Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada
lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci
serta disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium
itu disimpan. Herbarium sangat penting untuk digunakan dalam pekerjaan taksonomi.

Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk keperluan


penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi tumbuhan lainnya
yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Dengan kata lain, herbarium
merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan
tumbuhan yang akan diidentifikasi.

Herbarium memiliki dua jenis yang cukup dikenal yaitu herbarium basah dan herbarium
kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah
diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah
awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya
sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian herbarium?
2. Jelaskan Tujuan pembuatan herbarium?
3. Jelaskan cara pengkoleksian?
4. Jelaskan proses pembuatan herbarium?
5. Jelaskan deskripsi dari herbarium tersebut

C. TUJUAN MAKALAH

1
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu;
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Tumbuhan Tingkat Tinggi.
2. Memahami pengertian herbarium.
3. Memahami Tujuan pembuatan herbarium.
4. Menjelaskan cara pengkoleksian.
5. Menjelaskan proses pembuatan herbarium.
6. Menjelaskan deskripsi dari herbarium tersebut.

2
PEMBAHASAN
BAB II

A. Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah
dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi.

Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian
yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium
adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan
yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu,
kapan dan dimana ditemukannya. Dikutip dalam (https://muizabdulaziz.wordpress.com/)

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk
tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor
Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di
bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah
(Ramadhanil, 2003).

Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau
kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun,
bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium
kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga
dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek,
misalnya buah (Setyawan dkk, 2005).

B. Tujuan Pembuatan Herbarium


3
 Mengkoleksi spesimen herbarium seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai
dan membuat koleksi herbarium.
 Mendeskripsikan seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
 Mengidentifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
 Menyusun kunci identifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai

1. Manfaat Herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson
tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat
digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan
kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap
kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan
dan pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk,
2005).
Herbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan,
kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk
satu spesimen. Tidak benar digabungkan beberapa spesimen di dalam satu lipatan
kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk
satu diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong
plastik (40 × 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam
kantong plastik dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan
tersiram secara merata, kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan isolatip atau
hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastik (Onrizal,
2005).

Herbarium kering, cara kering menggunakan tiga macam proses yaitu pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam
sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua
minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di
4
dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan
mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air
mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas
koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku
pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa
dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium
dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru.
Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).

Dikutip dalam (https://hmipeternakanugm.wordpress.com/2014/11/07/herbarium-


definisi-manfaat-dan-cara-pembuatan/).

C. Cara Pengkoleksian
Cara mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan
mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut yang diseleksi tanpa merusak
tanaman tersebut. Pada pengoleksian idealnya harus berisi semua bagian tanaman seperti akar,
batang, daun, buah, biji dan sebagainya.

Dalam pengumpulan tumbuhan dilapangan harus memperhatikan hal-hal berikut:


Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan
herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai
tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus
mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh
informasi yang tidak nampak pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkoleksi tumbuhan antara lain:

a. Perlengkapan

Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di lapangan antara lain:
gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan, Koran bekas, penekan/penghimpit,
5
tali pengikat, vasculum, kantong plastik, alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah
dan biji), peta, kamera dan sebagainya.

b. Apa yang dikoleksi:

1. Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya

2. Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang
mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga
dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ
generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk.

3. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru)
karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada
bagian-bagian yang muda.

4. Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar sepertiAraceae.

5. Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan rumah kaca.
Contoh:

– Epifit, anggrekà akarnya dibungkus dengan lumut, akar-akar paku, serat kelapa

– Biji-biji tumbuhan air disimpan dalam air

– Biji-biji kapsul kering jangan diambil dari kapsulnya.

c. Catatan lapangan

Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan


tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa
keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah),
bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.

d. Pengeringan spesimen
6
Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran à
dimasukkan ke kantong plastik à disiram dengan alkohol 70 % hingga basahà dikeringkan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: panas matahari, menggunakan kayu
bakar, arang dan dengan listrik.

e. Proses pengeringan:

– 5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm. Untuk specimen yang
banyak, bisa digunakan karton atau aluminium berombak/beralur untuk mengapit specimen
sehingga tidak perlu mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.

– Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah.

– Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa menit untuk
membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.

– Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari pertama, kalau
specimen sudah kaku lebih ditekan lagi

– 1,5-2 hari specimen akan kering

f. Pembuatan herbarium

1. Mounting

Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton

– Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm

– Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting
pada beberapa lembar kertas.

