Anda di halaman 1dari 29

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“Stop Hipertensi Dengan Senam Sehat Bersama” Di Posbindu PTM Kecamatan Tempeh
Kabupaten Lumajang

Oleh

Kiki Mellisa Andria

(101814153030)

DEPARTEMEN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

PRODI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkah dan rahmahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
mengenai metode Dignan dalam progam jalan sehat untuk para Hipertensi di Posyandu
Kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang, untuk memenuhi tugas Pemberdayaan
Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, akhirnya kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 07 Mei 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemberdayaan sebagai sebuah strategi sekarang telah banyak diterima,bahkan
telah berkembang dalam berbagai literatur di dunia barat. Di Indonesia sendiri konsep
pemberdayaan sudah dianggap sebagai sebuah strategi yang dianggap positif dalam
membangun berbagai aspek pembangunan oleh karena itukonsep pemberdayaan telah
masuk dalam berbagai program pemerintah khususnya yang berkaitan dengan
pembangunan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering,and
sustainable”(Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-
matamemenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk
mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net ), yang pemikirannyabelakangan
ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadapkonsep-konsep
pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dariupaya banyak ahli dan
praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman(1992) disebut sebagai
alternative development,yang menghendaki‘inclusive democracy, appropriate
economic growth, gender equality and intergenerationalequaty”.(Ginanjar
K.,“Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan: Teori,Kebijaksanaan, dan Penerapan”,
1997:55)
Pemberdayaan masyarakat keterbelakangan, maka masyarakat pulaharus
diberdayakan dalam aspek kesehatanya.merupakan upaya untuk meningkatkan
harkatdan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan
katalain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Implementasi dari konsep pemberdayaan ini tidak hanya terfokus padakegiatan
perekonomian masyarakat saja, tetapi juga terhadap aspek lain yangmenyangkut
kesejahteraan masyarakat misalnya kesehatan. Kesehatan merupakansalah satu unsur
penting dalam masyarakat dan bisa menjadi salah satu indikatordari tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengeluarkan masyarakat dari
kondisi kemiskinan maka di lakukan upaya pemberdayaan masyarakat.
Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap. Tujuan pemberdayaan masyarakat
untuk menumbuhkan kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara – cara
memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan.
Kesadaran dan pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya kemampuan,
karena kemampuan merupakan hasil proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses yang dimulai dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar
kepada subyek belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan
diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi kesehatan menimbulkan
kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah pengetahuan kesehatan.
Kesehatan merupakan harapan semua pihak. Maka untuk mewujudkan keadaan
tersebut banyak upaya yang dapat dilakukan, salah satunya dengan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat berupa upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang bersifat terpadudan berkesinambungan untuk seluruh
masyrakat.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat diperlukan peran
aktif dari pemerintah serta partisipasi diri masyarakat. Posyandu Desa Tempeh
merupakan salah satu wilayah di kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang yang
memilki masalah kesehatan. Berdasarkan data demografi kecamatan Tempeh
Kabupaten Lumajang memiliki luas adalah 88,05 Km2 atau sekitar 4,92 persen dari
luas kabupaten Lumajang dan terdiri dari 13 Desa. Berdasarkan laporan bulanan PTM
(Penyakit Tidak Menular) didapatkan capaian penderita hipertensi di Kabupaten
Lumajang tahun 2016 sebanyak 20.578 penderita atau 9.55% dari 215.389 pasien
yang dilakukan pemerikasaan hipertensi dan berkunjung ke puskesmas serta
jaringannya. Kecamatan Tempeh sendiri yang menderita Hipertensi laki-laki sebesar
374 jiwa atau 0,14% dan perempuan 746 jiwa atau 15,68%
Masyarakat Tempeh sebagian adalah keturuanan madura serta karakteristik
masyarakat Tempeh merupakan wilayah padat penduduk. Kader sangat berperan
penting terhadap beberapa kegiatan masyarakat, misalnya kegiatan posyandu, kegiatan
rutinan PKK tiap bulan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari karena
penduduk bekerja pada siang hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
“Bagaimana cara penanganan dan penanggulangan Hipertensi?”

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

1) menurunkan angka Hipertensi di wilayah Puskemas Kecamatan Tempeh dan


diperoleh kemandirian masyarakat dalam menangani masalah Hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus

1) 80% penderita Hipertensi antusias dalam kegiatan senam sehat

1) Para penderita hipertensi mengetahui tanda bahanya Hipertensi

2) Para penderita Hipertensi mengetahui faktor penyebab Hipertensi dan kapa


harus pergi ke pelayan kesehatan

3) Para penderita Hipertensi mudah dalam mengakses pelayanan Kesehatan

1.4 MANFAAT

1.4.1 Manfaat Akademis

Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khusunya tentang


pentingnya kesehatan terutama Tekanan Darah.
1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Profesi Kesehatan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam masalah Hipertensi


2. Bagi Masyarakat
3.
Sebagai bahan informasi pada masyarakat, untuk mengetahui tanda bahaya
Hipertensi
3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan masukan untuk


mengetahui bagaiman cara menangani masalah Hipertensi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
Hipertensi atau darah tinggi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami

kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau mendadak (akut). Diagnosis hipertensi

ditegakkan jika tekanan darah sistolik seseorang menetap pada 140 mmHg atau lebih.

