Anda di halaman 1dari 12

Spesifikasi Teknis

BAGIAN 3. SPESIFIKASI TEKNIS

3.1 URAIAN PEKERJAAN DAN PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1.1 UMUM

3.1.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan kontraktor adalah :

1. Melakukan pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi kegiatan mobilisasi dan demobilisasi, pengukuran/uitzet,


pembersihan lapangan dalam rangka persiapan penggalian sungai bendung, pembuatan papan
nama proyek dan menyewa direksi kit.

2. Melakukan Pekerjaan Galian

Pekerjaan galian akan dilakukan di Sungai Bendung, dimana penggalian akan dilakukan
menggunakan alat berat, dan pada lokasi tertentu yang tidak bisa dilakukan penggalian dengan alat
berat, maka akan dilakukan penggalian dengan menggunakan tenaga manusia. Setelah dilakukan
penggalian selanjutnya akan dilakukan pembuangan hasil galian pada lokasi tertentu yang telah
ditentukan. Akibat penggalian alur Sungai Bendung dengan menggunakan alat berat, besar
kemungkinan mengakibatkan kerusakan tebing kanan dan kiri Sungai Bendung, sehingga diperlukan
pekerjaan lining yang rusak akibat proses penggalian, disamping perbaikan terhadap kerusakan yang
secara eksisting telah terjadi.

3.1.1.2 Ukuran

Semua ukuran untuk pekerjaan beton dinyatakan dalam cm dan m, jika terjadi kebingungan
berkenaan dengan ukuran bangunan kontraktor wajib menanyakan terlebih dulu kepada Konsultan
Pengawas (KP).

3.1.1.3 Perbedaan Gambar

1. Pada dasarnya bila ada perbedaan/ konflik antara gambar dan Uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan, maka yang berlaku adalah yang tertulis.

2. Ketentuan tersebut berlaku bila tidak ada ketentuan lain dari KP/Perencana.

3. Meskipun demikian, setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian atau keraguan-raguan di antara
gambar kerja, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan
secara tertulis kepada KP, dan KP memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan, sesudah berunding dengan Perencana.

4. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk mengadakan
klaim pada waktu pelaksanaan.

3.1.1.4 Sarana Kerja

1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota


kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan pemborongan

2. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi bengkel kerja (shop) beserta peralatannya, dimana
pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.

3.1.1.5 Koordinasi

Pada waktu pengadaan material dan pemasangan material tersebut, Kontraktor wajib mengadakan
koordinasi dengan kontraktor-kontraktor unsur pekerjaan lainnya atas petunjuk KP.

3.1.1.6 Unsur-unsur pekerjaan yang disebutkan kembali


Apabila dalam Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan ini ada bab-bab yang menyebutkan
kembali setiap unsur pada item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item/ayat tersebut
tetapi dengan pengertian lebih menegaskan.

3.1.1.7 Shop Drawing

1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan yang harus dibuat kontraktor berdasarkan
gambar perencanaan/gambar kerja yang disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/atau
persyaratan pabrik dan bahan yang dipakai (setelah dilakukan pengukuran mutual check-O)

2. Shop Drawing ini harus mcmberikan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produksi,
bahan, cara pemasangan, dimensi dan lain-lainnya.

3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan shop drawing tersebut yang sebelumnya
telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Direksi Pekerjaan.

4. Pada dasarnya Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing apabila ada persyaratan khusus dari
pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja,
dan/atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.

3.1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1.2.1. Umum

Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan maka Kontraktor terlebih dahulu harus merundingkan
dengan Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan mengenai pembagian halaman tempat pekerjaan
penimbunan bahan-bahan, tempat mendirikan los-los pengawas atau los-los kerja dan lain
sebagainya agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, juga mengenai pekerjaan-pekerjaan yang
diprioritaskan.

3.1.2.2 Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

3.1.2.2.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

1. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar kemajuan
pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan waktunya. jadwal tersebut diperlukan
untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan.

2 Kontraktor hams menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang harus diserahkan dan
pendapat persetujuan dari Pemilik Proyek dengan detail, yang memperlihatkan urutan kegiatan yang
direncanakan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Secara berkala kontraktor harus memperbarui jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk


menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang
bersangkutan.

4. Laporan jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukkan
bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam
minggu yang bersangkutan.

5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan sub Kontraktor harus diserahkan secara terpisah atau dimasukkan
ke dalam jadwal pelaksanaan keseluruhan.

6. Laporan mingguan dan bulanan prestasi volume pekerjaan dicantumkan sebagai berikut:

a. Volume pekerjaan kumulatif sampai dengan minggu dan bulan sebelumnya.

b. Volume pekerjaan pada minggu dan bulan bersangkutan.

c. Total volume kumulatif sampai dengan minggu dan bulan bersangkutan.


3.1.2.2.2 Jadwal Kedatangan Bahan Bangunan

Jadwal kedatangan bahan bangunan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
dibuat terpisah. Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana
produksi bahan di Pabrik/ sumber bahan, jadwal rencana pengiriman, pengujian, pengambilan
sampel dan persetujuan dari Pemilik Proyek.

3.1.2.2.3 Diagram Jaringan (Network Diagram)

Diagram jaringan yang memberikan permulaan tanggal dini atau lambat dari masing-masing
aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). ]uga dibuat sub jadwal untuk
menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi.

3.1.2.2.4 Pemotretan Selama Pekerjaan (Dokumentasi Lapangan)

Kontraktor hams membuat foto-foto berwama dari bagian-bagian pekerjaan yang sedang
dilaksanakan atau yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh Direksi/Pengawas
Lapangan. Contoh-contoh potret harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan pada akhir
setiap bulan Ukuran potret sekurang kurangnya ukuran postcard dan dipasang pada album.
Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan hams
disertakan ukuran masingmasing potret.

Dari contoh yang dipilih Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor harus membuat foto dokumentasi 3
(tiga) set dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.

Negatif foto dokumentasi tersebut menjadi Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas
Lapangan dan tidak diijinkan untuk membuat cetakan dan negatif tanpa persetujuan tertulis
Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas/Pengawas Lapangan untuk diserahkan kepada siapa pun.

3.1.2.2.5 Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dalam butir mengenai rnobilisasi dan demobilisasi dalam Perincian Biaya Pekerjaan,
mencakup:

1. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi pekerjaan, beserta pemasangannya,


dimana alat—alat tersebut akan dipergunakan.

2. Antar jemput: staf, pegawai, dan pekerja.

3. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan pembangunan dan


peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima
baik oleh Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan.

4. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staf, pegawai dan pekerjaan setelah pekerjaan selesai.

5. De-mobilisasi peralatan setelah pekerjaan selesai.

Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor menerima surat pelulusan, Kontraktor harus
memasukkan rencana kepada Konsultan Pengawas/ Pengawas Lapangan mengenai prosedur
mobilisasi. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10 (sepuluh) hari
setelah Konsultan Pengawas /Pengawas Lapangan memberikan nota dimulainya pekerjaan,
peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadwal dibutuhkannya alat-alat
tersebut.

Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan digunakannya
untuk melaksanakan pekerjaan.

Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan
dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah, tahun pembuatan; pabrik pembuat, kondisi
dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut
tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian.

Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut atau
seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tiap-
tiap bagian/komponen/ tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaannya di
tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan
dari Pangawas Lapangan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan tersebut yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sedemikian rupa, sehingga Pengawas
Lapangan menganggap pekerjaan dapat dilanjutkan.

3.1.2.2.6 Bahan Bangunan

1. Sumber Dan Jenis Bahan Bangunan

Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan
untuk digunakan dalam pekerjaan, dan jika diperlukan kontraktor harus melakukan pengujian bahan
di lab yang ditunjuk oleh pihak pemilik pekerjaan.

2. Penyimpanan Bahan Bangunan

a. Penyimpanan

Bahan bangunan harus disimpan sedemikian agar mutunya tidak menjadi berkurang maupun
mengalami kerusakan. Tempat/lokasi penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras,
bersih dan dimana perlu, diberi atap (dilindungi) dan atau dinding.

b. Cara menumpuk

Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan bangunan hendaknya
dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan pembersihan. Cara menumpuk bahan
bangunan hendaknya sedemikian rupa, agar timbunan tidak berbentuk kerucut dan tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation). Untuk penumpukan material besi harus dihindarkan
terjadinya karat dan lama penumpukan di tempat terbuka tidak lebih dari 1 bulan.

3.1.2.2.7 Ganti Rugi

Kontraktor bertanggung jawab atas segala biaya ganti rugi/kompensasi sehubungan dengan
pendatangan/pengambilan bahan baku/bahan bangunan tersebut di atas. Tidak diadakan mata
pembayaran khusus untuk pembayaran ganti rugi/kompensasi tersebut, tetapi harus sudah
termasuk dalam biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak.

3.1.2.2.8 Pelayanan Pertolongan Pertama

Kontraktor harus menyediakan keperluan pelayanan pertolongan pertama yang cukup di lokasi
proyek, Kontraktor harus membuat Kontrak dengan Rumah Sakit terdekat dan dengan dokter
setempat sehingga bagi para pegawai/pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat
menerima pengobatan yang baik pada setiap saat baik siang maupun malam.

Untuk keperluan pertolongan pertama disediakan dalam jumlah yang cukup dan terpasang di
dinding-dinding ruangan.

3.1.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar diperoleh kemajuan yang
memuaskan sesuai dengan detail program operasi yang telah disetujui Direksi/ Pengawas
Lapangan.Kontraktor harus mempersiapkan dan menjamin kelancaran pekerjaan, bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang harus ada setiap saat untuk menjamin penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui.
3.1.4 LINGKUP PEKERJAAN PERSIAPAN

Yang termasuk lingkup pekerjaan persiapan adalah:

1. Pembuatan bangunan sementara untuk kantor Kontraktor beserta perlengkapan dan gudang
material. Lokasi dari banguan-bangunan tersebut akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila
lokasi bangunan sementara tersebut akan digunakan untuk kepentingan lain, maka atas perintah
dari Konsultan Pengawas, Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pemindahannya pada lokasi
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Bangunan sementara tersebut harus segera dibongkar
bila ada perintah dari Konsultan Pengawas atau bila bangunan tersebut tidak diperlukan lagi.

2. Pembersihan lapangan

a. Pekerjaan pembersihan lapangan yang dilakukan adalah pembersihan semua area pekerjaan dan
segala sesuatu sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan ini.

b. Pekerjaan mobilisasi peralatan yang diperlukan dan tenaga kerja. Dalam waktu 7 hari setelah
pelulusan, Kontraktor harus memasukkan rencana detail kepada KP mengenal prosedur mobilisasi.

c. Pekerjaan pengukuran

• Kontraktor berkewajiban melakukan pengukuran kembali mengenai elevasi dan situasi area.

• Kontraktor harus memasang dan memelihara patok-patok pembantu pengukuran, menentukan


lokasi/koordinat untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pada akhir pekerjaan harus dibersihkan kembali
oleh Kontraktor.

• Kontraktor akan mendapat petunjuk secara tertulis dari KP mengenai lokasi dan elevasi titik
kontrol tetap dan titik referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran
Pelaksanaan pekerjaan.

• Kontraktor harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topography
(theodolite T2 & To, waterpass, bak geodetik meteran dari pita dan rantai).

3.2. PEKERJAAN GALIAN

3.2.1 UMUM

3.2.1.1 Uraian

1. Pekerjaan terdiri dari penggalian, penanganan atau penumpukan dari tanah atau batuan atau
bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan yang memuaskan dari pekerjaan dalam Kontrak
ini. Selain itu yang dimaksud galian di sini adalah melakukan galian pengerukan dasar sungai.

2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembangunan pondasi. bangunan, saluran air/ selokan,
untuk pembentukan parit, dan Pekerjaan ini termasuk pekerjaan pengerukan di sungai.

3. Galian akan ditentukan sebagai salah satu galian umum atau galian berbatu.

a. Galian biasa terdiri dari semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu.

b. Galian batu akan terdiri dari galian batu bulat besar yang mempunyai volume 1,0 m3 atau lebih
besar dari semua batuan atau bahan-bahan keras lainnya yang dalam pendapat Direksi adalah
kurang praktis untuk menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara. Pada umumnya
peledakan tidak diperkenankan. Galian ini tidak termasuk bahan-bahan yang menurut Direksi dapat
dilonggarkan/dilepaskan dengan suatu mesin penggaruk hidrolik tunggal yang ditarik oleh sebuah
traktor dengan berat minimum 15 ton dan tenaga kuda netto sebesar 180 HP.

c. Galian di badan sungai akan dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa excavator.
3.2.1.2 Toleransi Dimensi

1. Ketinggian akhir, garis dan bentuk setelah galian tidak boleh berbeda dari yang ditentukan yaitu
lebih dari 20 mm pada setiap titik.

2. Permukaan galian yang telah selesai, yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup
halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup guna menjamin kelancaran drainase
permukaan sehingga tidak terjadi genangan.

3. Hasil galian dalam pengerukan sungai sesuai dengan desain.

3.2.1.3 Pengajuan dan Pencatatan

1. Untuk setiap pekerjaan galian yang akan dibayar menurut bab ini maka kontraktor harus
mengajukan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan, yaitu gambar penampang memanjang
yang menunjukkan tanah dasar yang ada sebelum pekerjaan pembersihan dan pembongkaran telah
dilaksanakan, sedangkan untuk galian dalam sungai, maka kontraktor harus menunjukkan gambar
memanjang dan melintang saluran/ sungai yang akan digali.

2. Kontraktor harus mengajukan pada Direksi gambar terinci dari semua struktur sementara yang
diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti skor, turap, ”Cofferdam" , saluran
sementara dan harus memperoleh persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan pekerjaan penggalian
yang dimaksudkan, yang akan dilindungi oleh struktur yang diusulkan.

3. Setelah setiap penggalian untuk tanah diselesaikan maka Kontraktor harus mcmberitahukan
kepada Direksi. Tidak ada bahan-bahan landasan atau bahan lainnya yang akan dipasang sampai
Direksi telah menyetujui kedalaman galian dan sifat serta kekuatan bahan-bahan pondasi.

4. Jika penggunaan bahan-bahan peledak untuk mengeluarkan batu cadas atau rintangan lain
diperkenankan maka Kontraktor harus mempunyai suatu daftar dan semua alat peledak yang
digunakan, menunjukkan lokasi dan jumlah untuk dicek oleh Direksi.

3.2.1.4 Keamanan Pekerjaan Galian

1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.

2. Selama pekerjaan galian, harus dipertahankan lereng galian sementara yang mantap dan mampu
menunjang pekerjaan yang berdampingan, struktur atau mesin akan diawasi setiap waktu. Skor dan
turap yang memadai harus dipasang bila permukaan galian yang menunjang struktur yang
berdampingan menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.

3. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak akan diperkenankan
untuk berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi parit terbuka atau galian yang
menunjang struktur yang berdampingan menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.

4. ”Cofferdam", tembok ujung atau sarana lain untuk menghindari air dan galian harus
direncanakan secara layak dan cukup kuat untuk menjamin tidak akan terjadi runtuhan secara tiba-
tiba, dan mampu menghindari banjir yang datang cepat pada tempat pekerjaan.

5. Pada setiap saat sewaktu para pekerja atau lainnya berada di dalam galian dan mengharuskan
kepala mereka di bawah permukaan tanah sekitarnya, maka kontraktor harus menempatkan
seorang pengawas keamanan ditempat kerja yang tugasnya hanya memonitoring keamanan dan
kemajuan. Setiap saat peralatan galian yang tidak digunakan (cadangan) dan perlengkapan
pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan galian.

6. Bahan-bahan peledak yang diperlukan untuk galian batuan harus disimpan dalam suatu
penyimpanan yang aman dari daerah perkotaan pada suatu lokasi dan dengan suatu cara yang
disetujui oleh Direksi dan para penguasa lainnya yang bersangkutan. Semua akan ditangani dan
digunakan dengan sangat berhati-hati dan ketat sesuai dengan undang-undang dan peraturan
Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap pengeluaran yang tidak
syah atau penggunaan yang tidak pada tempatnya dari setiap bahan-bahan peledak dipercayakan
hanya pada orang-orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
7. Semua galian terbuka harus dibuat penghalang untuk mencegah orang atau sesuatu secara tidak
sengaja terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada jalur lambat atau bahu jalan akan diberi
tanda tambahan pada malam hari dengan drum yang dicat dengan warna putih (atau yang sama)
dan merah atau cahaya kuning untuk kepuasan Direksi.

3.2.1.5 Penjadwalan Kerja

1. Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi harus dibatasi sesuai dengan pemeliharaan
permukaan yang digali pada suatu kondisi yang baik, dengan memperhatikan pengaruh dari
pengeringan, peredaman oleh air hujan dan gangguan oleh operasi pekerjaan berikutnya.

2. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang melintasi jalan kendaraan harus dilaksanakan
dengan menggunakan konstruksi setengah lebar jalur kendaraan sehingga jalan tetap terbuka bagi
lalu lintas sepanjang waktu. Jika lalu lintas pada jalur harus dihentikan karena pekerjaan maka
kontraktor harus memperoleh persetujuan jadwal sebelumnya untuk gangguan tersebut dari para
penguasa yang bersangkutan maupun dari Direksi.

3.2.1.6 Kondisi Tempat Kerja

1. Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua
bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga kerja untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung serta ”cofferdam".
Setiap saat pompa harus disiapkan pada tempat kerja untuk menjamin tidak ada gangguan dalam
kontinuitas prosedur pengeringan.

2. Bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah lain di mana aliran bawah
tanah atau air tanah dapat tercemar, maka Kontraktor harus memelihara sepanjang waktu pada
tempat pekerjaan yang sebenarnya suatu persediaan air dari kualitas air minum untuk digunakan
oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan persediaan secukupnya dari sabun dan disinfektan.

3.2.1.7 Perbaikan Pekerjaan yang kurang memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai
berikut:

• Bahan-bahan yang berlebihan harus dibuang dengan galian selanjutnya.

• Daerah yang telah digali secara berlebihan, atau daerah yang retak berlebihan atau longsor harus
diurug kembali dengan timbunan bahan-bahan pilihan atau agregat lapis pondasi atas sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.

3.2.1.8 Utilitas

1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh setiap informasi yang ada tentang
keberadaan serta lokasi bangunan utilitas di bawah tanah dan untuk memperoleh serta membayar
setiap perizinan yang diperlukan atau pemberian hak lainnya untuk melaksanakan galian yang
disyaratkan dalam Kontrak.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan perlindungan setiap saluran pipa di
bawah tanah/ yang melintang sungai yang masih berfungsi, kabel, pipa penyalur atau lainnya di atas
tanah dan jalur-jalur pelayanan atau struktur cabang yang mungkin ditemukan dan untuk
memperbaiki setiap kerusakan yang disebabkan oleh opersinya.
3.2.1.9 Royalti Untuk Bahan-bahan yang Digali

Bila timbunan dengan bahan-bahan pilihan atau agregat lapis pondasi atas agregat aspal atau baton
atau bahan-bahan lainnya diperoleh dari galian bahan-bahan tambahan di luar daerah proyek maka
kontraktor harus membuat semua pengaturan yang diperlukan dan pembayaran biaya dan royalti
pada pemilik tanah dan penguasa yang berwewenang untuk izin menggali dan mengangkut bahan-
bahan tersebut.

3.2.1.10 Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian

1. Semua bahan-bahan yang sesuai dengan yang digali dalam batas-batas proyek, bilamana
memungkinkan, harus digunakan dalam cara yang paling efektif untuk timbunan atau urugan
kembali.

2. Bahan-bahan galian yang mengandung tanah organik tinggi, tanah gambut, sejumlah besar akar,
atau bahan-bahan tumbuhan lainnya atau tanah kompresibel yang menurut pendapat Direksi akan
mencegah pemadatan bahan-bahan yang dihampat di atasnya atau menyebabkan penurunan atau
kegagalan yang tidak diinginkan, harus digolongkan sebagai tak memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan-bahan timbunan dalam pekerjaan permanen.

3. Setiap bahan-bahan galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan atau bahan-bahan yang
tidak disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan timbunan yang sesuai harus dibuang keluar dari
daerah pekerjaan.

4. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk pembangunan
bahan-bahan yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk pengangkatan dan perolehan
dari pemilik atau penghuni tanah tersebut, di mana pembuangan itu dilaksanakan. Bahan yang
berlebih akan digunakan untuk timbunan golf course dari pada dibuang keluar lapangan.

3.2.1.11 Pemulihan Tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

1. Semua struktur sementara seperti ”cofferdam" atau skor dan turap harus dibongkar oleh
Kontraktor setelah penyelesaian struktur permanen atau pekerjaan lainnya untuk mana galian telah
dilakukan, kecuali sebaliknya diarahkan oleh Direksi. Pembongkaran harus dikerjakan dengan cara
yang sedemikian rupa hingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah
selesai.

2. Bahan-bahan yang diperoleh kembali dari pekerjaan sementara tersebut tetap menjadi milik
Kontraktor dan jika disetujui oleh Direksi, dimasukkan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar
menurut jenis pembayaran yang dimasukkan dalam Jadwal Penawaran.

3. Bahan-bahan galian tidak boleh ditempatkan dalam suatu saluran air tetapi harus segera dibuang
pada lokasi yang telah ditentukan.

4. Semua lubang galian tambahan, tempat galian batu atau daerah sisa galian yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan lereng yang
mantap.

3.2.2 PROSEDUR GALIAN

3.2.2.1 Umum

1. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar
atau diperintahkan oleh Direksi dan harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan yang
ditemukan, termasuk tanah, batuan, batu-bata, batu beton, pasangan batu dan bahan-bahan
perkerasan jalan lama.

2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan-
bahan di bawah dan di luar batas galian.
3. Bila bahan-bahan yang tak terlindungi pada garis pembentukan atau tanah dasar atau permukaan
pondasi adalah bahan-bahan lepas atau lunak atau berlumpur atau tidak memenuhi syarat menurut
pendapat Direksi maka bahan-bahan tersebut harus dipadatkan secara menyeluruh atau sama sekali
dikeluarkan untuk dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat sebagaimana
diarahkan oleh Direksi.

4. Dibatuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya ditemukan pada jalur selokan atau pada
ketinggian tanah dasar untuk perkerasan dan bahu jalan atau dasar parit pipa atau galian pondasi
struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali 150 mm lebih dalam sampai suatu permukaan
yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang
terbuka dan semua pecahan batu yang berdiameter lebih besar dari 150 mm harus dibuang. Profil
galian yang ditentukan harus dicapai dengan penimbunan material yang dipadatkan dan disetujui
oleh Direksi.

5. Peledakan sebagai suatu sarana galian batuan pada umumnya selalu tidak harus digunakan. Tetapi
jika menurut pendapat Direksi adalah tidak mungkin untuk menggali batuan dengan menggunakan
alat-alat bertekanan udara atau suatu mesin hidrolis tunggal dan jika menurut pendapatnya tidak
ada bahaya terhadap masyarakat dan tanah milik yang berdampingan, ia boleh mengizinkan
menggunakan peledakan.

6. Dalam hal-hal demikian, maka kontraktor harus menyediakan alat pelindung peledakan untuk
melindungi orang-orang, tanah milik dan pekerjaan selama galian yang disetujui oleh Direksi.

7. Peledakan harus dibatasi pada waktu-waktu yang disetujui oleh Direksi.

8. Galian batuan dilaksanakan baik dengan peledakan atau lainnya sehingga sisi galian harus
ditinggalkan pada suatu kondisi yang aman dan sedapat mungkin serta praktis. Batuan lepas atau
mcnggantung yang dapat menjadi tidak stabil atau merupakan suatu bahaya lainnya terhadap orang
harus dibuang. Baik terjadi pada galian batuan baru maupun lama.

3.2.2.2 Galian Untuk Struktur

1. Galian untuk parit dan pipa, gorong-gorong kecil dan saluran beton, pasangan batu atau pasangan
batu adukan encer harus cukup ukurannya untuk memungkinkan pemasangan yang layak dari
bahan-bahan tersebut.

2. Skor, turap dan "Cofferdam” atau tindakan lainnya untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk
memberikan ruang gerak yang cukup untuk pelaksanaan dan pemeriksaan kerangka acuan dan
untuk memungkinkan pemompaan dari tepi luar acuan. ”Cofferdam” atau skor yang bergeser atau
bergerak secara lateral selama pekerjaan galian harus dibetulkan atau diperbesar untuk
memperoleh ruang bebas yang diperlukan dalam pelaksanaan.

3. Setiap pemompaan dari galian harus dikerjakan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
menghindari kemungkinan setiap bagian bahan- bahan konstruksi yang baru ditempatkan dapat
terbawa keluar. Setiap pemompaan yang diperlukan selama penempatan beton atau untuk suatu
perioda sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya, harus dikerjakan dari suatu bak yang cocok terletak
di luar acuan beton dan air dipompa ke dalam drainase yang telah ditetapkan.

3.2.2.4 Pengukurun Galian

1. Pekerjaan galian harus diukur sebagai pembayaran untuk volume, di tempat dalam kubik meter
dari bahan-bahan yang dipindahkan. Dasar perhitungan adalah gambar potongan melintang profil
tanah yang disetujui sebelum galian dan garis kelandaian serta ketinggian yang ditentukan atau
diterima dari pekerjaan galian yang diselesaikan. Metoda perhitungan akan merupakan metoda luas
ujung rata-rata dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan dan berjarak tidak lebih dari
25 meter.

2. Pekerjaan galian yang memenuhi syarat untuk pengukuran dan pembayaran menurut seksi ini
akan dibayar sebagai galian, meskipun bila bahan-bahan yang digali disetujui untuk digunakan
sebagai bahan-bahan konstruksi dan diukur dan dibayar pada bab lainnya dari spesifikasi

3. Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan pipa beton tidak akan diukur untuk
pembayaran, biaya dari pekerjaan ini dianggap termasuk dalam harga satuan penawaran.
4. Galian yang melebihi garis yang terlihat pada profil dan penampang melintang yang disetujui
termasuk galian untuk membentuk terassering dan ikatan pada timbunan dan lerong yang ada, tidak
akan termasuk dalam volume yang diukur untuk dibayar kecuali di mana:

a. Kelebihan galian diperlukan untuk pembuangan bahan-bahan lunak atau tidak sesuai
sebagaimana ditentukan di atas atau pemindahan batu-batuan dan bahan-bahan yang keras seperti
disyaratkan dalam Sub Bab sebelumnya.

b. Pekerjaan tambahan yang diperoleh dari keruntuhan lereng yang sebelumnya telah diterima dan
disetujui secara tertulis oleh Direksi.

5. Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk mengambil bahan-bahan untuk konstruksi dari lubang
galian tambahan atau galian batuan di luar batas daerah konstruksi tidak akan diukur untuk
pembayaran, biaya pekerjaan ini dianggap termasuk dalam harga satuan untuk pembayaran, biaya
pekerjaan ini dianggap termasuk dalam harga satuan untuk timbunan atau bahan-bahan perkerasan.

3.3. PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BELAH

3.3.1 UMUM

3.3.1.1 Uraian

1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada gambar atau
seperti yang diperintahkan Direksi untuk dibuat dari pasangan batu belah. Pekerjaan harus meliputi
pengadaan seluruh material, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, kotinggian,
potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperlukan secara
tertulis oleh Direksi.

2. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti pondasi, tembok
penahan, gorong—gorong persegi, dan tembok kepala gorong-gorong besar yang konstruksi
pasangan batu ini dimaksud untuk menahan beban luar yang cukup besar

3.3.1.2 Toleransi Dalam Ukuran

1. Sisi muka dari masing-masing batu permukaan harus tidak berbeda dari profit permukaan rata-
rata pasangan adukan batu disekitarnya lebih dari 3 cm.

2. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang dibentuk deengan
pasangan adukan batu harus tidak berbeda dari profil dasar yang dipersyaratkan atau disetujui lebih
dari 2 cm, juga tidak berbeda dari profit penampang yang dipersyaratkan atau disetujui lebih dari 5
cm

3. Tebal minimum dari setiap pekerjaan pasangan batu haruslah 10 cm

3.3.2 MATERIAL

3.3.2.1 Batu

1. Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak dan harus dari macam yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah

2. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama.

3. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15
cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurag dari satu
setengah kali lebarnya.

3.3.2.2 Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Bab 6 dari

spesifikasi ini.

3.3.2.3 Drainase Porous

Material untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan
pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari drainase porous.

3.3.3 PELAKSANAAN

3.3.3.1 Persiapan Pondasi

1. Pondasi untuk struktur pasangan batu kali harus disiapkan sesuai dengan syarat pada pekerjaan
tanah galian (cerucuk).

2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi untuk struktur tembok
penahan harus normal, atau bertangga yang juga normal terhadap muka dari tembok. Untuk
struktur lain dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horizontal.

3. Lapis landasan yang dapat mengalihkan air dan kantung penyaring harus disediakan di mana
disyaratkan sesuai dengan syarat dalam drainase porous.

3.3.3.2 Pemasangan Batu Belah

1. Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut·sudut. Perhatian harus diambil untuk
menghindarkan pengelompokan dari batu yang berukuran sama.

2. Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
dipasang sejajar dengan muka dari tembok dari yang terpasang

3. Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu yang telah terpasang.
Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari yang dapat
ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan.

3.3.3.3 Penempatan Adukan

1. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh dibasahi, cukup waktu
untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenih. Landasan yang akan menerima masing-
masing batu juga harus dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi
dari batu ke batu yang sedang dipasang.

2. Tebal dari adukan landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm – 5 cm dan harus minimum
diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara batu yang dipasang.

3. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi
sehingga batu hanya dipasang pada adukan segar yang belum mengeras. Bila batu menjadi longgar
atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal maka harus dibongkar, dan adukan
dibersihkan dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.

3.3.3.4 Syarat Untuk Lubang Suling dan Sambungan Untuk Ekspansi

1. Tembok dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang suling. Terkecuali ditunjukkan lain
pada gambar atau diperintahkan oleh direksi, lubang suling harus ditempatkan berjarak antara tidak
lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

2. Dalam Struktur panjang yang terus menerus seperti tembok penahan tanah, sambungan
ekspansi harus dibentuk pada jarak antara 20 m maksimal sambungan harus 30 mm lebarnya dan
haruslah setinggi tembok. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas
3. Urugan dibelakang sambungan ekspansi haruslah material drainase porous berbutir kasar yang
bergradasi baik yang dipilih sehingga tanah yang ditahan tidak akan dapat dihanyutkan melaluinya,
juga material drainase porous tidak hanyut melalui sambungan

3.3.3.5 Pekerjaan Akhir Pasangan Batu Belah

1. Sambungan pada sisi muka dari batu harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan,
tetapi tidak menyelimuti batu, sewaktu pekerjaan berlangsung.

2. Terkecuali disyaratkan lain, bagian puncak horizontal dari seluruh pasangan batu harus dibuat rapi
dengan tambahan dari lapis adukan setebal 2 cm, yang dikerjakan kepermukaan yang merata
dengan kemiringan yang akan menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan sudut yang
dibulatkan. Lapisan tersebut harus dimasukkan kedalam dimensi yang disyaratkan dari strukur.

3. Langsung setelah ditempatkan, dan sewaktu adukan masih segar, seluruh batu muka harus
dibersihkan dari kotoran adukan.

4. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan baton dari
spesifikasi ini.

3.5.3.3 Pekerjaan Urugan Pasir

1. Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

2. Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal 10 cm, khusus pipa yang
memotong jalan harus diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya dilindungi dengan
plat beton bertulang.

3.5.3.4 Adukan Semen

Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam buku spesifikasi ini.

3.5.3.5 Pasangan Batu Belah/Kali

Pekerjaan pasangan batu belah/kali harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
buku spesifikasi ini.

Anda mungkin juga menyukai