatul zohri(AIC009126)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunian-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan malakah yang berjudul “ Bank Century dan Segala Permasalahannya”
ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Ekonomi Makro.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yagn penulis peroleh
dari berbagai literature seperti internet. Tidak lupa pula penyusun ucapkan terima
kasih kepada pengajar mata kuliah Ekonomi Makro atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis mengharapkan dengan dibuatnya makalah ini, pembaca dapat lebih
memahami tentang selak-beluk mengenai permasalahan Bank Century yang
sekarang ini lagi hangat-hangatnya diperbincangkan. Memang makalh ini masih
jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca ataupun dari dosen pembimbing demi perbaikan kearah yang lebih baik.

Mataram , 23April 2010


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................. I
Kata Pengantar................................................................................. Ii
Daftar Isi.......................................................................................... Iii
BAB I Pendahuluan......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Maksud Dan Tujuan................................................................... 1
1.3 Permasalahan............................................................................. 1
1.4 Manfaat...................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup........................................................................... 2
BAB II Pembahasan......................................................................... 3
2.1 Kronologis Bank Century.......................................................... 3
2.2 Pro Dan Kontra Terhadap Kebijakan Bank Century.................. 6
2.3 Alasan Diselamatkannya Bank Century Dan Dampaknya Bagi
Perekonomian Indonesia ( Dampak Makro )................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kasus Bank century menjadi buah bibir di kalangan masyarakat saat ini,
dan kita ketahui kasus yang melanda salah satu bank di indonesia ini yang
menyebabkan pemerintah melalui BI mengucurkan dana yang lumayan besar
untuk menyelamatkan bank yang kini beralaih nama menjadi Bank Permata ini,
kasus bank centuty telah berkembang selama ini sehingga menimbulkan
pernyataan yang sangat penting untuk di jawab, karena setelah rapat paripurna
DPR mengatakan tidak ada pengucuran dana, akan tetapi pemerintah saat ini tetep
melakukan suntikan dana segar ke bank century sehingga hal ini yang
menyebabkan munculnya Pro dan Kontra mengenai kebijakan tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dengan ditulisnya makalah, penulis berharap dapat sedikit membuka titik
terang mengenai bagaimana sebenarnya permasalah yang dihadapi oleh Bank
Century dan dampaknya bagi Perekonomian Indonesia. Dan juga agar masyarakat
lebih memahami permasalahan yang sebenarnya dihadapi agar tidak terlalu dini
mengambil keputusan ceroboh.

1.3 Permasalahan
Kasus Bank Century mencuat ketika Pemerintah melalui Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS menyuntikkan modal sebesar Rp 6,76 triliun untuk
menyelamatkan bank tersebut. Jumlah ini menjadi begitu besar dan menarik
perhatian masyarakat karena dana penyelamatan Bank Century semula
diperkirakan hanya sebesar Rp 632 miliar. Kenaikan jumlah ini mengakibatkan
berbagai tudingan kepada Bank Indonesia (BI) dan Departemen Keuangan sebagai
penentu kebijakan penyelamatan Bank Century pada 20 November 2008 melalui
Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Pembaca dapat mengetahui kronologis awal persoalan Bank
Century
2. Pembaca dapat mengetahui kebijakan yang diambil oleh
pemerintah atas Bank Century.
3. Pembaca dapat mengetahui dampak dari kebijakan tersebut bagi
Perekonomian Indonesia.
1.5 Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai permasalah Bank Century dan segala
permasalahan yang dihadapinya. Serta membahas dampak dari kebijakan
pemerintah atas Bank Century tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kronologis Persoalan Bank Century