Nilai tekanan darah yang paling ideal adalah 115/75 mmHg (Agoes , 2011).

Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala akan

berlanjut untuk suatu target organ (Buatan, 2000). Hipertensi merupakan gangguan pada

sistem peredaran darah yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat dan pada

umumnya terjadi pada usia lebih dari 40 tahun (Gunawan, 2001). Sekitar 20% dari semua

orang dewasa menderita tekanan darah tinggi dan menurut statistik data ini terus meningkat.

Diperkirakan sekitar 40% dari semua kematian pada orang yang pensiun dini adalah akibat

tekanan darah tinggi (wolff, 2005).

Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi yang dikemukakan oleh JNC 7 (The seventh report of the Joint National

Committe on prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure, 2003) .

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi oleh JNC 7

Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan darah Sistolik
Diastolik
Normal < 120 dan < 80
Pra Hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 90
Hipertensi Tingkat 1 140 – 159 Atau 90 – 90
Hipertensi Tingkat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Sumber : (Lumbangtobing, 2008)

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu hipertensi

primer dan skunder. Hipertensi primer, hanya sebagian kecil penyakit hipertensi yang dapat

diketahui penyebabnya, sedangkan 90-95% kasus tidak diketahui. Pasien ini mungkin
memiliki kelainan endokrin atau ginjal yang jika ditangani, dapat mengembalikan tekanan

darah menjadi normal.

Sekitar 5-10% hipertensi timbul akibat penyebab tertentu dan disebut hipertensi sekunder.

Beberapa keadaan yang dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder yaitu : hipertensi renal,

hipertensi adrenal, sindrom cushing (hipersekresi kortisol), feokromositoma (tumor),

hiperparatiroidisme, akromegali, koarktasio aorta, hipertensi akibat obat atau zat kimia

(Agoes, 2011).

Langkah-Langkah Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat


Menurut Adi (2008) langkah-langkah kegiatan pemberdayaan masyarakat terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan (preparation)
Persiapan yang perlu dipersiapkan minimal adalah gambaran umum komunitas, adat
kebiasaan masyarakat setempat, kondisi sosio-demografis, dan mempersiapkan isu-isu
yang akan ditangani. Persiapan dapat dilakukan dengan membaca sebanyak mungkin
literature yang terkait dengan masalah yang dihadapi. Hal ini perlu dilakukan untuk
meminimalisir keterkejutan ketika menjumpai masyarakat atau komunitas sasaran.
Literatur yang dapat digunakan antara lain surat kabar, jurnal, buku, atau laporan-laporan
penelitian terdahulu.
Misalnya jika akan memberdayakan masyarakat kampung nelayan maka harus dicari
tahu apakah yang disebut kampung nelayan, siapa sajakah yang tinggal disana, bagaimana
kondisi sosial ekonomi masyarakat disana, bagaimana tingkat kesejahteraan warga yang
tinggal di kampong nelayan, dan lain-lain. Informasi ini juga dapat diperoleh dari LSM
yang menangani masyarakat kampong nelayan, atau juga institusi pemerintah seperti dinas
terkait atau universitas yang mempunyai penelitian terkait masalah di masyarakat
kampong nelayan.
Terdapat 2 tahap dalam tahap persiapan yaitu persiapan petugas dan persiapan
lapangan. Persiapan petugas diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim.
Penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila ternyata latar belakang tenaga petugas
berbeda satu dengan yang lainnya. Terkadang diperlukan pelatihan awal untuk
menyamakan persepsi mengenai program yang akan dilakukan di masyarakat. Tahap
persiapan lapangan bisa diawali dengan melakukan studi kelayakan terhadap daerah
sasaran. Hal ini dapat dilakukan secara formal maupun informal. Pengurusan perijinan
diperlukan agar program ini berjalan dengan baik. Selain itu kontak dengan tokoh-tokoh
informal diperlukan untuk menjalin hubungan baik.
Komunikasi yang baik pada tahap awal bisa mempengaruhi keterlibatan warga pada
fase berikutnya.. Pada fase ini dapat dikaji apakah hubungan kita dengan komunitas
sasaran dapat mengarah pada relasi yang baik atau tidak. Terdapat beberapa aturan atau
prinsip yang dapat digunakan untuk membangun relasi yang baik, yaitu :
a. Jangan melewatkan kesempatan untuk mengembangkan ataupun memperbaharui
kontak dengan pihak-pihak tertentu.
Pengembangan kontak dengan masyarakat atau komunitas sasaran diharapkan akan
dapat membantu untuk masuk ke fase selanjutnya. Oleh karena itu kita tidak perlu ragu
untuk mengembangkan relasi yang konstruktif.
b. Pertimbangkan hal yang pertama dan utama dalam kaitan dengan komunitas sasaran.
Misalnya bila sasaran kita adalah anak jalanan tentu akan kesulitan menghasilkan relasi
yang konstruktif bila kita mendatangi mereka dengan memakai jas dan dasi.
Penggunaan pakaian yang formal dapat menghambat proses pengembangan relasi
dengan komunitas anak jalanan. Untuk itu agar proses pengembangan relasi dapat
berjalan dengan baik, penggunaan pakaian formal seperti diatas harus dihindari.
Sehingga akan timbul kedekatan antara kedua belah pihak.
c. Belajar untuk mendengar dan memerhatikan
Sebagai seorang pekerja lapangan, kita harus mencoba secara aktif untuk lebih banyak
mendengarkan dan memperhatikan lawan bicara. Disamping itu juga harus
memperhatikan hal-hal yang tersirat dari apa yang diucapkan oleh lawan bicara.
Dengan mendengarkan dan memperhatikan lawan bicara, kita dapat membedakan
apakah yang diungkapkan lawan bicara merupakan hal yang sebenarnya atau tidak.
Selain itu dengan belajar mendengar dan memperhatikan diharapkan memahami bahasa
tubuh lawan bicara sehingga menambah pemahaman dan relasi.
d. Bila ingin mendapatkan sesuatu, harus memberikan sesuatu
Hal ini sudah menjadi peraturan umum dalam berinteraksi dengan masyarakat. Salah
satu pemberian yang dapat dilakukan adalah mendengar keluhan dari masyarakat.
Masyarakat ingin keluhannya didengar bukan saja karena ingin masalahnya
diselesaikan. Mereka membutuhkan orang-orang tertentu yang dapat dipercaya untuk
menampung keluhan atau pandangan mereka serta mau berdiskusi.
e. Jangan terlalu percaya dengan yang dikatakan oleh masyarakat
Hal ini berarti jangan menerima bulat-bulat apa yang disampaikan oleh masyarakat.
Karena masyarakat sering menyampaikan sebagian saja dari yang mereka rasakan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengecekan ulang dari sumber lain. Sehingga kita
mendapatkan informasi yang baik dan utuh.

