RHEUMATOID ARTHRITIS
Oleh:
Hasna Okta Asyrofi 170070201011040
M. Wafi Elian 170070201011068
Modi Tiara 170070201111179
Pembimbing:
dr. B. P. Putra Suryana, SpPD-KR
2
BAB1
PENDAHULUAN
bersifat autoimun dengan etiologi yang masih belum diketahui. Penyakit ini sering
ada 3 macam yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif (IRA, 2014). Penyakit
peradangan ini dapat menyerang semua etnis, tetapi pada wanita 2,5 kali lebih
beresiko untuk terjadinya AR dibanding pria. Puncak onset dari penyakit ini
terjadi pada dekade ke 4 dan ke 5 dari umur pasien (Scott et al., 2010).
Menurut Arthritis Fondation (2015), sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta
orang dewasa di Amerika Serikat berusia 18 tahun atau lebih didiagnosa artritis.
Dari data tersebut sekitar 3% atau 1,5 juta orang dewasa mengalami AR.
2013).
berperan penting dalam penegakan diagnosa. Pada 2010, kolaborasi dari The
3
American College of Rheumatology (ACR) dan The European League Againts
artikular yaitu kecacatan sendi baik struktural maupun fungsional. Pada vertebra
instabilitas C1-C2 bahkan dapat terjadi myelopati cervical akibat erosi prosesus
odontoid, kelemahan ligamen atau ruptur ligamen. Selain itu, bisa juga terjadi
komplikasi ekstra artikular seperti fibrosis paru dan sindroma Felty yang
dan kekuatan dan seiring bertambahnya massa lemak, sangat umum pada
membaik. Kakeksia arthritis dapat menjadi faktor risiko penting pada penyakit
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pada sendi dan disabilitas serta menurunkan kualitas hidup. Temuan patologis
pada persendian di antara adalah sinovitis kronik dengan erosi pada tulang
rawan, tulang, tendon, dan ligamen. Pada fase awal RA, efusi dan manifestasi
menyerang semua etnis, tetapi pada wanita 2,5 kali lebih berisiko untuk
terjadinya RA dibanding pria. Puncak onset dari penyakit ini terjadi pada dekade
ke 4 dan ke 5 dari umur pasien. Penyakit ini sering bermanifestasi pada nyeri
persisten pada sendi disertai kaku sendi, penghancuran sendi secara progressif,
gangguan fungsional dan bahkan kematian dini. Rheumatoid arthritis aktif yang
hidup, dan jantung dan penyakit penyerta lainnya. Agen terapi utama adalah
dengan obat lain dari jenis ini. Agen biologi yang digunakan ketika arthritis tidak
terkontrol atau efek beracun muncul dengan DMARD (Scott et al., 2010).
5
2.2 Epidemiologi
lebih tinggi pada beberapa populasi tertentu. Wanita lebih rentan terkena RA 3
kali dibandingkan dengan pria. Namun, efek perbedaan jenis kelamin menurun
risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi untuk terkena RA. Namun, dikarenakan
prevalensi RA di seluruh dunia relatif konstan, maka diduga faktor non genetik
2.3 Etiologi
Etiologi dari Artritis Reumatoid (RA) tidak diketahui secara pasti. Terdapat
interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
berperan penting terhadap kejadian RA, dengan angka kepekaan dan ekspresi
untuk berkembangnya RA lebih dari 30% dan pada orang kulit putih dengan RA
Organisme ini diduga menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah
Walaupun belum ditemukan agen infeksi yang secara nyata terbukti sebagai
penyebab penyakit, terdapat bukti yang tidak langsung bahwa Epstein-Barr dan
PJ, 1999). Banyak agen infeksi telah diusulkan sebagai kemungkinan penyebab
6
RA, termasuk organisme Mycoplasma, virus Epstein-Barr (EBV), dan virus
rubella untuk beberapa dekade. Telah ada bukti yang menunjukkan hubungan
al., 2011).
synovial lining dari sendi diathrodial. Semakin lama, terjadi juga kerusakan
progresif dari struktur komponen sendi. Proses inflamasi ini menargetkan tulang
rawan sendi, tulang pada persendian seperti tulang periartikular dan subchondral
Berbagai faktor seperti autoimun dan infeksi akan memicu proliferasi sel-
sel radang, seperti makrofag dan fibroblas pada jaringan sinovium. Limfosit
sendi dan tulang. Berbagai macam sitokin, interleukin, proteinase dan faktor
7
Gambar 2.1 Patogenesis Reumatoid Atritis (Suarjana, 2014)
Pada umumnya onset dari RA terjadi secara perlahan, yaitu tejadi artritis
penyakit. Namun kurang lebih 15% penderita mengalami gejala awal yang lebih
cepat, yaitu antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Sebanyak 10 – 15%
sehingga diagnosis RA lebih mudah ditegakkan. Artritis sering kali diikuti oleh
kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama satu jam atau lebih.
Pasien umumnya mengeluh nyeri dan kaku pada banyak sendi, walaupun
ada sepertiga penderita yang mengalami gejala awal pada satu atau beberapa
8
sendi saja. Tanda kardinal inflamasi (nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba
hangat) mungkin ditemukan pada awal penyakit atau selama kekambuhan (flare),
akan tetapi kemerahan dan perabaan hangat mungkin tidak dijumpai pada RA
hipertrofi sinovium, dan penebalan kapsul sendi. Pada umumnya sendi yang
terkena adalah persendian tangan, kaki dan vertebra servikal, tetapi persendian
besar seperti bahu dan lutut juga bisa terkena. Sendi yang terlibat pada
umumnya simetris, meskipun pada presentasi awal bisa tidak simetris (Suarjana,
2014).
penderita yang mempunyai faktor reumatoid (RF) serum tinggi. Nodul rheumatoid
merupakan manifestasi kulit yang paling sering dijumpai, tetapi biasanya tidak
ulna, olecranon, jari tangan, tendon achiles atau bursa olecranon. Beberapa
9
Gambar 2.3 Manifestasi Ekstraartikular Reumatoid Atritis
10
Manifestasi klinis yang lain dari RA adalah terjadinya deformitas.
(Suarjana, 2014).
2.6 Diagnosis
lebih. Pada pasien dengan skor kurang dari 6 dan tidak diklasifikasikan sebagai
RA, kondisinya dapat dinilai kembali dan mungkin kriterianya dapat terpenuhi
11
Gambar 2.6 Kriteria Diagnosis Reumatoid Atriris di Indonesia
Kriteria ini ditujukan untuk klasifikasi pasien yang baru, disamping itu
pasien dengan gambaran erosi sendi yang khas RA dengan riwayat penyakit
yang cocok untuk kriteria sebelumnya diklasifikasi sebagai RA. Pasien dengan
penyakit yang lama termasuk penyakit tidak aktif (dengan atau tanpa pengobatan
Sendi DIP, CMC I dan MTP I tidak termasuk dalam kriteria. Penggolongan
dimungkinkan. Sendi besar adalah bahu, siku, lutu, pangkal paha dan
pergelangan kaki. Sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II-V, ibu jari dan
12
Hasil laboratorium negatif adalah nilai yang kurang atau sama dengan
batas atas ambang batas normal; positif rendah adalah nilai yang lebih tinggi dari
batas atas normal tapi sama atau kurang dari 3 kali niali tersebut; positif tinggi
adalah nilai yang lebih tinggi dari 3 kali batas atas. Jika RF hanya diketahui
positif atau negative, maka positif harus dianggap positif rendah. Lamannya sakit
adalah keluhan pasien tentang lamanya keluhan atau tanda sinovitis (nyeri,
13
merekomendasikan pemeriksaan laboratorium dasar untuk evaluasi seperti
darah perifer lengkap (CBC), faktor rheumatoid (RF), laju endap darah atau C-
penderita RA antara lain foto polos dan MRI. Pada awal perjalanan penyakit
mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan lunak atau efusi sendi pada
pemeriksaan foto polos, tetapi dengan berlanjutnya penyakit mungkin akan lebih
banyak ditemukan kelaianan. Hilangnya tulang rawan artikular dan erosi tulang
