Oleh
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
2019
Jenis – jenis Interaksi Sosial
1. Kerja Sama
Bentuk dan pola kerja sama dapat kita jumpai dalam semua kelompok
sosial. Kebiasaan kerjasama dimulai dari semasih kanak-kanak berupa
permainan hingga desa dalam segala bentuk usaha guna mencapai tujuan
bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang terhadap kelompoknya,
maka harus ada kondisi pembagian kerja yang serasi dan imbalan yang jelas.
Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada ancaman dari luar atau sesuatu
yang menyinggung nilai kesetiaan, adat istiadat dari kelompok tersebut.
Masyarakat yang menjunjung tinggi atau menempatkan kerja sama dalam
system nilai sosialnya sering menjadikan warganya kreatif atau tidak
berinisiatif karena selalu mengharapkan atau mengandalkan bantuan
rekannya. Ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
a. Bargaining, yaitu pelaksnaan perjanjian mengenai pertukaran barang
dan jasa antar dua organisasi.
b. Cooperation, yaitu proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan
suatu organisasi guna menghindari goncangan stabilitas organisasi
tersebut (salig mendukung).
c. Coalition, yaitu kombinasi dari dua organisasi yang mempunyai tujuan
sama sehingga bersifat kooperatif. Jika kerja sama itu berdasarkan bagi
hasil, disebut joint-venture.
2. Akomodasi (accommodation)
1. Persaingan (competition)
2. Pertikaian (Conflict)
3. Kontravensi
Kontravensi berasal dari Bahasa latin, yakni conta dan venire, yang berarti
menghalangi atau menantang. Yang berarti bermakna usaha untuk
menghalangi pihak lain mencapai tujuan. Hal utama dalam proses sosial ini
adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Disebabkan oleh rasa
tidak senang terhadap keberhasilan pihak lain yang dirasa
merugikan,walaupun tidak bermaksud menghancurkan pihak lain.
Kontrovensi dapat dilakukandengan cara-cara berikut:
a. Kasar dan halus. cara kasar ditandai dengan ketidaksopanan, berupa
gangguan,ejekan,fitnah,provokasi,intimidasi. Cara halus dilakukan
menggunakan bahas dan perilaku yang sopan, namun mengandung
makna yang tajam.
b. Terbuka dan tersembunyi. Cara terbuka jika dilakukan langsung oleh
pihak mana dan siapa yang melakukan proses sosial itu, serta isinya apa.
Cara tersembunyi sulit diketahui.
c. Resmi dan tidak resmi. Cara resmi adalah pertentangan yang diterima
dan ditegakkan dengan ketentuan hokum atau dengan yang
dilembagakan oleh kekuasaan negara atau agama. Sedang cara tidak
resmi adalah pertentangan yang tidak dikukukan peraturan hokum dan
tidak dilembagakan.
DAFTAR PUSTAKA