2. Labeling

7
– Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri
bawah atau sudut kanan bawah

– Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi

– Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.

 Buku catatan di lapangan digunakan untuk mengisi label yang digunakan pada
specimen herbarium meliputi :
1. Nomor koleksi
2. Nomor specimen
3. Suku
4. Lokasi
5. Ketinggian
6. Tanggal
7. Habitat : meliputi topografi, tanah, air, dan tipe vegetasi.
8. Nama daerah

3. Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)

– Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan carbon
bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat dilakukan dengan menambahkan kristal
paradiklorobenzen. Umumnya herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2,
3 tahun.

Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus berdasarkan alphabet

 Contoh Koleksi Tumbuhan Palmae


1. Kesulitan yang dihadapi dalam mengoleksi tumbuhan palmae
a. Ukurannya besar
Palmae memiliki ukuran yang besar sehingga tidak dapat dikoleksi secara
8
utuh.Hanya jenis-jenis palmae ukuran kecil yang dapat dikoleksi secara utuh.
b. Memerlukan jangka waktu yang lama
Kolek si tanaman palmae memerlukan waktu yang lama, sebab umbuhan ini
perkembangan alat reproduksinya lama, sehingga dalam mengambil tahap-tahap
reproduksinya memerlukan waktu yang lama.
c. Sebagian berumah dua
Sebagian palmae berumah dua sehingga kia memerlukan dua individu yaitu
tumbuhan jantan dan tumbuhan betina.
d. Kadang memerlukan perijinan
Kadang-kadang palem liar yang akan kita koleksi mempunyai nilai ekonomi bagi
penduduk, sehingga perlu ijin atau perlu pembayaran.
e. Perlu pemotretan
Karena keterbatasan waktu untuk mengambil koleksi, sehingga perlu pemotretan-
pemotretan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemotretan :
1. Soliter atau kluster
2. Bunga tegak atau menggantung
3. Bersihkan vegetasi sekitar (kalau perlu)
4. Untuk tumbuhan yang berumah dua perlu diambil tumbuhan jantan dan betina.
5. Perlu gambar-gambar dengan lensa close up (mahkot kecil, permukaan batang,
dan lain-lain.
2. Bagian-bagian yang akan dijadika herbarium
a. Daun menyirip : ujung daun, rakhis, dan jarak rakhis (dicatat).
b. Daun palma atau Costopalma keseluruhan daun yang berbentuk kipas:
– Kecil (seluruhnya)
– Besar (separuh dapat dibuang)
– Sebagian yang menghubungkan helaian daun dan tangkai daun dibuat beberapa
daun
c. Batang
– Palem yang tidak terlalu besar (separuh batang tua)
– Besar (buat potongan melintang) perhatikan ada tidaknya duri, bekas-bekas

9
melekatnya daun dan lainnya.
d. Rangkaian bunga
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
– Aksis rangkaian bunga msih utuh
– Bunga masih utuh dengan cabang lateral
– Rangkaian bunga
e. Braktea
Braktea perlu dikoleksi secara utuh
f. Bunga
Karena bunga jantan mudah luruh maka perlu dimasukkan ke amplop. Perlu juga
dicatat mengenai distribusi bunga secara keseluruhan, possisi rachis terhadap
keseluruhan bunga. Bunga yang masih melekat perlu diawetkan.
g. Buah dan biji
Sebagian diawetkan basah sebagian diawetkan kering
h. Kecambah
Koleksi satu seri stadium perkembangan

 CARA KOLEKSI TANAMAN PISANG


Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Catat data-data lingkungan ( tempat dan lain-lain)
2. Batang semu : warna, lapisan lilin, tinggi, dan diameter.
3. Daun : tegak/menyebar, panjang/lebar, warna, lapisan lilin pada tangkai daun, dan
tepi tangkai daun.
4. Tandan buah : tegak/menggantung, jarak sisir yang satu dengan yang lain, dan
jumlah.
5. Buah : melengkung ke atas atau melengkung ke bawah, panjang, diameter, warna
sebelum dan sesudah masak.
6. Rakhis : batang dari tandan buah di bagian terminal memanjang sesudah buah-
buah terbentuk.

10
7. Jantung pisang : bentuk dan warna
8. Braktea : posisi, warna permukaan
9. Bunga
10. Foto tumbuhan keseluruhan

 CARA KOLEKSI TUMBUHAN PAKU


1. Ambil tumbuhan fertile
2. Bila ukuran kecil ambil seluruhnya
3. Bila besar:
– Tangkai bagian basal tumbuhan termasuk batang, tempat melekatnya dan bagian
ujung
– Lamina (bika besar ambil bawah, tengah, ujung)
– Sisik dari tangkai ental yang mudah lepas perlu dijaga.
4. Apabila sori hanya muncul pada satu bagian daun ental sebaiknya seluruhnya
diambil
5. Apabila spora dihasilkan oleh ental berbeda, ental fertile dan steril diambil.
Yang umum diperhatikan adalah :
– Batang/rimpang : ukuran, bentuk, permukaan, susunan berkas pengangkut
– Tangkai : susunan berkas pengangkut, permukaan
– Ental : bentuk seluruhnya, tepi dan vena, sori, letak, bentuk, susunan

Dikutip dalam (https://media.neliti.com/media/publications/218210-none.pdf)

D. Proses Pembuatan Herbarium


Berikut adalah langkah-langkah membuat herbarium :

1. Pilih tanaman yang akan anda gunakan sebagai spesimen. Saat memilih jenis tanaman,
sebaiknya perhatikan kadar air dan kelengkapan bagian dari tanaman. Tanaman dengan

11
kadar air yang cukup tinggi, akan mempengaruhi lama waktu pengepresan, sehingga
meningkatkan resiko pembusukan / berjamur apabila proses tidak dilakukan dengan
benar. Selain itu, pastikan tanaman tersebut sehat. Lampirkan label yang berisikan
nama tanaman, tanggal, dan lokasi pengambilan. Hindari mengumpulkan bahan dalam
cuaca basah.
2. Perhatikan kebersihan dari tanaman, apabila terdapat banyak kotoran, dapat dicuci pada
air mengalir dengan kecepatan rendah (jangan sampai ada bagian yang patah), namun
apabila hanya terdapat sedikit kotoran, tanaman tidak perlu dilakukan proses pencucian,
hanya dilap dengan tissue bersih.
3. Semprot tiap bagian tanaman menggunakan alkohol 70%, pastikan penyemprotan
sudah merata.
4. Selanjutnya susun tanaman diatas kertas merang / kertas roti. Saat menyusun,
perhatikan agar tidak ada bagian tanaman yang terlipat. Dalam menyusun tanaman pada
proses ini, pada bagian daun, arah permukaan daun sebaiknya bersilangan. Ada yang
permukaan atas, dan ada yang permukaan bawah. Hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah proses pengamatan herbarium ketika sudah kering. Apabila tanaman
sulit diatur, anda dapat melakukan sedikit proses penjahitan pada beberapa bagian
tertentu (batang, tangkai daun, dsb) agar tanaman bisa tetap rapi saat proses
pengeringan.
5. Apabila terdapat bagian yang memiliki kadar air lebih tinggi, seperti buah, biji, dan
bunga, maka proses pengeringan akan sedikit berbeda. Pada pengeringan biji, mula-
mula buat kantong dari kertas kemudian masukkan biji kedalamnya, dan tutup bagian
atas kantong dengan isolasi/lem. Untuk bunga, dibagian atas kertas merang / kertas roti,
lapisi kembali dengan beberapa lembar tissue. Hal tersebut bertujuan agar kadar air
lebih dapat terserap. Kemudian untuk buah, apabila buah memiliki daging / lapisan
yang cukup tebal, maka sebaiknya buah dibelah terlebih dahulu menjadi 2 bagian,
kemudian dilakukan prosedur yang sama seperti bunga.
6. Selanjutnya setelah melakukan proses nomor 4 dan 5, tutup tanaman dengan kertas
merang/ kertas roti kembali. Taruh didalam alat pengepres yang memiliki ventilasi
udara. Jangan lupa untuk menuliskan label yang berisikan tanggal dimulainya proses

12
pengeringan / pengepresan. Pengepresan sebaiknya dilakukan menggunakan alat
pengepres kayu, kemudian berikan beban diatasnya.
7. Diamkan sekitar 4-6 minggu didalam ruangan dengan suhu dan kelembaban yang stabil
(kering). Tiap satu minggu sekali, dapat dilakukan pengecekan, apabila kertas
pengepresan dirasa lembab, dapa dilakukan proses penggantian.
8. Setelah kering, dapat dilakukan penataan pada kertas spesimen. Perlu diperhatikan
dalam penataan pada kertas spesimen, tanaman kering sebaiknya ditempelkan dengan
cara dijahit dengan tujuan untuk meningkatkan estetika. Kelengkapan tanaman, jenis
tanaman, dan kerapihan adalah kunci utama dalam penilaian herbarium. Jangan lupa
untuk menempelkan label yang sudah disiapkan, serta deskripsi pada tiap bagian
tanaman. Label harus menyertakan nama tanaman dan penulis, keluarga tanaman,
deskripsi, lokasi, tanggal, kolektor dan rincian lainnya yang relevan. Label harus
ditempatkan di pojok kanan bawah.
9. Bingkai dengan papan kayu dan hias sesuai tema yang diinginkan.
10. Jangan lupa untuk mendokumentasikan tiap tahapan yang anda lakukan.

Dikutip dalam (http://klikfarmasi.com/herbal/proses-pembuatan-herbarium/)

a. Hal yang diperhatikan dlm membuat herbarium

1. PENGUMPULAN
o pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan.
o masukan tumbuhan kedalam halaman sebuah buku yang tebal.
o Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang
berbuah.
o Buatlah sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap jenis.
o Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan
sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia (susunan bunga) yang
lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih terlalu besar.

13
o Sediakan buku untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau, bagian
dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya
tanaman tersebut.

2. Cara mengeringkan
o tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat,
misalkan kertas Koran
o Letakan diantara beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis
catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut
o Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan
tumbuh-tumbuhan, yang berhubungan dengan buku catatan lapangan
o Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air
yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan
o Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut.
o Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar mata
hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari arang).
o Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa
kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan kering.
o Makin cepat tanaman mengering, maka makin baik warna itu yang didapat.
3. Pengawetan
o tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali
terserang jamur
o usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah
koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari
o Terhadap serangan serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhayang sangat
kering, dapat dipakai bubukan belerang, naphtaline, atau yang lebih baik dapat
digunakan paradichloorbenzol

4. Pembuatan herbarium /penyelesaian


o tempel herbarium pada kertas

14
o Tempelkan nama pada kertas
o Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan,
tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama
spesies.
 Contoh
Bahan :

Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Glirisida sepium),


Selotip untuk menempel tanaman yang sudah dikeringkan,
Label untuk menandai tanaman yang sudah di keringkan tersebut serta
Lem untuk menempel label.

Alat :
Triplek untuk mengepres,
Kertas koran untuk alas bahan dan mempercepat pengeringan,
Pemberat untuk mengepres,
Kertas Karton untuk menempel hasil tanaman yang sudah dikeringkan,
Gunting untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar.

Cara membuat :

1. Mengambil sampel Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia


sepium) berupa daun, batang dan buahnya.
2. Meletakkan sampel diatas triplek yang sudah diberi alas kertas koran.

15
3. Menata sampel dengan baik, kemudian ditutup dengan kertas koran, kemudian di tutup dengan
triplek lagi

4. Mengepress triplek dengan pemberat selama 1 minggu. Agar tekanan yang dihasilkan lebih
kuat dan tanaman menjadi lebih cepat kering.

16
5. Mengganti alas koran agar herbarium tidak lembab dan berjamur serta mempercepat proses
pengeringan.
6. Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku.
7. Menempel Tanaman Rumput Setaria (Setaria Anceps) dan Gamal (Gliricidia sepium) pada
kertas karton.
8. Menuliskan nama pada kertas dengan kertas label. Label tersebut berisi data mengenai
tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama
familia dan nama spesies.

Dikutip dalam

(http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/12th+herbarium.pdf)

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada
lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci
serta disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium
itu disimpan.

Herbarium memiliki dua jenis yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium
basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam
bukan lagi di habitat aslinya. Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan
cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.

Manfaat dari pembuatan herbarium ini antara lain: sebagai alat peraga, sebagai media
penelitian, sebagai alat bantu, sebagai bukti adanya keanekaragaman, sebagai specimen
acuan untuk mempublikasikan specimen baru, dan dapat digunakan untuk pertukaran
herbarium antar daerah dan Negara. Dalam pembuatan herbarium ini kelompok beringin
menggunakan tanaman: Ciplukan (Physalis angulata L.),Kenikir (Cosmos
caudatus), Kangkung (Ipomoea reptans),Jambu air (Eugenia aquea burm ).

18

Anda mungkin juga menyukai