2. Tahap Pengkajian (Assessment)


Proses assessment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan dan
juga sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat atau komunitas sasaran. Proses
assessment dapat menggunakan teknik SWOT yaitu dengan melihat kekuatan (strength),
Kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threat). Dapat pula
menggunakan diskusi kelompok, curah pendapat, atau nominal group process. Untuk
menggambarkan kondisi suatu wilayah dapat digunakan seperti menggambar peta masalah
dan potensi masyarakat.
Assessment yang dilakukan pada suatu komunitas dapat dilakukan secara individual
(individual assessment) dan kelompok (group assessment). Individual assessment
dilakukan melalui tokoh-tokoh masyarakat tertentu. Sedangkan group assessment
dilakukan pada kelompok-kelompok dalam masyarakat sasaran tersebut. Pada tahap ini
petugas sebagai pelaku perubahan mengidentifikasi masalah dan juga sumber daya yang
dimiliki.
Dalam proses assessment ini dikenal pula konsep “kebutuhan normatif” (normative
needs) yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku. Terkadang masyarakat
sasaran tidak merasa suatu hal sebagai kebutuhan, tetapi petugas melihat bahwa kondisi
yang ada perlu diperbaiki.
Proses assessment ini sudah melibatkan masyarakat secara aktif agar mereka dapat
merasakan bahwa permasalah yang sedang dibahas benar-benar permasalahan yang keluar
dari pandangan mereka sendiri. Terkadang terdapat perbedaan cara pandang antara
community worker dengan masyarakat sasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
untuk menjembatani perbedaan tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalankan peran
edukasional misalnya dengan memberi informasi dan berdiskusi agar mereka lebih
rasional.

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)


Pada tahap ini masyarakat dilibatkan untuk memikirkan apa saja masalah yang
mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masyarakat diharapkan
dapat memikirkan alternatif-alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. Dalam
tahap ini petugas bertindak sebagai fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan
memikirkan program dan kegiatan apa saja yang tepat dilakukan. Program dan kegiatan
harus mempertimbangkan sumber daya yang ada.

4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi


Pada tahap ini community worker membantu merumuskan dan menentukan program
dan kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada. Hal ini
diperlukan bila masyarakat mempunyai berbagai usulan yang tidak bisa dituntaskan
sebelumnya. Community worker sebagai fasilitator membantu masyarakat untuk
menentukan program mana yang akan diprioritaskan terlebih dahulu.
Dalam tahap ini community worker juga dibutuhkan untuk menyusun gagasan-
gagasan dalam bentuk tertulis, misalnya pembuatan proposal. Bantuan ini biasanya
dibutuhkan untuk kelompok masyarakat yang belum pernah mengajukan proposal. Pada
kelompok masyarakat yang sudah pernah mengajukan proposal, peran petugas biasanya
terbatas sebagai tempat berkonsultasi atau membahas proposal.

5. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan (implementing)


Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang penting dalam kegiatan
pemberdayaan. Kerjasama antara petugas dan masyarakat sasaran diperlukan agar
pelaksanaan program berjalan dengan baik di lapangan. Bila tidak ada kerjasama yang
baik, pelaksanaan program atau kegiatan dapat melenceng dari rencana. Pertentangan
individu dalam masyarakat juga dapat menghambat pelaksanaan suatu program atau
kegiatan. Bila hal ini terjadi, maka petugas harus kembali ke tahap penyiapan lapangan.
Dalam upaya melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, peran masyarakat
sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah
dikembangkan. Misalnya pada program Posyandu, dibutuhkan keikutsertaan kader-kader
guna melestarikan program tersebut. Kader ini dapat dipilih dari ibu rumah tangga ataupun
pemudi yang memiliki waktu luang dan mau melibatkan diri dalam kegiatan posyandu.

6. Tahap Evaluasi Program (Evaluation)


Evaluasi dapat dilakukan pada input, proses, dan juga hasil. Tahap evaluasi ini
sebaiknya juga melibatkan warga. Diharapkan dengan keterlibatan warga akan terbentuk
suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Diharapkan
dalam jangka panjang akan membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri.
Dalam tahap evaluasi ada kalanya hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Bila hal ini terjadi, dapat dilakukan kembali assessment terhadap permasalahan yang
dirasakan masyarakat atau dapat juga dilakukan assessment terhadap sumber daya yang
tersedia.
Pada tahap ini juga dilakukan stabilisasi terhadap perubahan yang sudah diharapkan
terjadi. Disamping itu, untuk menstabilkan perubahan yang terjadi, dapat diberlakukan
kontrol yang bersifat reward dan punishment. Bila sistem ini sudah terpolakan dan
terinternalisasi pada sebagian besar kelompok masyarakat, maka perubahan yang terjadi
akan dapat menjadi relatif menetap.
Ada 9 indikator yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan
yaitu :
(1) Indikator ketersediaan (Indicators of Availability)
Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-
benar ada.
(2) Indikator Relevansi (Indicator of Relevance)
Indikator ini menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya suatu teknologi atau layanan
ditawarkan.
(3) Indikator Keterjangkauan (Indicator of Accessibility)
Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam “jangkauan”
pihak-pihak yang membutuhkan.
(4) Indikator Pemanfaatan (Indicator of Utilization)
Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah disediakan oleh pihak
pemberi layanan sudah dipergunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat sasaran.
(5) Indikator Cakupan (Indicators of Coverage)
Indikator ini menunjukkan proporsi orang-orang yang membutuhkan sesuatu dan
menerima layanan tersebut.
(6) Indikator Kualitas (Indicator of Quality)
Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari layanan yang disampaikan ke masyarakat
sasaran.
(7) Indikator Upaya (Indicators of Effort)
Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya yang sudah ditanam dalam rangka
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
(8) Indikator Efisiensi (Indicators of Efficiency)
Indkator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang dilaksanakan guna
mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien) atau tidak memboroskan sumber
daya yang ada dalam upaya mencapai tujuan.
(9) Indikator Dampak (Indicators of Impact)
Indikator ini melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-benar memberikan suatu
perubahan dalam masyarakat.

7. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal dengan
masyarakat dan komunitas sasaran. Tahap ini dilakukan seringkali bukan karena
masyarakat sudah dianggap mandiri, namun proyek dihentikan karena melebihi jangka
waktu yang ditetapkan, atau karena tahun anggaran sudah selesai. Meskipun demikian,
terkadang community worker tetap melakukan kontak dan secara perlahan lahan
mengurangi kontak dengan komunitas sasaran.

Tujuh tahap diatas, merupakan tahapan yang dapat berputar seperti suatu siklus yang berputar
secara spiral guna mencapai perubahan yang lebih baik. Hal ini terutama setelah dilakukan
evaluasi proses (monitoring) terhadap pelaksanaan kegiatan yang ada. Misalnya ketika akan
memformulasikan rencana aksi, ternyata ada perkembangan baru di masyarakat tersebut
sehingga harus dilakukan pengkajian kembali (re-assessment) terhadap apa yang sudah
dilakukan sebelumnya.
BAB III

PEMBAHASAN

LANGKAH-LANGKAH DALAM KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Terdapat tahapan program/ kegiatan yang harus dilakukan secara berurutandalam usaha
pemberdayaan masyarakat.

Persiapan (Engagement)

Pengkajian (Assessment)

Perencanaan program (Designing)

Implementasi

Evaluasi

Terminasi (Disengagement)

Gambar 1. Urutan langkah kegiatan pemberdayaan

1. Persiapan (Engagement)
a. Analisis Situasi
Analisis situasi disini meliputi keadaan daerah, luas daerah, keadaan demografis,
derajat kesehatan, sarana kesehatan dan sarana khusus.
 Keadaan Daerah
Kecamatan Tempeh Salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten
Lumajang, Jawa Timur. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian
sebagai petani, penggalian, pertambangan, industri / kerajiana. Secara
administratif batas-batas wilayah kecamatan Tempeh adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan Sumbersuko
 Sebelah Timur : Kecamatan Kunir
 Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
 Sebelah Barat : Kecamatan Pasirian

Peta Batas Wilayah Kecamatan Tempeh :

Kecamatan Tempeh terdiri dari 13 Desa dengan Luas kecamatan Tempeh adalah
88,05 Km2 atau sekitar 4,92 persen dari luas kabupaten Lumajang. Berikut daftar
Desa di Kecamatan Tempeh antara lain :
No Nama Desa Kode Post Luas
1 Tempeh Lor 67371 4,77 km²
2 Tempeh Tengah 67371 3,44 km²
3 Tempeh Kidul 67371 5,82 km²
4 Lempeni 67371 6,02 km²
5 Pandanwangi 67371 24,98 km²
6 Pandanarum 67371 8,93 km²
7 Sumberjati 67371 4,11 km²
8 Kaliwungu 67371 6,63 km²
9 Besok 67371 5,39 km²
10 Pulo 67371 3,32 km²
11 Jatisari 67371 3,15 km²
12 Gesang 67371 3,11 km²
13 Jokarto 67371 8,38 km²
Jumlah 88,05 km²
Peta Wilayah Kecamatan Tempeh :

 Luas Daerah
Luas wilayah Kecamatan Tempeh seluas 88,05 km² dengan 13 desa yang
terdiri dari :
No Nama Desa Kode Post Luas
1 Tempeh Lor 67371 4,77 km²
2 Tempeh Tengah 67371 3,44 km²
3 Tempeh Kidul 67371 5,82 km²
4 Lempeni 67371 6,02 km²
5 Pandanwangi 67371 24,98 km²
6 Pandanarum 67371 8,93 km²
7 Sumberjati 67371 4,11 km²
8 Kaliwungu 67371 6,63 km²
9 Besok 67371 5,39 km²
10 Pulo 67371 3,32 km²
11 Jatisari 67371 3,15 km²
12 Gesang 67371 3,11 km²
13 Jokarto 67371 8,38 km²
Jumlah 88,05 km²

 Keadaan Demografis
Jumlah kepala keluarga sebanyak 23.701. Pada tahun 2014 jumlah penduduk
di Kecamatn Tempeh sebesar 85.122 jiwa dengan jumlah penduduk
perempuan 1,26 % lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki.
No Nama Desa Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Tempeh Lor 5.270 5.247
2 Tempeh Tengah 3.809 3.885
3 Tempeh Kidul 2.936 3.083
4 Lempeni 2.877 3.045
5 Pandanwangi 3.025 3.356
6 Pandanarum 2.953 3.011
7 Sumberjati 2.351 2.572
8 Kaliwungu 3.344 3.322
9 Besok 3.00 3.220
10 Pulo 4.974 4.959
11 Jatisari 2.121 2.012
12 Gesang 2.798 2.796
13 Jokarto 2.564 2.592
Jumlah 42.022 43.100

 Derajat Kesehatan
Berdasarkan laporan bulanan PTM (Penyakit Tidak Menular) didapatkan
capaian penderita hipertensi di Kabupaten Lumajang tahun 2016 sebanyak
20.578 penderita atau 9.55% dari 215.389 pasien yang dilakukan
pemerikasaan hipertensi dan berkunjung ke puskesmas serta jaringannya.
Kecamatan Tempeh sendiri yang menderita Hipertensi laki-laki sebesar 374
jiwa atau 0,14% dan perempuan 746 jiwa atau 15,68%
 Sarana Kesehatan
Posyandu aktif di Kecamatan Tempeh sebesar 48 posyandu balita dan sarana
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) sebesar 8 Poskesdes, 8
Polindes, 2 posbindu.

b. Persiapan Petugas :
 Pembuad progam (Kiki Mellisa Andria ) mendatangi Kepala Posbindu
Tempeh yaitu ibu Bidan untuk menyampaikan maksud dan Tujuan yaitu
ingin membuad progam pemberdayaan masyarakat untuk menurunkan
angka Hipertensi pada anggota Posbindu PTM Tempeh
 Hasil : Bu bidan setuju dan akan membantu, kemudian bu bidan
menunjukan daftar kader terkait dan memberi kontac persion para Kader
terkait dan Tokoh masyarakat yang akan terlibat
 Daftar Para Petugas tim :
 Petugas Kesehatan : bidan bu Ras (kepala Posbindu )
 Kader Posbindu PTM : - ibu sri
- ibu nunuk
- ibu muntik
- ibu jenuh
- ibu tilem
 Tokoh masyarakat : - Ketua PKK ( ibu yusril )
- Ibu RW (ibu ningsih)
- Ibu RT ( ibu sani )
- Bapak mufid ( kepala Desa sekaligus yang
dituakan)
c. Persiapan Lapangan :
1) Studi kelayakan daerah sasaran
 Tim mengajukan 2 lokasi sasaran yaitu balai Desa Tempeh dan rumah ibu
muntik (salah satu kader).
 Tim mendatangi lokasi dan memutuskan Balai Desa Tempeh sebagai
tempat yang akan dilakukan Kegiatan Progam.
2) Perijinan
 Pembuad progam mengajukan perijinan yang berisi akan dilakukan
pemberdayaan masyarakat di Posbindu PTM Tempeh pada hari minggu
Tanggal 26 Mei 2019 di Balai Desa Tempeh Kecamatan Tempeh
Lumajang.kepada

 Konfirmasi ke Dinas Kesehatan Kab. Lumajang


 Konfirmasi ke Puskesmas Tempeh
 Konfirmasi kepada petugas Posbindu dan kader
 Perizinan tempat penyuluhan
 Perizinan pemasangan spanduk

 Hasil Persetujuan : di ACC


3) Menjalin kontak dengan tokoh informal
Pembuad Progam membuad Grub Whatshap untuk para Tim yaitu :
 Petugas Kesehatan : bidan bu Ras (kepala Posbindu )
 Kader Posbindu PTM : - ibu sri
- ibu nunuk
- ibu muntik
- ibu jenuh
- ibu tilem
 hasil : akan dilakukan pertemuan selanjutnya hari Minggu Pukul 08.30
Tanggal 12 Mei 2019 dirumah ibu Muntik membahas Rencana Progam
4) Menjalin kontak dengan masyarakat
Pembuad Progam membuad Grub Whatshap untuk para Tim yaitu :
 Tokoh masyarakat : - Ketua PKK ( ibu yusril )
- Ibu RW (ibu ningsih)
- Ibu RT ( ibu sani )
- Bapak mufid ( kepala Desa sekaligus yang
dituakan)
 hasil : akan dilakukan pertemuan selanjutnya hari Minggu Pukul 08.30
Tanggal 12 Mei 2019 dirumah ibu Muntik membahas Rencana Progam
2. Pengkajian (Assessment)
a. Identifikasi masalah
Diskusi permasalahan Hipertensi dan membuad program pemecahan
masalah tentang Hipertensi. Setelah diskusi dilakukan maka program yang akan
dijalankan adalah program pemecahan masalah tentang Hipertensi yaitu
melakukan kegiatan senam Sehat Bersama

b. Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki


Kebanyakan masyarakat Tempeh bekerja sebagai petani dan pedagang di
pasar.dalam hal cocok tanam masyarakat tempeh sudah ahli terbukti dari tanaman
di sana sangat subur. Tanman hasil berkebun kemudian di jual di pasar. Terlihat
masyarakat Tempeh itu semangad kerjanya sangad luar biasa meskipun sudah
usia senja.
Penduduk tempeh rutin melakukan olahraga tapi tidak mengerti tanda
tanda hipertensi. Sehingga upaya untuk dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat agar bisa hidup dengan sehat sulit karena mereka tidak mengerti
tanda bahaya hipertensi. Kesibukan bekerja sering mengganggu mereka untuk
mendapatkan penyuluhan atau memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Mereka
menganggap bahwa gejala pusing adalah biasa dan tidak perlu mendapat
penanganan khusus. Sekalipun mereka datang ke posbindu PTM dan mengikuti
kegiatan Posbindu, hanya sekedar ikud berpartisipasi saja tanpa tau manfaat nya.
c. Masyarakat sudah dilibatkan dalam tahap penilaian
 Assessment dilakukan secara kelompok (group assessment). Anggota tim
melakukan penggalian informasi mengenai apa saja yang memungkinkan di
lakukan pemberdayaan kepada para Hipertensi.
 Hasil : dari semua informasi yang di dapat kebanyakan para Hipertensi
belum memahami tanda gejalan Hipertensi dan penyelesaian masalahnya.
d. kebutuhan normative yang tidak dirasakan masyarakat
 Hasil assesment oleh anggota Tim yaitu penderita Hipertensi tidak teratur
minum obat Hipertensi dan mengabaekan pentingnya menjaga kesehatn.
3. Perencanaan program (Designing)
Perumusan tujuan mengikuti kaidah SMART (Specific, Measurable,
Achievable/Appropriate, Realistic and Time Bound)

a. Formulasikan tujuan yang ingin dicapai


Tujuan umum : menurunkan angka Hipertensi di wilayah Puskemas Kecamatan
Tempeh dan diperoleh kemandirian masyarakat dalam menangani masalah
Hipertensi.
Tujuan khusus :
1) 80% penderita Hipertensi antusias dalam kegiatan senam sehat

2) Para penderita hipertensi mengetahui tanda bahanya Hipertensi

3) Para penderita Hipertensi mengetahui faktor penyebab Hipertensi dan kapa


harus pergi ke pelayan kesehatan
4) Para penderita Hipertensi mudah dalam mengakses pelayanan
Kesehatan
b. Urutan pelaksanaan kegiatan (isi kegiatan)

 Pertemuan oleh Tim guna membahas kegiatan senam sehat dan materi
penyuluhan
 Pelatihan terhadap kader yang akan melakukan intervensi
 Pembuatan Video yang berisi tanda bahaya Hipertensi dan cara
penanggulangan Hipertensi
 Pembuatan brosur, spanduk dan Kalender
 Pembuatan dan Penyebaran undangan kepada masyarakat
 Koordinasi tempat, sarana dan prasarana yang mendukung demi
kelancaran
 Pendataan jumlah peserta senam sehat
 Pelaksanaan kegiatan senam sehat
 Pemeriksaan kesehatan (TD) dan pembagian brosur
 Penyuluhan dan pemutaran Video yang berisi tanda bahaya Hipertensi dan
cara penanggulangan Hipertensi
 Pembagian Kalender
 Penutup
c. Pendekatan dan metode yang akan digunakan,

No Rangkain Materi Metode Pelaksanaan


Kegiatan
1. Pembukaan A. Salam pembuka Ketua panitia
B. Menjelaskan pembuka dan menjelaskan
tujuan dari kegiatan sehat sehat
2. Kegiatan A. Kegiatan Senam  Senam dengan musik oleh
inti sehat instruktur senam
 Pembagian snack, brosur dan
pemeriksaan TD serta
pencatatan hasil

B. Penyuluhan Oleh penyuluh dari tenaga


kesehatan dan pembuad progam
menggunakan lcd dengan
pemutaran vidio

C. Diskusi  Melakukan Diskusi Tentang


Pencegahan Hipertensi
 Pentingnya melakukan
aktivitas untuk hidup sehat
 Pentingnya mengkonsumsi
makanan sehat
3. Penutup Mengadakan evaluasi  Menanyakan kembali isi
diskusi
 Pembagian kalender
 Mengucapkan salam penutup

d. Personalia yang bertanggung jawab pada tiap kegiatan


 Pemeriksaan Kesehatan : Bidan penanggung jawab Posbindu Tempeh
( Bu Ras)
 Penyuluh : Kiki Mellisa Andria (pembuad Progam)
 Instruktur Senam : kader yang sudah di latih
 Persiapan Tempat dan Anggota : Kader
 Persiapan Acara : Pembuad Progam dan Kader
e. Susun waktu pelaksanaannya
Kegiatan senam sehat bersama oleh anggota Posyandu Tempeh guna
meminimalisasi Hipertensi

