Anda di halaman 1dari 2

Sudah sampai mana kajian pemindahan ibu kota

kalau kita melihat hubungan sosial di Kota sekarang ini itu bisa menimbulkan namanya kebencian sosial
bahwa memang dalam studi-studi terakhir tentang pemindahan ibu kota ada beberapa aspek yang
penting dari kajian politik dalam banyak studi tentang pemindahan ibukota Faktor yang paling
menentukan sebetulnya adalah faktor politik

Eko Sulistyo mengatakan "saya tidak bisa menyatakan itu persentasenya berapa tapi pemerintah tentu
berdasarkan tahapan-tahapan hari ini tahap kajian. ada anggota dewan yang belum punya dasar kajian
ini prosesnya baru eksekutif proses itu, Nanti tentu kemudian akan ada legislatif proses yang dasarnya
juga sama kajian ini akan disampaikan Seiring juga dengan misalnya usulan Apakah misalnya dasarnya ini
akan ada undang-undang baru, karna harus merubah undang-undang No 29 Tahun 2007 yang sekarang
mengatur soal kedudukan ibu kota Jakarta sebagai ibukota. apakah mungkin hanya revisi terhadap
undang-undang No. 29 tahun 2007 dan kemudian ada tahapan menuju proses legislatif yang nanti pasti
akan dilampiri oleh dokumen-dokumen pendukung seperti kajian kemudian master plan kemudian juga
apa klhs dokumen yang penting tadi yang dipertanyakan kan Soal masalah lingkungan dan sebagainya itu
tentu ada namanya dokumen lingkungan hidup strategis cuman instrumen itu yang membatasi
Bagaimana ruang-ruang spasial ini tidak mengganggu aspek-aspek lingkungan. Rocky Gerung melihat
bahwa satu alasannya harus kemudian tertata seperti buku misalnya akan ada berapa faktor pendukung
dan faktor faktor pendukung untuk pindah, ada faktor geografis, ada faktor pertahanan keamanan, ada
faktor politik, faktor historis. Dalam kajian itu memang sifatnya masih pemberitaan pun juga pasti hanya
segmen-segmen kan segmen Dari kemarin kalau Bappenas menyampaikan lebih banyak segmen
kontribusi terhadap PDB yang 1% itu dan banyak alasan alasan lain apa aspek pertahanan kita.

Tanggapan Israan Noor, Gubernur Kalimantan Timur mengenai pemindahan ibukota "pokoknya di
manapun di Kalimantan semuanya baik, kalimantan timur baik, Kalimantan Selatan baik, Kalimantan
Tengah bagus, kalimantan barat juga baik, hanya saja posisi kalimantan Timur letak geografisnya berada
di tengah-tengah.

jadi tidak selalu mudah ini tidak selalu mudah tapi emang harus kita tersebut karena ini bukan persoalan
Jakarta ini selalu macet Kalau menurut saya bukan karena persoalan macet tetapi adalah persoalan-
persoalan lain dan keputusan Pak Jokowi ini adalah menurut saya adalah sebuah sikap yang sangat
berani berani kenapa dialah yang menyambut gagasan Presiden Soekarno sebelumnya yang kedua kalau
kita pahami bahwa Jawa inilah sebagai sentris maka memindahkan ibukota ke luar daripada Jawa itulah
membuat sedikit terganggu kesadaran kesadaran sentrisme tersebut rusak karena itu Ini adalah sebuah
sikap yang sangat berani dari seorang yang berasal dari Solo nah seutuhnya bukan hanya Pak Jokowi
seorang pengamat sangat sekali Profesor Dawam Rahardjo Profesor Dawam Rahardjo itu telah telah
menyuarakan ini sejak 20 tahun yang lalu almarhum saya berkali-kali ikut diskusinya ini saya gagasan dari
sekarang ini saya ingin sampaikan diskusi manusia pemerintah telah melakukan hal 7 kajian berkali-kali di
masa Pak Jokowi mungkin sudah tiga kali dilakukan mungkin ada dua kali lagi akan dilaksanakan itu
sudah dilakukan kajian terjadi saat serius Jadi bukan sekedar wacana saja tapi enggak ada sebuah
rencana yang serius yang harus kita pahami 2 Kalau menurut saya apa masalahnya menurut Mas ini saya
ikuti walaupun agak angkanya Mungkin sedikit berubah berubah karena kekiniannya masalahnya adalah
57 persen penduduk Indonesia bermukim di pulau Jawa dan kontribusi perekonomian di Pulau Jawa
terhadap PDB nasional sekitar 58% dari kontribusi terhadap PDB nasional yaitu 20% di antaranya
disumbangkan oleh Jakarta dan atau ditambah dengan kota penyangga di sekitarnya pertumbuhan
ekonomi di pulau Jawa 5,6% per tahun lebih tinggi dibandingkan dengan di luar Jawa yang hanya 4,7%
sekarang ini Nah yang kedua masalah Kedua telah Indonesia atau pulau Jawa itu merupakan daerah
rawan bencana ini harus kita pertimbangkan juga merusak daerah yang rawan gempa bumi karena
dilewati oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik yang pernah makan lempeng indo-australia Eurasia
dan Pasifik potensi gempa dan sudah berkali-kali terjadi sering terjadi di Pulau Sumatera Pulau Jawa
Nusa Tenggara Sulawesi gempa Dahsyat pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1780 dan 1834 gempa
besar sekali tapi waktu itu tidak ada bangunan yang saat ini di jadi tidak terjadi kemudian bencana yang
besar kalau kita lihat kecenderungan sekarang ini di dunia adalah lebih 40 negara di berbagai belahan
dunia sedang mempertimbangkan relokasi ibukota pemerintahannya beberapa sudah pindah beberapa
tokoh membentuk Komite khusus termasuk Inggris Jepang Korea Selatan dan Taiwan rencana rencana
pemindahan itu tidak statis lalu dalam 100 tahun terakhir ini lebih 30 negara telah merelokasi Ibukota
Brazil keberhasilan kemudian Turki antara dan sebagainya Malaysia ke Putrajaya dan Myanmar yang
terakhir adalah yaitu otomatis lambang harus pakai kartu kita terlalu tersebut karena ini adalah bukan
persoalan jakarta ini telah selalu macet kalau berusaha bukan karena pa macet tapi ia telah persoalan-
persoalan lain dan keputusan pak jokowi ini adalah maru saya adalah sebuah sikap yang siap rani sangat
berani kenapa dialah yang menyambut gagasan presiden soekarno sebelumnya yang kedua kalau kita
pahami bahwa jawa ialah sebagai senter is maka memindahkan ibukota keluar dari pada jawa itu telah
membuat sedikit terganggu kesadaran kesadaran pesen pesen trisma tersebut berusaha sekarang itu ini
adalah sebuah sikap yang sangat berani dari seorang yang berasal dari solo nasution ya bukan hanya pak
jokowi seorang pengamat sangat sekali profesor dawam rahardjo profesor dewa amor harjo itulah junior

Anda mungkin juga menyukai