mungkin timbul setelah beberapa bulan dari aktivitas penyakit. Kurang lebih 70%
dimana hal ini menandakan penyakit berjalan secara progresif. Erosi tulang bisa
tampak pada semua sendi, tetapi paling sering ditemukan pada sendi MCP,
2.7 Penatalaksanaan
ditujukan untuk :
14
1) Mengurangi nyeri
3) Mengurangi inflamasi
rendah atau intraartikular dan DMARD. Analgetik lain juga mungkin digunakan
(PAPDI, 2014). Hal ini disebabkan karena golongan OAINS tidak memiliki khasiat
yang dapat melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat RA
Kortikosteroid
diberikan dalam jangka waktu sesingkat mungkin dan dosis serendah mungkin
yang dapat mencapai efek klinis. Dikatakan dosis rendah jika diberikan
kortikosteroid setara prednison < 7,5 mg sehari dan dosis sedang jika diberikan
15
samping seperti hipertensi, retensi cairan, hiperglikemi, osteoporiosis, katarak
400-800 IU per hari. Gejala mungkin akan kambuh kembali bila steroid
satu bulan atau lebih, untuk menghindari rebound effect (Suarjana, 2014).
DMARD bersifat relatif aksi lambat yang memberikan efek setelah 1-6 bulan
pengobatan kecuali agen biologik yang efeknya lebih awal. Setiap DMARD
DMARD dengan dosis dan waktu yang optimal, diberikan pengobatan DMARD
tambahan atau diganti dengan DMARD jenis yang lain (IRA, 2014)
tetapi pada kasus yang lebih berat, MTX atau kombinasi terapi mungkin
16
Tabel 2.7 DMARD sintetik yang Digunakan Dalam Terapi Reumatoid Artritis
(IRA, 2014)
Tabel 2.8 DMARD Biologik yang Digunakan Dalam Terapi Reumatoid Artritis
(IRA, 2014)
17
Gambar 2.5 Tatacara Pemberian DMARD (IRA, 2014)
2.7.2 Pembedahan
18
mengalami keterbatasan gerak (memburuknya fungsi sendi akibat kerusakan
sendi/deformitas. Pasien yang mengalami nyeri terus menerus yang tidak dapat
(IRA, 2014).
2.7.3 Edukasi
AR, bagaimana perjalanan penyakitnya, kondisi pasien saat ini dan bila perlu
modalitas pengobatan yang lain. Hingga saat ini belum ditemukan diet spesifik
2.8 Komplikasi
artikular yaitu kecacatan sendi baik struktural maupun fungsional. Selain itu, bisa
juga terjadi komplikasi ekstra artikular seperti fibrosis paru dan sindroma Felty
otot dan kekuatan dan seiring bertambahnya massa lemak, sangat umum pada
membaik. kakeksia arthritis dapat menjadi faktor risiko penting pada penyakit
19
2.9 Prognosis
hari)
respon yang baik dengan terapi. Pasien dengan RA hidup tiga sampai 12 tahun
kurang dari populasi umum. Peningkatan mortalitas pada pasien ini terutama
20
BAB 3
LAPORAN KASUS
Umur : 47 tahun
Pendidikan : SMA
Status : menikah
Etnis/Suku : Jawa
Agama : Islam
3.2 Anamnesis
rematologi RSSA dengan keluhan nyeri pada sendi siku kanan dan kiri serta
lutut. Keluhan tersebut memberat sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri diikuti kaku pada
sendi siku dan lutut terutama di pagi hari setelah pasien bangun tidur sekitar 1
jam. Nyeri tersebut diikuti bengkak pada lutut kanan dan kiri serta siku serta
21
Sebelumnya, pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada tahun
1999. Pasien mengeluh nyeri sendi di jari-jari tangan, mulai dari sebelah kanan
kemerahan, terasa panas serta kaku di pagi hari >30 menit. Setelah 2 tahun,
yaitu pada tahun 2001, pasien pergi ke dokter Sp.PD di Kediri, kemudian di
dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, pasien pergi ke luar Jawa mengikuti
suami untuk bekerja, kemudiann pasien tidak rutin kontrol ke dokter dan tidak
Pada tahun 2007, pasien mulai merasa tangannya mulai lebih kaku dari
sebelumnya, dan muncul jari-jari yang bengkok dan memendek. Awalnya mulai
dari jari yang sebelah kanan terlebih dahulu. Keluhan kaku di pagi hari juga
muncul kembali. Selain di jari-jari kanan dan kiri, muncul keluhan juga di bagian
sendi lutut sebelah kiri, lutut dikeluhkan bengkak, nyeri, merah, panas serta kaku.
Kemudian sendi jari-jari tangan kiri juga dirasakan kaku dan memendek seperti
jari sebelah kanan, dan kemudian bagian punggung juga terasa kaku-kaku
Kuinolon.
22
Riwayat keluarga :
pasien.
Riwayat imunisasi :
Riwayat pribadi :
Minum alkohol :-
23
fotosensitivitas (-)
Telinga : bentuk dan ukuran normal, posisi normal,
sekret (-)
Hidung : bentuk simetris, deviasi (-), sekret (-), perdarahan (-),
hiperemi (-), pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), mukosa sianosis (-), faring
hiperemi (-), pembesaran tonsil (-)
Leher Inspeksi : simetris, pembesaran kelenjar leher (-), massa (-)
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe leher (-|-), trakea di tengah,
kaku kuduk (-)
Toraks Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (-), deformitas
(-), jaringan parut (-),
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S
Auskultasi : bunyi jantung S1, S2 tunggal regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru:
Inspeksi : gerak nafas simetris pada kedua sisi dinding
dada, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : pergerakan dinding dada saat bernafas
simetris, stem fremitus normal.
Auskultasi :
Suara Napas Ronki Wheezing
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Vesikular Vesikular - - - -
Vesikular Vesikular - - - -
Vesikular Vesikular - - - -
Status Lokalis
1. Sendi Proximal Interphalangeal (PIP) digiti I, II, III,
IV dekstra:
a. Inspeksi : eritema (+), edema (+), kontraktur(+),nodul
rematoid(+) pada digiti II,III,IV PIP Dekstra
b. Palpasi : hangat (+), nyeri tekan (+)
c. ROM : terbatas
d. MCP Squeeze Test +
24
e. Precision pinch test: (+)
25
4. Sendi Proksimal Interphalangeal pedis Sinistra
a. Inspeksi : eritema (+), edema (-) pada digiti I,II,III,
kontraktur(-),nodul rematoid(+) pada digiti II,III
b. Palpasi : hangat (+), nyeri tekan (+)
c. ROM : terbatas
d. MCP Squeeze Test +
26
Pada sendi-sendi lain tidak didapatkan kemerahan, bengkak,
krepitasi, nyeri tekan, ataupun edema dan efusi sendi.
ACR/EULAR Score: 7
Status Lokalis
27
3.3 Pemeriksaan Penunjang (02-11-2018)
Hematokrit 34,50 % 38 – 40
MCV 71,00 fL 80 – 93
MCH 21,20 pg 27 – 31
Neutrofil 84,1% % 51 – 67
Limfosit 11,6% % 25 – 33
INFLAMASI
AUTOIMUNE
28
BMD bone mineral density ( 03 april 2017)
Kesimpulan
1.osteoporosis
3.BMD pada tulang belakang turun 9,3% dan pada tulang femoral neck turun 5,5%
dibandingkan dengan hasil Scan BMD pada tanggal 16- november 2015.
Saran :
3. Pemeriksaan BMD ulang setelah 1 tahun (tanggal 05 april 2019) untuk evaluasi
terapi.
29
BMD bone mineral density ( 05 april 2018)
Kesimpulan
1.osteoporosis
2. BMD pada tulang belakang meningkat 31% dan pada tulang panggul meningkat 5,6%
dibandingkan dengan hasil Scan BMD pada tanggal 03- febuari 2017.
Saran :
5. Pemeriksaan BMD ulang setelah 1 tahun (tanggal 05 april 2019) untuk evaluasi
terapi.
30
3.4 POMR
Initial Planning
Cue and Clue Problem List Planning Treatment
Diagnosis Monitoring
Anamnesis : 1. Poli arthritis 1.1 Rheumatoid Bedrest -Subjektif/Keluhan
Pasien mengeluh nyeri sendi arthritis mengenai nyeri
Kompres dingin lutut
pada jari-jari tangan, kaki, dan lutut sendi
kanan
sejak 3 bulan lalu. Disertai kaku -Bengkak
dan bengkak pada saat bangun Diet TKP 2100 kcal/hari - Keluhan kaku
tidur pagi sekitar 1 jam. Riwayat di
Sulfalazine 2 x 50 mg
diagnosis dengan rheumatoid
arthritis pada tahun 2001 dan Metotreksat 15
Metylprednisolon 4 – 0 – 0
Pemeriksaan fisik :
-Nyeri (+), edema (+) di beberapa Klorokuin 1 x 250 mg
persendian tangan, kaki, dan lutut. Risendronat 1 x 35
-Swan neck deformity pada sendi
mg/minggu
PIP dekstra
-Nodul rheumatoid (+) pada digiti Kalk 2 x 50 mg
IV Dekstra.
Asam Folat 1 x 1
ACR/EULAR Score: 7
31
Vitamin C 1 x 1
Pemeriksaan Penunjang :
- LED : 78 mm/jam
- CRP : 3,00 mg/dL
32
BAB 4
PEMBAHASAN
Anamnesis Anamnesis
48 tahun dengan keluhan nyeri sendi pada Penyakit ini dapat menyerang semua etnis,
pasien pertama kali dirasakan pada tahun 1999 tetapi pada wanita 2,5 kali lebih berisiko
(19 tahun yang lalu). Pasien mengeluh nyeri untuk terjadinya RA dibanding pria. Puncak
sendi di jari-jari tangan, mulai dari sebelah onset dari penyakit ini terjadi pada dekade
kanan kemudian ke sebelah kiri. Keluhan nyeri ke 4 dan ke 5 dari umur pasien. Penyakit ini
kemerahan, terasa panas serta kaku di pagi pada sendi disertai kaku sendi.
hari >30 menit. Keluhan tersebut menetap Pada umumnya onset dari RA terjadi secara
Pada tahun 2007, pasien mulai merasa beberapa minggu hingga beberapa bulan dari
tangannya mulai lebih kaku dari sebelumnya, perjalanan penyakit. Namun kurang lebih 15%
dan muncul jari-jari yang bengkok dan penderita mengalami gejala awal yang lebih
memendek. Awalnya mulai dari jari yang cepat, yaitu antara beberapa hari sampai
sebelah kanan terlebih dahulu. Keluhan kaku di beberapa minggu. Sebanyak 10 – 15%
pagi hari juga muncul kembali. Selain di jari-jari penderita mempuyai onset yang fulminant
kanan dan kiri, muncul keluhan juga di bagian berupa berupa artritis poliartikular. Artritis
sendi lutut sebelah kiri, lutut dikeluhkan sering kali diikuti oleh kekakuan sendi pada
bengkak, nyeri, merah, panas serta kaku. pagi hari yang berlangsung selama satu
Kemudian sendi jari-jari tangan kiri juga jam atau lebih. (Suarjana, 2014).