Berikut ini merupakan kronologis kasus bank century yang mengakibatkan
hak angket DPR harus dilaksanakan yang saya dapatkan dari berbagai sumber
Kasus Bank Century – Kasus Bank Century hingga kini masih menjadi
pemberitaan hangat disejumlah media massa, baik media massa yang berorientasi
elektronik dan cetak. Kasus Bank Century juga telah menyeret berbagai institusi
hukum di Indonesia, seperti halnya KPK, POLRI,dan DPR.
Bagaimana sebenarnya kronologi awal persoalan yang dihadapi oleh Bank
Century sampai Bank ini dinyatakan harus diselamatkan oleh pemerintah? Berikut
kita simak kronologisnya, dimana sumber dari kronologis berikut ini diperoleh
Karo Cyber dari berbagai sumber situs internet:
2003
Bank CIC diketahui didera masalah yang diindikasikan dengan adanya surat-surat
berharga valutas asing sekitar Rp2 triliun, yang tidak memiliki peringkat,
berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit di jual. BI menyarankan merger
untuk mengatasi ketidakberesan bank ini.
2004
Bank CIC merger bersama Bank Danpac dan bank Pikko yang kemudian berganti
nama menjadi Bank Century. Surat-surat berharga valas terus bercokol di neraca
bank hasil merger ini. BI menginstruksikan untuk di jual, tapi tidak dilakukan
pemegang saham. Pemegang saham membuat perjanjian untuk menjadi surat-surat
berharga ini dengan deposito di Bank Dresdner, Swiss, yang belakangan ternyata
sulit ditagih.
2005
BI mendeteksi surat-surat berharga valas di Bank Century sebesar US$210 juta.
30 Oktober dan 3 November 2008
Sebanyak US$56 juta surat-surat berharga valas jatuh tempo dan gagal bayar.
Bank Century kesulitan likuiditas. Posisi CAR Bank Century per 31 Oktober
minus 3,53%.
13 November 2008
Bank Century gagal kliring karena gagal menyediakan dana (prefund)
17 November 2008
Antaboga Delta Sekuritas yang dimilik Robert Tantutar mulai default membayar
kewajiban atas produk discreationary fund yang di jual Bank Century sejak akhir
2007.
20 November 2008
BI Mengirim surat kepada Menteri Keuangan yang menentapkan Bank Century
sebagai bank gagal yang berdampak sistemik dan mengusulkan langkah
penyelamatan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Di hari yang sama,
Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) yang beranggotakan BI, Menteri
Keuangan, dan LPS, melakukan rapat.
21 November 2008
Ban Century diambil alih LPS berdasarkan keputusan KKSK dengan surat Nomor
04.KKSK.03/2008. Robert Tantular, salah satu pemegang saham Bank Century,
bersama tujuh pengurus lainnya di cekal. Pemilik lain, Rafat Ali Rizvi dan
Hesham Al-Warraq menghilang.
23 November 2008
LPS memutuskan memberikan dana talangan senilai Rp2,78 triliun untuk
mendongkrak CAR menjadi 10%.
5 Desember 2008
LPS menyuntikkan dana Rp2,2 triliun agar Bank Century memenuhi tingkat
kesehatan bank.
9 Desember 2008
Bank Century mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga atas
penggelapan dana investasi senilai Rp1,38 triliun yang mengalir ke Robert
Tantular.
31 Desember 2008
Bank Century mencatat kerugian Rp7,8 triliun pada 2008. Aset-nya tergerus
menjadi Rp5,58 triliun dari Rp14,26 triliun pada 2007.
3 Februari 2009
LPS menyuntikkan dana Rp1,5 triliun.
11 Mei 2009
Bank Century keluar dari pengawasan khusus BI.
3 Juli 2009
Parlemen mulai menggugat karena biaya penyelamatan Bank Century terlalu
besar.
21 Juli 2009
LPS menyuntikkan dana Rp630 miliar.
18 Agustus 2009
