Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia
menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban
manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunyamanusia dengan
alam.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen.
Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk
menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksimelibatkan banyak faktor produksi. Fungsi
produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan
dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku
produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun
mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Fungsi produksi sangatlah penting bagi kehidupan, sebab suatu bagian dari fungsi
tersebut dalam kehidupan dapat membantu untuk mengatur semua kegiatan agar kegiatan dapat
berjalan lancar tanpa adanya hambatan. Dalam membangun sebuah perusahaan pun juga sangat
membutuhkan fungsi produksi, karena dalam fungsi itu sendiri sangat membantu perusahaan
tersebut, sebab terselenggaranya proses produksi itu sendiri sangat mengharapkan agar proses
produksinya itu dapat berjalan lancar sesuai keinginan dan hasil barang produksinya itu dapat
berkualitas tinggi dan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh semua masyarakat.
Pada umumnya tugas fungsi produksi itu sendiri sangat berkaitan dengan pencapaian
tujuan dalam sebuah perusahaan yang secara umum berusaha mencapai biaya produksi yang
rendah tetapi produknya bermutu yang tinggi, serta sangat cepat tanggap akan membuat beragam
barang yang sesuai dengan selera permintaan konsumen. Serta pada dasarnya bahwa besar
kecilnya tingkat produksi suatu barang bergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja,
jumlah kekayaan alam dan dalam tingkat teknologi yang digunakan. Suatu fungsi produksi itu
juga menunjukkan bahwa dalam jumlah barang produksi tergantung pada jumlah suatu faktor
produksi yang digunakan.

1
1.2. Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian dari Produksi?
2 Apa saja Jenis-jenis dari Proses Produksi?
3 Bagaimana Perencanaan Lokasi suatu Perusahaan?
4 Bagaimana Pengendalian suatu Produksi
1.3. Tujuan
1 Memahami semua factor – factor produksi yang ada dalam suatu perusahaan
2 Mengetahui jenis – jenis dari proses produksi
3 Memahami bagaimana perencanaan lokasi suatu perusahaan
4 Memahami pengendalian suatu produksi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Produksi
Ada beberapa definisi produksi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

 Menurut Sadono Sukirno, Pengertian Kegiatan Produksi adalah kegiatan yang dilakukan
manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen.

 Menurut Kahf, Pengertian Kegiatan Produksi adalah usaha manusia untuk memperbaiki tidak
hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hidup sebagaimana digariskan dalam agama yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

 Menurut Siddiqi, Kegitan Produksi adalah penyediaan barang dan jasa dengan memerhatikan
nilai keadilan dan kemanfaatan bagi masyarakat. Dalam pandangan Siddiqi, sepanjang produsen
telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak islami.

 Menurut Abdurrahman Yusro Ahmad, Produksi mengacu pada nilai utility dan masih dalam
bingkai nilai atau halal serta tidak membahayakan bagi diri seseorang maupun kelompok
masyarakat.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Produksi adalah suatu proses
mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah atau segala jenis
kegiatan untuk menciptakan dan menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang atau jasa
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan.

Proses Produksi
Adalah suatu metode atau cara untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada agar lebih bermanfaat
bagi kebutuhan manusia.
Manajemen Produksi
Adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang atau jasa. Proses penciptaan dan penambahan kegunaan tersebut terbagi dalam :

3
1. Faedah Bentuk
Dapat dicontohkan misalkan rotan dihutan setelah diproses maka akan dibentuk menjadi tas,
meja, kursi dan sebagainya.
2. Faedah Waktu
Dapat dicontohkan jasa perdagangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang.
Dengan menyimpan barang yang dibeli sekaligus dalam jumlah tertentu maka dengan adanya
perbedaan waktu barang tersebut nilai atau manfaatnya meningkat.
3. Faedah Tempat
Dapat dilihat dari jasa transportasi, misalkan semakin jauh jangkauannya seperti buah-buahan
dari desa kekota maka harganya akan semakin tinggi.
4. Faedah Milik
Di sini dapat dicontohkan usaha perdagangan. Dengan adamya pemindahan milik hak pedagang
ke pembeli maka akan ada faedah yang lebih tinggi pada barang tersebut.