dirasakan kaku dan memendek seperti jari Tanda kardinal inflamasi (nyeri, bengkak,
33
sebelah kanan, dan kemudian bagian kemerahan dan teraba hangat) mungkin
punggung juga terasa kaku-kaku seperti sendi- ditemukan pada awal penyakit atau selama
Riwayat Pengobatan
Akan tetapi, pasien sempat berhenti meminum Kriteria Diagnostik Rheumatoid Arhtritis
Metotreksat 15 mg
Kloroquin 1 x 250 mg
Methylprednisolone 8 mg
Riwayat Sosial
34
selama 4 tahun karena mengikuti suami ke luar
Rheumatoid Arthritis
Right Hand : swan neck appearance tetapi persendian besar seperti bahu dan lutut
pada sendi-sendi jari tangan, juga bisa terkena. Sendi yang terlibat pada
Bouchard’s nodes (+), Herbeden’s node umumnya simetris, meskipun pada presentasi
Left Hand : swan neck appearance pada Pada rheumatoid arthritis, di dapatkan
nodes (+), Herbeden’s node (+). kerusakan struktur artikular dan periartikular
35
redness, tenderness pada daerah sendi deformitas dapat dilihat sebagai berikut:
lutut sebelah kiri (lebih besar daripada (Suarjana, 2014).
kanan)
Right Leg : di dapatkan edema,
.
swelling, redness, tenderness pada
daerah sendi lutut sebelah kanan. .
Swan Neck Deformity pada sendi jari- .
jari pasien :
.
.
.
.
.
7
.
.
.
.
Swan Lake Deformity pada pasien RA
.
:
.
36
Gambaran boutinierre deformity pada
RA
RA
37
b. Inflamasi : Subcomittee on Rheumatoid Arthritis
31% dan pada tulang panggul meningkat Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga
3. Resiko patah tulang panggul tinggi. dalam pemilihan terapi. Bila hasil pemeriksaan
(Suarjana, 2014).
38
penyakit, dimana hal ini menandakan penyakit
(Suarjana, 2014).
Diagnosis Diagnosis
ACR/EULAR 2010
39
b. Menurut DAS 28, maka : Menurut DAS 28 untuk menghitung activity
adalah :
Activity
and Osteoporosis
Terapi Terapi
40
- Metylprednisolon 4 – 0 – 0 dan DMARD. Analgetik lain juga mungkin
- Kalk 2 x 50 mg 2014).
Prognosis Prognosis
yang mengonsumsi pengobatan dengan teratur Indonesia (2014), terdapat beberapa faktor
pada umumnya baik karena pasien masih bisa yang menandakan prognosis buruk pada AR,
peningkatan CRP dan LED pasien tidak terlalu 9) Disabilitas fungsional (tidak bisa
41
10) Adanya erosi sendi pada
pemeriksaan radiologis
(misalnya >20)
epitope positif
42
oleh penyakit jantung dipercepat, terutama
2011).
43
BAB 5
KESIMPULAN
pada sendi dan disabilitas serta menurunkan kualitas hidup (Stephen et al.,
2011). Etiologi dari Reumatoid Artritis (RA) tidak diketahui secara pasti. Terdapat
interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan (Suarjana , 2014).
2014).
44
DAFTAR PUSTAKA
2014
into the 21st century. Arthritis Research & Therapy 2009, 11:108
(doi:10.1186/ar2658).
https://www.webmd.com/rheumatoid-arthritis/features/young-adults-with-
rheumatoid-arthritis#1)
Scott DL, Wolfe F and Huizinga TW. Rheumatoid arthritis. Lancet 2010; 376:
1094–1108
http://emedicine.medscape.com/article/331715-overview
Suarjana, I Nyoman. Artritis Reumatoid. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S., ed. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Indonesia;
2014: 3130-3150.
45
Wasserman AM. Diagnosis and Management of Rheumatoid Arthritis. American
38.
46