Waktu : Minggu, 26 Mei 2019 pukul 08.00 – 08.30 WIB


Lokasi : Balai Desa Tempeh
Peserta : Seluruh Peserta Hipertensi
Pemeriksaan TD
- Waktu : 26 mei 2019 Pukul 08.30 WIB – 09.30 WIB
- Peserta : seluruh penderita Hipertensi
- Lokasi : Posbindu PTM
Penyuluhan tentang penyakit Hipertensi
- Waktu penilaian : 26 mei 2019 Pukul 09.30 WIB – 10.30 WIB
- Peserta : seluruh penderita Hipertensi
- Lokasi : Posbindu PTM
Diskusi tentang pentingnya mengkonsumsi makanan sehat rendah Garam sebagai
upaya untuk pencegahan Hipertensi,.
- Waktu : 26 Mei 2019 Pukul 10.30 -11.30 WIB
- Peserta : seluruh penderita Hipertensi
- Lokasi : Posbindu PTM

Rincian Kegiatan sebagai berikut :


WAKTU KEGIATAN
07.30-07.49 Pembukaan
- Ketua Panitia
- Petugas kesehatan
- Kader
08.00-08.30 Senam sehat bersama
08.30-09.30 Pembagian snack, Brosur dan pemeriksaan TD
09.20-10.30 Penyuluhan pemutaran Vidio
10.30-11.30 Diskusi pemecahan masalah dan tanya jawab
11.30-12.00 Pembagian sovenir kalender dan penutupan

f. Rencana evaluasinya sesuai indikator


1. Kognitif
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya
sendiri tentang tanda bahaya Hipertensi
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya
sendiri tentang manfaat aktivitas untuk kesehatan tubuh
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan bahasanya
sendiri tentang manfaat mengkonsumsi makanan sehat
2. Afektif
80 % audien berespon dan aktif dalam mengikuti penyuluhan

3. Psikomotor
100 % audien yang ditunjuk mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.

g. Anggaran kegiatannya
No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)
1. Spanduk 2 buah Rp.250.000-.
2. Biaya petugas kesehatan dan kader Rp. 800.000
3. Souvenir Rp. 3.000.000
4. Sewa Sound Rp.1.000.000
5. Sticker Rp.250.000
6. Sewa LCD Rp.450.000
7. Snack Rp. 1.000.000
8. kalender Rp. 1500.000
9. brosur 100 Buah Rp. 500.000
Jumlah Rp. 8.750.000

4. Implementasi
A. PROGRAM KEGIATAN “STOP HIPERTENSI DENGAN SENAM SEHAT
BERSAMA”
Pokok Bahasan : Senam sehat untuk meminimalisasi Hipertensi
Sub Pokok bahasan : 1. Manfaat mengetahui tanda bahaya dan pencegahan
Hipertensi
2. Manfaat melakukan aktivitas untuk kesehatan tubuh
3. Manfaat menkonsumsi makanan sehat
Sasaran : Seluruh penderita hipertensi di Posbindu PTM Tempeh
Tempat : Balai Desa Tempeh Dan Posbindu Tempeh
Waktu : 270 Menit
Hari : Minggu, 26 Mei 2019
Jam : 07.30 WIB – 12.00 WIB
Pemeriksaan Kesehatan : Bidan penanggung jawab Posbindu Tempeh ( Bu Ras)
Penyuluh : Kiki Mellisa Andria (pembuad Progam)
Instruktur Senam : kader yang sudah di latih
Persiapan Tempat
dan Anggota : Kader
Persiapan Acara : Pembuad Progam dan Kader
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia denga hipertensi, klien dapat
mempratekkan di rumah secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan
darah

2. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan kegiatan senam sehat dan diskusi mengenai pentingnya


aktivitas dan pola hidup sehat diharapkan masyarakat porong mampu:

a) Menjelaskan tanda bahaya Hipertensi


b) Menjelaskan tentang manfaat aktivitas untuk kesehatan tubuh
c) Menjelaskan tentang manfaat mengkonsumsi makanan sehat
3. Metode yang digunakan:
a) Diskusi
b) Pemutaran video tentang manfaat Hidup Sehat
c) Pemeriksaan TD
4. Media
a. LC
b. Laptop
c. Sound system
d. Mikrofon
e. Tensimeter
f. stetoskop
5. Strategi
Pelaksanaan dan persiapan :
a) Menyiapkan panggung dan sound system
b) Sambutan dari ketua panitia , petugas kesehatan
c) Senam sehat bersama
d) Pembagian snack, dan pemeriksaan TD
e) Menyiapkan video, laptop dan LCD untuk penyuluhan dan diskusi
f) Menyiapkan souvenir kalender

No Rangkain Materi Metode Pelaksanaan Estimasi


Kegiatan Waktu
1. Pembukaan A. Salam pembuka Ketua panitia 15 menit
B. Menjelaskan pembuka dan menjelaskan
tujuan dari kegiatan sehat sehat
2. Kegiatan D. Kegiatan Senam  Senam dengan musik oleh 60 menit
inti sehat instruktur senam
 Pembagian snack, brosur dan
pemeriksaan TD serta
pencatatan hasil 60 menit
Oleh penyuluh dari tenaga
E. Penyuluhan kesehatan dan pembuad progam
menggunakan lcd dengan
pemutaran vidio 60 menit
F. Diskusi  Melakukan Diskusi Tentang
Pencegahan Hipertensi
 Pentingnya melakukan
aktivitas untuk hidup sehat
 Pentingnya mengkonsumsi
makanan sehat
3. Penutup Mengadakan evaluasi  Menanyakan kembali isi 30 menit
diskusi
 Pembagian kalender
 Mengucapkan salam penutup

6. Rincian Biaya kegiatan :

No. Rincian Jumlah Biaya (Rp)


1. Spanduk 2 buah Rp.250.000-.
2. Biaya petugas kesehatan dan kader Rp. 800.000
3. Souvenir Rp. 3.000.000
4. Sewa Sound Rp.1.000.000
5. Sticker Rp.250.000
6. Sewa LCD Rp.450.000
7. Snack Rp. 1.000.000
8. kalender Rp. 1500.000
9. brosur 100 Buah Rp. 500.000
Jumlah Rp. 8.750.000

5. Evaluasi Program
a. metode evaluasi
 Metode yang di gunakan progam kegiatan senam sehat bersama adalah
senam dengan musik
 Metode yang digunakan dalam penyuluhan tanda bahaya Hipertensi
adalah pemutaran vidio tes kuisioner tanya jawab.
 Metode yang di gunakan dalam pemeriksaan kesehatan adalah tensimeter
dan stetoskop
b. evaluasi
 Kognitif
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan
bahasanya sendiri tentang tanda bahaya Hipertensi
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan
bahasanya sendiri tentang manfaat aktivitas untuk kesehatan tubuh
 Audien yang ditunjuk secara acak mampu menjelaskan dengan
bahasanya sendiri tentang manfaat mengkonsumsi makanan sehat
 Afektif
Audien berespon dan aktif dalam mengikuti penyuluhan

 Psikomotor
Audien mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Evaluasi Formative

d. Evaluasi pada komponen proses atau output


Pelaksanaan penyuluhan dihadiri oleh 100% anggota Posbindu PTM.
Penyampaian materi disisipkan saat pembagian snack dan brosur dan dengan
antusiasme warga yang dibuktikan saat pemberi materi melakukan tanya jawab
kepada audiens, dan audiens antusias mengajukan pertanyaan.Pemeriksaan
tekanan darah berhasil dilaksanakan. Warga juga diberi penjelasan tanda
bahaya Hipertensi dan cara pencegahannya. Jumlah pasien hipertensi menurun
dari bulan sebelumnya sebanyak 25 %. Progam berjalan efektif dan efisien

Input Proses Output

1) Bidan , kader, tokoh 1) Pelatihan senam oleh


masyarakat kader
1) Semua tim dan para
2) Dana pribadi dari 2) Pemeriksaan kesehatan
hipertensi berpartisipasi
pembuad Progam sebesar oleh bidan
aktiv
Rp 9.000.000 3) Penyuluhan oleh pembuat
2) Audien berespon dan
3) Media : progam
aktif dalam mengikuti
a. Laptop 4) Diskusi bersama dengan
penyuluhan
b. Sound system bidan , pembuad progam ,
3) Audien mampu
c. Mikrofon para hipertensi yang di
menjelaskan tentang
d. Tensimeter dampingi oleh kader dan
tanda bahaya
e. Stetoskop tokoh masyarakat
Hipertensi, manfaat
f. LCD
aktivitas fisik dan cara
pencegahannya.
6. Terminasi
Dilakukan kegiatan terminasi dengan monitoring dan evaluasi(monev) setiap satu
bulan sekali selama enam bulan berturut-turut. Jadwal kegiatan monev adalah
sebagaiberikut:

Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan Bulan VI


V
Monev I
Monev II
Monev III
Monev IV
Monev V
Monev VI

KESIMPULAN

Kegiatan pemberdayaan masyrakat dengan PROGRAM KEGIATAN “STOP


HIPERTENSI DENGAN SENAM SEHAT BERSAMA” dilaukan selama 1 bulan
dan 6 bulan terminasi. Diharapkan melaului program ini, dapat membuat lansia di
Posbindu PTM menjadi lebih produktif dengan kegiatan positif yang ada di
lingkungan masyarakat. Selain itu, secara tidak langsung harapannya program ini
mampu menekan angka Hipertensi pada pra lansia dan lansia. Penurunan angka
Hipertensi harus diatasi dengan adanya penguatan dari dinas kesehatan, petugas
Kesehatan, kader, tokoh masyarakat dan sosial di lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2002. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan


Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (Perubahan Sosial Melalui
Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan). Penerbit Alfabeta : Bandung
Agoes, H. A, 2011. Penyakit Diusia Tua. EGC: Jakarta

Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT Rinika Cipta.

Gunawan. L, 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan,


Sebuah Buku Pegangan bagi Para Praktisi Lapangan. Yayasan Obor Indonesia :
Jakarta.
Hikmat, R. Harry. 2002. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi. Bandung,
Humaniora Utama Press.

Anda mungkin juga menyukai