Menurut sifat proses produksi, Pengolahan Produk dapat dibedakan menjadi :

1. Proses Ekstratif
Yaitu mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
2. Proses Fabrikasi
Yaitu proses bahan mentah menjadi bentuk yang lain.
3. Proses Analitik
Yaitu proses memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan yang mirip dengan
bentuk aslinya.
4. Proses Sintetik
Yaitu suatu proses pengkombinasian beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk dan produk
akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia.
5. Proses Perakitan
Yaitu dengan cara menggabungkan komponen-komponen sehingga menjadi produk akhir dengan
bagian atau komponen yang berhubungan.
6. Proses Penciptaan Jasa-Jasa Administrasi
Adakalanya perusahaan memerlukan data atau informasi yang cepat dan tepat maka diperlukan
suatu bagian tersendiri yang menangani masalah itu.

4
2.2. Jenis-jenis Proses Produksi
Secara umum jenis proses produksi dapat dibedakan menjadi dua golongan:

1. Proses Produksi terus-menerus (Continuous Process)

Proses ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap dan mempunyai pola yang
selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis ini biasanya untuk membuat produk secara
massal atau dengan jumlah yang besar, contohnya yaitu usaha tekstil, kertas, dll. Ciri – ciri dari
proses ini yaitu

 Berproduksi dengan jumlah besar dengan variasi yang kecil


 Penyusunan peralatan produksi atas dasar arus urutan pekerjaan dari bahan mentah menjadi
produk akhir
 Mesin-mesin bersifat khusus untuk menghasilkan produk-produk tertentu
 Pengaruh operator kecil
 Tidak memerlukan banyak karyawan
 Bila ada kemacetan pada satu bagian mengakibatkan kemacetan total
 Memerlukan ahli perawatan yang cukup baik
 Variasi produk akhir kecil

2. Proses Produksi Terputus-putus (Intermittent Process)


Proses ini ditandai dengan aliran bahan baku sampai produk jadi tidak memiliki pola
yang pasti atau selalu berubah-ubah. Antara produk jadi yang satu dengan produk jadi yang lain
bisa berbeda-beda. Ciri – ciri dari proses ini yaitu
 Menghasilkan produk lebih kecil tetapi variasinya banya
 Berproduksi atas pesanan
 Penyusunan fasilitas produksi berdasarkan fungsinya
 Mesin-mesin bersifat general purpose machine
 Pengaruh karyawan besar
 Bila terjadi kemacetan pada satu bagian tidak akan menyebabkan kemacetan total
 Diperlukan pengendalian proses yang baik
 Diperlukan bahan mentah yang cukup tinggi
 Peralatan bersifat fleksibel yang menggunakan tenaga manusia

5
 Diperlukan ruangan yang cukup besar

Pemilihan Pola Produksi


Penentuan jumlah produksi di dalam perencanaan produk harus diikuti dengan penetapan
pola produksi untuk periode bersangkutan, sebab penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap
bulannya. Oleh karenanya ada tiga pilihan untuk melayani penjualan tersebut antara lain :

1. Stabilitas Produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan stabil dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan akan
ditutup dengan persediaan produk akhir.
2. Stabilitas Persediaan Akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan langsung
ditutup oleh produksi perusahaan. Oleh karena itu produksi akan berfluktuasi sesuai dengan
jumlah penualan.
3. Produksi dan Persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fluktuasi penjualan, baik dalam produksinya maupun dalam
persediaannya. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi fluktuasi penjualan itu sendiri dan
fluktuasi produksi tidak akan sebesar fluktuasi penjualan, karena pengaruhnya sebagian masuk
pada persediaan produk akhir.

2.3. Perencanaan Lokasi Perusahaan

Pemilihan lokasi ini pada umumnya untuk meminimalkan jumlah seluruh biaya. Dalam
hal ini kita harus memikirkan biaya-biaya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, lokasi
perusahaan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Jadi, tujuan dari penempatan
lokasi adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi dan berproduksi dengan lancar.
Dengan adanya penentuan lokasi yang tepat maka :

1. Dapat memuaskan konsumen dengan baik


2. Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
3. Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing
4. Memungkinkan perluasan pabrik

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lokasi perusahaan adalah :
Faktor Primer (Utama)

1. Letak bahan mentah


Letak bahan mentah yang mendekati lokasi perusahaan mempunyai keuntungan yaitu:
1. Terjaminnya kelancaran bahan mentah
2. Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil
3. Ongkos angkut barang lebih murah

2. Letak pasar
Tujuan lokasi pabrik mendekati lokasi pasar adalah agar produk cepat sampai ke konsumen serta
menghemat biaya distribusi.
Lokasi pabrik cenderung mendekati pasar apabila :
1. Produk jadi termasuk barang yang tidak tahan lama atau cepat rusak
2. Ongkos angkut barang jadi lebih mahal disbanding ongkos angkut bahan mentah

3. Pengangkutan (Transportasi)
Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit dijangkau alat angkutan umum harus
menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar.
4. Suplai Tenaga Kerja
Dalam suatu produksi maka harus ada keterlibatan dari tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa,
kualitas tenaga kerja dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. Maka lokasi perusahaan
cenderung mrndekati tenaga ahli.
5. Terdapatnya tenaga pembangkit listrik
Suatu perusahaan yang sebagian produksinya memerlukan tenaga listrik, cenderung mencari
lokasi yang mudah mendapatkan suplai tenaga listrik.
Faktor Sekunder
Faktor-faktor sekunder antara lain :

1. Rencana masa depan perusahaan


2. Kemungkinan perluasan usaha
3. Terdapatnya fasilitas servis
4. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan perusahaan

7
5. Sikap dari masyarakat setempat
6. Keadaan tanah
7. Iklim
8. Tinggi rendahnya pajak atau masalah undang-undang ketenagakerjaan

Setelah lokasi perusahaan ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah merencanakan


pendirian perusahaan yaitu untuk melindungi proses produksi dan tenaga kerja dari gangguan
yang dapat menghambat jalannya operasi perusahaan.

2.4. Pengendalian Produksi


Setelah proses produksi berjalan, kadang kala terjadi penyimpangan atau hal-hal yang
kurang sesuai dengan maksud perencanaan produksi. Maka untuk mengatasi hal-hal itu harus
dilaksanakan Pengendalian atau Pengawasan Produksi.

1. Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksikan dan di sini juga
direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai
produk selesai dibuat.

2. Routing
Diartikan sebagai pedoman pelaksanaan produksi, yaitu merupakan urutan-urutan penyelesaian
pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai.

3. Scheduling
Yakni penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai , disini setiap
jadwal akan dilengkapi dengan bulan, tanggal, dan hari kegiatan.

4. Dispatching
Merupakan perintah untuk memulai bekerja pada para pekerja. Di sini pekerja sudah diberi
perintah dari Dispatcher (Pemberi Perintah) sesuai dengan Routing dan Scheduling yang ada.
5. Follow up

8
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar Routing, Scheduling,
dan Dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan dalam proses
produksi.

Dalam kegiatan produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan dibandingkan


dengan apa yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan koordinasi agar kualitas dan
waktu dapat tepat seperti yang telah digariskan.

Dengan pengendalian produksi maka akan didapat keuntungan-keuntungan :


1. Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan, sebab pengawasan ini
akan memberikan informasi kepada manajemen untuk keperluan perencanaan serta jadwal
bekerja.
2. Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
3. Mempertinggi moral pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai oleh
pengendalian.

Beberapa macam Pengendalian Proses Produksi :

1. Pengendalian Order (Order Control)


Pengendalian Produksi ini dilakukan agar produk yang dibuat sesuai dengan order yang telah
masuk. Pengendalian order harus dapat memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan
dalam bentuk produk. Oleh karena itu, setiap order yang masuk harus segera dibuat Routing,
Scheduling, Dispatching sendiri-sendiri. Pengendalian ini cocok untuk produksi terputus-putus
(Intermittent Process)

2. Pengendalian Arus (Flow Control)


Titik berat pengendalian ini adalah arus proses produksi itu sendiri. Kelancaran proses produksi
sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya tingkat produksi masing-masing masing-
masing bagian yang relative stabil. Pengendalian ini digunakan untuk proses terus menerus
(Continous Process)

9
3. Pengendalian Beban (Load Control)
Jenis pengendalian ini lebih menitik beratkan kepada beban yang harus dilaksanakan masing-
masing bagian dalam perusahaan, terutama pada bagian yang mempunyai kegiatan yang paling
padat.

4. Pengendalian Blok (Block Control)


Tipe pengendalian ini mengelompokan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang mempunyai
penyelesaiann proses produksi yang sama atau hampir sama. Tujuan pengendalian blok ini
adalah agar tercapai stabilitas tingkat produksi pada masing-masing bagian. Oleh karena itu
routing dari blok yang satu dengan blok yang lain mungkin tidak sama.

5. Pengendalian Proyek Khusus (Special Project Control)


Pengendalian ini biasanya dilakukan pada proyek-proyek besar, misalnya pembuatan jalan,
reactor atom dan lain-lain. Pengendalian ini harus cermat sekali. Suatu kesalahan kecil saja dapat
berakibat fatal. Oleh karena itu, pekerjaan dibagikan ke dalam sub-sub bagian pekerjaan.

6. Pengendalian Kekecualian (Control by Exception)


Sistem pengendalian ini beranggapan bahwa pada umumya proses produksi selalu berjalan
dalam keadaan yang sama dari waktu ke waktu, sehingga tidak perlu diadakan pengendalian
yang ketat dan kontinu setiap saat. Tipe pengendalian ini cocok untuk jenis pekerjaan yang tetap
dari waktu ke waktu.

Pengendalian Bahan Baku


Pembelian Bahan Baku
Bagian pembelian bahan baku dalam suatu perusahaan dibebani tanggung jawab untuk
mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan baku yang pada saat dibutuhkan disertai dengan harga
yang berlaku. Pengawasan ini penting sekali karena menyangkut investasi dana dalam persediaan
dan kelancaran arus bahan baku ke dalam pabrik.
Bagian pembelian bertanggung jawab :

1. Atas pembelian bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi secara efisien
2. Atas usaha untuk mengikuti perkembangan bahan baku baru yang lebih menguntungkan

10
3. Untuk meminimumkan investasi atau meningkatan perputaran bahan baku dengan cara
penentuan schedule arus bahan ke dalam pabrik yang tepat.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Pada hakekatnya persediaan barang akan dapat memperlancar operasi perusahaan sehari-
hari, terutama bagi perusahaan yang jauh dari lokasi bahan baku dan jauh dari konsumen. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besar kecilnya persediaan :

1. Besarnya persediaan minimal, yaitu persediaan yang harus selalu ada untuk menjaga kelancaran
proses produksi
2. Jumlah produk yang akan dibuat atau dijual oleh perusahaan
3. Adanya resiko kerusakan barang di gudang
4. Perkiraan tentang harga bahan dari waktu kewaktu
5. Efisiensi dari fasilitas transport

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat pada harga pokok produksinya yang
menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk. Sehingga tidak akan
terjangkau oleh daya beli konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-
tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.

3.2. Saran

Dalam memproduksi suatu barang, jumlah produk yang dihasilkan sebaiknya


direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit, sehingga tidak
bertumpuknya hasil produksi atau bahkan kekurangan hasil produksi. Kegiatan produksi ini
harus direncanakan dengan matang agar tidak menghasilkan produksi yang jelek atau tidak
layak.

12
KASUS

Enron Corporation yang berbasis di Houston merupakan perusahaan energi terbesar di


AS yang bergerak di bidang energi kelistrikan, gas alam, pipanisasi, komunikasi dan
perdagangan. Enron yang didirikan sekitar 15 tahun yang lampau melalui merger antar dua
perusahaan besar AS, yakni InterNorth Omaha dan Houston Natural Gas Texas, sempat tercatat
sebagai perusahaan ke tujuh terbesar di AS. Bisnisnya tidak hanya di AS melainkan juga
bertebaran di 40 negara.
Namun pada Desember 2001, Enron dinyatakan bangkrut disebabkan oleh kondisi
keuangan yang tidak sehat, akibat hubungan bisnis yang juga tidak sehat karena bernuansa KKN.
Petinggi Enron diduga membina hubungan KKN dengan para politisi berpengaruh di AS,
khususnya mereka yang sekarang menjadi petinggi dalam pemerintahan Presiden George Bush.
Enron memberikan sumbangan dana yang besar kepada para politisi tersebut karena
mendapatkan keuntungan dari bisnis KKN-nya. Untuk menutupi pengeluaran uang panas ini,
Enron mau tidak mau membuat laporan keuangan yang direkayasa sedemikian rupa, sehingga
tidak sesuai dengan faktanya, lewat kerjasama dengan akuntan perusahaan. Lama kelamaan
manajemen Enron keenakan dengan pembuatan laporan keuangan palsu itu. Akibatnya, dalam
lima tahun terakhir ini manajemen Enron kian tak terkontrol dalam mengelola keuangan
perusahaan, sampai akhirnya perusahaan menjadi bangkrut.
Faktor lain yang menyebabkan kejatuhan Enron adalah ambisi besar manajemen Enron
yang ingin cepat menggelembungkan perusahaan, seraya membuat kinerja perusahaan tampak
baik di mata pemegang saham, walau sebenarnya tidak sesuai dengan faktanya. Ini dilakukan
dengan membuat mark up dalam pembukuan keuangannya. Untuk membuat kinerja perusahaan
tampak bagus, dalam laporan keuangan Enron sengaja membuat laporan keuntungan yang
berlebihan (overstead), sedang utang-utangnya dilaporkan sangat kecil (undervalued). Semua
tidak sesuai dengan kenyataannya.
Ironisnya menjelang kebangkrutan Enron, Arthur Anderson, kantor akuntan dan
konsultan manajemen yang disewa jasanya oleh Enron untuk mengaudit keuangan perusahaan ,
justru membuat pernyataan bahwa kondisi keuangan Enron aman. Padahal, Enron sebenarnya
sudah rugi beberapa kali dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun upaya untuk menutup-
nutupi fakta yang sebenarnya ini, tidak dapat bertahan lama. Hanya enam minggu setelah

13
kebenaran kondisi keuangan perusahaan terungkap, karena Pengawas Pasar Modal AS
(Securities Exchange Commision/SEC) memaksa Enron membuka kondisi keuangan sebenarnya,
Enron akhirnya menyerah dan mengajukan permohonan pailit.
Akibat kebangkrutan ini, para petinggi raksasa energi AS ini diajukan ke pengadilan dan
membuat ribuan investornya – termasuk 20.000 karyawan yang memiliki saham perusahaan ini
secara tak langsung lewat program dana pension mereka – telah memegang saham Enron yang
nyaris tidak ada harganya lagi.

KESIMPULAN KASUS
Kasus kebangkrutan Enron terjadi karena banyak hal dalam manajemen perusahaan tidak
dibuka secara transparan, khususnya yang menyangkut kondisi keuangan perusahaan yang tidak
sehat. Padahal Enron adalah perusahaan publik yang seharusnya terbuka kepada publik,
khususnya para pemegang sahamnya, dengan membuat laporan keuangan yang jujur dan
transparan.

14
DAFTAR PUSTAKA

John Suprianto, Murti Sumarni. 2014. Pengantar Bisnis (Dasar – Dasar Ekonomi
Perusahaan). Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Alma, Buchari. 1997. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai