Anda di halaman 1dari 7

A.

Tiga program UKS/TRIAS


1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Penkes bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup
sehat.Penkes ini adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku
kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi
kesadaran dan sebagainya. Selain itu juga upaya agar perilaku individu, kelompok dan
masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.
Pendidikan kesehatan di dalam sekolah SMAN 14 Bandung tersebut dilaksanakan melalui:
a. Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan pendidikan sesuai dengan jam pelajaran kurikulum yang sudah
ditetapkan dan berlaku untuk sekolah menengah pertama (pengetahuan alam/IPA,
pendidikan jasmani yang dapat meningkatkan/ mempertahankan kesehatan, dan pendidikan
rohani yang dapat menumbuhkan sikap positif tehadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan itu sendiri.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan yang diadakan diluar jam pelajaran contohnya seperti di hari
sabtu/minggu yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
yang di laksanakan di SMAN 14 Bandung antara lain:
`1. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi, guru, tata usaha, petugas kantin dan lain
sebagainya antara lain:
- Adanya diskusi kelompok maupun individu
- Siswa-siswi yang selalu membuat majalah dinding tentang kesehatan contohnya
mading yang berjudul “merokok membunuhmu”.
- Adanya PMR yang anggotanya aktif
- Adanya kerja bakti social.
2. Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan
Di SMAN 14 Bandung sendiri belum ada penyuluhan dan bimbingan kesehatan
yang datang ke sekolah tersebut.
Selain itu saat ditanya tentang UKS sendiri, siswa-siswi mengatakan bahwa pandangan
mereka tentang UKS ini hanya sebatas tempatnya siswa yang sakit, padahal UKS
merupakan sarana untuk siswa-siswi tersebut untuk belajar tentang kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan
Program yang biasanya dilakukan untuk menunjang program pelayanan kesehatan
sebagai contoh adalah melakukan perawatan siswa yang sakit. Kesehatan sendiri adalah
kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat efisiensi
fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering implisit manusia.
Pelayanan kesehatan terdiri dari:
a. Kegiatan Promotif (Peningkatan Kesehatan) berupa upaya-upaya promosi kesehatan,
peningkatan keterampilan, peningkatan kebugaran jasmani, pembinaan, bimbingan
teknis. Di SMAN 14 Bandung telah menerapkan kegiatan promotif dibuktikan dengan
setiap hari jumat selalu melakukan senam pagi maupun lari pagi mengelilingi sekolah,
selain itu juga tiap kelas selalu bergantian untuk memajang poster mengenai kesehatan.
b. Kegiatan Preventif (Pencegahan) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh.
Kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit (upaya 3M) dan kegiatan deteksi dini
penyakit. Di SMAN 14 Bandung saat ini sedang menerapkan PHBS salah satu
contohnya adalah cuci tangan pake sabun dibuktikan dengan di setiap koridor kelas
terdapat wastafel untuk memfasilitasi mereka untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
makan dan lain sebagainya.
c. Kegiatan Kuratif (Penyembuhan) melalui pemberian obat-obatan dan tindakan medis
setelah ditegakkan diagnosis. Di SMAN 14 Bandung dalam pemberian obat kepada
siswa-siswi atau warga sekolah dilakukan oleh guru yang mengetahui tentang kesehatan
dan obat-obatan sudah tersedia khusus di tempat yang sudah disediakan.
d. Kegiatan Rehabilitatif (Pemulihan) berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecatatan
akibat proses penyakit, perilaku menyimpang, dan gaya hidup yang tidak sehat atau
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
a. Lingkungan fisik sekolah
Kegiatan yang dilakukan dalam menjaga lingkungan sekolah sehat ini adalah:

1. Menjaga kesehatan jajanan kantin


Dalam hal ini UKS berperan agar jajanan yang di konsumsi siswa tidak
mengandung bahan berbahaya. Program kegiatannya antara lain melaksanakan
pemeriksaan jajanan kantin secara rutin, bekerjasama dengan puskesmas dalam
memberikan penyuluhan kepada penjaga kantin dan siswa, melakukan pemeriksaan
lab tentang jajanan kantin, dll.
2. Menjaga kebersihan KM/ WC
Dalam hal ini UKS berperan dalam menjaga kebersihan KM. program yang
dilakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin tentang kebersihan KM.
3. Menjaga kebersihan kelas
Dalam hal ini UKS bekerjasama dengan kurikulum dan bagian sarana dan
prasarana dalam melakukan penilaian kebersihan kelas dalam hal ini biasanya
dilakukan lomba kebersihan kelas secara rutin.
4. Menjaga lingkungan sekolah bersih
Dalam menunjang program ini biasanya UKS bekerjasama dengan kurikulum
dalam melakukan penjadwalan pelaksanaan kerja bakti bersama secara rutin.
5. Membersihkan jentik nyamuk
Dalam hal ini UKS melakukan pemeriksaan rutin disetiap genangan air maupun
sumber air untuk mengontrol perkembangan vector penyakit agar tidak menyebar
dilingkungan sekolah.
Selain itu pun selalu memperhatikan pengaturan pencahayaan (ventilasi) ruangan,
pengaturan jarak, tempat duduk, papan tulis, selain itu juga SMAN 14 Bandung dijuluki
dengan adiwiyata mandiri dengan adanya pemeliharaan dan keindahan halaman dan
kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah) dan lain-lain.
b. Lingkungan mental dan sikap
Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di lakukan melalui
usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata mandala) dengan
meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah,sehingga tercipta suasana dan
hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.
1. Pembinaan lingkungan keluarga
Pembinaan lingkungan keluarga yang sehat dilaksanakan dengan tujuan untuk
menjadikan sekolah SMAN 14 Bandung sebagai sekolah yang dapat menjamin
berlangsungnya proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran,
kesanggupan untuk hidup sehat pada peserta didik dalam menjalankan prinsip hidup
bersih dan sehat. Disisi lain seperti kunjungan rumah ataupun ceramah kesehatan
masih belum pernah di selenggarakan di SMAN 14 Bandung.
2. Pembinaan masyarakat sekitar
Di SMAN 14 Bandung semua warga sekolah dan masyarakat sekitar, karena
sekolah ini bertempat di daerah komplek TNI mereka semua selalu menciptakan
suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab, erat dan saling menghargai.
3. Program pembinaan unsur penunjang
Seluruh gedung sekolah, kantin sekolah, halaman sekolah dan lingkungan sekolah
yang mememenuhi standar kesehatan.
B. Sasaran usaha kesehatan di sekolah
Sasaran usaha kesehatan di SMAN 14 Bandung meliputi peserta didik/ siswa-siswi
sebagai sasaran primer. Pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta Tim
Pembina (TP) UKS sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tersier adalah lembaga
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dan
lingkungan yang meliputi keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar sekolah.
C. Peran Perawat Kesehatan Sekolah
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
- Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan
pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan prioritas masalah.
- Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha kesehatan di
sekolah(TPUKS)
- Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang di susun
- Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
- Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
2. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas,
menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga di tunjuk sebagai seorang
koordinator UKS di tingkat puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai
koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau
paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara langsung (melalui
penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.
Selain itu secara rinci peran perawat kesehatan sekolah dijabarkan berikut ini:
a. Perawatan Langsung (Direct care giver)

Perawat Kesehatan sekolah berharap dapat memberikan perawatan langsung pada


saat siswa atau staff sekolah sakit atau mengalami cidera di sekolah. Peran ini sebagai
peran tradisional. Sekolah negeri atau swasta yang mampu dapat membayar perawat
untuk bekerja di klinik sekolah yang merupakan bagian dari kegiatan UKS. Klinik ini
buka pada jam belajar sekolah. Untuk sekolah yang mempunyai asrama biasanya
perawat bekerja selama 24 jam dalam 7 hari kerja untuk memberikan perawatan pada
siswanya. Di Indonesia perawatan sekolah adalah perawat puskesmas yang diberi
tanggung jawab untuk memberikan perawatan pada siswa sesuai dengan wilayah kerja
puskesmasnya (Depkes RI 2010). Bila ada siswa yang sakit atau cidera dirujuk ke
puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Kasus yang sering dialami oleh siswa adalah
karena sakit perut yang ringan sampai berat disertai muntah muntah sebagai akibat
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat atau tidak aman (Andarwulan et al.2009).

b. Pendidik Kesehatan (Health Educator)

Peran perawat dalam pendidikan kesehatan di sekolah dapat melakukan


pendidikan kesehatan secara orang perorang atau secara kelompok dikelas. Perawat
memberikan pendidikan kesehatan dengan pendekatan yang berbeda seperti pendidikan
kesehatan tentang makanan seimbang, makanan aman, jajanan sehat, keselamatan dan
kesehatan.
c. Manager Kasus (Case Manager)

Perawat berharap dapat berperan sebagai manager kasus disekolah. Peran ini
dapat membantu koordinator kesehatan atau puskesmas apabila ada kasus yang komplek
seperti kasus penyakit kronik, penyakit kerancunan makanan, wabah, dan siswa yang
mengalami ketergantungan.

d. Konsultan (Consultan)
Perawat sekolah dapat menjadi sumber utama dalam informasi kesehatan. Perawat
dapat memberikan informasi kesehatan kepada siswa, guru, staff sekolah, orang tua, dan
masyarakat sekililing sekolah termasuk pedagang di lingkungan sekolah. Sebagai
konsultan, perawat dapat memerankan peran professional seperti kajian perubahan
lingkungan sekolah, atau kajian faktor resiko yang berpotensi menimbulkan masalah
pada masyarakat sekolah. Sebagai contoh, perawat dapat menganalisa prevalensi
kesakitan siswa, status nutrisi, paparan jajan tidak sehat atau aman, banyak fektor (lalat,
nyamuk, dan kecoa) yang berpotensi menimbulkan sakit dikemudian hari. Dengan
kajian ini perawat dapat mengusulkan kebijakan kesehatan seperti konsep kantin sehat
dan konsep penyediaan makanan yang aman kepada pihak sekolah, dinas kesehatan atau
pimpinan wilayah setempat agar terciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Perawat
dapat merekomendasikan pembentukan koalisi dalam upaya mendukung lingkungan
sekolah sehat sebagai upaya menguatkan kapasitas masyarakat.

e. Konselor (Counselor)
Perawat kesehatan sekolah mungkin dapat menjadi sorang yang dipercaya dalam
memegang rahasia siswa siswanya yang mempunyai masalah bersifat rahasia. Sebagai
konselor, perawat mempunyai reputasi sebagai pihak yang paling utama ditemui jika
siswa mempunyai masalah yang berat, seperti depresi berat, percobaan bunuh diri,
kekerasan pada anak, dan keracunan makanan. Sebagai peran tambahan perawat dapat
membantu dalam proses berduka (griefing conselor) disekolah.

f. Berpartisipasi pada Masyarakat Terpencil (Participated in Community Outreach)


Perawat sekolah dapat berpartisipasi dalam community health fairatau festival
kesehatan dimana perawat mempunyai peluang untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat lain diluar dan didalam sekolah. Perawat dapat bergabung dan
terlibat dalam program skrening makanan berbahaya (pewarna textil, pengawat, dan
mengandung E-Coli), program imunisasi, dan skrening tekanan darah. Perawat dapat
menjadi inisiator membangun aliansi atau koalisi, sebagi penghubung lintas sektor dan
program dalam upaya mencari dukungan untuk menciptakan masyarakat sekolah sehat.

g. Peneliti (Researcher)
Perawat kesehatan sekolah bertanggung jawab dalam meyakinkan masyarakat bahwa
perawat kesehatan sekolah bekerja berdasarkan kajian penelitian yang dikumpulkan dan
bentuk praktik berdasarkan evident (evident based practices). Perawat kesehatan sekolah
sebagai pendidik sangat tepat menjadi seorang peneliti, sehingga dapat meningkatkan
praktik keperawatan dikemudian hari secara konsisten
D. Fungsi Perawat Sekolah
- Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
- Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan
sosial sekolah.
- Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat
yang lain.

Kesimpulan
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk
meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya
menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program
pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang paling utama yaitu sebagai pelaksana
asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi peran perawat sekolah yaitu memberikan
pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada
semua populasi yang ada di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai