Anda di halaman 1dari 10

PERJUANGAN PENETAPAN

BATAS WILAYAII PERAIRAN LAUT DI II\DONESIA

Suparlan
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang

Abstract: Territory is an important element of a country. After the development of the territorial
countries foundation, i.e. countries struggling for their boundaries explicitly, countries has tried to
put some basis that can be accepted by all parties. Indonesia is a very broad archipelagic state
consisting of thousands of islands joined by waters. The position of this country makes it have
explicit and clear regulations. The government has struggled by many ways in order to unite the
archipelagic Indonesia. Therefore, Indonesia will not be harmed by other countries. The existing
regulations are also hoped harmless for others. Archipelagic conceptions as territorial conceptions
in the firther development prove to be the conceptions of institutional politics with wide dimension.
It seizes not only geographical physical aspects, but also political, economic, socio-cultural, peace-
fulness, and forhess aspects. The success ofstruggling in creating archipelagic conceptions these
days can be categorized asjuridical success. However, it can be a foundation for the development of
this country in the future.

Abstrak: Wilayah merupakan unsur negara yang penting. Setelah berkembangtya asas negara
teritorial, yaitu negara yang mempe{uangkan batas-batas wilayahnya secarajelas, maka masyarakat
dunia telah mengupayakan untuk meletakkan dasar-dasar yang sedapat mungkin diterima oleh semua
pihak. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sangat luas, yang terdiri dari beribu-ribu pulau
yang dihubungkan oleh laut. Letak yang demikian mengharuskan Indonesia unnrk memiliki peraturan-
peraturan yang jelas. Pemerintah Indonesia telah memperjuangkan berbagai bentuk untuk
mengokohkan NKRI sehingga kondisi yang demikian tidak menjadikan hdonesia dirugikan oleh
Negara lain. Peraturan yang ada tersebut diharapkan juga tidak bertentangan atau mergikan pihak
lain. Konsepsi Nusantara sebagai konsepsi kewilayahan dalam perkembangan lebih lanjut ternyata
tumbuh menjadi konsepsi politik ketatanegaraan yang berdimensi luas, di samping mencakup aspek
fisik geografi juga meliputi aspek-aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun aspek pertahanan
dan keamanan. Keberhasilan perjuangan mewujudkan konsepsi nusantara dewasa ini boleh dikatakan
baru keberhasilan secara yuridis. Namun demikian diharapkan dapat menjadi pancangan berpijak
bagi pembangunan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya pada masa-masa mendatang.

Kata kunci: batas wlayah, perafuan, Indonesia

Negara sebagai subyek hukum internasional merdeka dari pengawasan suatu negara lain,
memiliki unsur-unsur sebagaimana dikemukakan sehingga dia sanggup mengendalikan sendiri
dalam pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933, hubungan-hubungan internasionalnya.
yaitu: (1) penduduk, (2) wilayah, (3) pemerintah Menurut konvensi tersebut, wilayah atau
yang berdaulat,(4) mempunyai kemampuan atau teritorial adalah salah satu dari unsurnegarayang
kewibawaan untuk melakukan hubungan sangat penting (unsur konstitutifl. Wilayah negara
internas ional. Suatu ne gar a baru mul ai terbentuk di samping sebagai tempat menetap rakyat juga
apabila satu masyarakat memperoleh, bukan untuk sebagai tempat pemerintah melaksanakan
sementara melainkan dengan adanya suatu kegiatan pemerintahan. Tidak mungkin negara
kemungkinan akan berlangsung lam4 dengan ciri- dapat menyelen ggarakan kepentin gan rakyatnya
ciri pokok suatu negar4 yaitu satu pemerintah yang dengan tanpa memiliki kedaulatan atas suatu
teratur, satu wilayah yang tertentu dan cukup wilayah tertentu. Kedaulatan teritorial akan

40
Suparlan, Perjuangan Penetapan Batas lhilayah Perairan Laut dr Indonesia 4l

berakhir sampai pada batas-batas terluar dari Setelah berkembangnya asas negara
wilayah teritorial negara bersangkutan. teritorial, yaitu negara yang memperjuangkan
Negara ditinjau dari lokasinya dapat dibagi batas-batas wilayahnya secara jelas, maka
menjadi (a) negara yang dikelilingi oleh daratan masyarakat dunia telah mengupayakan untuk
(Land Locked Country), (b) negara yang meletakkan dasar-dasar yang sedapat mungkin
dikelilingi oleh lautan yang terdiri dari negara diterima oleh semua pihak. Dasar-dasar penetapan
kepulauan (Arc hip e I a gi c St at e), negara pulau (1s- ini dilakukan melalui perj anj ian-perj anj ian baik
land State) dan (c) negara yang dikelilingi secara bilateral maupun multilateral. Sedangkan
sebagian oleh daratan dan sebagian lagi oleh lautan. penetapan batas wilayah secara sepihak (unilat-
Wilayah negara dapat meliputi daratan (unsur eral) tentang wilayah suatu negara yang
teritorial), perairan (unsur akuatik), unsur udara berbatasan dengan negara lain atau bahkan
dan angkasa (unsur ekstra teristrial) dan ekstra berbenturan dengan kepentingan-kepentingan
teritorial. Dalam sepanjang sejarah tentang masyarakat internasional harus diselesaikan
timbulnya negara,, pertumbuhannya serta dengan memperhatikan asas-asas yang terdapat
tenggelamnya suatu negara telah menunjukkan dalam hukum intemasional.
bahwa unsur wilayah sangat menentukan bagi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal
kelangsungan hidup negara. I 7 Agustus I 945 diikuti dengan disahkannya UUD
Cara-cara untuk memperoleh suatu wilayah 1945. Dalam UUD 1945 ini wilayah negara Indo-
negara dapat terjadi karena pendudukan suatu nesia dirumuskan secara singkat, padat dan luwes
wilayah yang tidak bertuan, penyerahan, dalam Pembukaannya, sebagai berikut:
penaklukan, kadaluarsa, dan pertambahan. "Kemudian daripada ifu untuk membentuk suatu
Pendudukan dilakukan oleh suatu negara terhadap pemerintah negara Indonesia yang melindungi
daerah yang tadinya memang belum menjadi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
bagian dari wilayah negara lain (teranullius). Oleh darah Indonesia, ... dan seterusnya".
karena dewasa ini hampir seluruh permukaan Perumusan tersebut tanpa menunjuk satu
bumi telah menjadi bagian dari wilayah suatu persatu bagian wilayah Indonesia dan juga tidak
negara, maka cara memperoleh wilayah negara menyebutkan batas-batas wilayah negara Indo-
dengan cara pendudukan terhadap wilayah yang nesia. Pada saat berdirinya negara Indonesia,
tidak bertuan tidak dapat dilakukan lagi. rumusan "seluruh tumpah darah Indonesia" tidak
Penyerahan adalah suatu cara memindahkan hak lain adalah seluruh wilayah yang dulunya di bawah
atas suatu wilayah dari suafu negara kepada negara kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Dalam
yang lain. Penyerahan ini kadang-kadang sebagai rangka memenuhi persyaratan internasional
akibat dari kemenangan yang diperoleh melalui tentang pengakuan terhadap kedaulatan negara
peperangan, adakalanya sebagai akibat dari Republik Indonesia, di mana harus memiliki suatu
perundingan secara damai, mungkin pula daerah teritorial tertentu. maka ketentuan hukum
tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh negara intemasional tentang perpindahan kekuasaan (Suc-
lain. cession ofState) menjadi dasar bagi perpindahan
Penaklukan adalah cara memperoleh tanggung j awab kedaulatan atas wilayah Indone-
wilayah melalui invasi yang berhasil dengan sia. Ketentuan Konvensi Wina tentang Succes-
kemenangan dan dimaksudkan untuk sion of State menyatakan bahwa Succession of
mencaploknya. Hak yang diperoleh dengan States means the replacement of one State by
penaklukan (aneksasi) dewasa ini baik secara another in the responsibility for the interna-
moral, politis maupun yuridis tidak dapat diterima tional reations of territory. Dengan demikian
dalam pergaulan internasional. Kadaluwarsa pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada In-
adalah hak atas suatu wilayah dalam hukum donesia pada tanggal2T Desember I 949 tentu saja
internasional yang disebabkan oleh adanya dengan konsekuensi berpindahnya tanggungjawab
perbatasan de facto untuk suatu jangka waktu kedaulatan di atas wilayah Indonesia. Dasar
yang lama. Sedangkan pertambahan adalah proses konstitusional untuk mengatasi persoalan wilayah
bertambahnya suatu wilayah baru dari suatu negara Republik Indonesia terletak pada pasal II
negara akibat dari perubahan alam, dapat pula Aturan Peralihan UUD 1945 (sebelum UUD 1945
terjadi akibat ditetapkannya dasar-dasar hukum diubah) yang menyatakan bahwa "Segala badan
baru tentang penetapan batas wilayah negara. negara dan peraturan yang ada masih langsung
42 Jurnat Pendldlkan Pancaslla dan Kantarganegaraan' Th, 24, Nomor l, Pebruari 201 I

berlaku selama belum diadakan yang baru menurut memperjuangkan dalam konperensi hukum laut
Undang-Undang Dasar ini". Dengan tidak irrternasional untuk memperoleh pengesahan
disebutkannya secara terperinci bagian-bagian sebagai satu kesatuan wilayah di mana laut yang
wilayah Indonesia, ternyata dalam perkembangan berada di antara pulau-pulaunya merupakan
negara Indonesia lebih menguntungkan karena perairan pedalaman di bawah kedaulatan negara
UUD 1945 tetap dapat menampung perubahan- yang bersangkutan. Dari segi Hukum Laut
perubahan yang terjadi tentang wilayah negaf,a Internasional, salah satu masalah pokok adalah
Indonesia. Kemudian terbukti bahwa negara bagaimanakah definisi dari "archipelago" dan
Republik Indonesia memang tidak sekedar sebagai bagaimanakah kedudukan hukum dari perairan
pewaris wilayah Hindia Belanda saja, tetapi yang terletak di sebelatr dalam dari garis-garis yang
bangsa Indonesia telah berhasil mengambil ditarik di sekeliling "archipelago" tersebut.
langkah-langkah maju sebagai manifestasi dari Persoalan ini telah dibahas dalam Konferensi
aspirasi suatu bangsa yang nasib dan Hukum Laut Internasional pada tahun 1930 di Den
kebesarannya tidak bisa dipisahkan dengan sifat Haag. Pada waktu itu konperensi masih belum
kesatuan antara unsur darat dan unsur laut berhasil memutuskan persoalan-persoalan di atas,
(perairan). namun demikian masalah "archipelago" telah
muncul ke permukaan dalam
Proses
KONSEPSI NEGARA NUSANTARA perkembangan Hukum lnternasional. Pada
konferensi-konferensi Hukum Laut berikutnya
Negara Nusantara adalah suatu kategori konsep negara kepulauan ini telah semakin
konsep yang berada dalam pikiran manusia. mendapatkan perhatian walaupun masih belum
Konsep adalah pengertian yang disimpulkan dari berhasil menetapkan kedudukan hukum wilayah
sekumpulan data yang memiliki kesamaan ciri-ciri perairan pada negara-negara kepulauan.
(common characterislics/. Konsep merupakan Sementara usaha untuk mendapatkan
abstraksi dari kejadian, merupakan ide tentang pengesahan kedudukan hukum perairan negara-
sesuatu di dalam pikiran' Konsep mengandung negara kepulauan lewat Konferensi Hukum Laut
penafsiran dan penilaian, bukan hanya fakta masih belum berhasil, maka negara-neBara
tunggal yang berdiri sendiri. Konsep membantu kepulauan terus mengembangkan penggunaan
kita mengadakan perbedaan, penggolongan' cara-cara untuk menarik garis dasar dengan
penggabungan fakta-fakta di sekeliling kita, menghubungkan titik-titik terluar dari gugusan
Nusantata sebagai suatu konsep memiliki ciri-oiri pulau-pulaunya baik oleh negara-negaxa nusantara
penting (essential attribu (,Archipetagie State) maupun bagi suatu
yang terdiri dari Pulau-Pu kepulauan yang menjadi kepunyaan suatu negara
berkedudukan diaPit oleh (Arrhipetago of a State). Bahkan eara penarikan
ini adalah samudra dan benua. Dalam beberapa garis dasar dengan menggunakan teori dari titik
tulisan misalnya dari Russell Jones memberikan ke titik (point to point theory) telah digunakan
pengertian Nusantara itu identik dengan negara oleh Mahkamah lnternasional dalam
kepulauan dimana dinyatakan: "...
as menye I esai kan sen gketa antara Norwegia den gan
Nusantara, (l) which is modern Javancse for lnggris tcntang wilayah penangkapan ikan'
archipelago, ancl is used in Bahasa Indonesia (Anglo-Nowergian Fisheries Case 195 I)'
to denote the Archipelago, and is used in Mahkamah Internasional dalam keputusannya
Bahasa Indonesia to denote the Arehipelago telah mengakui cara penarikan garis dasar dari
... " (Danusaputro, 1980:9). Sebagai suatukonsep' titik ke titik yang dilakukan oleh Norwegia
Nusantara (Negara Kepulauan) tidak hanya berdasarkan pertimbangan kenyataan geografi dan
diterapkan untuk Indonesia saja, melainkan dapat
juga kepentingan ekonomi yang sangat
diberlakukan terhadap semua wilayah di berhubungan dengan kenyataan geografinya
permukaan bumi yang memiliki oiri-ciri sama tersebut.
dengan negera lndonesia, misalnya negat& Bilamana dalam Konferensi Hukum Laut
Philipina, Kepulauan Bahama, Kepulauan Fiji, tahun 1930 di Den Haag dan 1958 di Jenewa
s. belum menerima atau menetapkan tentang status
wilaYah hukum perairan negare kepulauan, maka dalam
ut tclah Konferensi Hukum Laut yang diselenggarakan
Suparlan, Perjuangan Penetapan Batas Wilayah Perairan Laut di Indonesia 43

PBB di Teluk Montego Jamaica tahun 1 982, salah kepulauan Indonesia adalah merupakan satu unit
safu hasil Konferensi adalah diterimanya Konvensi atau kesatuan dan bahwa lautan yang berada di
Hukum Laut sebanyak 300 pasal melalui prosedur antara pulau-pulau kita itu merupakan bagian yang
pemungutan suara di mana sebanyak 130 negara tidak dapat dipisahkan dengan bagian daratnya.
menyetujui, 4 negara menentang (Amerika Serikat, Perkataan tanah air dalam bahasa Indonesia
Israel, Venezuela dan Turki) 17 negara abstain dan cukup menunjukkan bahwa pendirian bangsa In-
I 7 negara tidak hadir. donesia tersebut telah diresapi sejak lama. Bahkan
Dalam Konvensi Hukum LautPBB tersebut penghayatan hidup bangsa Indonesia tentang
ketentuan mengenai negara kepulauan tercantum kesatuan antara unsur darat dan unsur laut telah
pada pasal 46 sampai dengan pasal 54. Batasan dilakukan oleh nenek moyang kita pada jaman
yang digunakan tentang negara kepulauan adalah keraj aan-ke rujaan Nusantara, seperti keraj aan
sebagai berikut: Sriwijaya dan Majapahit. Laut yang berada di
(a)"Archipelagic State" means a state consti- antara pulau-pulau kita bukanlah merupakan
tuted wholly by one or more archipelagos pemi sah tetapi justru menjadi penghubung. Untuk
and may include other islands; itulah setelah bangsa Indonesia berhasil
(b) "Archipelago" means a group of islands, membebaskan diri dari penjajahan, bangsa Indo-
including parts of islands, interconnecting nesia telah tergugah kembali untuk mewujudkan
waters and other natural features which are konsepsi nusantara tersebut dalam kehidupan
so closely interuelated that such islands, kenegaraannya.
waters and other natural features from a
intrinsic geograhical, economic and politi- HUKUM TATA LAUTAN INDONESIA
cal entity, or which historically have been SEBELUM TAIIUN 1957
regarded as such.
(UN Convention of the Law of the Sea, art Pada masa penjajahan Belanda dan
46) kemudian dilanjutkan pada awal-awal
Di samping telah disepakatinya batasan negara kemerdekaan, di negara kita berlaku Ordonansi
kepulauan, konvensi juga menetapkan bahwa Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim tahun I 93 9
negara kepulauan boleh menentukan batas wilayah (Territoriale zee en maritime kringen
perairannya dengan menarik garis dasar yang Ordonantie 1939). Ordonansi ini menyatakan
menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau bahwa laut teritorial Indonesia lebarnya 3 mil
terluar. Perimbangan perbandingan antara unsur diukur dari garis air rendah dari pulau-pulau dan
perairan dan unsur darat disepakati antara I lawan bagian pulau yang merupakan bagian dari wilayah
1 sampai 9 lawan 1 . Sedangkan panjang maksimum daratan Indonesia. Penetapan lebar laut teritorial
garis dasar adalah 100 mil dengan kekecualian 30% sejauh 3 mil ini asasnya diletakkan oleh
dari jumlah garis dasar tersebut dapat melebihi I 00 Bynkershoek dalam bukunya De dominio Maris
miltetapi tidakboleh lebih dari 125 mil. Bilaprinsip yangterbittahunlT02.
prinsip negara kepulauan yang telah ditetapkan Lebar laut sejauh 3 mil dirasakan tidak cukup
dalam Konvensi Hukum Laut PBB diterapkan pada lagi oleh Pemerintah Indonesia untuk dapat
negara kita, kesimpulan kita bahwa negara kita menjamin kepentingan-kepentingan negaranya
sangat memenuhi persyaratan tersebut, sebab terutama unfuk kepentingan pertahanan negara,
perbandingan wilayah perairan dengan wilayah pengawasan terhadap keluar masuknya orang
darat adalah 1,5 lawan l. Luas unsur perairan laut asing (imigrasi), penyelenggaraan peraturan fiskal
: 3.166.163 km2 sedang luas unsur tanah : (bea dan cukai), perlindungan kesehatan
2.027 .087 km2. Garis dasarterpanj ang:122,7 mil (karantina), kepentingan perikanan, taman laut,
y ait:tt antara titik posisi nomor 5 9-60. pertambangan dan hasil-hasil alam lainnya.
Cara menentukan lebar laut teritorial
WILAYAH PERAIRAN INDONESIA berdasarkan ordonansi tersebut di atas
BERDASARKAN KONSEPSI NUSAN- m en gandun g kelemahan-kelemahan ditinj au dari
TARA kepentingan Indonesia, karena cara tersebut
kurang atau sama sekali tidak memperhatikan sifat
Negara kita adalah negara kepulauan dengan khusus dari negara Indonesia sebagai negara
jumlah I 7. 508 pulau (Lemhanas, 200 I 68). Negara
: kepulauan. Berdasarkan pengukuran lama in i tiap-
44 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan'Th.24,Nomor I' Pebruari 201I

tiap pulau di Indonesia mempunyai laut teritorialnya di antaranyaharus dianggap sebagai satu kesatuan
sendiri-sendiri. Di luar laut teritorial masih terdapat yang bulat; (3) bahwa penetapan batas-batas laut
laut bebas sehingga antara pulau-pulau wilayah teritorial yang diwarisi dari pemerintah kolonial
negara kita dipisahkan oleh adanya laut bebas. sebagaimana termaktub dalam " Tbrr it ori al e Ze e
Ditinj au dari usaha penyelenggaraan pertahanan en Maritime Kringen Ordonansi 1939" pasal 1
dan keamanan tentu hal ini sangat sulit. Dalam ayat (1) tidak sesuai lagi dengan kepentingan
suasana perang, armada perang negara lain dapat keselamatan dan keamanan Negara Republik In-
dengan bebas berkeliaran di antara pulau-pulau donesia; (4) bahwa setiap ne gar a y ang berdaulat
kita. Belum lagi atas dasar kepentingan ekonomi, berhak dan berkewajiban untuk mengambil
kandungan kekayaan alam di laut baik di tindakan-tindakan yang dipandangnya perlu untuk
perairannya maupun di lapisan tanah di bawahnya melindungi keutuhan dan keselamatan negaranya.
demi jaminan bagi kelangsungan bangsa Indone- Deklarasi Djuanda mengenai wilayah
sia dirasakan sangat mendesak unfuk menetapkan perairan Indonesia ini merupakan suatu peristiwa
cara-carabaru mengukur batas wilayah perairan yang sangat penting dan menentukan usaha
Indonesia. pemerintah untuk meninjau kembali dan sekaligus
mengubah cara penetapan batas laut teritorial
DEKLARASI DJUANDA SEBAGAI negara kita. Dengan deklarasi ini segala perairan
TONGGAK PERJUANGAN MEREALISA- di antara dan di sekitar pulau-pulau bagian dari
SIKAN KONSEPSI NUSANTARA DI IN- Wilayah Indonesia yang tadinya merupakan laut
DONESIA bebas akhirnya menjadi bagian dari wilayah
perairan nasional Indonesia, baik sebagai laut
P ada tznggal 1 3 Desemb et 79 57 Pemerintah wilayah (laut teritorial) maupun sebagai perairan
Republik Indonesia mengeluarkan suatu pedalaman.
pernyataan (deklarasi) tentang wilayah perairan Perairan yang berada di luar garis dasaryang
Indonesia. Pernyataan tersebut dituangkan dalam berupa lajur laut selebar 12 mil diukur tegak lurus
suatu Pengumuman Pemerintah Mengenai dari garis dasar dengan ketentuan jika ada selat
Wilayah Perairan Negara Republik Indonesia yang lebarnya tidak melebihi 24 mil dan negara
yang ditandatangani oleh Perdana Menteri H" Indonesia bukan satu-satunya negara tepi, artinya
Djuanda. Deklarasi ini menyatakan: "Bahwa wilayah negara Indonesia berbatasan dengan
segala perairan di sekitar, di antara, dan yang wilayah negara tetangga, maka garis batas laut
menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau- wilayahnyaditarik di tengah-tengah selag dan lajur
pulau yang termasuk dalam daratan Republik In- laut tersebut adalah laut teritorial. Sedangkan
donesia, dengan tidak memandang luas atau semua perairan yang terletak pada bagian sisi
lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah dalam dari garis dasar adalah perairan pedalaman
daratan Negara Republik Indonesia dan dengan Indonesia, yang dapatterdiri dari laut, teluk, selat
demikian merupakan bagian daripada perairan maupun anak laut.
pedalaman atau perairan nasional yang berada di Negara Indonesia berdaulat atas laut
bawah kedaulatan negara Republik Indonesia' teritorial, baik mengenai lajur laut itu sendiri yang
Penentuan batas laut l2 mil yang diukur dari garis- terdiri dari air. dasar laut (seabed) dan tanah yang
garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau- ada di bawahnya (subsoil), maupun udara yang
pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan ada di atasnya. Satu-satunya pembatasan atas
dengan Undang-undang (Sekretariat Jenderal kedaulatan Indonesia pada laut teritorial adalah
MPR RI, 2006:108)". adanya hak lalu lintas laut darnai bagi kapal-kapal
Pertimbangan-pertimban gan yang diaj ukan asing. Lalu lintas laut damai pada laut teritorial
oleh Pemerintah dalam mengumumkan deklarasi merupakan hak yang dijamin oleh hukum
tersebut adalah: (l) bahwa bentuk geografi intemasional.
Republik Indonesia sebagai suatu negara Terhadap perairan pedalaman negara Indo-
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau nesia mempunyai kedaulatan penuh, meskipun
mempunyai sifat dan corak tersendiri yang negarakita dapat memberikan kelonggaran-
memerlukan pengaturan tersendiri; (2) bahwa bagi kelonggaran berdasarkan pertimbangan-
kesatuan wilayah (teritorial) Negara Republik In- pertimbangan tertentu. Misalnya demi kepentingan
donesia semua kepulauan serta laut yang terletak kita sendiri untuk maksud pelayaran niaga bagi
Suparlan, Perjuangan Penetapan Batas Wilayah Perairan Laut di Indonesia 45

dunia perdagangan kit4 maupun untuk kepentingan bidang tatanan pemerintahan. Termasuk juga
masyarakat dunia. Suatu contoh diadakannya alur- membawa pengaruh terhadap perjuangan
alur pelayaran untuk lalu lintas pelayaran mewujudkan konsepsi Nusantara. Pimpinan
internasional. Alur-alur lintas (s e a-l ane s) telah angkatan laut Kol. RE Martadinata menyadari
diafur dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun sepenuhnya bahwa kemampuan dan kekuatan
1962. Azas ini telah menjadi suatu ketentuan dalam Indonesia di laut masih belum memadai untuk
Hukum Laut Intemasional. Alur lintas di perairan mendukung dan mengamankan penerapan asas
Nusantara yang penting bagi pelayaran nusantar4 sehingga hal ini menjadi motivasi yang
internasional seluruhnya berjumlah 5 buah, yaitu: kuat untuk pengembangan kekuatan laut kita.
(I) Alur Laut Cina Selatanc Selatan Singapuna/Selat Untuk itu pimpinan Angkatan Laut merasakan
Malaka menuju Samudra Hindia; (2) Laut Cina kepentingan mendesak untuk menuangkan
Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata" Selat Sunda Deklarasi Djuanda ke dalam bentuk undang-
menuju Samudra Hindia; (3 ) Selat Makasar, S elat undang. Berkenaan dengan berlakunya "jus de-
Lombok; (4) Selat Ombai, Wetar, Laut Banda, cretum " makabenfuk perundang-undangan untuk
Selat Buru (antara Pulau Buru dan Seram) terus mewadahi ketentuan wilayah perairan Indonesia
ke utara ke Samudra Pasifik, sedangkan cabang adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
yang lain menuju ke laut Sulu; (5) Dari Pasifik Undang Perairan Indonesia diundangkan pada
atau Sulu melalui Laut Sulawesi Halmaher4 Selat tanggal l8 Pebruari 1960. Atas dasar kekuatan
Buru, Laut Band4 Arafura ke Selat Torres (antara Undang-undangNo. I Tahun 1961 Perputersebut
Australia dan Irian) (Mochtar Kusumaatmadj4 ditetapkan menjadi Undang-undang No. 4/Prp
1978:1 53). 1960. Undang-undang ini merupakan penegasan
Deklarasi Djuanda sebagai tonggak awal kembali Deklarasi Djuanda dan menegaskan
perjuangan unfuk merealisasi konsepsi Nusantara bahwa mulai hari diundangkannya undang-undang
tentu diperlukan tindak lanjut. Pada bagian akhir ini ketentuan pasal I ayat (1) angka 1 sampai
dari deklarasi dinyatakan perlunya ditentukan lebih dengan 4"Territoriale Zee en Maritime Kringen
lanjut dengan undang-undang dan pendirian Ordonansi I939" dinyatakan tidak berlaku.
Pemerintah tersebut akan dijadikan masukan Undang-undangNo. 4lPrp 1 960 mewujudkan
dalam konverensi internasional men genai hak-hak peta wilayah Negara Republik Indonesia yangjauh
atas lautan yang padawaktu itu akan diadakan di berbeda dengan peta sebelumnya. Bentukwilayah
Jenewa bulan Pebruari tahun 1958. Republik Indonesia menjadi lebih sederhana. Garis
tepi wilayah Indonesia yang semula panj ang garis
UNDANG-UNDANG NO. 4iPRP TAHUN pantainya 80.791,42 km setelah diberlakukan
1960 TENTAIIG PERAIRAN IIIDONESIA konsepsi nusantara menjadi lebih pendek, yakni
8.069,8 mil (John Pieris, 1 988 : 1 29). Mlayah Negara
Usaha pemantapan lebih lanjut tentang Republik Indonesia bertambah 3.166.163 krn2.
konsepsi Nusantara dalam ketentuan perundang- Setelah era reformasi, UUD 1945
undangan sebagaimana telah disebutkan pada mengalami perubahan. Pada perubahan yang
deklarasi Djuanda baru dapat diwujudkan pada kedua tahun 2000, wilayah negara dimasukkan
tahun 1960. Sebagaimana diketahui pada pasca secara lebih jelas pada pasal 25A, yang
Deklarasi Dj uanda (tahun I 95 8- I 9 5 9) suhu politik menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
di tanah air kita memang sangat tinggi. Bukan saja Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
karena perjuangan untuk merebut kembali Irian berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
Barat telah sampai pada puncaknya, melainkan batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
juga karena perdebatan-perdebatan dalam Majelis undang. Memenuhi amanat konstitusi, undang-
Konstituante telah demiki antajwnnyasehingga hal undang yang dimaksud oleh pasal 25A tersebut
ini sangat membahayakan kelangsungan hidup sekarang sudah ditetapkan, yakni Undang-Undang
bangsa dan negara Republik Indonesia. Untuk No. 43 tahumn 2008 tentang Wilayah Negara RI
mengatasi kesulitan nasional yang rumit tersebut Dalam UU tersebut dinyatakan: Wilayah Negara
Presiden telah mengeluarkan Dekrit tanggal 5 Juli Kesatuan Republik Indonesia, yang selanj utnya
1959 yangsalah satu isinya adalah kembali kepada disebut dengan Wilayah Negara adalah salah satu
UUD 1945. Penggantian Undang-undang Dasar unsur negara yang merupakan satu kesatuan
ini membawa perubahanyang sangat besar dalam wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan
46 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan'Th.24,Nomor l, Pebruari 201I

kepulauan dan lautteritorial beserta dasar laut dan Pemerintah lndonesia berusaha meyakinkan
tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, dunia bahwa asas kebebasan di laut bebas dewasa
termasuk seluruh sumber kekayaan yang ini harus dilihat dalam kerangka perkembangan
terkandung di dalamnya. modern serta dengan memperhatikan kebutuhan
bangsa-bangsa yang baru merdeka. Mengenai
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA tuntutan atas lebar laut wilayah yang lebih dari 3
UNTUK MEMPEROLEH LEGITIMASI mil hendaknyajangan dilihat sebagai pelanggaran
WILAYAH PERAIRAN NASIONALNYA terhadap kebebasan di laut bebas, melainkanjustru
DALAM HUKUM INTERNASIONAL sebagai koreksi terhadap penerapan asas
kebebasan di laut bebas yang oleh pemerintah
Pengumuman Pemerintah tentang wilayah Indonesia dianggap terlalu liberal sehingga
perairan negara RI tanggal 13 Desember 1957 mengakibatkan terdesaknya kepentingan-
segera mengundang reaksi keras, tanggapan- kepentingan negara pantai yang lemah. Tuntutan
tanggapan yang cukup menggemparkan, baik dari lebar laut wilayahyanglebih dari 3 mil dewasa ini
negara-negzra maritim, lebih-lebih dari pemerintah pada asasnya mempunyai fungsi untuk
Belanda. Mereka beranggapan bahwa tindakan mengembal ikan keseimban gan dunia dari keadaan
sepihak (unilateral act) yang dilakukan oleh yang dirasakan tidak adil. Pemerintah Indonesia
pemerintah Indonesia berte ntangan den gan hukum berpendirian bahwa eksistensi archipelago adalah
internasional. suatu unit geografis yang khusus sehingga cara
Negara yang pertama^tama memprotes pen entuan I ebar I aut wi layah di sekelilingnya j uga
tindakan pemerintah Indonesia adalah Amerika memerlukan cara y ang khusus pula.
Serikat melalui nota diplomatiknya tertanggal 30 Betapa pun rasionalnya penjelasan
Desember 1 957. Protes Amerika Serikat tersebut pemerintah Indonesia untuk meyakinkan negara-
segera disusul oleh negara-negara lainnya, antara negara maritim besar, namun mereka masih tetap
lain Inggris (3 Januari 195 8), Australia (3 Januari bersitegang untuk menentangnya. Sampai pada
1958), Belanda (7 Januari 1958), Perancis (8 saat berlangsungnya Konverensi Hukum Laut
Januari 1 95 8) dan Selandia Baru ( I I Januari 195 8). PBB yang pertama di Jenewa tahun 1958
Keberatan-keberatan negara tersebut pada perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh
umumnya berpusat pada tiga masalah poko( yaitu: pengesahan terhadap penerapan konsepsi
a) cara penentuan laut wilayah sekeliling archi- Nusantara belum membawa hasil.
pelago, b) sistem "straight baseline" yang Dalam memperjuangkan konsepsi
menghubungkan titik.titik ujung terluar dari pulau- Nusantara ini lndonesia memang tidak sendirian.
pulau terluar archipelago tersebut, c) lebar laut Bersama-sama dengan Philipina, Fiji dan
wilayah sejauh 12 mil. Mauritius pemerintah Indonesia mengadakan
Sebagaimana tampak dari pendirian wakil pertemuan-pertemuan lanj utan untuk
Amerika Serikat dapat disimpulkan bahwa: a) cara merumuskan sikap bersama mereka. Pertemuan
pandang tradisional terhadap archipelago itu dilakukan di New York pada tanggal l5 Maret
pendekatannya secara pulau demi pulau, b) 1972. Kemudian dilanjutkan di Philipina
mempertahankan kebebasan di laut bebas dengan (pertemuan Manila) pada tanggal 25-26 Mei
lebar laut wilayah sejauh 3 mil, c) bahwa cara 197 2. P adapertemuan ini Mauritius ti dak hadir.
pandang dan asas-asas seperti tersebut di atas Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang
men ghasilkan hak-hak histori s yang tel ah berj al an dalam Konferensi PBB tentang Hukum Laut,
berabad-abad lamanya (Danuseputro, I 980 : I 1 7). dimana pada Konferensi Hukum Laut yang
Menghadapi tantangan-tantangan dari pertama (1958) dan kedua (1960) konsepsi
negara-negara maritim besar yang memang telah negara kepulauan masih belum mendapatkan
diperhitungkan oleh pemerintah Indonesia, maka pengakuan, maka setelah dimulainya konferensi
dalam mempertahankan pendiriannya dan Hukum Laut yang ketiga yang diselenggarakan
pembelaan terhadap asas-asas yang terkandung dalam tenggang waktu tanggal 3 Desember 1973
dalam Deklarasi Djuand4 pemerintah kita dengan sampai tanggal l0 Desember 1982 dalam sidang
menggunakan saluran diplomasi telah Penutupan di Teluk Montego Jamaica, konferensi
memanfaatkan berbagai forum baik secara bilat- telah menerima/mengesahkan Konvensi PBB
eral maupun multilateral. tentang Hukum Laut di mana di dalamnya ikut
Suparlan, Perjuangan Penetapan Batas Wilayah Perairan Laut di Indonesia 47

disahkan konsepsi negara kepulauan menjadi Indonesia dengan Pemerintah Malaysia dimuat
ketentuan hukum internasional. dalam Keputusan Presiden RI No. 89 tahun 1969;
Dengan disahkannya negara kepulauan (c) Perjanjian antara Indonesia dan Australia
tersebut maka perjuangan bangsa Indonesia untuk mengenai garis-garis besar tertentu antara Indo-
mewujudkan Konsepsi Nusantara yang telah nesia dan Papua New Guinea dengan Undang-
berlangsung selama 25 tahun (1957-1982) ndang No. 6 tahun 1973; (d) Perjanjian antara
selesailah sudah. Republik Indonesia dan Republik Singapura
Perjuangan mewujudkan konsepsi nusantara mengenai penetapan garis batas laut wilayah kedua
yang sebelumnya merupakan konsepsi negara di Selat Singapura dengan Undang-undang
kewilayahan dalam pertumbuhan selanjutnya RI No. 7 tahun 1973; (e) Persetujuan antara
ternyata telah menjadi landasan yang kuat untuk Pemerintah R[ dan Pemerintah Commonwealth
ditingkatkan menjadi konsepsi politik Australia tentang penetapan batas-batas dasar laut
ketatanegaraan yang diberi nama Wawasan tertentu dengan Keputusan Presiden RI No. 42
Nusantara. Perbedaan antara konsepsi nusantara tahun 1971; (f) Persetujuan antara Pemerintah R[,
(archipelago concept) dengan Wawasan Pemerintah Malaysia dan Pemerintah Kerajaan
Nusantara ialah, bahwa konsepsi nusantara Thailand tentang penetapan garis-garis batas landas
merupakan suatu konsepsi kewilayahan nasional, kontinen di bagian utara Selat Malaka dengan
sedangkan Wawasan Nusantara adalah suatu Keputusan Presiden RI No. 20 Tahun 1972; (g)
konsepsi kesatuan politik dari bangsa dan negara Persetujuan antara Pemerintah RI dan Pemerintah
yang didasarkan atas konsepsi kewilayahan Kerajaan Thailand tentang penetapan suatu garis
tersebut. Kesafuan tanah dan air yang terkandung batas landas kontinen antara kedua negara di bagian
dalam konsepsi nusantara merupakan wadah fi sik utara Selat Malaka dan di LautAndaman dengan
bagi pengembangan Wawasan Nusantara. Keputusan Presiden RI No. 21 tahun 1972; (h)
Sebagai konsepsi politik ketatanegaraan Persetujuan antara Pemerintah RI dan Pemerintah
Wawasan Nusantara merupakan wawasan dalam Commonwealth Ausftali a tentang penetapan batas-
mencapai tujuan Pembangunan Nasional mencakup batas dasar laut tertentu di Laut Timor dan Laut
(1) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Arafuru dengan Keputusan Presiden RI No. 66
kesatuan politik (2) Perwujudan Kepulauan tahun 19721, (i) Persetujuan antara Pemerintah Rl
Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya (3) dan Pemerintah Republik India tentang penetapan
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu garis batas landas kontinen antara kedua negara
kesatuan ekonomi dan (a) Perwujudan Kepulauan dengan Keputusan Presiden RI No . 5 | tahun 197 4;
Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan fi) Persetujuan antara Pemerintah RI dan
keamanan (Wahidin, 2010:88-90). Dalam Pemerintah Kerajaan Thailand tentang penetapan
perkembangan selanjutnya Wawasan Nusantara garis batas dasar laut antara kedua negara di laut
sebagai wawasan pembangunan bangsa tetap Andaman dengan Keputusan Presiden RI No. I
mendapatkan penekanan. tahtn 1977; (k) Persetujuan antara Pemerintah RI
Bilamana di atas disampaikan garis besar dan Pemerintah Republik India tentang
perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan perpanjangan garis batas landas kontinen tahun 1974
pengakuan sebagai negara nusantara melalui antara kedua ne5ara di Laut Andaman dan
Konferensi PBB tentang Hukum Laut, maka Samudera Hindia dengan Keputusan Presiden RI
selama konferensi ifu masih belum menampakkan No.26tahun 1977;(l) Persetujuan antara
hasilny4 pemerintah Indonesia telah mengambil pemerintah RI, Pemerintah Republik India dan
langkah-langkah perundingan sgcara bilateral Pemerintah Kerajaan Thailand tentang penetapan
maupun multilateral dengan negara-negara tetangga titik pertemuan tiga garis batas dan penetapan garis
tentang batas wilayah perairannya maupun tentang batas ketiga negara di laut Andaman dengan
batas landas kontinennya. Perj anj ian-perjanj ian Keputusan Presiden RI No. 24 tahun 1978.
yang telah dilakukan antara lain: (a) Perjanjian
antara Republik Indonesia dengan Malaysia tentang LANDAS KONTINEN DAN ZONA
penetapan garis batas laut wilayah kedua negara EKONOMI EKSKLUSIF II\DON-ESIA
di Selat Malaka dengan Undang-undang No. 2
tahun 1 97 I ; (b) Persetujuan tentang penetapan garis Abad ke-20 sebagai abad kemajuan teknologi
batas landas kontinen antara Pemerintah Republik membawa pengaruh terhadap banyak hal.
48 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 24, Nomor I, Pebruari 20 I 1

Sementara kekayaan sumber-sumber alam baik Meskipun Pemerintah Indonesia gagal dalam
hayati, nabati maupun mineral di daratan semakin mengajukan syarat penerimaan Konvens tentang
terbatas jumlahny4 bangsa-bangsa telah berpalin g landas kontinen, Pemerintah Indonesia telah
pada kekayaan yang terkandung di lautan, dasar secara aktif berusaha mengadakan perjanjian-
laut dan tanah di bawahnya. Perhatian pertama- perjanjian tentang landas kontinen dengan negara-
tamaterhadap kekayaan di dasar laut dan tanah di negaratetangga kita dengan menggunakan dasar
bawahnya terj adi pada tah un I 9 I 8 yaitu pada waktu konsepsi nusantara sebagaimana telah
bangsa Amerika berhasil mengeksploitasi sumber diundangkan dengan Undang-undang No. 4 Prp
minyak yang jauhnya 40 mil dari pantai teluk tahun I 960. Hasilnya sebagaimana telah disaj ikan
Mexico. Demikian pulapadatahun 1945 Presiden pada bagian di muka.
Truman dari Amerika Serikat mengeluarkan Untuk mempertegas lagi pendirian
deklarasi tentang penguasaan dan perlindungan Pemerintah Indonesia untuk menuntut kekayaan
sumber alam di landas kontinen dan perairan laut alam pada landas kontinennya, maka
bebas yang berbatasan dengan pantai Amerika dikeluarkanlah Undang-undangNo. 1 tahun 1973
Serikat (Adi Sumardiman, tt:9; Hasyim Djalal, tentang Landas Kontinen Indonesia yang pasal-
1979:40). Setelah itu terjadilah perlombaan untuk pasalnya menyatakan bahwa penguasaan penuh
menuntutkekayaan alam di landas kontinen. Yang dan hak eksklusifatas kekayaan alam di landas
dimaksud landas kontinen (continental shelfl dalarl kontinen Indonesia serta pemiliknya ada pada
arti yuridis adalah dasar laut dan tanah di bawah negara.
laut yang terletak di luar laut wilayah sampai Di samping perjuangan untuk memperoleh
kedalarnn 200 m atau di luar laut wilayah kedalaman hak atas kekayaan alam di dasar laut dan tanah di
200 m sampai suatu batas di mana kedalaman air bawahnya Pemerintah lndonesia melalui
masih memungkinkan untuk mengeksploitasi Pengumuman Pemerintah tanggal21 Maret 1980
sumber-sumber kekayaan alamnya. Berdasarkan tef ah menetapkanZonaEkonomi Eksklusif Indo-
Konvensi Jenewa tahun 1958 tentang Continen- nesiayang lebarnya 200 mil laut diukur dari garis-
tal Shelf, negara-negara pantai mempunyai hak- garis pangkal (dasar) laut wilayah lndonesia.
hak soverein itas untuk mengekspl oitasi kekayaan Pengumuman Pemerintah ini kemudian menjadi
alamnya. Konvensi ini juga mengafur cara-cara undang-undang No. 5 tahun 1983. Zona Ekonomi
menetapkan garis batas landas kontinen antara Eksklusif merupakan rezim hukum laut baru
negara-negar a yang berhadapan atau berdekatan, sebagai hasil dari Konvensi PBB tentang Hukum
yaitu dengan menggunakan "median line" atau Laut ke-III tahun 1982. ZEE adalahwilayah laut
garis tengah yang diukur dari garis-garis dasar bebas yang berada dan tunduk pada hukum
masing-masing negara" kecuali j ika masing-masing intemasional, namun isi kekayaan alamnya menjadi
negara sepakat untuk menggunakan cara-cara lain. hak eksklusif negara pantai dalam mengeksplorasi
Tuntutan negara-negara pantai terhadap dan mengeksploitasinya. ZEE tidak menjamah
kekayaan alam pada landas kontinen merupakan wilayah lautnya dan tidak memindahkan hak atas
tuntutan akan wilayah negara berdasarkan lautnya kepada negara pantai. Dengan
pendekatan sumber alam, yaitu tuntutan memasukkan landas kontinen sampai kedalaman
kewenan gan negara unfuk memanfatkan sumber 200 m negara kita akan memperoleh kekayaan
alam di wilayah tersebut. Pemerintah Indonesia alam dari dasar laut seluas + 2.500.000 km2,
sehubungan dengan landas kontinen ini telah sedangkan kekayaan alam yang diperoleh dari
mengeluarkan Undang-undang No. 1 9 tahun 1 96 1 ZEEI meliputi kekayaan alam dari daerah seluas
untuk menerima Konvensi PBB tentang landas + 2.700.000 km.
kontinen dengan catatan bahwa pengertian laut
teritorial dan laut bebas dalarn konvensi tersebut SIMPULAN
dinyatakan sama dengan yang dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 tidak
Undag-undang No. 4 Prp tahun 1960. Kehendak menyebutkan bagian-bagian wilayah negara Rl
Pemerintah trndonesia untuk meratifrkasi Konvensi secaraterinci. Hal ini sesuai dengan sifatnyayang
PBB tentang landas kontinen (dengan mengajukan fleksibel seh ingga dalam pertumbuhan negara Rl,
syarat) telah ditolak oleh Sekjen PBB dengan UUD 1945 terbukti mampu menamPung
suratnya No. LE 39 (l -2) tanggal 12 September
I perubahan -perubahan tentang wilayah negara RI
1961. dengan tanpa mengubah Undang-Undang
Suparlan, Perjuangan Penetapan Batas llilayah Perairan Laut di Indonesia 49

Dasarnya. Setelah era reformasi, wilayah Negara sejumlah 3.166.163 km2. Dengan menggunakan
Kesatuan Republik Indonesia dimuat dalam pasa pendekatan sumber alam, bangsa Indonesia telah
25A, yang selanjutnya diatur secara lebih rinci berhasil mengklaim kekayaan alam pada landas
dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah kontinen seluas + 2.500.000 km2, dan padaZona
Negara RI. Perjuangan untuk mewujudkan Ekonomi Eksklusif seluas + 2.700.000 km2
konsepsi nusantara telah dimulai sejak Deklarasi Sebagian besar batas laut wilayah dan landas
Djuanda tanggal 13 Desember 1957 dan dapat kontinen antara negara kita dengan negara-negara
dinyatakan selesai dengan disahkannya Konvensi tetangga telah berhasil disepakati bersama.
PBB tentang Hukum Laut ke-III pada tanggal 10 Setelah diakuinya konsepsi nusantara oleh
Desember 1982, Perjuangan ini sekaligus masyarakat bangsa-bangsa, panjang garis dasar
membuktikan bahwa negara Rl bukanlah sekedar wilayah negara R.I menjadi lebih sederhana.
menjadi pewaris wilayah Hindia Belanda saja, Semula panjangnya 80J91,42 km menjadi hanya
melainkan suatu negara merdeka yang 8.069,8 mil. Hal demikian akan memudahkan
berkembang secara dinamis atas dasar falsafah sistem pertahanan negara dalam menghadapi
kebangsaannya sendiri. kekuatan asing yang akan mengganggu integritas
Konsepsi Nusantara sebagai konsepsi wilayah negara kita. Keberhasilan perjuangan
kewilayahan dalam perkembangan lebih lanjut mewujudkan konsepsi nusantara dewasa ini boleh
ternyata tumbuh menjadi konsepsi politik dikatakan baru keberhasilan secara yuridis.
ketatanegaraan yang berdimensi luas, di samping Namun demikian diharapkan dapat menjadi
mencakup aspek frsik geografr juga meliputi aspek- pancangan berpijak bagi pembangunan bangsa
aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun dalam arti yang seluas-luasnyapada masa-masa
aspek pertahanan dan keamanan. Perkembangan mendatang. Di sinilah justru letak tanggungjawab
selanj utnya Wawasan Nusantara a0alah wawasan seluruh komponen bangsa Indonesia yang tidak
pembangunan bangsa. Diakuinya konsepsi ringan. Mereka harus dipersiapkan agar memiliki
nusantara dalam hukum internasional berarti daya pikul tanggung jawab yang baik untuk
wilayah perairan lndonesia bertambah luasnya mempertahankan kedaulatan NKRI.

DAFTAR RUJUKAN

BudiartoM. 1980. Wawasan Nusantara Dalarn Pandoyo S,T. 1984. Wawasan Nusantara
Peraturan Perundangan Negara dengan P erkemb angannya. Yogyakarta:
Republik Indonesia. Jakarta:Ghalia Indo- Libefty.
nesia. Sekretariat Jenderal MPR RI. 2006' Panduan
Danusaputro ST, M. 1980. Tata Lautan Pemasyarakatan Undang-Undang
Nusantara Dalam Hukum dan Dasar Negara Republik Indonesia
S ej arahnya. J akarta: Badan Pembinaan Tahun 1945. Jakarta: Setjen MPR RI.
Hukum Nasional Departemen Kehakiman. Starke, JG tanpa tahun. An Instroduction To In-
HamzzhA. 1988. Laut, Teritorial don Perairan ternational Law. Yogyakarta:Yayasan
Indone s ia. J akarta: Akademika Pressindo. Badan Penerbit Gadjah Mada.
Hasyim Djalal. 1979. Periucmgan Indonesia di Sumardiman, A. Tanpa tahun. Zona Ekonomi
Bidang Hukum Laut. Jakarta:Badan El<sklusif dan Landas Kontinen Indone-
Pembinaan Hukum Nasional' s i a. J akarta: Lemhannas.

John Pieris (ed). 1988. Strategi Kelautan. Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2002 tentang
Jakarta:Pustaka Sinar HaraPan. Pertahanan Negara. Lembaran Negara RI
Lemhannas. 2001. Pendidikan Kewarganega- tahw2002No.3.
raan. akarta:Gramedia Pustaka Utama.
J Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2008 tentang
Munadjat Danusaputro ST. 1983 Konvensi PBB Wilayah Negara. Lembaran Negara Rl
Tentang Hukum Laut. J akarta:Mutiara. tahun2008No. 177.

Anda mungkin juga menyukai