Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA
PRE DISASTER

OLEH
KELOMPOK 1

1. ARIA UL HAJ
2. BAIQ RISTA ANANTA PRATIWI (P07120317004)
3. EKA SEPRIYANI
4. HULFA
5. IRMA
6. MERI SYAKILA
7. NI KADEK DIAH PUSPITA
8. NI PUTU WIDYA SARASWATI
9. REKA SOPIYANTI
10. SITI MARYAM
11. VIVIN SEPTA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PRE
DISASTER”.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang bagaimana seharusnya yang
dilakukan sebelum terjadi bencana dalam mata kuliah Manajemen Bencana agar
dapat diterapkan dalam praktek keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Bencana.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Mataram, 5 Agustus 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………... 1


DAFTAR ISI …………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 3
A. Latar Belakang …………………………………………………... 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
C. Tujuan …………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 5
A. Definisi ………………………………………………………….. 5
B. Komponen Kesiapsiagaan ……………………………………..... 6
C. Peran Perawat Pre Disaster ……………………………………… 7
BAB III PENUTUP …………………………………………………….. 9
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 9
B. Saran ……………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang
mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,
sarana dan prasarana serta korban nyawa. Secara umum terdapat tiga faktor
penyebab terjadinya bencana yakni (1) faktor alam (natural disaster) karena
fenomena alam dan tanpa ada campur tangan manusia, (2) faktor non-alam
(non-natural disaster) yaitu bukan akibat perbuatan manusia, dan (3) faktor
sosial/manusia (man-made disaster) yang murni akibat perbuatan manusia
(Nurjanah dkk., 2011: 21). Salah satu bencana faktor alam yang kerap terjadi di
Indonesia adalah gempabumi, karena letak Indonesia yang berada diantara
lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Samudra Pasifik yang terdapat banyak
aktivitas pergerakan lempeng bumi dan aktivitas gunung berapi yang masih
aktif atau runtuhan batuan.
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang tak terduga. Bencana
ini dapat merusak dan menghancurkan bangunan dalam waktu yang sangat
cepat dan dapat melukai bahkan menewaskan orang-orang yang berada disaat
gempa itu terjadi. Gempabumi merupakan getaran dalam bumi yang terjadi
sebagai akibat dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam
batuan yang mengalami deformasi (Djauhari Noor, 2006: 136). Bencana gempa
bumi merupakan suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang
menimbulkan kerugian secara meluas. Pengenalan kondisi daerah sekitar
terhadap potensi gempa bumi merupakan salah satu upaya dalam pengurangan
risiko bencana.
Bencana gempa bumi tidak akan memilih-milih korbannya Semua akan
terkena bencana tersebut, jika korban berada pada posisi dimana bencana itu
terjadi. Kondisi seperti ini yang mendorong manusia untuk meningkatkan
kemampuan dirinya dalam menghadapi suatu bencana. Pengurangan risiko
bencana gempa bumi hendaknya diterapkan sejak dini yakni mulai dari bangku
sekolah. Hal ini dilakukan agar peserta didik sebagai bagian dari masa depan

3
bangsa dapat mengurangi risiko bencana yang sewaktu-waktu mengancam
mereka dan orang-orang di sekitar mereka, maka dari itu perlu dilakukan
langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi yang bertujuan
meningkatkan keselamatan baik harta maupun nyawa saat terjadi bencana
gempa bumi.
Langkah kesiapsiagaan tersebut berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Kesiapsiagaan merupakan salah satu
bagian dari proses manajemen bencana dan di dalam konsep pengelolaan
bencana yang berkembang saat ini, peningkatan kesiapsiagaan merupakan salah
satu elemen penting dari kegiatan pengurangan resiko yang bersifat pro-aktif,
sebelum terjadinya bencana (Jan Sopaheluwakan, 2006:6).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bencana?
2. Apa saja komponen kesiapsiagaan?
3. Bagaimana peran perawat pre disaster?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi bencana
2. Untuk mengetahui apa saja komponen kesiapsiagaan
3. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat pre disaster

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the
impact of a natural or man-made hazards that negatively effects society or
environment (bencana adalah pengaruh alam atauancaman yang dibuat
manusia yang berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan).
Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana.
Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah
longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat dan teror.
Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap
kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat
atau wilayah yang terkena. Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.

5
B. Komponen Kesiapsiagaan
Secara umum manajemen bencana dapat dikelompokkan menjadi
tiga tahapan dengan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan mulai dari pra
bencana, pada saat tanggap darurat dan pasca bencana. Gambar dan
penjelasan dapat dilihat di bawah ini

1. Tahap Pra Bencana


Fase pre impact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana.
Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya
pada fase inilah segala persiapan dilakukan dengan baik oleh
pemerintah, lembaga dan masyarakat. (Menurut Barbara santamaria
(1995))
Adapun bagian - bagian tahap pra bencana yaitu:
a. Pencegahan (prevention).
Upaya-upaya pencegahan:
1) primer yaitu pencegahan yang mencangkup peningkatan dan
pencegahan lainnya
2) sekunder yaitu pencegahan yang mencangkup deteksi dini dan
komplikasinya
3) tersier yaitu pencegahan yang mencangkup usaha
mempertahankan kondisi yang optimal Setelah mengalami suatu
ketidakmampuan
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan bahaya). Misalnya Melarang
pembakaran hutan dalam perladangan, Melarang penambangan batu
di daerah yang curam, dan Melarang membuang sampah
sembarangan.

6
b. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan
mitigasi dapat dilakukan melalui:
1) pelaksanaan penataan ruang,
2) pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata
bangunan, dan
3) penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik
secara konvensional maupun modern.
c. Kesiapsiagaan (Preparedness).
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
d. Peringatan Dini (Early Warning).
Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang
atau upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi. Pemberian peringatan dini harus
menjangkau masyarakat (accesible), segera (immediate), tegas tidak
membingungkan (coherent), bersifat resmi (official).

C. Peran Perawat Dalam Pre Disaster


Siklus penanganan bencana pada pase pra bencana yaitu Kesiapan
Dan Pencegahan dengan peran perawat pada pase pra bencana :
1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
2. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, paling merah nasional, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan
menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

7
3. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal
berikut.
a. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut).
b. Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong
anggota keluarga yang lain.
c. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa
persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
d. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon
darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.
e. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan dan
posko-posko bencana.
f. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa
seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya,
dan lainnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang
mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,
sarana dan prasarana serta korban nyawa
Pengurangan risiko bencana hendaknya diterapkan sejak dini yakni mulai
dari bangku sekolah. Hal ini dilakukan agar peserta didik sebagai bagian dari
masa depan bangsa dapat mengurangi risiko bencana yang sewaktu-waktu
mengancam mereka dan orang-orang di sekitar mereka, maka dari itu perlu
dilakukan langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi yang
bertujuan meningkatkan keselamatan baik harta maupun nyawa saat terjadi
bencana.

B. Saran
Sebagai perawat kita juga harus ikut serta berperan aktif dalam proses
kesiapsiagaan seperti pre disaster guna membantu dalam pencegahan hal-hal
yang lebih buruk lagi ketika bencana terjadi

9
DAFTAR PUSTAKA

Amhar, Fahmi dan Darmawan, Mulyanto. 2007. A Study on Multihazard Maps,


Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia. Jakarta: Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
dan Penanganan Pengungsi
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teoridan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Pancawati, Heni, Manajemen Bencana (Disaster Mangement), Purwokerto.
KOMPLEET 2006 (materi seminar)
Toha, M, Berkawan Dengan Ancaman: Strategi dan Adaptasi Mengurangi Resiko
Bencana, Jakarta, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), 2007
Wijayanto, Giri. 2009. Fakta-Fakta Menjelang Kiamat 2012: Akhir dari Sebuah
Siklus Besar Kehidupan. Yogyakarta: Narasi.

10

Anda mungkin juga menyukai