Robert Tantular dituntut delapan tahun penjara dan denda Rp50 miliar subsider
lima bulan kurungan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sebelumnya pada 15
Agustus, manajemen Bank Century menggugatnya sebesar Rp2,2 triliun.
3 September 2009
Kepala Kepolisian Republik Indonesia menyampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat agar terus mengejar aset Robert Tantular sebesar US$19,25 juta, serta
Hesham Al-Warraq dan Rafat Ali Rizvi sebesar US$1,64 miliar.
10 September 2009
Robert Tantular divonis 4 tahun penjara dan dengan Rp50 miliar.
Dari kasus tersebut, sempat memunculkan barbagai konflik baru
diantaranya adalah pihak kepolisian dengan KPK yang menyeret Bibit dan
Chandra ke Pengadilan. Kedua petinggi KPK ini diduga terlibat dalam
penyelewengan dana Bank Century yang dituduhkan Polri. Hal inilah yang
memicu terjadinya konflik antara Polri dan KPK yang dikenal dengan Cicak vs
Buaya. Berita tersebut sempat heboh di berbagai media massa maupun
dikalangan masyarakat dan menimbulkan berbagai macam aksi Pro dan Kontra
atas konflik tersrbut. Konflik tersebut menggambarkan pertentangan beda kelas
antara Polri dan KPK walaupun akhirnya Bibit dan Chandra dibebaskan.
2.2 Pro kontra terhadap kebijakan Bank Century
Pemberian bail out atau dana penyertaan oleh pemerintah kepada Bank
Century yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun dari semula hanya Rp 1,3 triliun
terus menjadi bahan pembicaraan dan perdebatan seru. Bukan hanya di media
massa, di kalangan para ahli, dan birokrasi pemerintahan, tapi juga di parlemen.
Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan (Komisi XI) DPR RI terus
mempersoalkannya.
Namun menurut Menkeu, keputusan menyelamatkan Bank Century pada
21 November 2008 itu tidak bisa dinilai berdasarkan kondisi saat ini. Sebab ketika
itu kondisi perbankan Indonesia dan dunia mendapat tekanan berat akibat krisis
global. Keputusan KSSK saat itu untuk menghindari terjadinya krisis secara
berantai pada perbankan yang dampaknya jauh lebih mahal dan lebih dahsyat dari
1988. "Dengan meminimalkan ongkosnya dan dikelola oleh manajemen yang baik
maka Bank Century punya potensi untuk bisa dijual dengan harga yang baik,"
ucap Sri Mulyani. Menkeu pun siap dipanggil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
guna dimintai keterangan seputar pengambilan kebijakan penyelamatan bank yang
memiliki aset sekitar Rp 10 triliun itu.
Menkeu menyebutkan hingga Juli 2009 bank hasil penggabungan PT Bank CIC
Internasional, Bank Danpac, dan Bank Pikko itu sudah untung sebesar Rp 139,9
miliar. Bahkan, menurut Bank Indonesia, jika dilihat posisinya sejak Desember
2008 sampai Agustus 2009, ada kenaikan simpanan nasabah sebesar Rp 1,1
triliun.
Namun, pemberian dana peryertaan Century yang sekarang terus
dipersoalkan membuat Menkeu cemas lantaran bisa berakibat buruk terhadap
bank itu. "Isu panas atas penyehatan Century yang tak sesuai dengan fakta bukan
mustahil bisa menjungkalkan kembali bank ini," tutur Sri Mulyani.
Kekhawatiran Menkeu setidaknya mulai terjadi. "Sejak Bank Century diributkan
akhir-akhir ini, tolong tulis yang besar ya, dana pihak ketiga Bank Century turun
Rp 431 miliar," ujar Deputi Gubernur BI Budi Rochadi di Gedung DPR/MPR,
Jakarat, Rabu (16/9). "Coba, kalau kasus Century didiamkan saja, pasti
kejadiannya tidak seperti itu. Itu sekarang salah siapa."

Selain besarnya dana penyertaan, hal lain yang dipersoalkan kenapa Bank Century
tak ditutup kabarnya ada nasabah besar yang dilindungi. Kabarnya, nasabah besar
itu memiliki dana sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Harry Azhar, anggota
Komisi XI DPR, menyebut nasabah besar itu antara lain Budi Sampoerna. Paman
Putera Sampoerna, mantan pemilik PT H.M. Sampoerna itu disinyalir punya dana
sebesar Rp 1,8 triliun di Century. ( Liputan6.com)

2.3 Alasan diselamatkannya Bank Century dan dampaknya


bagi perekonomian Indonesia ( dampak makro )
Selain dari upaya untuk menyelamatkan simpanan nasabah, kebijakan
yang diambil juga mempunyai dampak lain apabila bank tersebut tidak
diselamatkan Negara. Salah satunya adalah demi mempertahankan stabilitas
ekonomi. Kebijakan tersebut diambil dikarenakan agar tidak terulangnya krisis
yang melanda Indonesia pada akhir era Orde Baru. Krisis yang menghabiskan
berteliriunan uang Negara tersebut coba dihindari oleh menteri keuangan.
Sesunggunya bagaimana dampak dari Bank Century tersebut. Berikut
penjelasannya.
Systemic Risk
Waktu itu alasan utama Pemerintah untuk menyelamatkan Bank Century adalah
kekhawatiran akan terjadinya systemic risk dan rush pada sistem perbankan
nasional. Penutupan Bank Century pada waktu terjadinya krisis keuangan global
(November 2008) dikhawatirkan membawa dampak berantai yang parah seperti
kasus 1998.
Penutupan Bank Century diperkirakan akan mengakibatkan kepanikan pada
nasabahnya. Kepanikan ini mendorong nasabah-nasabah lain akan berbondong-
bondong menarik uangnya pada banyak bank. Terutama bank-bank kecil sekelas
Century dan memindahkan ke bank-bank yang lebih besar.
Penarikan besar-besaran ini mengakibatkan bank-bank yang pada awalnya sehat
menjadi ikut bermasalah dan mengalami masalah likuiditas. Sebagai akibatnya
bank-bank ini akan berusaha mencari pendanaan dengan meminjam dana dari
bank-bank besar melalui pinjaman antar bank.
Dalam hal ini bank-bank besar cenderung lebih berhati-hati dalam mengucurkan
dananya sehingga bank-bank kecil semakin terdesak karena kesulitan memperoleh
likuiditas. Dalam keadaan seperti inilah banyak bank akan berjatuhan.
Sistem perbankan akan mengalami rush dan mengakibatkan naiknya suku bunga
pinjaman secara tajam. Selain itu akan banyak terjadi kredit macet sehingga
nasabah akan mengalami kerugian dan sektor industri juga akan terkena
dampaknya.
Sebagai akibatnya bank-bank besar pun akan terkena dampaknya dan terjadilah
kelumpuhan sistem perbankan. Akibat lebih jauh adalah merosotnya kredibilitas
sistem perbankan nasional sehingga akan terjadi capital outflows secara besar-
besaran. Hal ini akan berpengaruh terhadap investasi nasional, country risk, dan
sistem ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Menurut BI definisi systemic risk adalah adalah risiko kegagalan salah satu
peserta dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo sehingga menyebabkan
peserta lain juga mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya menjadi
tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya. Bank Indonesia mendasarkan
dampak kriteria systemic risk pada 5 (lima) hal yaitu 1) Dampak pada institusi
keuangan, 2) Dampak pada pasar keuangan, 3) Dampak pada sistem pembayaran,
4) Dampak pada psikologi pasar, dan 5) Dampak kepada sektor riil.

Sebenarnya terjadinya systemic risk tersebut merupakan kemungkinan yang bisa


terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Probabilitas dari terjadinya systemic risk ini
akan meningkat apabila kondisi perekonomian dan perbankan secara global
sedang tidak sehat.

Kekhawatiran Pemerintah pada waktu itu adalah akibat penutupan Lehman


Brothers pada 15 September 2008 yang menyebabkan krisis keuangan dan
perbankan secara global. Dalam kasus Century yang terjadi pada November 2008
kondisi perekonomian dan perbankan dunia sedang dalam masa krisis sehingga
kemungkinan terjadinya systemic risk sangat tinggi.

Di sisi lain masalah yang terjadi pada Bank Century tidak akan menjadi systemic
risk (atau pun jika menjadi systemic risk akan mempunyai probabilitas yang
relatif kecil) bagi perekonomian dan perbankan apabila terjadinya tidak
bersamaan dengan krisis global. Dengan demikian selain faktor internal dari suatu
bank tersebut kemungkinan terjadinya systemic risk akan sangat bergantung dari
kondisi-kondisi eksternal seperti kondisi perekonomian secara umum, stabilitas
perbankan, stabilitas politik dan keamanan, dan sebagainya.

Namun demikian perlu diingat bahwa systemic risk itu akan selalu melekat dalam
dunia perbankan. Hanya saja kemungkinan terjadinya systemic risk itu sangat
bervariasi tergantung dari keadaan internal dan eksternal dari sistem perbankan itu
sendiri. Karena sifatnya yang melekat pada sistem perbankan systemic risk tidak
serta merta bisa dihilangkan.

Untuk itu tindakan yang bisa dilakukan adalah langkah-langkah antisipasi,


pengelolaan risiko yang baik, dan penerapan kebijakan yang tepat untuk
menangani masalah-masalah seperti yang terjadi terhadap kasus Bank Century.

Systemic Risk dan Risiko Keuangan Negara (Risiko Fiskal) seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya terjadinya systemic risk akan menyebabkan efek yang
buruk bagi perekonomian. Jika systemic risk yang dikhawatirkan benar-benar
terjadi maka semua potensi kerugian yang awalnya hanya sebuah kemungkinan
akan terjadi.

Kerugian ini akan berakibat pada keuangan negara baik secara langsung atau pun
tidak langsung. Secara langsung Pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk
menyelamatkan dan mengembalikan dana-dana para nasabah. Secara tidak
langsung Pemerintah akan mengeluarkan biaya yang besar untuk memulihkan
perekonomian melalui berbagai instrumen kebijakan baik moneter maupun fiskal.

Selain itu memburuknya situasi perekonomian akan menyebabkan menurunnya


penerimaan negara dari sektor pajak. Penurunan dari sisi penerimaan dan
peningkatan dari sisi pengeluaran merupakan risiko fiskal yang bersifat langsung
dan dirasakan dampaknya secara langsung. Secara tidak langsung kerugian yang
ditimbulkan karena systemic risk tersebut akan berpengaruh terhadap kemajuan
Negara di masa depan.

Akan diperlukan sumber daya yang jauh lebih banyak untuk bisa mengejar
ketertinggalan yang terjadi. Selain itu dampak sistemik ini dikhawatirkan akan
menyebabkan banyak perjanjian-perjanjian yang akan default dan mengharuskan
negara mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membayarnya. Dampak yang
lebih luas dan lebih besar bisa saja terjadi dan mengakibatkan kerugian yang tidak
pernah diperkirakan sebelumnya seperti krisis tahun 1998.

Dalam kasus Century dapat kita lihat bahwa kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah menyebabkan Pemerintah harus mengeluarkan dana talangan sebesar
Rp 6,76 triliun untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar yang
diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Artinya jika Pemerintah tidak melakukan
bail out terhadap Bank Century kemungkinan kerugian dan biaya yang harus
ditanggung oleh Pemerintah diperkirakan malah akan membengkak dan mencapai
Rp 30 triliun. Dana talangan tersebut berasal dari LPS yang modal awalnya
berasal dari keuangan Negara sehingga kasus seperti ini mempunyai dampak
risiko kepada Keuangan Negara secara langsung.

Jika dilihat sekilas terlihat bahwa Pemerintah telah mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Kejadian seperti ini
merupakan salah satu bentuk risiko fiskal yang dapat merugikan keuangan Negara
dan bisa terjadi sewaktu-waktu. Akan tetapi mengingat potensi risiko yang begitu
besar jika bail out tidak dilakukan Pemerintah memutuskan menyelamatkan Bank
Century. Terlepas dari adanya skenario dan bermacam-macam kecurangan dalam
penyelamatan Bank Century kasus ini telah menimbulkan risiko yang besar bagi
keuangan Negara.( m.detik.com).
DAFTAR PUSTAKA
www.lliputan6.com
www.wordpress.com
www.detik.com
www.carocyber.com

Anda mungkin juga menyukai