Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN PITANG USAHA DAN PIUTANG

LAINNYA

OLEH :

1. Ridho firmansyah (1601120106)


2. Nanda regita (1601120028)
3. Santa sipayung (160112074)
4. Rizky syahrani putra (1601120002.P)

DOSEN PEMBIBING :

RIFANI AKBAR SULBAHRI,SE.MM.M.Ak,Ak.CA

MATA KULIAH : PENGAUDITAN

JURUSAN : AKUNTANSI PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

2019
DAFTAR ISI :

Daftar isi 2

Daftar gambar 2

Bab 10 Pemeriksaan piutang usaha dan piutang lainya..............................3

10.1. Sifat dan Contoh Piutang.........................................................................3

10.2. Tujuan Pemeriksaan (audit Objectives) piutang..................................5

10.3. Prosedur Pemeriksaan (audit Prosedure)

Piutang Usaha Disarankan......................................................................8

Penjelasan prosedur audit.....................................................................9

Daftar pustaka...................................................................................................22

Daftar gambar/tabel

Exhibit 10.1Contoh Interna ControlQuestion (ICQ)


Penjualan,Piutang...................................................................................................13

Exhibit 10.2 Contoh Flow Chart Prosedur Penjualan Piutang


Usaha................................................................................................................14

Exhibit 10.3 Contoh Supporting Schedule: Piutang Usaha............................14

Exhibit 10. 4 Contoh Supporting Schedule: Piutang Direksi............................15

Exhibit 10.5 Contoh Konfirmasi PiutangPositif.................................................16

Exhibit 10.6 Contoh Konfirmasi Piutang Positif................................................17

Exhibit !0.7 Contoh Top Schedule Piutang Usaha.............................................18

2
BAB 10

PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA

Menurut PSAK NO. 9

Piutamg usaha meliputi piutangyang timbul karena penjualan atau


penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha
dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

10.1 SIFAT DAN CONTOH PIUANG

Standar akuntansi keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya,


dalam dua kategori yaitu puitang usaha dan piutang lainnya.

Menurut Agoes, S. (2008: 173) dalam bukunya yang berjudul Auditing


(Pemeriksaan Akuntan)Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I, menyatakan:

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagang
atau jasa secara kredit.

“Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha
normal perusahaan. Piutamg usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan bisa di
tagihdalam waktu satu tahun atau kurang di klasifikasikan sebagai piutang lancar.

Menurut Mulyadi dan Puradiredja, K. (1998: 95) dalam bukunya yang berjudul
Auditing menjelaskan bahwa:

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus
kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajikan dineraca dalam 2 kelompok :

(1) piutang usaha dan ,(2) piutang nonusaha.

3
Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang
atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang usaha ini umumnya
merupakan jumlah yang material dineraca bila dibandingkan dengan piutang
nonusaha.

Piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa
kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan
saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan
bunga.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa di golongkan sebagai piutang


antara lain.

 Piutang usaha.
 Wesel tagih.`
 Piutang pegawai.
 Piutang bunga.
 Uang muka.
 Uang jaminan ( refundable deposit)
 Piutanglain-lain.
 Allowance for bad debt (penyisian piutang tak tertagih).

Piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus


dilaporkan tersendiri ( tidak di gabung dengan perkiraan piutang ) karena
sifatnya yang berbeda.
Piuatang dinyatakan sebesar jumlah tagihan di kurangi dengan taksiran
dengan jumlah tidak dapat di tagih. Jumlahkotor piutang harus tetap di sajikan
pada laporan posisi keuangan (neraca)diikuti dengan penyisihan untuk piutang
yang tidak dapat di tagih.

4
10.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PIUTANG

Pemeriksaan piutang dilakukan dengan suatu tujuan tertentu, berikut tujuan dari
pemeriksaan piutang:

Menurut Agoes, S. (2008: 173-174) dalam bukunya yang berjudul Auditing


(Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I, menyatakan bahwa

tujuan dari pemeriksaan piutang adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (interna control) yang


baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Beberapa ciri internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualan,
piutang dan penerimaan kas adalah :
a. Adanya pemisahan tugas dan tangung jawab antara yang melakukan
penjualan, pengiriman barang, melakukan penagihan, memberikan
otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan
pencatatan.
b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak
(prenumbered), misalnya sales order (pesanan penjualan), sales invoice
(faktur penjualan), delivery order (surat pengiriman barang), credit memo,
official receipt (kuitansi).
c. Digunakan price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price
list atau setiap discount yang diberikan setiap pelanggan harus di ssetujui
oleh pejabat perusahan yang berwenang.
d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account
receivable subledger card) untuk masing-masing pelanggan yang selalu
diupdate (dimutakhirkan).
e. Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang)
f. Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masig pelanggan
dibandingkan (direconcile) dengan jumlah saldo piutang menurut buku
besar.
g. Setiap akhir bulan dikirim montly statement of account ke pada masing-
masing pelanggan

5
h. Uang kas, check atau giro yang di terima dari pelanggan harus di stor
dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya.
i. Mutasi kredit diperkirakan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang
berasal dari retur penjualan dan penghapusan piutang harus diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
j. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai,direksi,pemegang saham
dan perusahaan afiliasi oleh pejabat perusahan yang berwenang.Di dukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan dijelaskan apakah dikenahkan bunga
atau tidak.
2. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan,piutang dan
penerimaan kas.
a. Semua sudah dicatat secara akurat (complete neesda accuracy)
b. Semuanya merupakan transaksi yang benar-benar terjadi, tidak ada fiktif
(accurance / exixtence),
c. Semua sudah di catat pada periode yang tepat (cut-off).
3. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, pitang, dan
penerimaan kas;
a. Semuanya sudah dicatat secara akurat (completeness and accuracy),
b. Semuannya merupakan transaksi yang benar-benar terjadi. tidak ada yang
fiktif (occurance / existence),
c. Semuanyya dicatat pada periode yang tepat (cut-off).
Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity
( keotentikan) dari pada pituang.
Validity mksudnya apakah piutang itu sudah sah, masih berlaku, dalam arti
diakui oleh yang mempunyai utang.Authenticity maksudnya apakah
piutang itu didukung oleh bukti-bukti otenti seperti sales order, delivery
order yang sudah di tanda tanda tangani oleh pelanggaan sebagai bukti
bahwa pelanggan telah menerima barang yang dipesan, dan faktur
penjualan.

4. Untk memeriksa collectability (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup


tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih).

6
5. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contigent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable).
6. Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantumdalam mata uang asing
sudah di konversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs rupiah BI pada
tanggal neraca.
7. Utuk memeriksa apakah penyajian piutang di laporkan posisi keuangan
(neraca) sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/standard Akuntansi Keuangan/SAK ETAP (Presentation and
disclosure).

Menurut Mulyadi dan Puradiredja, K. (1998: 86) dalam bukunya yang


berjudul Auditing menyatakan bahwa

Tujuan pemeriksaan piutang adalah sebagai berikut:


1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo piutang yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang
dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan
dineraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca.

7
10.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROSEDURES) PIUTANG
USAHA YANG DISARANKAN

Menurut Agoes, S. (2008: 173-174) dalam bukunya yang berjudul Auditing


(Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I, menyatakan bahwa

1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan,
piutang dan penerimaan kas.
2. Buat Top schedule dan supporting schedule piutang pertanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukan nama pelanggan (customer), saldo piutang,umur piutang, dan
kalau bisa subsequent collectionsnya.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke
subledger lalu totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan
sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang
a. Tentukan dan tulisksn dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat
komfirmasi.
b. Tentukan apakah akan menggunakankomfirmasi positif atau komfirmasi
negative.
c. Cantumkan no komfirmasi baik schedule piutang maupun di surat
komfirmasi.
d. Jawaban komfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk
dicari perbedaannya.
e. Buat ikhtisar (summary) dari hasil komfirmasi.
7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati
tanggal penyelesaian pemerisaan lapangan (audit field work)
8. Perisa apakah wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk
mengetahui kemungkinan adanya contigent liability

8
9. Periksa dasar penentuan alowence for bad debts dan periksa apakah jumlah
yang di sediahkan oeh klien sudah cukup dalam arti tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa salesinvoice, credit note dan lain-
lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian,jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence File untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan
sebagai jaminan.
12. Lakukan prosedur analisasi terhadap piutang dan penjualan.
13. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia / SAK
14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperksa.

PENJELASAN PROSEDUR AUDIT:

1. Paham dan evaluasi internal merupakan bagian yang sangat penting dalam
suatu proses pemeriksaan akuntan. Karena hasil dari evaluasi internal control
merupakan kesimpulan apakah internal control perusahaan dalam kondisi
baik, sedang atau lemah. Untuk memahami internal control biasanya auditor
melakukan Tanya jawab dengan klien dengan mengunakan internal control
questtionnaires. Kemudian hasil dari Tanya jawab di gambar dalam flow chart
dan dalam bentuk cerita dan setelah itu auditor bias mengevaluasi dan menarik
kesimpulan sementara apakah dalam kondisi baik sedang atau lemah. Jika
disimpulkan baik atau sedang auditor harus melakukan compliance test atau
test of recorded transactions, untuk membuktikan lagi apakah internal control
berjalan efektif atau tidak, jika disimpulkan lemah , auditor tidak perlu
melakukan compliance test, tetapi langsung melakukan substantive test
yangdiperluas. Karena jika auditor melakukan compliance test harus
dipisahkan dari prosedur audit untuk substantive test, begitu juga kertas kerja
pemeriksaanya.Contoh dari internal control questionnaires bias dilihat pada
Exhibit 10.1 dan untuk hasil dari kesimpulan dalam bentuk flow chart biasa di
lihat dalam Exhibit10.2.

9
2&3. Buat top schedule dan supporting schedule Piutang usaha per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca).Auditor harus meminta rincian- rincian dari piutang
usaha, piutang pegawai, piutang wesel tagihan, uang muka, piutang bunga,
piutang afiliasi, piutang direksi, piutang pemegang saham dan piutang lain-
lain.dan harus di ingat tugas audito bukan menyiapkan rincian-rincian atau
menyusun laporan keuangan tugas auditor hanya memeriksa kewajaran
laporan keuangan. Analisis umur piutang usaha harus menunjukan nama
pelanggan, saldo piutang, umur piutang usaha seperti yang terlihat pada
Exhibit 10.3 dan kalau bias penagihan sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).Perlu dijelaskan pada klien bahwa yang dicantumkan pada
subsequent collections haruslah penagihan dari piutang usaha pertanggal
laporan popsisi keuangan (neraca), jangan tercampur dengan penagihan dari
piutangusaha yang berasal dari penjualan setelah tanggal laporan posisi
keuangan. Untuk rincian piutang pegawao, piutang direksi, piutang pemegang
saham harus dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak dan bagaimana
pembayaran kembalinya. Contoh supporting schedule piutang direksi bias
dilihat pada Exhibit 10.4
4. Periksa mathematical accuracynya dan check individual balance ke sub ledger
lalu totalnya ke genral ledger. Auditor harus mengecek dari rincihan-rincihan
yang diberikan klien dan saldo masing-masing pelanggan atau pegawai harus
dicocokan dengan saldo menurut sub leager piutang usaha, lalu total dari
masing-masing rincihan disosokan dengan saldo general ledger-nya. Jika
terlihat ada kesalahan penjumlahan, beritahu klien dan minta mereka untuk
memperbaikinya.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan
sales invoice.
Pengecekan umur piutang merupakan prosedur audit yg pentingkarna akan
mempengaruhi penilaian cukup tidaknya penyisihan piutang usaha tak
tertagih. Semakin lama umur piutang usaha semakin besar kemukinan
taktertagih. Pengecekan umur piutang usaha dilakukan dengan memeriksa
subledger piutang dan faktur penjualan dan perhatikan tanggal faktur
penjualan apakah sesuai dengan faktur dari laporan posisi keuangan (neraca).

10
6. Kirimkan konfirmasi
a. Konfirmasi piutang usaha adalah surat yang ditanda tangani klien,
dansitujukan ke pelanggan yg menerima konfirmasi mengenai saldo utang
pelanggan pertanggal tertentu. Pelanggan diminta untuk menandatangani
surat tersebut dan dikembalikan langsung ke KAP, dan KAP lah yang
harus mengrim nyadan tidak boleh dikirim oleh klien.
b. Pemilihan pelanggan yang dikirim konfirmasi pihutang usaha harus
dijelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan, pemilihan bias mengunakan
statistical sampling atau random/judgement sampling
c. Ada dua jenis konfirmasi pihutang, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi
negative. Pada konfirmasi positif, pelanggan diminta untuk menjawab
apakah saldonya cocok atau tidak. Pada konfirmasi negative , pelanggan
diminta menjawab jika saldonya tidak cocok, sehingga jika pelanggan
tidak menjawab maka saldo akan dianggap cocok.
Contoh konfirmasi positif bias dilihat di Exhibit 10.5 dan Exhibit 10.6
d. Membuat ikhtisae (summary) dari jawaban hasil konfirmasi pihutang.
7. Periksa subsequent collections
Dengan cara memeriksa buku penerimaan kas/ bang bulan januari sampai
dengan mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan.
8. Periksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih.
Dengan cara menanyakan kepada kelian, jika ada periksa pencataan transaksi
tersebut. Periksa buku besar wesel tagih, jika ada pengkreditan periksa buku
pendukungya untuk mengetahui apakah berasal dari pelunasan wesel tagih
yang jatuh tempo atau pendiskontoan wesel tagih.terakhir lihat jawaban
konfirmasi dari bank apakah ada penjelasan mengenai pendiskontoan wesel
agih.
9. Periksa dasar penentuan alowence for bad debts dan cukup tidaknya
allowance tersebut.
Jika allowance terlalu besar berarti laba preusahaan akan terlihat kecil
(understated)n jika allowance terlihat kecil maka laba perusahaan akan
overstated.

11
10. Test sales cut-off
Pemeriksaan cut-off bertujuan untuk meyakinkan auditor bahwa penjualan
sudah dicatat pada priode terjadinya, untuk kepentingan propermatching cost
against revenue, dan tidak ada pengeseran waktu pencatatan.
11. Periksa notulen rapat, surat surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan
jaminan.
Piutang bias di jadikan jaminan dari kredit yang diperoleh perusahaan dari
bank, kalau hal tersebut terjadi, maka harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan.
12. Lakukan prosedur analisis atas saldo piutang dan penjualan. Analytical review
procedures untuk pihutang.
a. Bandingkan saldo piutang tahun berjalan dengan tahun lalu.
b. Bandingkan rincian piutang usaha tahun berjalan dan tahun lalu.
c. Bandingkan akan pihutccounts receiver lalu over, dan rata-rata dari rupiah
piutang berjalan tahun lalu.
d. Bandingkan persentase biaya penghapusan piutang tak tertagih daya
penjualan.
13. Periksa apakah penyajian piutang sesuai dengan standard akuntansi keuangan
di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
Dalam hal:
a. Piutang pemegangsaham, piutang direksi, dan piutang perusahaan afiliasi
harus dilaporkan tersendiri, terpisah dari ppihutang usaha.
b. Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan, dikurangi penyisihan untuk
piutang tak tertagih.
14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo pihutang usaha per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca)
Contoh kesimpulan tersebut dapat dilihat padaExhibit 10.7

12
Exhibit 10.1 Contoh Internal ControlQuestion (ICQ) Penjualan,

13
Exhibit 10.2 Contoh Flow Chart Prosedur Penjualan Piutang Usaha

Exhibit 10.3 Contoh Supporting Schedule: Piutang Usaha

14
Exhibit 10. 4 Contoh Supporting Schedule: Piutang Direksi

Exhibit 10.5 Contoh Konfirmasi PiutangPositif

15
Exhibit 10.5 Contoh Konfirmasi PiutangPositif

16
Exhibit 10.6 Contoh Konfirmasi Piutang Positif

17
Exhibit !0.7 Contoh Top Schedule Piutang Usaha

18
Daftar Pustaka

Agoes, S. (2008: 173) dalam bukunya yang berjudul Auditing (Pemeriksaan


Akuntan)Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I
Mulyadi dan Puradiredja, K. (1998: 95) dalam bukunya yang berjudul

19

Anda mungkin juga menyukai